Perubahan Status Kepemilikan Perusahaan Gula Mangkunegaran
3. Perubahan Status Kepemilikan Perusahaan Gula Mangkunegaran
Perusahaan gula Mangkunegaran ini awalnya merupakan perusahaan milik pribadi Mangkunegara IV sebagai perusahaan perseorangan. Dalam perusahaan perseorangan segala usaha ini dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab penuh terhadap semua resiko dan aktifitas perusahaan gula. Selain itu, modal perusahaan diusahakan oleh Mangkunegara IV.
Industri gula diubah menjadi perusahaan praja pada masa menjelang wafatnya Sri Mangkunegara IV dengan pertimbangan untuk pengembangan lebih lanjut dan diperolehnya keuntungan yang lebih besar bagi kemakmuran Praja Mangkunegaran. Perusahaan gula Mangkunegaran dalam praja pengelolaannya dibawah Fonds van Eigondommen van Het Mangkoenegorosche Rijk’s (Dana Milik Mangkunegaran). Setelah dinasionalisasi di bawah pengelolaan PPRI, sehingga perusahaan gula Mangkunegaran statusnya berubah menjadi perusahaan negara yang dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh PPRI.
Perusahaan gula Mangkunegaran awalnya merupakan milik syah dari praja Mangkunegaran. Perusahaan gula merupakan aset kekayaan praja untuk mendapatkan pendapatan yang besar. Berdasarkan Beslit van den G.G van Nederlands Indie tanggal 9 Oktober 1928 No.13 dalam pasal 1 ditetapkan bahwa ;
(1) De eigendommen van het Mangkoenegorosche Rijks enz vormen een Fonds waar van het algemene beheer wordt door eene commisie bestaande uit de Zelfbestuurder enz, (2) De Zeflbesturder van het Mangkoenegorosche m.t.t gebied is vorzitter der comissie, (3) Het Dagelijksch beheer wordt gevoord door den superitendent enz (Arsip Reksa Pustaka Mangkunegaran dalam MN.464, hlm.25). Terjemahan dari Peraturan Gurbenur Jenderal Pemerintah Hindia Belanda tanggal 9 Oktober 1928 No.13 dalam pasal 1, dapat dijelaskan bahwa: (1) Kekayaan milik dari kerajaan Mangkunegaran dan sebagainya merupakan dana yang nyata (sesungguhnya) dari penguasaan umum yang diawasi oleh satu komisi yang terdiri dari pemerintahan Mangkunegaran sendiri dan seterusnya, (2) Penguasa (trah) pemerintah mandiri daerah Mangkunegaran merupakan ketua dari komisi, (3) Pemerintahan (pengurusan) harian dijalankan oleh superitenden.
Status perusahaan gula Mangkunegaran sebagai bagian Dana Milik Mangkunegaran diperjelas dalam peraturan yang berlaku sebelum kemerdekaan RI. Peraturan tersebut dikeluarkan ketika Mangkunegaran masih berdiri sebagai swapraja. Berdasarkan Zelfbesuurgelen Mangkunegaran Stbl.1940-543 , yakni :
(1) Tot de bezittingen van Het Mangkoenegorosche Rijks behoren de ondermingen Colomadu, Tasikmadu enz, (2) De in het eerste lid onder d enz, genomde ondernemingen maken deel uit van het Fonds van eigendommen van Het Mangkoenegorosche Rijks enz (Arsip Reksa Pustaka Mangkunegaran dalam MN.464, hlm.26). Terjemahan Peraturan Lembaran Negara pemerintah Mangkunegaran tahun 1940-543, menjelaskan bahwa: (1) Yang menjadi kekayaan kerajaan Mangkunegaran termasuk di dalamnya perkebunan Colomadu-Tasikmadu dan seterusnya, (2) Seorang anggota dibawahnya dan selanjutnya dari perkebunan yang tersebut berada di bawah dana milik kekayaan Mangkunegaran dan seterusnya. Dengan demikian, status kepemilikan perusahaan gula Tasikmadu dan Colomadu sebelum kemerdekaan RI merupakan bagian dari Dana Milik Mangkunegaran.
Semula Dana Milik Mangkunegaran bernama Fonds van Eigendommen van het Mangkoenegorosche Rijk . Fonds merupakan badan yang berdiri sendiri dan bekerja dengan anggaran belanja sendiri pula, lepas dari anggaran belanja kerajaan Mangkunegaran. Pengurus Dana Milik Mangkunegaran terdiri dari: (1) Ketua Mangkunegara yang bertahta, (2) Regent patih Mangkunegaran,(3) Superitenden, (4) Mangkunegaran Agen de Javasche Bank, (5) Residen Surakarta. Fonds memiliki kekayaan berikut: (1) P.G Tjolomadu, (2) P.G Tasikmadu, (3) Perkebunan Kerdja- Gadungan-Mojogedang, (4) Huizenbezit Semarang, Sala, (5) Effecten dan surat-surat berharga yang disimpan di luar negeri (Arsip MN VIII 4843).
