Ciri-ciri Wacana IPTEK

8.3. Ciri-ciri Wacana IPTEK

Pada dasarnya struktur wacana IPTEK mengikuti pola retorika Anglo-Saxon, yaitu linier. Wacana IPTEK hanya memuat kalimat-kalimat yang ada kaitanya dengan topik yang sedang dibicarakan. Topik ini diperkenalkan di awal tulisan di dalam paragraf pembuka (atau bila wacana itu buku pembuka ini berupa bab pengantar). Lalu topik ini pun dipersempit sampai kepada masalah yang akan dibahas. Setelah itu beberapa paragraf (atau bab kalau wacananya buku) akan mengupas topik atau masalah yang diperkenalkan di depan. Di bagian akhir pasti terdapat paragraf (atau bab) penutup yang biasanya berisi kesimpulan dan mungkin juga saran yang sifatnya juga umum. Secara visual pembagian paragraf- paragraf itu bisa digambarkan berikut ini.

Pendahuluan

Teks Utama

Penutup

Gambar 8.1: Gambar alur wacana IPTEK

Di dalam pembicaraan tentang paragraf ini sering diperbincangkan dua macam paragraf, yaitu paragraf fisik dan paragraf konsep (Trimble, 1985: 15). Paragraf fisik adalah sejumlah informasi yang terkait dengan generalisasi atau kesimpulan umum dari keseluruhan wacana yang terpisah dari bagian lain wacana tulis tersebut dengan pemisah berupa indentasi atau spasi. Inilah paragraf yang karena bentuk fisiknya biasa disebut sebuah paragraf. Sementara itu paragraf konsep bisa berupa satu atau sekumpulan paragraf bentuk dan mempunyai satu ide Di dalam pembicaraan tentang paragraf ini sering diperbincangkan dua macam paragraf, yaitu paragraf fisik dan paragraf konsep (Trimble, 1985: 15). Paragraf fisik adalah sejumlah informasi yang terkait dengan generalisasi atau kesimpulan umum dari keseluruhan wacana yang terpisah dari bagian lain wacana tulis tersebut dengan pemisah berupa indentasi atau spasi. Inilah paragraf yang karena bentuk fisiknya biasa disebut sebuah paragraf. Sementara itu paragraf konsep bisa berupa satu atau sekumpulan paragraf bentuk dan mempunyai satu ide

Berdasarkan cara penyajian topik tersebut, pada dasarnya wacana IPTEK mengikuti cara penyajian yang naratif, deskriptif, ekspositoris, atau argumentatif (kisahan, perian, paparan atau bahasan) (lihat Suryawinata, 1990: 77-84). Di dalam teks yang panjang, berbagai jenis penyajian tersebut biasa dipakai secara bersama-sama.

Penyajian naratif biasanya dipakai dalam menguraikan suatu perkembangan, misalnya sejarah fisika nuklir. Biasanya penyajian ini mengikuti urutan waktu atau kronologis. Teknik penyajian ini juga dipakai di dalam buku petunjuk.

Cara penyajian deskripsi biasanya mengikuti keruntutan ruang atau spasial. Contohnya adalah sebuah teks yang menerangkan lapisan- lapisan bumi. Di dalam penyajian deskriptif ini sering kali dijumpai bagan, denah, diagram, dll. Menurut Trimble (1985: 73-74), ada tiga macam deskripsi atau perian, yaitu deskripsi fisik, deskripsi, fungsi, dan deskripsi proses.

