lxxxv Kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk rapat kerja, atau lokakarya
sekolah atau kelompok sekolah. Kegiatan ini diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun ajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP ini
secara garis besar meliputi: penyusunan draf, review dan revisi, serta
finalisasi http:ktsp.diknas.go.id ktsp sma.php.
Langkah- langkah penyusunan KTSP ini dijelaskan lebih rinci dalam pedoman penyusunan KTSP yaitu sebagai berikut: 1 melakukan koordinasi
dengan dinas pendidikan, 2 melakukan analisis konteks SWOT, 3 penyiapan dan penyusunan draf, 4 review oleh dinas pendidikan dilanjutkan
revisi bila terdapat kesalahan, 5 finalisasi draf, yang berupa pengesahan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten, 6 pemberlakuan KTSP BSNP: 3-8.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian yang mempunyai relevansinya dengan penelitian ini, yaitu:
Isnaeni Praptanti 2005 dalam tesis yang berjudul “Kemampuan Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia Studi Kasus di SMA Negeri 2 Purwokerto dan SMA Negeri 1 Sokaraja Banyumas”. Hasil penelitian tersebut adalah: 1 kemampuan guru dalam
memahami dan menguasai kurikulum 2004 terbatas dan berbeda-beda, 2 pelaksanaan kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia masih mengalami beberapa
hambatan, 3 ada usaha yang dilakukan guru untuk dapat mengimplementasikan kurikulum 2004.
lxxxvi Sri Mulyati 2006 dalam tesisnya yang berjudul “Kemampuan Guru
dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Studi Kasus di SMP Negeri 1 Wonogiri dan SMP Negeri 1 Giritontro,
Wonogiri”. Hasil penelitian tersebut adalah: 1 secara umum kemampuan dasar guru menguasai kurikulum 2004 masih terbatas dan bervariasi, 2 guru-guru di
SMP Negeri 1 Wonogiri memiliki kemampuan lebih mendalam dalam pembelajaran, 3 pelaksanaan kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia
mengalami beberapa kendala, dan 4 ada usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala tersebut.
Relevansinya dengan penelitian ini adalah pada kegiatan untuk mengetahui dan mendiskripsikan pemahaman guru terhadap kurikulum mata
pelajaran Bahasa Indonesia, kendala-kedala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi, dalam hal ini KTSP. Namun dalam penelitian ini menitikberatkan
pada pengembangan kurikulum KTSP bukan pada implementasi kurikulum, mengingat KTSP baru dalam proses pengembangan dan belum dilaksanakan.
Pada kedua penelitian di atas lebih memfokus pada implementasi kurikulum KBK
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah serta kajian teori yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:
Rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia tidak lepas dari hasil- hasil yang dicapai oleh pendidikan selama ini. Perlu adanya upaya penataan
lxxxvii pendidikan yang menyeluruh, bermutu dan mampu bersaing serta adaptif
terhadap perubahan zaman. Upaya tersebut dilakukan dengan adanya pembaharuan sistem pendidikan di Indonesia.
Pembaharuan sistem
pendidikan nasional
dilakukan untuk
memperbaharui visi, misi dan strategi pembangunan bidang pendidikan. Pembaharuan sistem pendidikan nasional perlu pula disesuaikan dengan
pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur dalam UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Salah satu upaya yang dilakukan dalam
pembaharuan sistem pendidikan nasional adalah pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dengan potensi daerah yang
beragam. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan serta peserta
didik. Oleh sebab itu kurikulum dikembangkan dan disusun sendiri oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang
beragam harus mengacu pada standar nasional pendidikan yaitu Standar Isi SI dan Standar Kompetesi Lulusan SKL serta panduan yang telah disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP. Penyusunan dan pengembangan
lxxxviii KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam
UU No. 20 Tahun 2003 dan PP 19 Tahun 2005. KTSP dikembangkan oleh sekolah satuan pendidikan dalam hal ini
adalah guru dan kepala sekolah bersama-sama komite sekolah yang mewakili masyarakat. Untuk itu diperlukan pesepsi yang baik dari guru dan kepala sekolah
serta komite sekolah terhadap hakikat KTSP serta pedoman-pedoman yang digunakan dalam penyusunan KTSP seperti SI, SKL dan panduan yang telah
disusun oleh BNSP. Pada akhirnya sekolah dapat menyusun KTSP yang relevan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah.
Berdasarkan pedoman penyusunan KTSP, mekanisme penyusunan KTSP dilaksanakan meliputi kegiatan-kegiatan: 1 koordinasi, 2analisis konteks,
3 penyusunan draf KTSP, 4 review dan revisi draf KTSP, 5 pengesahan draf KTSP dan 6 implementasi KTSP. Mekanisme tersebut tentunya dilaksanakan
oleh satuan pendidikan di bawah koordinasi dinas pendidikan. Pengembangan KTSP yang sesuai dengan mekanisme tersebut diharapkan dapat menghasilkan
KTSP yang baik. Namun demikian pengembangan KTSP tidak terlepas dari persepsi guru, kepala sekolah, serta komite sekolah mengenai konsep KTSP dan
prosedur pengembangannya. Pengembangan KTSP oleh masing- masing satuan pendidikan
merupakan kebijakan baru pemerintah yang ingin mengakomodasikan kepentingan daerah atau lingkungan sekolah. Hal ini perlu kesiapan sekolah baik
dalam pengembangannya maupun dalam implementasinya. Sekolah harus dapat mengoptimalkan
potensi yang
dimiliki untuk
mengembangkan dan
lxxxix mengimplementasikan KTSP, dengan memperhatikan saran dan pertimbangan
komite sekolah. Adanya keragaman lingkungan masyarakat dan kondisi sekolah serta
tingkat pemahaman guru, kepala sekolah, dan komite sekolah tentang KTSP mengakibatkan hasil pengembangan dan penyusunan KTSP yang beragam pula.
Walaupun demikian, dengan menggunakan pedoman dan acuan dari standar nasional pendidikan yang telah ditentukan, maka diharapkan kurikulum yang
berhasil disusun dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional serta menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Kerangka pemikiran di atas dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :
xc Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Pengembangan KTSP
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tujuan Pendidikan Nasional
a. Visi Pendidikan Nasional b. Misi Pendidikan Nasional
Standar Nasional Pendidikan PP Nomor 19 Tahun 2005
Diversifikasi Kurikulum Pengembangan KTSP
Proses Pengembangan KTSP: 1. Koordinasi
2. Analisis konteks 3. Penyusunan draf
4. Review dan revisi 5. Pengesahan KTSP
Implementasi KTSP Masyarakat
Komite Sekolah
Kebutuhan, kondisi, lingkungan, sarana,
prasarana Sekolah
Persepsi Guru + KS
xci
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pondok 03 Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Ada dua alasan mengenai pemilihan
tempat penelitian ini yaitu: 1 Sekolah Dasar Negeri Pondok 03 Nguter, Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan pengembangan KTSP sejak tahun
ajaran 20062007 dan akan diimplementasikan mulai tahun ajaran 20072008; 2 Lokasi SD Pondok 03 mudah dijangkau karena berdekatan dengan tempat kerja
penulis. Hal ini akan memudahkan dalam pengambilan data penelitian, sehingga tidak mengganggu tugas penulis dalam mengajar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 20072008. Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut ini.