Fungsi Bahasa dan Komunikasi IPTEK
8.1 Fungsi Bahasa dan Komunikasi IPTEK
Untuk lebih memahami hakikat teks IPTEK, terlebih dahulu ada baiknya jika kita tinjau fungsi teks. Dalam suatu teks sebenarnya terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Jadi menerjemahkan suatu teks berarti menerjemahkan komunikasi. Dan seperti telah kita ketahui, Untuk lebih memahami hakikat teks IPTEK, terlebih dahulu ada baiknya jika kita tinjau fungsi teks. Dalam suatu teks sebenarnya terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca. Jadi menerjemahkan suatu teks berarti menerjemahkan komunikasi. Dan seperti telah kita ketahui,
1. Fungsi referensial. Fungsi referensial terutama mengacu pada referen atau rujukan kata. Di sini yang dipentingkan adalah acuannya, bendanya, atau konsepnya. Perhatikan contoh di bawah ini:
"A pidgin is a language with no native speakers: it is no one's first language but is a contact language. That is, it is the product of a multilingual situation in which those who wish to communicate must find or improvise a simple language system that will enable them to do so." (Wardhaugh, 1998: 57)
Di dalam kutipan di atas, referen atau acuannya adalah konsep tentang "pidgin" yang sedang diterangkan. Di dalam kutipan di atas, fungsi referensial sangatlah dominan. Di dalam teks IPTEK fungsi ini sangat penting karena suatu teks IPTEK harus memiliki acuan yang jelas, unsur-unsur yang mengandung makna, konsep yang tidak bermakna ganda.
Di dalam teks di atas, kata ganti "it" digunakan berulangkali untuk merujuk pada "pidgin". Jelasnya, "it" di sini berarti "pidgin". Di teks lain, arti "it" bukan lagi "pidgin", tetapi konsep atau kata lain yang mendahuluinya. Dalam kalimat "Money is one of the best human achievement. It enables a very practical exchange of goods", "it" berarti "money".
Di dalam Bahasa Indonesia kata ganti ini mirip sekali dengan "ia" atau "dia". Hanya saja, "ia" dan "dia" jarang sekali dipakai untuk merujuk benda. Sebaliknya, "it" di dalam bahasa Inggris selalu dipakai untuk merujuk benda. Untuk merujuk pada orang, maka Bahasa Inggris mempunyai "I", "we", "you", "they", "he", dan "she"; dan Bahasa Indonesia mempunyai "saya", "kami", "kita", "anda", "mereka", dan "ia" atau "dia". Di dalam Bahasa Indonesia, pengulangan sering dipakai dan ini suatu kewajaran. Di dalam Bahasa Inggris, pengulangan kata benda dipandang sebagai kekurangan. Oleh karena itu, di dalam menerjemahkan kata-kata yang mengandung fungsi referensial ini, Di dalam Bahasa Indonesia kata ganti ini mirip sekali dengan "ia" atau "dia". Hanya saja, "ia" dan "dia" jarang sekali dipakai untuk merujuk benda. Sebaliknya, "it" di dalam bahasa Inggris selalu dipakai untuk merujuk benda. Untuk merujuk pada orang, maka Bahasa Inggris mempunyai "I", "we", "you", "they", "he", dan "she"; dan Bahasa Indonesia mempunyai "saya", "kami", "kita", "anda", "mereka", dan "ia" atau "dia". Di dalam Bahasa Indonesia, pengulangan sering dipakai dan ini suatu kewajaran. Di dalam Bahasa Inggris, pengulangan kata benda dipandang sebagai kekurangan. Oleh karena itu, di dalam menerjemahkan kata-kata yang mengandung fungsi referensial ini,
Sebagai ilustrasi, berikut ini disajikan terjemahan dari paragraf Bahasa Inggris di atas. Perhatikan bahwa kata ganti "it" diganti dengan rujukannya "pidgin" agar lebih terasa Indonesia.
Pidgin adalah bahasa yang tidak mempunyai penutur asli. Pidgin bukanlah bahasa ibu siapapun, tetapi pidgin merupakan bahasa pergaulan. Ini berarti bahwa pidgin merupakan produk situasi multilingual, yang pada saat itu orang-orang yang ingin berkomunikasi harus mencari atau berimprovisasi terhadap sistem bahasa sederhana yang akan membuat mereka mampu berkomunikasi.
2. Fungsi estetis
Fungsi estetis sering juga disebut fungsi puitis. Fungsi yang terutama mementingkan keindahan komunikasi ini sering kali dijumpai pada teks-teks sastra dan juga lirik-lirik lagu. Fungsi ini biasanya dihadirkan dengan pemakaian kata-kata yang berbunga-bunga atau bahkan bermakna ganda. Oleh karena itu, fungsi ini sangat jarang terdapat dalam teks-teks IPTEK sebab teks IPTEK harus disajikan dengan lugas tanpa memakai bahasa yang bisa menimbulkan kegandaan tafsir.