Deskripsi fisik meliputi deskripsi karakteristik fisik dan hubungan spasial. Karakteristik fisik mencakup dimensi, bentuk, berat, warna, tekstur, bahan, dan volume. Hubungan spasial meliputi deskripsi umum (biasanya dinyatakan dengan kata-kata, di atas, di bawah, di samping, dll.) dan deskripsi khusus (yang biasanya dinyatakan dengan ukuran standar. Untuk mengatakan "tinggi", deskripsi khusus akan menulis "berada papa ketinggian 700 m di atas permukaan laut". Yang perlu diperhatikan di dalam hal ini adalah ukuran-ukuran standar yang dipakai di dalam bahasa Inggris tidak sama dengan ukuran standar di dalam bahasa Indonesia. Untuk ukuran jarak, bahasa Inggris sering menggunakan "feet, yard, mile" dll. Untuk bahasa Indonesia yang lebih sering digunakan adalah "meter" dan "kilometer". Demikian juga untuk satuan berat. Bahasa Inggris sering menggunakan "pound", sementara bahasa Indonesia menggunakan "kilogram". Untuk memudahkan pembaca penerjemah lebih baik Deskripsi fisik meliputi deskripsi karakteristik fisik dan hubungan spasial. Karakteristik fisik mencakup dimensi, bentuk, berat, warna, tekstur, bahan, dan volume. Hubungan spasial meliputi deskripsi umum (biasanya dinyatakan dengan kata-kata, di atas, di bawah, di samping, dll.) dan deskripsi khusus (yang biasanya dinyatakan dengan ukuran standar. Untuk mengatakan "tinggi", deskripsi khusus akan menulis "berada papa ketinggian 700 m di atas permukaan laut". Yang perlu diperhatikan di dalam hal ini adalah ukuran-ukuran standar yang dipakai di dalam bahasa Inggris tidak sama dengan ukuran standar di dalam bahasa Indonesia. Untuk ukuran jarak, bahasa Inggris sering menggunakan "feet, yard, mile" dll. Untuk bahasa Indonesia yang lebih sering digunakan adalah "meter" dan "kilometer". Demikian juga untuk satuan berat. Bahasa Inggris sering menggunakan "pound", sementara bahasa Indonesia menggunakan "kilogram". Untuk memudahkan pembaca penerjemah lebih baik

(0.446Ha) yang sering dikacaukan dengan are (100m 2 ) Deskripsi fungsi adalah perian tentang tujuan atau kegunaan sebuah objek dan bagaimana bagian-bagian dari objek tersebut berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu.

Deskripsi proses adalah perian mengenai langkah-langkah sebuah prosedur dan tujuan prosedur tersebut. Deskripsi ini bisa berwujud paragraf atau instruksi. Berikut ini adalah contoh sebuah paragraf deskripsi karakteristik dan fungsi.

There are two main types of cranes--the jib and the overhead. The jib has a long arm--the jib--which point outward horizontally or up at an angle. The crane works of the principle of the lever. The front wheel of the crane acts as the fulcrum of the lever, which is the pivot about which movement takes place. The load arm (the length of the lever) is measured from the load to the front wheel. The force arm (the length of the lever between the applied force and the fulcrum) is measured from the height of the crane to the front wheels. If the crane tries to lift too heavy a load, it tips forwards. Many cranes ring a warning bell if the load is dangerously heavy. (Methold, Waters, Cohler, 1980:54)

Penyajian ekspositoris dipergunakan untuk menerangkan sesuatu, menjelaskan masalah atau fenomena, yang biasanya bersifat abstrak dan rumit. Di sini biasanya juga terdapat bagan, denah, diagram, dll. Sebagai contoh wacana ekspositori bisa memaparkan masalah narkoba yang terkait dengan beberapa aspek, yaitu aspek sosial, pendidikan, keamanan dan lain-lain.

