Cara kerja
Cara kerja
a. Pembuatan Kurva Standar Analisa yang dilakukan untuk me-
16.1.1.2 Gula non pereduksi
1. Pipet ke dalam tabung re- nentukan kadar gula non pere-
aksi 0.0 (blanko), 0.2, 0.4, duksi sama seperti analisa yang
0.6, 0.8, dan 1 ml larutan dilakukan untuk menentukan ka-
glukosa standar. Tambah- dar gula perduksi.
kan air sampai total volume masing-masing tabung re-
16.1.1.3 Total gula
aksi 10 ml.
Penetapan total gula dalam bahan
2. Tambahkan dengan cepat 5 pangan dapat dilakukan dengan
ml pereaksi anthrone ke metode :
dalam masing-masing ta-
16.1.1.3.1 Metode Anthrone
bung reaksi
Prinsip dasar dari metode anth-
3. Tutup tabung reaksi (dapat rone adalah senyawa anthrone
menggunakan kele-reng) akan bereaksi secara spesifik
campur merata. dengan karbohidrat dalam asam
4. Tempatkan dalam water sulfat pekat menghasilkan warna
C selama 12 me- biru kehijauan yang khas. Se-
bath 100 o
nit (rendam dalam air men- nyawa anthrone (9,10-dihydro-9-
didih)
oxanthracene) merupakan hasil
5. Dinginkan dengan cepat reduksi anthraquinone.
menggunakan air menga-lir Pereaksi yang digunakan pada
6. Pindahkan kedalam cuvet, metode antrone adalah :
baca absorbansinya pada
1. Pereaksi anthrone 0.1 % dalam
630 nm
asam sulfat pekat. Di-buat
7. Buat kurva hubungan an- hanya pada waktu hari akan
tara absorbans dengan mg digunakan sebab tidak stabil
glukosa
dan hanya tahan satu hari.
2. larutan glukosa standar 0.2
b. Penetapan sampel
mg/ml. Larutan 200 mg glu-
- Masukkan 1 ml sampel (dari encerkan menjadi 100 ml (1 ml = persiapan sampel) ke dalam ta-
0.1 mg glukosa)
bung reaksi
- Selanjutnya lakukan tahap 2 Peralatan yang digunakan :
sampai 6 seperti pada pem-
1. Spektrofotometer buatan kurva standar
2. rak tabung reaksi - Tentukan konsentrasi total gula
3. Penangas air
dalam sampel.
Cara Kerja
a. Ekstraksi
16.1.1.3.2 Metode Cleg-
1. Timbang 1 g sampel ke-
ring atau 2.5 g sampel Tambahkan asam perklorat ke
Anthrone
basah yang mengandung dalam sampel untuk menghidro-
60 – 300 mg total available lisa pati dan gula-gula yang larut
carbohydrate. sehingga dapat bereaksi dengan
2. Pindahkan secara kuanti- anthrone membentuk warna biru
tatif ke dalam gelas ukur kehijauan dan dapat ditentukan
100 ml bertutup. jumlahnya secara kolorimetrik (di-
3. Tambahkan 10 ml air dan nyatakan sebagai persen glu-
aduk dengan mengguna- kosa)
kan gelas pengaduk untuk mendispersikan sampel
Pereaksi yang digunakan : seluruhnya
4. Tambahkan 13 ml asam Tambahkan 270 ml asam per-
15.1.1 Asam Perklorat 52 %
perklorat 52% klorat (BJ 1.70) ke dalam 100 ml
5. Aduk dengan gelas pe- air. Dinginkan sebelum diguna-
ngaduk selama 20 menit kan.
6. Cuci gelas pengaduk di
15.1.2 Larutan Asam Sulfat atas larutan (air cucian Tambahkan dengan hati-hati 760
masuk ke dalam larutan), ml asam sulfat pekat (1.84) ke
encerkan larutan menjadi dalam 330 ml air. Dinginkan
100 ml
sebelum digunakan
7. Campur merata, saring dan
15.1.3 Pereaksi Anthrone 0.1 % masukkan ke dalam labu dalam larutan asam sulfat
ukur 250 ml Buat untuk setiap hari akan
8. Cuci gelas ukur dengan air, digunakan karena pereaksi ini
masukan air cucian ke labu tidak stabil (daya simpan hanya 1
ukur
hari)
9. tepatkan sampai tanda tera
15.1.4 larutan glukosa standar 0.1 dengan air, kocok merata. mg/ml Larutan 100 mg glukosa dalam
b. Penetapan Sampel
100 ml air. Ambil 10 ml larutan,
1. Encerkan 10 ml ekstrak
1. Warna hijau stabil selama 2 sampel menjadi 100 ml
jam
dengan air
2. Hubungan antara absorbans
2. Pipet 1 ml sampel yang dengan kadar glukosa de-ngan telah diencerkan, masuk-
kisaran 0 – 1.15 mg bersifat an ke dalam tabung reaksi
linier dan berbentuk garis lurus
3. Buat blanko dengan me-
masukkan 1 ml air ke 16.1.1.3.3 Metode Fenol
dalam tabung reaksi Metode fenol dapat digunakan
4. Pipet 1 ml larutan glukosa untuk menentukan kandungan standar masukkan ke da-
karbohidrat dan total gula. Prin- lam tabung reaksi
sipnya gula sederhana, oligo-
5. Masukan dengan cepat 5 sakarida, polisakarida dan tu- ml pereaksi anthrone ke runannya dapat bereaksi de-ngan dalam masing-masing ta-
fenol dalam asam sulfat pekat bung reaksi
menghasilkan warna ora-nge
6. Tutup tabung reaksi, cam- kekuningan yang stabil. pur merata
7. panaskan dalam pena-
Pereaksi yang digunakan :
1. Larutan fenol 5% dalam air menit
ngas air 100 o
C selama 12
2. H 2 SO 4 95.5% BJ 1.84
8. Pindahkan larutan ke da-
3. Larutan glukosa standar lam kuvet berdiameter 1 cm
Peralatan yang digunakan :
9. Baca absorbansinya pada
1. Spektrofotometer 630 nm.
2. Penangas air, suhu diperta- o hankan 25 C
3. Pipet yang dapat memindah- Berat sampel = w g
c. Perhitungan
kan 5 ml asam sulfat pekat Absorbansi glukosa standar = a
dengan cepat (10-20 detik) Absorbansi sampel = b
Cara Kerja :
a. Pembuatan Kurva Standar Total ’available carbohydrat’
1. Pipet 2 ml larutan glukosa dinyatakan dalam % glukosa
standar yang mengan- adalah :
dung 0, 10, 20, 30, 40 dan
60 ml glukosa. Masing- (25 x b)
masing dimasukkan ke = --------------------
dalam tabung reaksi. (a x W)
2. Tambahkan 1 ml larutan fenol 5 %, kocok
3. tambahkan dengan cepat 5 Catatan :
ml larutan asam sulfat pekat dengan cara menu- ml larutan asam sulfat pekat dengan cara menu-
Pereaksi yang digunakan dalam
4. Biarkan selama 10 menit, metode DNS adalah : kocok lalu tempatkan da-
1. Pereaksi DNS
lam penangas air selama Larutkan 10.6 g asam 3,5-
15 menit dinitrosalisilat dan 19.8 g
5. Ukur absorbansinya pada NaOH ke dalam 1416 ml air. 490 nm untuk hektosa dan
Kemudian tambahkan ke da- 480 nm untuk pen-tosa dan
lam larutan tersebut 306 g asam uronat
NaAAK-Tartrat, 7.6 ml fenol
6. Buat kurva standar (cairkan pada suhu 50 oC) dan
8.3 g Na-metabisulfit.
b. Penetapan sampel Campuran merata.