Setelah Proklamasi kemerdekaan RI perusahaan gula Mangkunegaran pengelolaanya berada di bawah kendali pemerintah. Pemerintah berusaha memisahkan perusahaan perkebunan swasta Barat dengan perusahaan perkebunan pemerintah RI untuk membangun struktur ekonomi nasional. Perusahaan gula merupakan aset penting, sehingga perlu dikuasai negara. Hal ini ditandai dengan adanya Peraturan Pemerintah RI No. 3 tahun 1946 yang terdiri 11 pasal. Peraturan Setelah Proklamasi kemerdekaan RI perusahaan gula Mangkunegaran pengelolaanya berada di bawah kendali pemerintah. Pemerintah berusaha memisahkan perusahaan perkebunan swasta Barat dengan perusahaan perkebunan pemerintah RI untuk membangun struktur ekonomi nasional. Perusahaan gula merupakan aset penting, sehingga perlu dikuasai negara. Hal ini ditandai dengan adanya Peraturan Pemerintah RI No. 3 tahun 1946 yang terdiri 11 pasal. Peraturan
Peraturan Pemerintah no.4 tahun 1946 menyatakan tentang pembentukan Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang dijalankan di bawah kekuasaan Negara. Keluarnya peraturan ini berdasarkan pada pasal 33 UUD negara Republik Indonesia. Dengan demikian, sejak 25 Juli 1946 perusahaan gula Mangkunegaran berdasarkan PP no.3 dan 4 tahun 1946 pengelolaannnya dijalankan oleh pemerintah (Negara).
Pada 30 April 1947 pemerintah membentuk Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia (PPRI) berdasarkan peraturan pemerintah no.9 tahun 1947. Tujuannya untuk mengurus perusahaan-perusahaan perkebunan milik Negara dan perkebunan bukan milik bangsa Asing, yang di kuasai oleh Negara. Dalam peraturan ini memuat tentang: (1) peraturan tentang kantor urusan PPRI, (2) Usaha PPRI, (3) pimpinan/ organisasi PPRI, (4) Keuangan, (5) Pengawasan.
Berdasarkan peraturan pemerintah no 9 tahun 1947, maka perusahaan- perusahaan perkebunan yang dikuasasi oleh BPPGN dan PPN diserahkan dan dilebur dalam PPRI. Perusahaan gula Mangkunegaran juga mengalami perubahan pengelolaan ke pihak pemerintah. Perusahaan-perusahaan milik PPRI meliputi:
1) Perusahaan perkebunan milik Negara, tergabung dalam ”Kantor Perusahaan Perkebunan Pemerintah” (KPP) dalam zaman Belanda bernama ”Gouvernements Landbowbedrijven”, yaitu 13 perusahaan perkebunan di Jawa, 4 perusahaan perkebunan di Sumatera dan 1 perusahaan perkebunan di Maluku atau N.Guinea Utara, 2) Perusahaan-perusahaan perkebunan yang tergabung dalam kantor ”Perusahaan Nasional Surakarta” (PNS), yaitu: (a) 2 perusahaan gula Mangkunegaran dan 1 perusahaan gula Kasunanan, (b) 6 perusahaan perkebunan selain gula (5 perusahaan Mangkunegaran dan 1 perusahaan Kasunanan), (c) Perusahaan-perusahaan yang didirikan dari reserve perusahaan gula Mangkunegaran tersebut a 1) Perusahaan perkebunan milik Negara, tergabung dalam ”Kantor Perusahaan Perkebunan Pemerintah” (KPP) dalam zaman Belanda bernama ”Gouvernements Landbowbedrijven”, yaitu 13 perusahaan perkebunan di Jawa, 4 perusahaan perkebunan di Sumatera dan 1 perusahaan perkebunan di Maluku atau N.Guinea Utara, 2) Perusahaan-perusahaan perkebunan yang tergabung dalam kantor ”Perusahaan Nasional Surakarta” (PNS), yaitu: (a) 2 perusahaan gula Mangkunegaran dan 1 perusahaan gula Kasunanan, (b) 6 perusahaan perkebunan selain gula (5 perusahaan Mangkunegaran dan 1 perusahaan Kasunanan), (c) Perusahaan-perusahaan yang didirikan dari reserve perusahaan gula Mangkunegaran tersebut a
Tabel. 13. Mangkunegaransche Eigendommenfonds yang dikuasai PPRI tahun 1947
No Nama
5 Perusahaan Perumahan
Surakarta
Sewa rumah