Strategi Semantik

4.2 Strategi Semantik

Strategi semantik ini adalah strategi penerjemahan yang dilakukan dengan mempertimbangkan makna. Strategi ini ada yang dioperasikan pada tataran kata, frasa maupun klausa atau kalimat. Strategi semantik terdiri atas strategi-strategi berikut.

a. Pungutan (borrowing)

Pungutan adalah strategi penerjemahan yang membawa kata BSu ke dalam teks BSa. Jadi penerjemah sekedar memungut kata BSu yang ada, oleh karena itu strategi ini disebut pungutan. Salah satu alasan digunakannya strategi ini adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-kata tersebut. Alasan yang lain adalah belum ditemuinya padanan di dalam BSa. Pungutan bisa mencakup: transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi adalah strategi penerjemahan yang mempertahankan kata-kata BSu tersebut secara utuh, baik bunyi atau tulisannya.

Naturalisasi adalah kelanjutan dari transliterasi. Dengan naturalisasi kata-kata BSu itu ucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan aturan bahasa BSa. Naturalisasi ini juga sering disebut dengan adaptasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut.

Kata BSu transliterasi naturalisasi

mall

mal (bunyi dan tulisan) sandal

mall

sandal (bunyi) orangutan

sandal

orangutan

orangutan (bunyi)

Yang perlu ditambahkan lagi, naturalisasi atau adaptasi ini bisa juga menghasilkan kata BSa dengan makna yang berbeda dari makna kata BSu-nya. Sebagai contoh adalah kata "ambition" dan "sentiment". Di dalam bahasa Inggris "ambition" adalah kata yang berarti "cita-cita yang kuat" dan bersifat netral. Tetapi setelah dipungut menjadi bahasa Indonesia "ambisi", kata ini berarti keinginan untuk berkuasa, keinginan yang terlalu tinggi dan mengisyaratkan makna yang negatif. Demikian juga kata "sentiment" yang berarti ungkapan perasaan di dalam Bahasa Inggris, setelah dipungut ke dalam bahasa Indonesia ia mengalami gaya bahasa pejoratif. Artinya bukan lagi pengungkapan perasaan, tetapi "kebencian". Gejala seperti inilah yang disebut "faux amie", atau "teman palsu", dua kata yang secara bentuk nyaris sama, tetapi maknanya tidak sama. Penerjemah seharusnya selalu waspada akan "teman palsu" ini.

Lebih lanjut bisa dikatakan, bahwa strategi pungutan ini biasanya digunakan untuk kata-kata atau frasa-frasa yang berhubungan dengan: nama orang, nama tempat, nama majalah, nama jurnal, gelar, nama lembaga, dan istilah-istilah pengetahuan yang belum ada di BSu. Perhatikan contoh berikut.

BSu:

The skin consists of two main regions: the epidermis and the dermis. The epidermis is the outer layer and consists chiefly of dead, dry, flattened cells which rub off from time to time. More cells are produced from the layers of living cells at the bottom of the epidermis. The dermis is the deeper layer and consists of living cells of connective tissue, the lowest layer being the cells which contain stored fat.

BSa:

Kulit terdiri atas dua bagian: epidermis dan dermis. Epidermis adalah lapisan luar dan terutama terdiri atas sel-sel pipih yang telah kering dan mati, yang selalu mengelupas. Banyak sel diproduksi dari lapisan sel hidup yang berada di dasar bagian epidermis. Bagian dermis adalah lapisan dalam dan terdiri atas sel-sel hidup yang membentuk jaringan penghubung, dan lapisan yang terdalam adalah sel-sel yang mengandung simpanan lemak.

Di dalam contoh di atas, kata epidermis, dermis, dan sel dipungut dari teks BSu-nya. Kata-kata ilmu biologi ini tidak mengalami perubahan makna seperti yang disebutkan di atas.

b. Padanan budaya (cultural equivalent)

Dengan strategi ini penerjemah menggunakan kata khas dalam BSa untuk mengganti kata khas di dalam BSu. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah, kata yang khas budaya BSu diganti dengan kata yang juga khas di dalam BSa. Oleh karena budaya dari suatu bahasa dengan budaya dari bahasa yang lain kemungkinan besar berbeda, maka kemungkinan besar strategi ini tidak bisa menjaga ketepatan makna. Meskipun begitu, strategi ini bisa membuat kalimat dalam BSa menjadi mulus dan enak dibaca. Untuk teks yang bersifat umum, misalnya pengumuman atau propaganda, strategi ini bisa digunakan karena pada umumnya pembaca BSa tidak begitu peduli akan budaya BSu (Newmark, 1988: 82-83).

Sebagai contoh, perhatikan kalimat atau kutipan:

BSu: Minggu depan Jaksa Agung Andi Ghalib akan berkunjung ke Swiss. BSa: Next week the Attorney General Andi Ghalib will visit Switserland.