1. Untuk menetapkan total Titrasi 3 ml pereaksi DNS karbohidrat, sampel harus
dengan HCl 0.1 N dan dibuat cairan terlebih da-
indikator fenolftalein. Seha- hulu (saring jika terbentuk
rusnya dibutuhkan 5-6 ml HCl endapan) atau lakukan
0.1 N, jika kurang dari itu tahap ekstraksi seperti
tambahkan 2 g NaOH untuk penetapan total karbohi-
setiap kekurangan 0.1 ml HCl drat metod eCleg-Anthro-
0.1 N.
2. Larutan glukosa standar 0.2 – cairan jernih. Untuk me-
ne untuk sampel selain
0.5 mg/ml.
nentukan total gula dan bahan padat, sampel ha-
Peralatan yang digunakan
rus dipersiapkan dahulu
1. Penangas air
2. Lakukan penetapan sam-
2. Spektrofotometer pel seperti pada pem-
3. Tabung reaksi buatan kurva standar kemudian tentukan total karbohidrat atau total gula
Cara Kerja :
1. Sampel disaring agar diper- gai persen glukosa)
sampel (dinyatakan seba-
oleh cairan jernih
2. Masukan 1 ml sampel ke da- lam tabung reaksi, tambahkan
16.1.1.3.4 Metode DNS
3 ml pereaksi DNS Pada prinsipnya metode DNS
3. Tempatkan dalam air men- menciptakan suasana alkali agar
didih selama 5 menit. Biarkan gula pereduksi dapat mereduksi
dingin sampai suhu ruang asam 3,5-dinitrosolisilat (DNS)
4. Encerkan sampel bila diper- membentuk senyawa yang dapat
lukan sampai dapat terukur diukur absorbansinya pada pan-
pada kisaran 20 – 80% T pada jang gelombang 550nm.
panjang gelombang 55º nm. Tambahkan 100 ml NaOH 1 N Gunakan air sebagai blanko.
sambil diaduk, kemudian
5. Buat kurva standar dengan tambahkan 80 ml kuprisulfat menggunakan larutan glukosa
10% (w/v). Tambahkan 180 g standar dengan kisaran 0.2 – 5
Na 2 SO 4 anhydrous, kemudian mg/ml.
tepatkan larutan hingga 1000
6. Untuk sampel yang sedikit ml. Biarkan selama semalam, mengandung glukosa, tam-
kemudian dekantasi superna- bahkan 0.1 mg glukosa ke
tan jernih atau saring dahulu. dalam masing-masing sampel
2. Pereaksi arsenomolibdat
7. Tiga mililiter pereaksi DNS Larutkan 25 g amonium akan bereaksi dengan kurang
molibdat dalam 450 ml air, lebih 10 mg glukosa. Oleh
tambahkan 21 ml H 2 SO 4 pekat, karena itu sampel harus
campurkan merata. diencerkan dahulu sampai
Tambahkan 3 g Na 2 H 2 SO 4 kira-kira mengandung < 5 mg
7H 2 O yang sudah dilarutkan glukosa.
dalam 25 ml air. Aduk dan inkubasi pada 37 o
C selama 24 Catatan :
– 48 jam. Simpan di dalam
1. Reaksi pembentukan warna botol berwarna coklat dan di terjadi pada suasana basa,
dalam lemari.
3. Larutan glukosa standar bersifat asam harus dinetral-
oleh karena itu sampel yang
Larutan stok glukosa standar 1 kan dahulu
% (w/v) dalam asam benzoat
2. Metode ini tidak spesifik dan jenuh diencerkan se-hingga akan mengukur seluruh se-
diperoleh larutan glu-kosa nyawa pereduksi. Jika glu-
standar dengan kon-sentrasi kosa digunakan sebagai stan-
masing-masing 50, 150 dan dar, maka untuk menentukan
300 µg/ml.
selobiosa, nilai yang diperoleh
15 % lebih rendah dari yang
Peralatan
sebenarnya, sedangkan untuk
1. Spektrofotometer
silosa 15% lebih tinggi.
2. Tabung reaksi 16 x 150 mm + tutup gelas atau kelereng
16.1.1.3.5 Metode Nelson-
3. Rak tabung reaksi
Somogyi
4. Penangas air
Pereaksi yang digunakan pada Cara Kerja metode Nelson-Somogyi adalah :
1. Pipet 2 ml larutan sampel
1. Pereaksi tembaga sulfat jernih yang bebas impuritas, Larutkan 28 g Na 2 HPO 4 masukkan ke dalam tabung
anhydrous dan 4 g sodium reaksi, tambahkan 2 ml pe- potasium dalam 700 ml air.
reaksi tembaga sulfat. Tutup intensitasnya dengan tabung reaksi
menggunakan spektrofotometer.
2. Tempatkan tabung reaksi da- lam penangas air 100 o C Pereaksi yang digunakan dalam selama 10 menit, kemudian metode ferisianida basa adalah : dinginkan selama 5 menit
1. Larutan sianida basa
dalam air mengalir Larutan ini dibuat dengan
3. Tambahkan 1 ml pereaksi melarutkan 0.65 g potassium arsenomolibdat, campur sianida kedalam 1000 ml la- hingga rata
rutan sodium karbonat 0.53%
4. Encerkan isi tabung reaksi
(w/v)
sampai volume antara 10 – 25
2. larutan potassium ferisianida ml, tergantung kepekatan
0.05% (w/v) dalam air
warna larutan
3. Larutan feriamonium sulfat
5. Ukur absorbansinya pada 500 Larutan feriamonium sulfat atau 520 nm (absorbansi
dibuat dengan melarutkan 1.5 maksimum pada 660 nm). g feriamonium sulfat ke dalam Blanko dibuat sama seperti di
1000 ml H 2 SO 4 0.05N
atas kecuali sampel diganti dengan air
6. Buat kurva standar dari larutan
Peralatan Utama :
glukosa standar 50, 150 dan
1. Penangas air
300 µg/ml dengan cara yang
2. Spektrofotometer
sama seperti penetapan sampel.
Cara Kerja :
1. Campurkan 2 ml larutan Catatan :
sampel jernih yang bebas
1. Warna yang terbentuk stabil impuritas dengan 1 ml larutan
2. Pemanasan dan pendinginan sianida dan 1 ml larutan untuk seluruh sampel atau
feriamonium sulfat (sampel standar dilakukan secara
diperkirakan mengandung 1 – bersamaan dan seragam.