Model penyajian argumentatif pada praktiknya juga dipakai dalam tulisan IPTEK. Wacana argumentatif lebih menekankan pada sikap penulisnya untuk menyatakan pendapat dengan alasan-alasan yang dikemukakannya. Jenis ini banyak dijumpai di dalam jurnal-jurnal ilmiah atau makalah-makalah seminar. Sebagai contoh seseorang bisa menulis sebuah wacana argumentatif untuk mengemukakan idenya bahwa membangun reaktor nuklir di gunung Muria, Jepara, Jawa Tengah Model penyajian argumentatif pada praktiknya juga dipakai dalam tulisan IPTEK. Wacana argumentatif lebih menekankan pada sikap penulisnya untuk menyatakan pendapat dengan alasan-alasan yang dikemukakannya. Jenis ini banyak dijumpai di dalam jurnal-jurnal ilmiah atau makalah-makalah seminar. Sebagai contoh seseorang bisa menulis sebuah wacana argumentatif untuk mengemukakan idenya bahwa membangun reaktor nuklir di gunung Muria, Jepara, Jawa Tengah

Teks BSu:

Merokok dan Kehamilan

1. Kehamilan merupakan hasil dari pertemuan antara sperma dengan sel telur. Untuk terjadi suatu kehamilan yang baik diperlukan sperma yang baik, sel telur yang normal dan kondisi lingkungan yang menunjang perkembangan dan pertumbuhan embrio/janin.

2. Didalam asap rokok terdapat lebih dari 4000 jenis polutan/zat kimia yang berbahaya. Polutan yang paling dikenal secara umum adalah Nikotin, Karbonmonoksida (CO), Tar, Cadmium, Arsen,dan Hidrogen Cianida. Polutan yang terdapat didalam asap rokok selain berbahaya, juga merupakan sumber dari terbentuknya Oksigen Radikal Bebas yang bersifat mengoksidasi. Radikal Oksigen Bebas ini dapat merusak jaringan, juga bersifat mutagenik.

Pengaruh Merokok pada Kesuburan

3. Untuk dapat menjadi hamil tentunya wanita harus mempunyai tingkat kesuburan/fertilitas yang baik, demikian pula dengan pasangan suaminya. Pada umumnya wanita perokok akan memerlukan waktu lebih lama untuk menjadi hamil, dan bila hamil akan mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak perokok.

4. Polutan yang terdapat dalam asap rokok dapat mempengaruhi tingkat fertilitas wanita dan pria. Secara umum, pengaruh yang 4. Polutan yang terdapat dalam asap rokok dapat mempengaruhi tingkat fertilitas wanita dan pria. Secara umum, pengaruh yang

5. Pengaruh Nikotin dan Cadmium pada sel telur adalah mengganggu proses pembelahan-pematangan sel telur, demikian pula pada sperma. Oksigen Radikal Bebas juga akan mengganggu kemampuan gerak dan kapasitasi sperma.

6. Asap rokok dengan komponen didalamnya akan berdampak buruk kepada tingkat fertilitas melalui terjadinya :

1. Kuantitas dan kualitas sperma berkurang.

2. Morfologi sperma lebih banyak mengarah kebentuk abnormal.

3. Sel telur akan lebih sedikit jumlahnya

4. Sel telur imatur (diploid) akan lebih banyak, sebagai akibat gangguan pembelahan-pematangan.

5. Embrio abnormal (triploidi) lebih banyak, sehingga tingkat abortus lebih tinggi.

6. Terjadi gangguan gerak di rambut getar (cilia) di saluran telur, sehingga risiko kehamilan diluar kandungan lebih tinggi.

7. Menopause terjadi lebih dini.

7. Pengaruh Merokok pada Kehamilan Embrio kemudian berkembang menjadi janin memerlukan nutrien dari ibu. Nutrien ini diperoleh melalui plasenta dan disalurkan melalui tali pusat ke embrio/janin. Semua zat yang terdapat didalam darah ibu akan dapat berpengaruh terhadap kualitas nutrisi ke Embrio/janin dan berrpengaruh kepada pertumbuhan- perkembangan janin. Ibu hamil yang sehat, memakan makanan yang sehat ,tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol merupakan sumbangan penting untuk perkembangan dan 7. Pengaruh Merokok pada Kehamilan Embrio kemudian berkembang menjadi janin memerlukan nutrien dari ibu. Nutrien ini diperoleh melalui plasenta dan disalurkan melalui tali pusat ke embrio/janin. Semua zat yang terdapat didalam darah ibu akan dapat berpengaruh terhadap kualitas nutrisi ke Embrio/janin dan berrpengaruh kepada pertumbuhan- perkembangan janin. Ibu hamil yang sehat, memakan makanan yang sehat ,tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol merupakan sumbangan penting untuk perkembangan dan

a ie plase ta a g berfungsi menghambat zat tertentu untuk tidak melintasi plasenta

dan memasuki darah janin.