BSu: I answered with the term I'd always wanted to employ. "Sonovabitch." (Segal, 1970: 28) BSa: Aku menjawab dengan istilah yang sejak dulu sudah hendak kugunakan. "Si Brengsek". (p. 38)

Pada contoh di atas, Jaksa Agung diterjemahkan menjadi Attorney

General di dalam bahasa Inggris (bukan Great Attorney). Demikian juga kata bahasa Inggris "Sonovabitch" diterjemahkan menjadi "Si brengsek", bukan "anak anjing".

c. Padanan deskriptif (descriptive equivalent) dan analisis komponensial (componential analysis)

Seperti yang tercermin dalam namanya, padanan ini berusaha mendeskripsikan makna atau fungsi dari kata BSu (Newmark, 1988: 83- 84). Strategi ini dilakukan karena kata BSu tersebut sangat terkait dengan budaya khas BSu dan penggunaan padanan budaya dirasa tidak bisa memberikan derajat ketepatan yang dikehendaki. Sebagai contoh, kata "samurai" di dalam bahasa Jepang tidak bisa diterjemahkan dengan kaum bangsawan saja kalau teks yang bersangkutan adalah teks yang menerangkan budaya Jepang. Untuk itu, padanan deskriptif harus digunakan. Kaum Samurai harus diterjemahkan menjadi aristokrat Jepang pada abad 11 sampai 19 yang menjadi pegawai pemerintahan. Padanan deskriptif ini sering kali ditempatkan menjadi satu dalam daftar kata-kata atau glossary.

Strategi lain yang sangat mirip dengan padanan deskriptif ini adalah analisis komponensial. Di sini sebuah kata BSu di terjemahkan ke dalam BSa dengan cara memerinci komponen-komponen makna kata BSu tersebut. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya padanan satu-satu di BSa dan sementara itu penerjemah menganggap bahwa pembaca perlu tahu arti yang sebenarnya. Bila padanan deskriptif digunakan untuk menerjemahkan kata yang terkait budaya, maka analisis komponensial digunakan untuk menerjemahkan kata-kata umum.

BSu: Gadis itu menari dengan luwesnya. BSa: The girl is dancing with great fluidity and grace.

Dengan strategi ini, "luwes" bisa diterjemahkan menjadi "bergerak dengan halus dan anggun" atau "move with great fluidity and grace" di dalam bahasa Inggris.

d. Sinonim

Penerjemah bisa juga menggunakan kata BSa yang kurang lebih sama untuk kata-kata BSu yang bersifat umum kalau enggan Penerjemah bisa juga menggunakan kata BSa yang kurang lebih sama untuk kata-kata BSu yang bersifat umum kalau enggan

BSu: What a cute baby you've got! BSa: Alangkah lucunya bayi Anda!

Di dalam contoh di atas "cute" diterjemahkan menjadi "lucu". "Cute" dan "lucu" hanyalah sinonim. "Cute" mengindikasikan ukuran kecil, ketampanan atau kecantikan, dan daya tarik untuk diajak bermain. Sementara itu "lucu" hanya menunjukkan bahwa anak tersebut menarik hati untuk diajak bermain saja.

e. Terjemahan resmi

Strategi lain yang sering digunakan adalah terjemahan resmi yang telah dibakukan. Untuk itu, penerjemah yang mengerjakan naskah dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia perlu memiliki "Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing" yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Depdikbud R.I. Sebagai contoh saja, "read-only memory" diterjemahkan menjadi "memori simpan tetap" di dalam buku itu. Dengan menggunakan strategi ini penerjemah bisa memperoleh dua keuntungan. Pertama, ia bisa menyingkat waktu dan, kedua, ia bisa ikut serta memberi arah perkembangan bahasa Indonesia pada jalur yang benar.

f. Penyusutan dan perluasan

Penyusutan artinya penyusutan komponen kata BSu. Contohnya adalah penerjemahan kata "automobile" menjadi "mobil". Di sini elemen kata "auto" dihilangkan. Jadi kata "automobile" mengalami penyusutan.

Perluasan adalah lawan penyusutan. Di sini unsur kata diperluas di dalam BSa. Contohnya adalah penerjemahan "whale" menjadi "ikan paus". Di dalam contoh ini elemen "ikan" ditambahkan karena kalau diterjemahkan menjadi "paus" saja kurang baik. Di dalam bahasa Indonesia "Paus" berarti pemimpin umat Katolik sedunia, atau "the Pope" di dalam bahasa Inggris.

Satu hal lain yang perlu dicatat adalah bahwa strategi struktural dan strategi semantik sebenarnya secara bersama-sama digunakan Satu hal lain yang perlu dicatat adalah bahwa strategi struktural dan strategi semantik sebenarnya secara bersama-sama digunakan

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

An analysis of moral values through the rewards and punishments on the script of The chronicles of Narnia : The Lion, the witch, and the wardrobe

1 59 47

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Transmission of Greek and Arabic Veteri

0 1 22