9 µg glukosa/2 ml)
2. Panaskan dalam penangas sir
16.1.1.3.6 Metode Ferisianida
100 o
C selama 15 menit
3. Warna biru yang terbentuk Prinsip dasar dari metode fer-
Basa
diukur absorbansinya pada isianida basa adalah bahwa di
panjang gelombang 700 nm atas pH 10.5, gula akan mereduksi
4. Buat kurva standar dari larutan ferisianida menjadi ferosianida
glukosa standar 1-10 µg/2 ml yang akan bereaksi dengan ion
yang diperlukan se-perti tahap feri membentuk se-nyawa biru
1 sampai dengan tahap 3. prussian yang dapat diukur
Blanko dibuat de-ngan cara yang sama seperti tahap 1 Blanko dibuat de-ngan cara yang sama seperti tahap 1
dimana larutan sampel diganti
Asam
dengan air. Metode hidrolisis asam dapat digunakan untuk menentukan
Catatan : kadar pati dalam bahan pangan
1. Warna biru yang terbentuk yang diketahui hanya mengan-
stabil dung pati (dan dekstrin). Metode
2. Proses pemanasan harus di- ini memiliki tingkat ketepatan yang lakukan secara serentak dan
rendah.
sama untuk seluruh sampel dan standar.
Prinsip dari metode hidrolisis asam adalah menghidrolisis pati
dengan menggunakan asam Kandungan sukrosa dalam bahan
16.1.1.4 Sukrosa
sehingga terbentuk gula-gula. pangan dapat ditentukan dengan
Gula yang terbentuk selanjutnya mengukur total gula sesudah ditetapkan jumlahnya, sehingga inversi dan total gula pereduksi.
kadar pati kadap diketahui. Metode pengukuran yang dapat digunakan adalah metode Lane-
Pereaksi yang digunakan pada Eynon dan Sahffer-Somogyi. Ni-
metode hidrolisis asam adalah : lai total sukrosa sama dengan total
1. Eter
gula setelah inversi di-kurangi
2. Alkohol 10 % dan 80 % dengan total gula pereduksi
3. HCl ± 25 % (berat jenis 1.125) dikalikan dengan 0.95.
4. NaOH 45 %
Sukrosa = (total gula-total gula Peralatan utama yang digunakan pereduksi) x 0.95
adalah :
1. Timbangan analitik Penentuan sukrosa di dalam ba-
2. Erlenmeyer
han pangan dengan meng-
3. Gelas piala
gunakan metode ini didasarkan
4. Kertas saring
pada asumsi bahwa gula non
5. Pendingin balik pereduksi yang ada di dalam ba-
6. Penangas air
han pangan tersebut seluruhnya atau sebagian besar terdiri dari
Cara Kerja
sukrosa.
1. Timbang 2 – 5 g sampel (berupa bahan padat yang
telah dihaluskan atau bahan Kandungan pati dalam bahan
16.1.1.5 Pati
cair) dalam gelas piala 250 ml pangan dapat ditentukan dengan
2. Tambahkan 50 ml alkohol 80 menggunakan beberapa metode,
% dan aduk selama 1 jam yaitu :
3. Saring suspensi tersebut dengan kertas saring dan cuci 3. Saring suspensi tersebut dengan kertas saring dan cuci
digunakan untuk menentukan terlarut dan dibuang
kadar pati pada biji-bijian, khu-
4. Untuk bahan yang mengan-
susnya tepung.
dung lemak, pati yang ter- dapat sebagai residu pada Pereaksi yang digunakan dalam kertas saring dicuci 5 kali metode polarimetri adalah : dengan 10 ml eter. Biarkan
1. Larutan kalsium Klorida Asam eter menguap dari residu,
Larutan kalsium klorida asam kemudian cuci kembali de-
dibuat dengan melarutkan 620 ngan 150 ml alkohol 10 %
g CaCl 2 .6H 2 O) dalam 180 ml untuk membebaskan lebih
air, saring sampai jernih. lanjut karbohidrat yang ter-larut
Tambahkan 50 ml larutan
5. Pindahkan rsidu secara sodium asetat trihidrat 36% kuantitatif dari kertas saring ke
(w/v) kedalam filtrat jernih. dalam Erlenmeyer dengan
Sesuaikan pH larutan menjadi cara pencucian menggunakan
2.3 dengan menambahkan 200 ml air dan tambahkan 20
asam asetat. Sesuaikan be-rat ml HCl 25%. Tutup dengan
jenis larutan menjadi 1.3 pada pendingin balik dan pasakan di
20 o C.
atas penangan air sampai
2. Larutan carrez I mendidih selama 2.5 jam
Larutan Carrez I dibuat
6. Biarkan dingin dan netralkan dengan melarutkan 21.9 g Zn- dengan NaOH 45% dan
asetat dihidrat dan 30 ml asam encerkan sampai volume 500
asetat ke dalam 100 ml air ml
3. Larutan Carrez II
7. Saring kembali dengan meng- Larutan Carrez II dibuat gunakan kertas saring
dengan melarutkan 10.6 g
8. Tentukan kadar gula yang potassium ferosianida dalam dinyatakan sebagai glukosa
100 ml air
dari filtrat yang diperoleh.
Penentuan glukosa dilakukan Peralatan utama yang digunakan seperti pada penentuan gula
9. Kadar pati dalam bahan
2. Kertas Whatman no. 541 pangan tersebut dapat
3. Polarimeter
diperoleh dengan mengalikan bobot glukosa dengan faktor
Cara Kerja
0.9 1. Campurkan 2.5 g sampel dengan 10 ml air dalam gelas
16.1.1.5.2 Metode Polarimetri
piala tinggi 400 ml sampai terbentuk pasta lembut
2. Tambahkan 50 ml larutan ( 20 α) D = 203
kalsium klorida, aduk hingga rata
3. Masukkan ke dalam otoklaf, 16.1.1.5.3 Metode Ekstraksi
panaskan pada tekanan
Asam Perklorat
103.42 kN/m2 selama 10 menit Metode ekstraksi asam perklorat
4. Dinginkan campuran dengan cukup baik untuk menentukan
cara merendamnya dalam air kadar pati pada serealia. Prinsip- dingin. Pindahkan campuran
nya menentukan kadar gula ke dalam labu ukur 100 ml.
dengan metode Anthrone sehing- Cuci gelas piala dengan
ga kadar pati dalam sampel dapat larutan kalsium klorida dan diketahui. masukkan bilasan ke dalam labu ukur. Tambahkan laru-
Gula bebas dalam sampel harus tan kalsium klorida ke dalam
dihilangkan dahulu dengan cara
labu ukur sampai volume ekstraksi dengan etanol 80 %, campuran kira-kira 90 ml
residu pati yang diperoleh ditam-
5. Tambahkan 2 ml larutan bahkan asam perklorat sehingga Carrez I dan campur hingga
dihasilkan gula yang akan diten- merata. Tambahkan 2 ml tukan kadarnya. larutan Carrez II dan campur hingga merata. Tambahkan
Pereaksi yang digunakan dalam larutan kalsium klorida hingga
metode ekstraksi asam perklorat volume campuran mencapai adalah : 100 ml.
