cviii perkembangan IPTEK dan seni serta disesuaikan kebutuhan pembangunan
dan tuntutan masyarakat. Mengenai pedoman apa saja yang digunakan dalam penyususunan
KTSP baik S maupun ER memberi penjelasan dengan benar sesuai dengan pedoman pengembangan KTSP, yaitu UU RI Nomor 20 tahun 2003, PP
Nomor 19 tahun 2005 serta Permendiknas RI Nomor 22 tentang SI, Nomor 23 tentang SKL dan Nomor 24 tentang pelaksanaan SI dan SKL. Namun
setelah ditanyakan tentang hakikat SI dan SKL serta peraturan yang melandasinya, baik S maupun ER kurang memahaminya, karena keduanya
belum mempelajari lebih mendalam tentang SI dan SKL. Tentang siapa saja yang berwenang dan bertugas mengembangkan
KTSP, S menjawab bahwa petugas yang berwenang menyusun KTSP adalah guru, kepala sekolah, dan komite sekolah. Demikian juga ER, walaupun tidak
mengikuti sosialisasi KTSP dia dapat menjelaskan dengan rinci bahwa yang bertugas mengembangkan KTSP adalah satuan pendidikan atau sekolah
masing-masing yang terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah dan narasumber yaitu pengawas dan di bawah Dinas Pendidikan.
b. Kepala Sekolah
SM adalah kepala SD Negeri Pondok 03 yang menjabat kepala sekolah sejak 19 Juni 2006, pendidikan terakhir yang dipunyai adalah Sarjana
S1 dengan jurusan Pendidikan Agama Islam, karena SM sebelumnya adalah guru Agama Islam di SD Kepuh 01. Walaupun baru menjabat kepala sekolah
kurang dari 2 tahun SM termasuk guru senior karena masa kerjanya 26 tahun
cix lebih dan mempunyai banyak prestasi. Prestasi yang pernah diraihnya antara
lain juara ketiga lomba sinopsis untuk guru tingkat provinsi Jawa Tengah tahun 2002, juara kedua seleksi guru berprestasi tingkat kabupaten Sukoharjo
tahun 2005. Mengenai persepsinya terhadap KTSP, SM menyatakan setuju dengan
diberlakukannya KTSP sebagai kurikulum baru di tingkat satuan pendidikan. SM juga memahami hakikat KTSP sebagai penyempurnaan KBK, baik KBK
maupun KTSP merupakan kurikulum yang menekankan pada kompetensi siswa. Dalam suatu wawancara SM menjelaskan perbedaannya dengan KBK,
KTSP disusun sendiri oleh satuan Pendidikan dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan sekolah.
Ketika ditanya mengenai siapa yang berwewenang dan bertugas menyusun KTSP, SM menjawab yaitu kepala sekolah, guru dan komite
sekolah. SM juga menjelaskan pedoman penyusunan KTSP yaitu SI dan SKL serta panduan penyusunan KTSP. Dengan jelas pula SM memberi jawaban
ketika ditanya mengenai SI dan SKL. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah SD Negeri
Pondok 03 sudah mempunyai persepsi yang baik terhadap KTSP.
c. Komite Sekolah Komite sekolah SD Negeri Pondok 03 bernama Sh, yaitu seorang
pensiunan guru SMP yang sedikit banyak mengetahui tentang KTSP.
cx Pemahaman terhadap KTSP tidak terlalu mendetail karena setelah pensiun,
beliau tidak mengetahui perkembangan pendidikan. Hal ini diketahui dari hasil angket maupun wawacara dengan penulis, ia banyak memberikan
jawaban yang singkat dan tidak diuraikan, bahkan kadang tidak tepat, misalnya ketika ditanya siapa yang menyusun KTSP, dijawabnya BNSP dan
satuan pendidikan. Dari hasil wawancara maupun dari angket yang disampaikan pada
komite sekolah dapat dikatakan bahwa Sh sebagai ketua komite SD Negeri Pondok 03 belum mempunyai persepsi yang baik mengenai KTSP.
2. Pelaksanaan Pengembangan KTSP di SD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia