Bilangan Peroksida AOCS Official Method Cd 8-53 2005 Total Karotenoid, Metode Spektrofotometri PORIM 2005 Bilangan Iod PORIM p3.2 1995

18

3.3.2. Slip Melting Point SMP AOCS Official Method Cc 3-25 1993

Sedikitnya tiga pipa kapiler yang masing-masing berdiameter 1 mm dan panjang 50-80 mm dicelupkan ke dalam sampel minyak yang sudah dipanaskan hingga minyak naik setinggi 1 cm dalam pipa kapiler. Bagian luar pipa kapiler dibersihkan dengan tisu. Pipa kapiler lalu disimpan dalam refrigerator suhu 4-10 o C selama 16 jam semalaman. Pipa kapiler kemudian dipasangkan pada termometer dengan diikat karet sedemikian rupa sehingga ujung pipa kapiler sejajar dengan ujung termometer. Termometer tersebut dicelupkan ke dalam gelas piala 600 mL yang berisi air destilata. Gelas piala diletakkan di atas hot plate. Suhu awal air 8-10 o C di bawah SMP sampel. Hot plate dinyalakan dengan kenaikan suhu 1 o C per menit, lalu melambat hingga kenaikan suhunya 0.5 o Cmenit. Air dalam gelas piala akan naik suhunya, pada suhu tertentu sampel minyak dalam kapiler akan mencair ditandai dengan meluncur naiknya sampel. Selang suhu termometer saat sampel minyak mulai naik sampai sampel minyak berada di atas batas 1 cm dicatat sebagai slip melting point.

3.3.3. Kadar Asam Lemak Bebas AOCS Official Method Cd 5a-40 1993

Sebanyak 7.05 + 0.05 g sample dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL lalu ditambahkan 75 mL etanol 95 netral. Larutan tersebut kemudian ditambahkan 3-5 tetes indikator penoftalein dan dititrasi menggunakan NaOH 0.25 N sambil digoyang kuat hingga timbul warna pink permanen selama 30 detik. Kadar asam lemak bebas dihitung menggunakan rumus : Kadar asam lemak bebas = M x V x T 10 x m Keterangan : V = Volume NaOH yang digunakan mL T = Normalitas NaOH hasil standarisasi N M = Berat molekul sampel sesuai dengan jenis asam lemak dominan pada sampel gmol M = Berat sampel g

3.3.4. Bilangan Peroksida AOCS Official Method Cd 8-53 2005

Sebanyak 5 + 0.05 g sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL lalu ditambahkan 30 mL pelarut CH 3 COOH-CHCl 3 3 : 2 dan dikocok hingga larut. Sebanyak 0.5 mL larutan KI jenuh kemudian ditambahkan ke dalam larutan tersebut, didiamkan selama 1 menit, dan sesekali digoyang. Larutan tersebut kemudian ditambahkan 30 mL air destilata dan dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0.1 N sambil digoyang kuat sampai warna kuning hampir hilang. Setelah itu, larutan ditambahkan dengan 0.5 mL indikator larutan pati 1 dan titrasi dilanjutkan lagi hingga warna biru hilang. Penetapan bilangan peroksida untuk blanko dilakukan dengan cara yang sama tanpa penambahan sampel. Bilangan peroksida dihitung menggunakan rumus : Bilangan Peroksida mekv 1000 g = V 1 -V x N x 1000 M 19 Keterangan : V1 = Volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi sampel mL V2 = Volume Na2S2O3 yang digunakan untuk titrasi blanko mL N = konsentrasi Na2S2O3 hasil standarisasi N M = berat sampel g

3.3.5. Total Karotenoid, Metode Spektrofotometri PORIM 2005

Pengukuran kadar karotenoid dilakukan menggunakan metode spektrofotometri PORIM 2005. Sebanyak 0,1 g sampel dilarutkan dengan heksana dalam labu ukur 25 mL sampai tanda tera, lalu dikocok hingga benar-benar homogen. Selanjutnya absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 446 nm. Total karotenoid mgkg dihitung dengan menggunakan rumus: Total Karotenoid ppm = 25 x absorbansi x 383 100 x bobot sampel gram

3.3.6. Bilangan Iod PORIM p3.2 1995

Sebanyak 0.4-0.5 mL sample minyaklemak ditimbang dalam Erlenmeyer 500 mL dan ditambahkan 15 mL kloroform untuk melarutkan sampel. Sebanyak 25 mL pereaksi Wijs dimasukkan ke dalam campuran tersebut, dikocok, dan ditempatkan dalam ruang gelap selama 1 jam. Setelah itu, sebanyak 20 mL larutan KI 10 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer tersebut, dilanjutkan dengan penambahan air destilata sebanyak 150 mL. campuran dalam Erlenmeyer itu dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0.1 N dan dikocok agak kuat hingga warna kuning hampir hilang. Titrasi dihentikan sejenak lalu dilakukan penambahan 1-2 mL indikator pati ke dalam campuran tersebut. Titrasi kemudian dilanjutkan lagi hingga warna biru hilang. Bilangan iod sampel dihitung menggunakan rumus : Bilangan Iod = B –S x N x 12.69 M Keterangan : S = mL titar untuk sampel B = mL titar untuk blanko N = normalitas titar M = gram sampel 126.9 = bobot atom iod IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA RED PALM OLEIN RPO