1. Etanol 80 % (v/v)
6. Saring dengan kertas What-
2. Asam perklorat 52% (v/v) man no. 541 hingga diperoleh
Larutan asam perklorat ini filtrat yang jernih
dibuat dengan menambahkan
7. Buang 15-20 ml filtrat bagian 270 ml asam perklorat 72 % ke atas
dalam 100 ml air secara
8. Ukur filtrat pada polarimeter perlahan-lahan
3. Pereaksi Anthrone Perhitungan :
Pereaksi Anthrone diperoleh Kadar pati (g) dalam 100 g bahan
dengan melarutkan 1 g pangan dapat dihitung dengan
Anthrone ke dalam 1000 ml persamaan :
larutan yang mengandung 760
2 SO 4 pekat (larutan H 2 SO 4 = -----------------
4 n x 10 ml H
76%). Buat setiap hari akan 203 x 5
digunakan.
4. Larutan gula standar n = hasil pembacaan polarimeter
Larutan gula standar dibuat pada 20 o
C dalam tabung 2 dm dengan melarutkan glukosa C dalam tabung 2 dm dengan melarutkan glukosa
air sehingga volume-nya menjadi 100 ml
Peralatan utama yang digunakan
7. Buang 5 ml filtrat bagian atas, dalam metode ekstraksi asam
selebihnya saring perklorat adalah :
8. Encerkan sejumlah filtrat
1. Sentrifus sehingga mengandung 100 µg
2. Spektrofotometer
glukosa/ml
3. Magnetic stirrer
9. Ambil 1 ml filtrat yang telah diencerkan, masukan ke dalam
Cara Kerja
tabung reaksi bertutup
1. Timbang 0.2 g sampel dalam karet/kelereng, tambahkan 1 bentuk tepung, masukan ke
ml air dan 10 ml pereaksi dalam tabung sentrifus 50 ml.
Anthrone, campur hingga me- Tambahkan 2 tetes etanol 80
rata
% (v/v) untuk membasahkan
10. Panaskan tabung reaksi da- sampel. Kemudian tambah-
lam penangas air 100 o C kan 5 ml air. Campur hingga
selama 12 menit, dinginkan rata.
11. Buat kurva standar.
2. Tambahkan 25 ml etanol 80 %
12. Baca asorbansinya pada 607 (v/v) panas, campur hingga
nm.
rata, biarkan selama 5 menit, sentrifus
3. Dekantasi supernatan, kemu-
16.1.1.5.4 Metode Enzimatis
dian ulangi ekstraksi dengan Metode enzimatis diawali dengan
30 ml etanol 80% mengekstrak sampel mengguna-
4. Tambahkan 5 ml air kedalam kan dimetilsulfoksida dan asam
residu, kemudian tambahkan sehingga pati terdegradasi. Pati
6.5 ml asam perklorat 52% yang sudah terdegradasi kemu- sambil diaduk di atas magne-
dian dihidrolisa oleh enzim amil- tik stirrer. Lakukan pengadu-
oglukosidase sehingga terbentuk kan selama 5 menit sesudah
gula. Gula yang terbentuk dapat penambahan asam perklorat.
ditentukan jumlahnya dengan sa- Diamkan sebentar. Aduk lagi
lah satu metode penetapan total selama 15 menit.
gula.
5. Tambahkan 20 ml air, sen- trifus kembali
Pereaksi yang digunakan dalam
6. Dekantasi supernatan, ma- metode enzimatis adalah : sukan ke dalam labu ukur 100
1. Dimetilsulfoksida ml. Ekstraksi kembali residu
2. HCl 8 N
seperti sebelumnya (tahap 4
3. Buffer asetat 0.1 M, pH 4.6 s/d 6). Masukan supernatan
4. Larutan amiloglukosidase 10 ke dalam labu ukur yang berisi
mg/ml mg/ml
akan berbeda tergantung dari
1. Penangas air kadar amilosa dalam bahan.
2. Spektrofotometer Pereaksi yang digunakan dalam
Cara Kerja
penentuan amilosa adalah :
1. Sampel sebanyak 100 mg
1. Amilosa standar diekstrak dalam bentuk te-
2. Etanol 95 %
pung bebas gula dengan cara
3. NaOH 1 N
4. Larutan Iod sulfoksida dan 5 ml HCl 8N
menambahkan 20 ml dimetil-
5. Larutan 0.2 g Iod dan 2 g KI dalam penangas air 60 o C dalam 100 ml air.
selama 30 menit
6. Asam asteta 1N
2. Dinginkan, saring jika keruh
3. Encerkan supernatan jernih sehingga mengandung 0.2 –
Peralatan
0.4 pati/liter
1. Penangas air
4. Campurkan 0.2 ml supernatan
2. spektrofotometer dengan 0.2 ml buffer asetat
3. Tabung reaksi
0.1 M, pH 4.6. Tambahkan
4. Labu ukur 100 ml
5. Pipet 1 ml, 2 ml, dan 9 ml. amiloglukosidase (10 mg/ml)
0.02 ml larutan
5. Inkubasi campuran tersebut Cara Kerja meliputi 2 arah :
pada suhu 20 – 25 o
C selama
1. Pembuatan kurva standar
15 menit
1. Timbang 40 mg amilosa mur-
6. Sesudah inkubasi, tentukan ni, masukan kedalam tabung kadar gula campuran dengan
reaksi. Tambahkan 1 ml eta- menggunakan salah satu
nol dan 9 ml NaOH 1N. metode penetapan gula.
2. Panaskan dalam air mendidih selama 10 menit sampai se-
Catatan : mua bahan membentuk gel.
1. Ekstrasi awal dengan asam Setelah itu dinginkan. dan dimetilsulfoksida akan
3. Pindahkan seluruh campuran mengakibatkan beberapa dari
kedalam labu ukur 100 ml. polisakarida mengalami de-
Tambahkan air hingga men- gradasi selain pati.
capai tanda tera
2. Amiloglucosidase akan mela-
4. Pipet masing-masing 1, 2, 3, 4, kukan hidrolisis pada ikatan
dan 5 ml larutan diatas dan glukosidik α-1,2.
masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
5. Tambahkan asam asetat 1N Reaksi antara amilosa dengan
16.1.1.6 Amilosa
berturut-turut 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 senyawa Iod akan menghasilkan berturut-turut 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 senyawa Iod akan menghasilkan
diamkan selama 20 menit.
6. Tambahkan air sehingga ting-
6. Ukur intensitas warna de- gi campuran dalam labu ukur
ngan spektrofotometer pa- mencapai tanda tera. Biarkan
da panjang gelombang 625 selama 20 menit.
nm.
7. Intersitas warna biru yang ter-
7. Hitung kadar amilosa da- bentuk diukur dengan spek-
lam sampel. trofotometer pada panjang gelombang 625 nm.
16.1.1.7 Serat kasar
8. Buat kurva standar antara Serat kasar merupakan residu dari konsentrasi amilosa dengan bahan pangan setelah ditam- absorbans.
bahkan asam dan alkali men-didih. Serat kasar terdiri dari se-lulosa,
2. Penetapan sampel
lignin, dan pentosan.
1. Timbang 100 mg sampel dalam bentuk tepung Pereaksi yang digunakan dalam (sampel sebagian besar penentuan serat kasar adalah : terdiri dari pati, jika ba-
a. Antifoam agent nyak mengandung kom-
b. Asbes
ponen lainnya, ekstrak dulu
c. Larutan H 2 SO 4 (1.25 g H 2 SO 4 patinya baru diana-lisis
pekat / 100 ml = 0.225 N
kadar amilosanya), H 2 SO 4 )
d. NaOH (1.25 g NaOH/100 ml = reaksi. Tambahkan 1 ml
masukan kedalam tabung
0.313 N NaOH) etanol 95% dan 9 ml NaOH
e. Larutan K 2 SO 4 10 % 1N.
f. Alkohol 95 %
2. Panaskan dalam air mendi- dih selama 10 menit Peralatan sampai terbentuk gel.
a. Penggiling
3. Pindahkan seluruh gel ke
b. Timbangan analitik dalam labu ukur 100 ml,
c. Soxhlet
kocok, tambahkan air
d. Erlenmeyer 600 ml hingga permukaan larutan
e. Pendingin balik mencapai tanda tera.
f. Kertas saring
4. Pipet 5 ml larutan tersebut,
g. Spatula
masukan keda-lam labu
h. Oven 119 oC ukur 100 ml. Tambahkan 1
i. Desikator
ml asam asetat 1N dan 2 ml larutan Iod.
Cara Kerja
5. Tambahkan air hingga
1. Haluskan sampel sehingga permukaan larutan men-
dapat melalui saringan ber- diamater 1 ml dan aduk hingga dapat melalui saringan ber- diamater 1 ml dan aduk hingga
mendidih, kemudian dilanjut- dihancurkan sebaik mungkin
kan dengan alkohol 95%
2. Timbang 2 g bahan. Eks-traksi
sekitar 15 ml.
lemak sampel dengan metode
11. Keringkan kertas saring atau soxhlet.
krus dengan isinya pada 110
3. Pindahkan sampel ke dalam o
C sampai beratnya konstan Erlenmeyer 600 ml. Jika ada
(1-2 jam), dinginkan dalam tambahkan 0.5 g asbes yang
desikator dan timbang. Ja- telah dipijarkan dan 3 tetes zat
ngan lupa mengurangi berat anti buih (antifoam agent)
asbes (sekali digunakan).
4. Tambahkan 200 ml larutan Berat residu yang diperoleh =
H 2 SO 4 mendidih. Tutup de- berat serat kasar. ngan pendingin balik.
5. Didihkan selama 3 menit dengan kadang-kadang digo-
16.1.1.8 Dietary fiber
yang-goyangkan. Dietary fiber adalah bagian dari
6. Saring suspensi dengan ker- komponen bahan pangan nabati tas saring. Residu yang ter-
yang tidak dapat dicerna oleh tinggal dalam Erlenmeyer saluran pencernaan manusia, dicuci dengan air mendidih. termasuk polisakarida dan lignin. Cuci residu dalam kertas Berdasarkan fungsinya, dietary saring sampai air cucian tidak
fiber dapat dibagi menjadi tiga, bersifat asam lagi (uji dengan
yaitu :
kertas lakmus).
1. Polisakarida struktural, terda-
7. Pindahkan secara kuantitatif pat dalam dinding sel dan residu dari kertas saring ke
terdiri dari selulosa dan dalam Erlenmeyer kembali
polisakarida non-selulosa (he- dengan spatula. Sisanya cuci
miselulosa dan substansi lagi dengan 200 ml larutan
pekak)
NaOH mendidih sampai se-
2. Non-polisakarida struktur, se- mua residu masuk kedalam
bagian besar terdiri dari lignin. Erlenmeyer.
3. Polisakarida non struktural,
8. Didihkan dengan pendingin termasuk gum dan mucilage balik sambil kadang-kadang
serta polisakarida lainnya (ka- digoyang-goyangkan selama
rageenan dan agar dari alga
30 menit dan rumput laut).
9. Saring kembali dengan meng- gunakan kertas saring yang Untuk menganalisa dietary fiber diketahui beratnya atau krus-
telah dikembangkan berbagai geoch yang telah dipijarkan metode, diantaranya yang mudah dan diketahui beratnya, sam-
dan relatif cepat adalah Metode
bil dicuci dengan K 2 SO 4 10 %.
Van Soest. Dengan metode ini Van Soest. Dengan metode ini
1. Pendingin tegak Detergent Fiber (ADF) dan Neu-
2. Pemanas listrik tral Detergent Fiber (NDF). ADF
3. Filter gelas 2-G-3 terdiri dari selulosa dan lignin dan
4. Oven pengering NDF terdiri selulosa, hemiselu-
5. Tanur 450-500 o C losa dan lignin.
6. Timbangan analitik
7. Desikator
Hampir semua komponen dietary fiber dapat dihitung. Kadar hemi-
Cara Kerja :
1. Timbang sampel bentuk te- hitung selisih kadar NDF dengan
selulosa diperoleh dengan meng-
pung lolos ayakan 30 mesh kadar ADF. Kadar selulosa di-
sebanyak 1 g dan masukan ke peroleh dengan menghitung
dalam Erlenmeyer. selisih kadar ADF dan kadar lignin.
2. Tambahkan 100 ml larutan Total dietary fiber dihitung dengan
ADF; didihkan pada pendingin menjumlahkan kadar NDF dengan
tegak selama 60 menit. kadar subs-tansi pekat.
3. Saring dengan filter gelas 2-G-
3, endapan yang diperoleh
16.1.1.8.1 Penentuan kadar ADF
dicuci dengan akuades panas Sampel yang akan diuji diekstrak
beberapa kali. dengan larutan setiltrimetil amo-
4. Endapan dicuci beberapa kali nium bromida (ADF) dalam H 2 SO 4 dengan aseton
1N sehingga seluruh komponen
5. Keringkan filter gelas dan en- selain komponen ADF larut. dapan dalam oven 100 o C
Komponen yang tidak larut sampai diperoleh berat yang kemudian disaring, dikeringkan,
tetap (sekitar 8 jam), timbang. ditimbang, dan dikoreksi dengan
6. Abukan endapan pada tanur kandungan mineral yang ada
C hingga dalam komponen tersebut de-
bersuhu 450 – 500 o
diperoleh berat yang konstan ngan cara menyabunkannya se-
(sekitar 3 jam) timbang. hingga yang tinggal hanya mine- ralnya saja.