Sebagai contoh kalimat yang mengantung fungsi ini adalah salah satu bait lagu "Candle in the Wind" yang ditulis oleh Elton John untuk mengantar kepergian Lady Diana berikut ini.
It seems to me you lived your life like a candle in the wind. Bagiku, rasanya kau menjalani hidupmu bagai sebuah lilin diterpa angin.
Klausa "bagai lilin diterpa angin" tidak lugas dan menimbulkan banyak tafsir. Bagaimana yang dimaksud dengan "hidup bagai lilin diterpa angin"? Kalimat ini sangat berbeda dengan kalimat "Lilin itu mati karena teritup angin". Kalimat ini lugas, tidak menimbulkan kegandaan tafsir. Maknanya jelas sekali dan pasti: ada lilin menyala.
Udara di tempat itu bergerak ke arah tertentu. Oleh karenanya, lilin itu mati.
3. Fungsi ekspresif Fungsi ekspresif sering kali disebut juga fungsi emotif. Fungsi ini berfokus pada pembicara atau penulis, yaitu proses pengungkapan kehendak dan perasaan pembicara atau penulis. Contoh teks yang kental dengan fungsi ini adalah buku harian, otobiografi, memoar, ulasan dan komentar atau resensi. Karya sastra pun sangat sering mengandung fungsi ini.
Teks IPTEK jarang menonjolkan fungsi ini karena yang terpenting di dalam teks IPTEK adalah acuannya bukan cara menerangkan acuan itu yang mungkin saja khas bagi tiap-tiap penulisnya. Kalau toh fungsi ini hadir di dalam teks IPTEK, maka fungsi ini bisa saja diabaikan.
4. Fungsi direktif Fungsi direktif sering juga disebut fungsi konatif atau fungsi imperatif. Fungsi ini berfokus pada penerima pesan, pendengar atau pembaca. Fungsi ini hadir dengan nyata bila si penerima pesan, pendengar atau pembaca itu bisa memberi tanggapan, reaksi, atau perbuatan sesuai dengan kehendak penulis. Fungsi ini sering kali dijumpai di dalam teks IPTEK terutama teks mengenai petunjuk melakukan sesuatu, mulai dari buku manual alat-alat listrik sampai petunjuk pelaksanaan percobaan di laboratorium. Perhatikan contoh berikut:
If your monitor fails to operate correctly consult the following check points for possible solutions before calling for help.
1. No picture: check to make sure the AC power cord is plugged in. Check to make sure there is power at the AC outlet by plugging in another piece of equipment (such as a lamp) to the outlet.
2. No picture, yet LED indicator is on: make sure the PC is turn on. Check to make sure the video signal cable is firmly connected in the video card socket. Check to make sure that the video card in securely seated in the PC.
5. Fungsi fatis
Fungsi ini berfokus pada kelangsungan jalannya komunikasi atau terjaganya hubungan komunikasi antara pembicara/penulis dengan pendengar/pembaca. Biasanya fungsi ini ada di dalam komunikasi yang tidak langsung, misalnya lewat telepon antara seseorang dengan orang lain, lewat radio (ORARI, KRAP), lewat satelit antara petugas menara kontrol pelabuhan udara, dan lain-lain. Selain itu, di dalam buku IPTEK pun kadang juga terdapat fungsi ini. Ada banyak cara penulis mengingatkan pembacanya bahwa ia sedang membahas masalah A dan bukan B. Sebagai contoh, setelah dalam beberapa paragraf penulis membahas ciri pertama dari gunung berapi, penulis memulai alenia baru dengan kata "Ciri kedua dari gunun g erapi aktif adalah …".
6. Fungsi metalingual
Fungsi ini berfokus pada lambang, yaitu perlambangan unsur, konsep, dan relasi. Fungsi ini sangat penting bagi teks IPTEK. Di dalam matematika terdapat banyak rumus. Dan rumus-rumus ini adalah perwujudan nyata akan pentingnya fungsi metalingual ini. Huruf-huruf di dalam rumus tersebut adalah lambang-lambang yang mewakili konsep-konsep. Cobalah ingat rumus luas persegi panjang yang sangat sederhana itu, L= p x l. Di dalam rumus ini L mewakili konsep luas, dan p dan l mewakili konsep panjang dan lebar. Jangan lupa juga bahwa x mewakili konsep perkalian atau penjumlah berulang. Contoh lain adalah lambang-lambang unsur dan reaksi dalam ilmu kimia. Tentunya
kita sangat kenal dengan lambang-lambang ini: H 2 O (air), O 2 (oksigen), dll. Selain sistem lambang di atas, cara merepresentasikan konsep dan hubungan bisa dilakukan dengan skema, diagram, grafik, dll. Tujuan utama fungsi metalingual ini adalah untuk mencegah terjadinya salah tafsir terhadap konsep yang disampaikan penulis. Dengan kata lain ketunggalan makna di dalam teks IPTEK sangatlah penting. Hal ini, menurut Suryawinata (1990: 52) bertolak belakang dengan karya sastra yang justru akan sangat menarik bila ada kegandaan makna atau ketaksaan.