8. Komponen yang terdapat pada asap rokok ternyata mampu melintasi barier plasenta, sehingga dengan bebas masuk ke tubuh janin. Nicotin dan CO akan menyebabkan pengecilan diameter pembuluh darah halus diplasenta juga di tali pusat bayi, dengan demikian akan mengurangi aliran darah dari ibu ke janin dan menurunkan tingkat oksigenasi janin. Fungsi plasenta juga akan terganggu, sehingga fungsi nutrisi ke janin juga akan mengalami gangguan.

9. Nikotin yang terdapat di darah janin akan mengganggu latihan pernafasan janin (exercise breathing) karena gangguan pada otot otot pernafasan janin. Keadaan ini akan juga berpengaruh setelah bayi lahir. CO dan Nikotin juga mengakibatkan denyut jantung janin berlebihan karena oksigenasi yang berkurang. Hidrogen Cianida akan mengganggu pertumbuhan rambut getar (cilia) pada saluran pernafasan.

10. Ibu hamil perokok merupakan lingkungan yang tidak menunjang untuk tumbuh-kembang janin dengan sempurna, dengan demikian berbagai risiko dapat terjadi. Risiko yang mungkin terjadi pada ibu hamil perokok adalah :

1. Risiko terjadi abortus lebih tinggi.

2. Kualitas nutrisi embrio/janin tidak maksimal.

3. Fungsi palsenta tidak maksimal.

4. Gerak Otot Pernafasan janin berkurang, dan berakibat pada bayi setelah lahir.

5. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah lebih sering terjadi, sehingga risiko terjadinya gangguan kesehatan pada bayi lebih tinggi.

6. Risiko terjadinya kelahiran prematur lebih sering.

7. Risiko terjadinya Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant

Death Syndrome) lebih sering.

8. Janin mengalami stress yang tidak perlu.

9. Kematian Perinatal lebih tinggi.

11. Setelah bayi dilahirkan dari ibu perokok maka bayi akan berada dalam lingkungan perokok, sehingga ia menjadi :

1. Perokok pasif, yang juga mempunyai risiko sama dengan perokok aktif.

2. Polutan yang terdapat pada ibu akan terdapat pula di air susu ibu.

3. Bayi akan mempunyai masalah saluran pernafasan.

Teks BSa: SMOKING AND PREGNANCY

1. Pregnancy happens after a sperm fertilizes an ovum. To result in a good pregnancy, healthy sperms, normal ovum, and healthy environment that can facilitate the fetal growth are necessary.

2. Cigarette smoke contains more than 4000 hazardous chemical pollutants. The most well known ones are nicotine, carbon monoxide (CO), tar, cadmium, arsenic, and hydrogen cyanide. Besides being hazardous, the pollutants are also sources for free radical oxygen which is also an oxidant. The free radical oxygen can harm tissues and is mutagenic.

The Influence of Smoking on Fertility

3. To be able to get pregnant, a woman should have a good fertility degree, and so should the husband. In general, it takes a longer time for a smoking woman to get pregnant. If she is, she has higher risks for disturbances compared to non-smoking women.