Perhitungan :
(a – b) Pereaksi yang digunakan dalam
% kadar ADF = --------------- x 100 penetapan ADF adalah :
(W)
1. Larutan ADF Larutan ADF dibuat dengan me-
Dimana :
larutkan 20 g setil trimetil amo-
a = berat filter dan endapan nium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 setelah dikeringkan (g) 1N.
b = Berat filter dan endapan
2. Aseton setelah diabukan Peralatan yang digunakan dalam
c = berat awal sampel (g) penetapan ADF adalah :
16.1.1.8.2 Penentuan kadar NDF
6. Filter gelas 2-G-3 Penetapan NDF diawali dengan
7. Oven pengering 100 o C mengekstrak sampel dengan la-
8. Tanur 450-500 o C rutan NDF sehingga seluruh kom- ponen selain NDF larut. Kompo-
Cara kerja :
nen yang tidak larut kemudian
1. Timbang 0.5 g sampel bentuk disaring, dikeringkan, ditimbang
tepung lolos ayakan 30 mesh dan dikoreksi dengan kandungan
dan masukkan ke dalam mineralnya yang ada dalam
Erlenmeyer.
komponen tersebut.
2. Tambahkan 30 ml larutan α- amilase dan inkubasi pada
C selama 16 jam pati, patinya harus dihidrolisis da-
Untuk sampel yang mengandung
suhu 40 o
(semalam).
hulu dengan menggunakan α-
3. Tambahkan 200 ml larutan amilase sehingga tidak menye-
NDF dan 0.5 g Na 2 SO 3 . babkan kesulitan selama penya-
4. Refluks campuran pada pan- ringan.
dingin tegak selama 60 menit
5. Saring campuran melalui filter Pereaksi yang digunakan dalam
2-G-3 dan cuci dengan akua- penentuan NDF adalah :
des panas beberapa kali.
1. Larutan NDF
6. Bilas endapan dengan aseton Larutkan 18.61 g EDTA-2Na,
beberapa kali.
7. Keringkan filter dan endapan Sodium lauril sulfat, 4.56 g
6.81 g Na 2 B 4 O 7 .10H 2 O, 30 g
pada oven yang bersuhu 100 Na 2 HPO 4 dan 10 ml 2-etoksil-
C sampai diperoleh bobot etanol dalam 1 liter. Atur se-
yang konstan (sekitar 8 jam), demikian rupa sehingga pH
timbang.
berkisar 6.9-7.1.
8. Abukan filter dan nedapan pa-
da tanur yang bersuhu 450-
2. Larutan α-amilase o 500
C sampai diperoleh bobot Masukkan 1 g α-amilase ke
yang konstan (sekitar 3 jam), dalam 1 liter buffer fosfat, yaitu
timbang.
0.067 M buffer fosfat (KH 2 PO 4 -
Na 2 HPO 4 ), pH 7.0 ± 0.05.
Perhitungan :
a–b
3. Aseton % kadar NDF = ------------ x 100 W Peralatan yang digunakan :
1. Erlenmeyer
Dimana :
2. Timbangan analitik
a = berat filter dan endapan
3. Desikator setelah dikeringkan (g)
4. Inkubator 40 o C b = Berat filter dan endapan
5. Pendingin tegak setelah diabukan 5. Pendingin tegak setelah diabukan
6. Tambahkan 25 ml H 2 SO 4 72%
dingin (15 o
C) ke dalam filter gelas, aduk dengan gelas
16.1.1.8.3 Penentuan lignin
pengaduk sampai ter-bentuk Kandungan lignin dapat ditentu-
pasta halus. Biarkan gelas kan dengan mengekstrak sampel
pengaduk berada da-lam filter dengan larutan ADF sehingga
gelas.
semua komponen selain selulo-sa
7. Biarkan selama 3 jam pada dan lignin larut. Selulosa yang
C sambil ada dalam residu kemudian dihi-
suhu 20 – 23 o
diaduk-aduk setiap 1 jam
drolisa menggunakan H 2 SO 4 72%
sekali.
sehingga yang tersisa dalam
8. Dengan bantuan vakum laku- residu hanya lignin.
kan penyaringan. Cu-ci resi- du dengan air panas sampai
Pereaksi yang digunakan dalam filtrat bebas asam (cek de- penentuan lignin adalah :
ngan kertas lakmus). Jangan
1. Larutan ADF (lihat penetapan lupa cuci bagian pinggir filter ADF)
dan gelas pengaduk dengan
2. Larutan H 2 SO 4 72% (w/v)
air panas.
3. Aseton
9. Bilas residu dengan ase-ton 2-
3 kali.
Peralatan yang digunakan dalam
10. Keringkan filter gelas dalam penentuan lignin adalah :
oven 100 o
C sampai diperoleh
1. Timbangan analitik berat konstan, masukkan ke
2. Pendingin tegak desikator kemudian timbang.
3. Filter gelas 2-G-4
11. Masukan filter ke dalam tanur
4. Oven o 450 – 500
C sampai diperoleh
5. Tanur berat tetap, biarkan agak dingin, masukkan desi-kator,
Cara kerja :
timbang.
1. Timbang 0.5 g sampel bentuk tepung lolos aya-kan 30 mesh, masukkan ke dalam labu Perhitungan : Erlenmeyer atau labu didih
a–b
2. Tambahkan 100 ml larut-an % kadar lignin = ------------ x 100 ADF
3. Refluks pada pendingin tegak selama 60 menit
Dimana :
4. Saring melalui filter gelas 2-G-
a = berat filter dan endapan
4 setelah dikeringkan (g)
5. Tempatkan filter gelas yang
b = Berat filter dan endapan berisi residu pada gelas piala
setelah diabukan 100 ml.
c = berat awal sampel (g)
1. Timbang sampel dalam ben- tuk tepung lolos ayakan 30
16.1.1.9 Penentuan substansi
mesh sebanyak 0.5 g.
pektat
2. Ekstraksi dengan 25 ml etanol
70 % untuk menghilangkan
16.1.1.9.1 Metode Kolorimetrik
gula-gula.
Prinsip penentuan substansi pek-
3. Saring, endapannya diambil tat dengan metode kolorimetrik
lalu tambahkan 200 ml larutan didasarkan atas reaksi antara O-
versen 0.5 persen. hidroksi difenil dengan anhidro-
4. Inkubasi pada suhu 25 o C galakturonat sehingga mengha-
selama 30 menit untuk silkan warna yang dapat diukur
melarutkan substansi pektat di pada panjang gelombang 520 nm.
dalam sampel.
5. Asamkan campuran sampai Pereaksi yang digunakan dalam
pH 5 – 5.5 dengan meng- penentuan substansi pektat ada-
gunakan asam asetat, kemu- lah :
dian tambahkan 0.1 g pekti- nase, inkubasi pada 25 o C
1. Larutan versene 0.5% selama satu jam. Larutan ini dibuat dengan me-
6. Tambahkan akuades sehing- larutkan 5 g EDTA-4 Na dalam
ga volume campuran menjadi akuades hingga volu-me 1
250 ml, kemudian saring. liter.
