Karakteristik Responden HASIL DAN PEMBAHASAN

28 Pendidikan adalah salah satu indikator kemampuan sumberdaya manusia. Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden UKM berpendidikan SD 60.00 dan SMA 30.00. Hasil ini mengindikasikan bahwa pelaku UKM tas sudah memiliki pendidikan dasar yang mencukupi. Berdasarkan lama usaha menjadi UKM tas, mayoritas responden telah menggeluti usaha ini lebih dari 10 tahun 73.33. Hasil ini mengindikasikan bahwa kegiatan usaha UKM di lokasi penelitian berdiri sudah lama dan bukan menjadi pekerjaan sampingan tetapi mata pencaharian utama yang dapat menjaga kelangsungan hidup keluarga pelaku UKM.

5.2. Karakteristik Usaha

5.2.1 Sumber Modal dan Sistem Pengembalian

Ketersediaan modal sangat penting untuk memulai suatu usaha. Modal usaha dapat berupa modal pribadi atau modal pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Hasil analisis sumber modal UKM tas disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Sumber Modal Pelaku UKM No Sumber Modal Responden Jumlah Persen 1 Pribadi 11 36.67 2 Pinjaman Bank - - 3 Pinjaman Koperasi - - 4 Pribadi + Pinjaman Bank 18 60.00 5 Pribadi + Pinjaman Koperasi 1 3.33 6 Pinjaman Bank + Koperasi - - Total 30 100 Sumber : Data Primer 2011 diolah 29 Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan kombinasi modal pribadi dan pinjaman bank 60,00 dalam memulai usaha sebagai UKM tas, sebagian responden menggunakan modal pribadi 36,67 dan hanya beberapa 3,33 yang menggunakan kombinasi antara modal pribadi dan koperasi. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa UKM tas di lokasi penelitian sudah cukup baik mengenal sumber-sumber permodalan yang tersedia di pasar. Untuk mengetahui sistem pengembalian modal pinjaman maka diajukan pertanyaan mengenai sistem pengembalian pinjaman bagi responden yang menggunakan sumber modal pinjaman. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua responden menggunakan sistem pengembalian berkala per bulan. Sistem pengembalian ini adalah yang umum diberlakukan oleh perbankan di Indonesia.

5.2.2 Tenaga Kerja

UKM tas di lokasi penelitian cukup mampu menyerab tenaga kerja lokal yang tersedia. Tenaga-tenaga tersebut diperlukan untuk kebutuhan pola, jahit, seset, finishing dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya tenaga kerja dipekerjakan secara harian dan borongan. Upah rata-rata per minggu untuk tenaga kerja harian adalah sekitar Rp. 250.000 per minggu Rp. 1.000.000bulan, sedikit dibawah level upah UMR Kabupaten Bogor. Tenaga kerja sistem borongan mendapatkan upah sekitar Rp. 500.000minggu Rp. 2.000.000 per bulan. Level sistem borongan lebih tinggi dibandingkan harian karena sistem borongan tidak mengenal jam kerja jadi bisa bekerja sampai malam. Namun, karena produksi UKM