4. The pollutants contained in the cigarette smoke can affect women

a d e s fe tilit . I ge e al, the polluta ts o tai ed i the cigarette smoke can cause the narrowing of arteries, the increasing frequency of heartbeat and the oxygen need. Nicotine causes the a d e s fe tilit . I ge e al, the polluta ts o tai ed i the cigarette smoke can cause the narrowing of arteries, the increasing frequency of heartbeat and the oxygen need. Nicotine causes the

5. Nicotine and cadmium influence ovum because they affect the maturation and fission of the ovum. This also happens to the sperm. Free radical oxygen will also disturb the motility and capacity of sperms.

6. The cigarette smoke with its components will create a bad impact on the fertility degree by:

1. decreasing the quantity and quality of the sperms,

2. decreasing the tendency of the sperms to be abnormal morphologically,

3. decreasing the quantity of the ovum,

4. increasing the quantity of immature ovum (diploid) as a result of disturbance of the cell fission

5. decreasing the number abnormal embryo (triploid), so the aborting degree is higher

6. disturbing the cilia in the fallopian tube, so the possibility for ectopic pregnancy is increased.

7. increasing the possibility of early menopause

The Influence of Smoking on Pregnancy

7. The embryo growing up into a fetus needs good nutrient from the mother. The nutrient is taken in from the placenta which is channeled in through an umbilical cord. All substances contained in the mother's blood do affect the fetal growth. A healthy pregnant mother who eats healthy diet, does not smoke, does not consume alcohol is a great help for the fetal growth. Placenta is composed of, among others, tender arteries and also barrier placenta that stops certain substances from entering the fetus' body.

8. Components contained in the cigarette smoke, however, can pass through this barrier so that they can freely flow into the fetus' body. Nicotine and CO narrows the artery's diameter in the placenta and the umbilical cord. Thus, they decrease the flow of blood from the mother and decrease the fetus' oxygenation. The function of placenta will also be disturbed so that the nutrient supply is disturbed, too.

9. The nicotine contained in the fetus' blood disturbs its exercise breathing because its respiratory muscles are disturbed, too. This also influences the baby after the birth. CO and nicotine causes the heart to work hard because of the lack of oxygenation. Oxygen cyanide will disturb the growth of the cilia in the respiratory channel.

10. A smoking mother is an unhealthy environment for the perfect fetal growth, and, therefore, she is open to many risks. The risks that may face a smoking mother are:

1. Higher risks for abortions

2. Low fetal nutrient quality

3. Non-optimal placenta function

4. Decreasing the fetus' respiratory muscle movement after the birth

5. Underweight baby who is vulnerable to diseases

6. Higher risks for premature delivery

7. Higher risks for sudden infant death syndrome

8. Unnecessary stress of the fetus

9. Higher risks for prenatal death

11. After delivery, the baby of a smoking mother will be in a smoking environment so that:

1. It will be a passive smoker, who has similar risks with the active smoker.

2. The pollutant in the mothers body is also present in the mother's milk

3. The baby may have respiratory disorders.

Seluruh teks berupa wacana konsep tentang bahaya merokok terhadap ibu hamil. Masing-masing paragraf di dalamnya disajikan melalui paragraf fisik dengan tipe penyajian yang berbeda-beda.

Paragraf 1 : ekspositoris Paragraf 2

: deskriptif Paragraf 3

: argumentatif-ekspositoris Paragraf 4

: argumentatif-ekspositoris Paragraf 5

: argumentatif-ekspositoris Paragraf 6

: ekspositoris-argumentatif Paragraf 7

: naratif-argumentatif Paragraf 8

: ekspositoris-argumentatif Paragraf 9

: argumentatif-ekspositoris Paragraf 10 : ekspositoris-deskriptif Paragraf 11 : ekspositoris

