ANALISIS DESKRIPSI SPEKTRUM SPECTUM DESCRIPTIVE ANALYSIS
9
analysis, free choice profilling, dan time intensity analysis Meilgaard et al. 1999. Keseluruhan analisis tersebut menggunakan panelis terlatih, kecuali free choice profilling.
Analisis sensori deskriptif dapat dilakukan pada berbagai produk baik pangan maupun nonpangan untuk mengetahui karakteristik bahan yang diujikan. Lie lie 1996 dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa deskripsi sensori rasa yang terdapat pada kecap manis antara lain: manis, asin, asam, pahit, gurih, dan getir. Sedangkan untuk atribut aroma, Lie lie 1996
menyimpulkan aroma yang terdapat pada kecap manis antara lain: aroma gula aren, aroma tebu, aroma gula kelapa, aroma karamel, aroma asam, aroma koji, aroma bumbu, aroma asap, aroma
moromi, dan aroma madu. Penelitian Subekti 1997 menyimpulkan bahwa analisis deskriptif yang dilakukan pada produk kecap menghasilkan deskripsi rasa manis, asin, asam, gurih, pahit,
dan getir. Aishima et al 2008 menyatakan bahwa terdapat 21 atribut sensori yang dapat diidentifikasi dari produk kecap, diantaranya: 11 atribut aroma, 5 atribut rasa, dan 5 atribut flavor.
Atribut aroma yang teridentifikasi antara lain: aroma alcoholic, fruitty buah, sweet manis, roasted panggang, burnt terbakar, steamed kukus, woody kayu, yoghurt, dusty berdebu,
miso, dan aroma kecap. Atribut rasa yang teridentifikasi antara lain: manis, asin, asam, gurih, dan pahit, sedangkan flavor yang teridentifikasi antara lain: flavor kecap, flavor miso, flavor kedelai
kukus, flavor manis, dan flavor panggang. Menurut Gacula 1997, dalam perkembangannya analisis deskriptif digunakan untuk
keperluan Quality Control, yang bertujuan untuk: mempertahankan karakteristik produk secara sensori, memahami respon konsumen yang berhubungan dengan atribut sensori produk,serta
mengeksplorasi pasar menggunakan pemetaan sensori untuk mengetahui peluang kemungkinan pengembangan produk baru. Analisis deskriptif juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengetahui perbaikan produk.