7. Dari filtrat yang diperoleh,
2. Larutan tetraborat / sulfat ambil 0.8 ml lalu tambahkan
kedalamnya 4.8 ml larutan dalam H 2 SO 4 pekat
Larutan Na 2 B 4 O 7 0.0125 M
tetraborat / sulfat.
3. Larutan O-hidroksidifenil
8. Dinginkan dengan penangas Larutan O-hidroksidifenil dipe-
es sampai suhu campuran roleh dengan melarutkan 1.5 g
C, kemudian O-hidroksidifenil dalam 1000
mencapai 4 o
kocok dengan vortex mixer. ml NAOH 0.5 persen.
9. Panaskan dengan penangas
C selama 5 menit, dinginkan kembali de- Peralatan yang digunakan :
4. NaOH 0.05 N air bersuhu 100 o
ngan penangas es sampai
1. Vortex mixer
suhu 20 o C.
2. Spektrofotometer
10. Tambahkan 0.08 ml larutan O-
3. Penangas air hidroksidifenil, kocok kem-bali
4. Penangas es (ice bath) dengan vortex mixer.
11. Setelah dibiarkan kurang le-bih
5 menit dan warna telah
Cara kerja :
terbentuk sempurna, ukur
a. Penetapan sampel
absorbansinya pada panjang gelombang 520 nm.
12. Pembuatan blanko sama se- perti prosedur di atas, kecuali
Dimana :
tidak ditambahkan larutan O-
a = konsentrasi sampel yang hidroksidifenil.
diperoleh
b = volume akhir setelah
b. Pembuatan kurva standar
penambahan pektinase
1. Pembuatan kurva standar
0.8 = volume filtrat yang diambil dilakukan dengan menam-
untuk pengukuran absorbansi bahkan 10 ml NaOH 0.05N
(ml)
kedalam 120.5 mg asam W = bobot sampel galakturonat monohidrit, c = berat awal sampel (g) encerkan sampai volume 500
10 6 = faktor konversi satuan ml dengan akuades. Biarkan selama semalam pada suhu
16.1.1.9.2 Metode Gravimetrik
kamar. Tiap ml larutan stan- Penetapan substansi pektat dila-
dar ini mengandung 20 µg kukan dengan mengekstrak pek- asam anhidrogalakturonat.
tin dari sampel kemudian disa-
2. Masukkan 10, 20, 40, 50, 60, ponifikasi dengan alkali dan dien- dan 80 ml larutan standar dapkan sebagai kalsium pektat masing-masing ke dalam labu
dengan penambahan kalsium ukur 100 ml, tepatkan sampai
khlorida dan suasana asam. En- tanda tera dengan akuades.
dapan kalsium pektat dicuci sam-
3. Setiap 0.8 ml larutan standar pai bebas khlorida, dikeringkan ini diperlakukan sama seperti
dan ditimbang.
pada penetapan sampel, kemudian ukur absorbansinya
Adapun pereaksi yang diperguna- pada 520 nm.
kan untuk penetapan substansi
4. Blanko larutan standar dibuat pektat dengan metode gravimetri sama seperti larutan standar,
adalah :
tetapi tidak ditambahkan O-
1. Asam asetat 1 N hidroksidifenil.
Asam asetat 1N diperoleh dengan mengencerkan 30 ml asam asetat glasial dengan air hingga menjadi 500 ml.
2. Kalsium khlorida 1N
c. Perhitungan
Kalsium khlorida 1N dibuat
dengan melarutkan 27.5 g Anhidrouronat = ----------- x 100%
(a) (b)
CaCl 2 anhidrous dalam air.
6 0.8 (W) 10 Encerkan hingga volumenya mencapai 500 ml.
= kadar substansi
3. Perak nitrat 1 %
pektat didalam sampel
Perak nitrat diperoleh dengan - Tambahankan HCl 0.05 N
pada residu, didihkan se- 100 ml air.
melarutkan 1 g AgNO 3 dalam
lama 20 menit dan saring
4. HCl 0.05 N seperti sebelumnya. - Tambahkan HCl 0.3 N pada residu, didihkan selama 10 Peralatan yang digunakan
menit dan saring.
1. Waring blender - Kumpulkan seluruh filtrat
2. Oven yang diperoleh, dinginkan, dan tepatkan sampai volu-
Cara kerja
me tertentu.
a. Ekstraksi
1. Timbang 50 g sampel yang
b. Jam, Jelly dan Marmalade
sudah diblender dalam wadah
1. Timbang 50 g sampel gelas piala 1000 ml.
dalam wadah gelas piala
2. Ekstrak dengan 400 ml HCl 1000 ml. Sementara itu 0.005 N selama 2 jam pada
siapkan 400 ml air, panas- suhu 80-90 o
kan pada penangas air. yang hilang karena pengua-
C. Gantikan air
2. masukan sampel ke da- pan.
lam air yang sudah disi-
3. Dinginkan, pindahkan seluruh apkan sambil dipanaskan, isinya ke labu ukur 500 ml,
hancurkan sampel de-ngan tepatkan sampai tanda tera
gelas pengaduk. dengan air.
3. Dinginkan. Lalu pindah-
4. Kocok merata, kemudian sa- kan sampel ke dalam labu ring dengan kertas saring
ukur 500 ml. Tetapkan Whatman No. 4, masukkan
sampai tanda tera dengan filtrat ke dalam Erlenmeyer 500
air, kemudian saring de- ml.
ngan kertas Whatman
5. Ulangi ekstraksi terhadap pulp
no.4.
sayuran atau buah-buahan dengan air dingin lalu
c. Penetapan sampel
panaskan ekstrak campuran
1. Pipet 100-200 ml masing- sebelum penyaringan atau
masing alikuot, masukan didihkan pulp dan air tanpa
ke dalam gelas piala 1000 penambahan asam. Untuk
ml. Tambahkan 250 ml air. melarutkan pektin yang tidak
Netralkan dengan pe- larut lakukan ekstraksi asam
nambahan NaOH 1N de- sebagai berikut :
ngan menggunakan fe- - Tambahkan HCl 0.01 N,
nolftalein sebagai indika- didihkan selama 30 mnt.
tor. Tambahkan lagi 10 ml - Saring, cuci endapan de-
NaOH 1 N, sambil ngan air panas.
melakukan pengadukan. 5 (lima) dilakukan pembulat-an Biarkan selama semalam.
naik. Contoh :
2. Tambahkan 50 ml asam asetat 1N, kemudian se-
14.545 Dibulatkan 14.45 telah 5 menit tambahkan
menjadi
25 ml kalsium khlorida 1 N, 14.466 Dibulatkan 14.47 aduk merata.
menjadi
3. Saring dengan kertas sa-
ring yang telah disiapkan
b. Angka desimal 5 (lima) yang sebelumnya (sebelumnya, akan dibulatkan dari angka genap
kertas saring dibasahkan yang ada di depannya, maka dengan air panas, kering-
angka lima tersebut menjadi kan dalam oven 102 o C hilang. Tetapi jika angka dide-
selama 2 jam, dinginkan pannya ganjil maka dilakukan dalam desikator kemudian
pembulatan naik. Contoh : timbang dalam wadah tim-
bang tertutup) 14.765 Dibulatkan 14.76
4. Cuci endapan dengan air menjadi panas yang hampir men-
14.475 Dibulatkan 14.48 didih sampai bebas dari
menjadi khlorida (uji dengan perak
nitrat). Keringkan pada
100 oC selama semalam,
16.2. Analisis protein
dinginkan dengan desika-
16.2.1 Penetapan protein kasar
tor lalu timbang.