Pada waktu menerjemahkan teks IPTEK, penerjemah harus sadar akan tipe apa atau gabungan dari tipe apa yang sedang dipakai dalam teks BSu. Karena ada ciri-ciri tertentu untuk setiap jenis dalam hal kata-kata dan struktur kalimat. Wacana naratif ditandai dengan kata-kata yang menandai urutan peristiwa seperti first, second, next, afterwards, dan seterusnya. Tenses (bentuk kala) yang dipakai bisa berupa kala lampau (past) atau kala kini (present), tergantung pada apakah wacana itu menceritakan sesuatu yang telah terjadi atau proses umum terjadinya sesuatu. Untuk wacana deskriptif dan naratif sering digunakan struktur yang paralel (sejajar). Sementara itu wacana ekspositori dan argumentatif menggunakan struktur yang sejajar, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat atau campuran antara kalimat majemuk rapatan dan majemuk bertingkat. Dari semua elemen-elemen gramatika bahasa Inggris yang mungkin membuat bingung pembaca non bahasa Inggris, menurut Trimble (1985:115), ada empat: (1) kalimat pasif dan statif di dalam deskripsi dan instruksi, (2) penggunaan modalitas di dalam instruksi, (3) penggunaan kata sandang tentu di dalam deskripsi dan instruksi, dan (4) pemilihan bentuk kala (tense) di dalam deskripsi dan informasi pendukung di dalam deskripsi itu.

Berikut ini adalah keterangan mengenai butir-butir yang sulit tersebut disarikan dari tulisan Trimble (1985: 115-126).

Perbedaan antara pasif dan statif

Kata kerja pasif dan statif paling banyak ditemui di dalam wacana deskripsi dan kadang-kadang juga di dalam bentuk teks instruksi. Kalimat statif adalah kalimat yang kelihatannya mirip dengan pasif, terdiri atas kata kerja to be diikuti oleh bentuk past participle, tetapi sebenarnya bukanlah kalimat pasif karena memang tidak ada pelaku (agent) kata kerja yang past participle-kan. Sebuah kalimat pasif selalu menunjukkan adanya aktivitas, sedangkan kalimat statif selalu menunjukkan keadaan atau kondisi dari subjek kalimat itu. Jadi sebuah kata kerja statif sebenarnya adalah sejenis frasa kata kerja diikuti oleh kata sifat. Dalam kaitannya dengan penerjemahan kata kerja pasif sering diterjemahkan dengan di + kata dasar sedangkan kata kerja statif sering diterjemahkan dengan ter + kata dasar tetapi tidak selalu.

Contoh kalimat pasif: BSu: The door is closed by the child. BSa: Pintunya ditutup oleh anak tersebut.

Contoh kalimat statif: BSu: I have been here for several month. The door is never open. It's always closed. BSa: Saya sudah di sini berbulan-bulan. Pintu itu tidak pernah terbuka. Pintu itu selalu tertutup. Contoh berikut ini diambil dari Trimble (1985: 115-116) Kalimat pasif:

The heat exchanger assembly is lowered from the compartment while resting on the platform. The platform is lowered and raised by the hoist crank.

Kalimat statif: The RS-5 system is composed of an undersea acoustic beacon, a surface-v essel ou ted a a ….a e ti al efe e e u it….[a d] control unit. The sensor is housed o a suppo t asse l …Whe the gear is down and locked ….

Paragraf yang terdiri atas kalimat pasif di atas mempunyai tiga bentuk pasif. Bentuk pasif yang pertama tanpa pelaku (agent). Jadi is lowered bisa diterjemahkan menjadi diturunkan dan is raised menjadi dinaikkan. Paragraf yang terdiri atas empat bentuk statif is composed of bisa diterjemahkan menjadi tersusun atas. Is housed diterjemahkan menjadi terletak, is down diterjemahkan menjadi (pada posisi) di bawah dan is locked diterjemahkan menjadi (dalam posisi) terkunci. Jadi sekali lagi yang membedakan adalah ada tidaknya aktivitas yang dirujuk oleh bentukan to be + past participle tersebut.

Penggunaan modalitas

Modal, terutama modal pasif, sering dijumpai dalam wacana IPTEK. Banyak sekali ditemui kalimat yang dibuka dengan It should be made clear that … Tetapi a g sedikit le ih sulit lagi adalah ada a pergeseran makna dari makna standard dari modal-modal tersebut dengan apabila modal-modal tersebut digunakan dalam tulisan IPTEK. Sebagai contoh should dan may di dalam bahasa Inggris biasa digunakan untuk mengungkapkan makna yang artinya sebenarnya must. Untuk lebih jelasnya perhatikan paragraf berikut ini.

Weld backing

Steel weld backing should be sufficiently thick so that the molten metal will not burn through the backing. In most cases the steel weld backing is fused and remains part of the weldment.

One of the best possible nonfusible weld backings is copper. Copper should be of a sufficient mass or liquid cooled so as to readily dissipate the heat. For steel thicknesses other than gage material, a relief groove may be necessary. The depth of this relief groove may be as little as 0.02" or as much as 1/8" or more.

(Teks dikutip dari Trimble; 1985:120)

Modal should di dalam paragraf pertama sebenarnya berarti harus atau must. May memang sepintas berarti dapat, tetapi dalam praktiknya pengelas tidak mempunyai pilihan bila dihadapakan pada kondisi tersebut. Sehingga may di sini pun sebenarnya berarti must.

Penggunaan kata sandang/artikel tentu (the)

Penggunaan artikel the sering kali tidak konsisten, terutama di dalam teks manual teknis dan sejenisnya. Sebenarnya penulis harus menggunakan artikel the, tetapi entah disengaja atau tidak ia mengabaikannya begitu saja. Bagi penutur asli bahasa Inggris hal ini tidak menjadi soal, tetapi bagi pembaca yang bukan penutur asli bahasa Inggris, ia menjadi ragu-ragu apakah harus membutuhkan artikel tentu tersebut di dalam terjemahannya atau tidak. Perhatikan contoh wacana direktif berikut ini.

Rubber plug method of tubeless tire repair

1. Remove ฀ puncturing object if still in the tire (฀ Tire is not dismounted from the rim)

2. Fill ฀ tire with air to 30 psi. Dip ฀ probe into ฀ cement, insert it into ฀ injury and work up and down to lubricate ฀ injury.

3. Grasp each end of ฀ patch. Stretch and roll center of ฀ patch into ฀ eye of ฀ needle. Remove ฀ protective covering from both sides

of the patch, being careful not to touch ฀ raw rubber.

4. Dip ฀ perma strip into ฀ cement, making sure that all surfaces are coated.

5. Insert ฀ patch slowly and steadily into ฀ injury, up to ฀ handle. Then turn ฀ needle 1/4 turn and remove.

6. Without strecthing the path, cut it 1/8" from the tread.

7. Inflate to ฀ proper pressure. ฀ Tire is now ready for service. (Teks dikutip dari Trimble; 1985:121)

Tanda ฀ menunjukkan bahwa sebenarnya artikel the harus disisipkan.

Dalam penerjemahannya, penerjemah seharusnya menganggap bahwa ada the disana. Kesulitan dalam penggunaan the berikutnya adalah dipakainya artikel the secara khusus di dalam wacana deskriptif IPTEK yang mungkin saja menurut aturan tatabahasa baku the tidak perlu dipakai dalam hal ini. Misalnya, the tidak pernah digunakan di depan kata benda yang baru pertama kali disebutkan. Tetapi hal ini sering terjadi di dalam wacana IPTEK. Kalimat-kalimat kedua dan seterusnya, juga sering menggunakan the untuk semua kata bendanya, dengan anggapan bahwa penulis sedang Dalam penerjemahannya, penerjemah seharusnya menganggap bahwa ada the disana. Kesulitan dalam penggunaan the berikutnya adalah dipakainya artikel the secara khusus di dalam wacana deskriptif IPTEK yang mungkin saja menurut aturan tatabahasa baku the tidak perlu dipakai dalam hal ini. Misalnya, the tidak pernah digunakan di depan kata benda yang baru pertama kali disebutkan. Tetapi hal ini sering terjadi di dalam wacana IPTEK. Kalimat-kalimat kedua dan seterusnya, juga sering menggunakan the untuk semua kata bendanya, dengan anggapan bahwa penulis sedang

The gas turbine engine fires continuously. The engine draws air through the diffuser and into the compressor, raising its temperature. The high pressure air passes into the combustion chamber, where it is mixed with a fuel and produces an intense flame. The gas from the combustion chamber is directed through the turbine, where the pressure of the gas decreases and its velocity increases. The turbine drives the compressor. The gas increases in speed as it passes through the exhaust nozzle before it is finally expelled from the turbine. A net force results from the change in momentum of the gases between the inlet and the exhaust. If a gas turbine is intended to drive an automobile, it must be designed so that as much energy as possible is absorbed by the turbine and transferred to the drive shaft.

(Teks dikutip dari Trimble; 1985: 122)

Penggunaan tenses non-temporal

Yang dimaksud dengan menggunakan tenses non temporal adalah tidak menggunakan waktu terjadinya kegiatan untuk menentukan jenis tenses. Di dalam wacana IPTEK, ada tiga wilayah yang biasanya tidak memerlukan penggunaan tenses secara temporal, yaitu (1) pada saat penulis memerikan sebuah alat, (2) pada saat penulis sedang menerangkan sebuah gambar, dan (3) pada saat penulis merujuk sebuah penelitian yang sudah dipublikasikan.

Biasanya penulis yang memerikan sebuah alat di dalam bahasa Inggris menggunakan bentuk kala lampau untuk memerikan sebuah alat yang pernah dipakai dan kemudian tidak pernah lagi dipakai pada saat tulis tersebut dibuat. Sementara itu, ia akan menggunakan bentuk kala kini apabila objek yang diperikan masih berfungsi dengan baik atau masih digunakan pada saat tulisan tersebut dikerjakan. Di dalam menerjemahkan teks semacam itu ke dalam bahasa Indonesia, mungkin penerjemah bisa mengabaikan perbedaan bentuk kala tersebut.

Terkait dengan penggunaan gambar di dalam teks, penulis IPTEK Terkait dengan penggunaan gambar di dalam teks, penulis IPTEK

BSu:

The results which are shown in Table 5 were achieved by developing

a new computer program. These results indicate that it is no longer necessary to budget at the 7% rate for repair.

BSa:

Hasil yang ditampilkan dalam Tabel 5 diperoleh dengan cara mengembangkan program komputer baru. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak lagi perlu membuat anggaran 7% untuk perbaikan.

Pada contoh di atas, cara pencapaian Tabel 5 diungkapkan dengan kala lampau (were achieved), sementara keterangan lain disampaikan dalam kala kini (are shown, indicate, is). Seperti pada kasus sebelumnya, penerjemah ke dalam bahasa Indonesia bisa mengabaikan perbedaan kala ini.

Para penulis IPTEK sering menggunakan bentuk kala kini bila merujuk kepada riset yang sudah dilakukan sebelumnya. Hanya kadang- kadang saja ia menggunakan bentuk kala lampau di dalam melaporkan riset yang sudah dilakukan sebelumnya, tetapi tidak begitu penting kaitannya dengan kerja atau karya yang sedang dilakukan.

Untuk menerjemahkan laporan tentang riset yang pernah dilakukan sebelumnya ini, penerjemah bisa menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan penanda waktu yang sesuai, misalnya: dulu, pada tahu …., da lai -lain, kalau memang konsep pembedaan waktu itu

diperlukan untuk memperjelas kaitan riset atau karya yang sedang dilaporkan dengan riset-riset terdahulu.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

An analysis of moral values through the rewards and punishments on the script of The chronicles of Narnia : The Lion, the witch, and the wardrobe

1 59 47

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

Transmission of Greek and Arabic Veteri

0 1 22