16.2.1.1 Metode Kjeldahl
Analisis protein metode Kjeldhal
d. Perhitungan didasarkan pada oksidasi bahan-
bahan berkarbon dan konversi % kalsium pektat = -------------------
a x 500 x 100
nitrogen menjadi amonia. Kemu-
bxc
dian amonia bereaksi dengan ke- lebihan asam membentuk amo-
a = Berat kalsium pektat nium sulfat. Larutan dibuat men-
b = ml filtrat yang digunakan untuk jadi basa dan amonia diuapkan penetapan
untuk kemudian diserap dalam
c = Berat sampel larutan asam borat. Nitrogen yang terkandung dalam larutan dapat
ditentukan jumlahnya de-ngan
titrasi menggunakan HCl 0.02 N. Hasil dicatat pada buku hasil. Bila
16.1.2 Pencatatan hasil
dari hasil perhitungan diper-oleh : Pereaksi yang digunakan dalam
a. Angka desimal kurang dari 5 metode Kjeldhal adalah : (lima) maka dilakukan pembulat-
1. Asam sulfat pekat an turun, sedangkan bila lebih dari
2. Air raksa oksida
3. Kalium sulfat jadi panas), kemudian dingin-
4. Larutan natrium hidroksida-
kan.
natrium tiosulfat (larutkan 60 g
5. Pindahkan isi labu kedalam
alat destilasi. Cuci dan bilas dalam air dan encerkan
NaOH dan 5 g NaS 2 O 3 . 5H 2 O
labu 5-6 kali dengan 1-2 ml air, sampai 100 ml)
pindahkan air cucian ter-sebut
5. Larutan asam borat jenuh ke dalam alat distilasi.
6. Letakkan Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan H 2 BO 3 Peralatan yang digunakan :
6. Larutan asam khlorida 0.02N.
dan 2-4 tetes indikator
1. Pemanas Kjeldahl lengkap (campuran 2 bagian metil yang dihubungkan dengan pe
merah 0.2% dalam alkohol dan ngisap uap melalui aspirator.
1 bagian metilen blue 0.2%
2. Labu Kjeldahl berukuran 30 ml dalam alkohol) di abwah atau 50 ml.
kondensor. Ujung tabung
3. Alat distilasi lengkap dengan kondensor harus terendam di Erlenmeyer berpenumpang
bawah larutan H 3 BO 3 . 125 ml
7. Tambahkan 8-10 ml larutan
4. Buret 25 ml / 50 ml NaOH-Na 2 S 2 O 3 , kemudian la- kukan destilasi sampai ter- tampung kira-kira 15 ml
Cara Kerja
destilat dalam Erlenmeyer.
8. Bilas tabung kondensor de- pel (kira-kira akan membu-
1. Timbang sejumlah kecil sam-
ngan air, dan tampung bilas- tuhkan 3-10 ml HCl 0.01 N
annya dalam Erlenmeyer yang atau 0.02 N), pindahkan
sama.
kedalam labu Kjeldahl 30 ml
9. Encerkan isi Erlenmeyer
2. Tambahkan 1.9 ± 0.1 g K 2 SO 4 ,
sampai kira-kira 50 ml kemu-
40 ± 10 mg HgO, dan 2 ± 0.1 dian titrasi dengan HCl 0.02N ml H 2 SO 4 . Jika sampel lebih
sampai terjadi perubahan dari 15 mg ± 0.1 g. Bila
warna menjadi abu-abu. La- sampel lebih dari 15 mg,
kukan juga penetapan Blan-ko.
tambahkan 0.1 ml H 2 SO 4 untuk
setiap 10 mg bahan organik di
Perhitungan
atas 15 mg.
3. Tambahkan beberapa butir (a)(b)(c) batu didih. Didihkan sampel
% N = ------------------------------- selama 1 – 1.5 jam sampai
cairan menjadi jernih.
4. Dinginkan, tambahkan sejum-
dimana :
lah kecil air secara perlahan-
a = ml HCl
lahan (hati-hati tabung men-
b = ml blanko
c = normalitas c = normalitas
% protein = %N x faktor konsversi
1. Pereaksi Biuret Pereaksi Biuret dibuat dengan
Faktor konversi kadar protein ber- melarutkan 3 g CuCO 4 .5H 2 O macam bahan pangan
dan 9 g Na-K-Tartrat dalam 500 ml NaOH 0.2 N
Tambahkan 5 g KI, kemudian Bahan
Faktor
Koreksi
encerkan sampai 1000 ml Bir, sirop, biji-bijian, 6.25 dengan menggunakan NaOH
ragi, pakan ternak,
0.2N
buahan teh manisan anggur, tepung jagung
2. Larutan protein standar Buat larutan bovine serum al-
Beras 5.95 bumin dalam air dengan Roti, gandum, 5.70 konsentrasi 5 mg/ml. Ukur makaroni, bakmi
kadar air serum albumin, Kacang tanah
5.46 nyatakan konsentrasi dengan Kedele 5.71 dasar berat kering (agar lebih Kenari
5.18 tepat).
Susu dan produk susu 6.38
Peralatan yang digunakan Penentuan kadar protein dengan
16.2.1.2 Metode Biuret
1. Spektrofotometer metode Biuret merupakan salah
2. Sentrifus
satu cara terbaik. Dalam larutan,
3. Waring Blender basa Cu 2+ membentuk kompleks
dengan ikatan peptida (-CO-NH-)
sehingga menghasilkan warna Cara kerja
ungu dengan absorbans maksi-
1. Pembuatan Kurva Standar
mum pada 540 nm. Absorban
1. Masukkan ke dalam tabung berbanding lurus dengan konsen-
reaksi 0 (blanko), 0.1, 0.2,, 0.4, trasi protein dan tidak tergantung
0.6, 0.8, dan 1 ml protein dari jenis protein karena seluruh
standar. Tambahkan air sam- protein memiliki jumlah ikatan
pai volume total masing- peptida yang sama per satuan
masing 4 ml.
berat.
2. Tambahkan 6 ml pereaksi Biuret ke dalam masing- Hanya sedikit senyawa lain yang
masing tabung reaksi, campur mengganggu reaksi misalnya urea
hingga rata.
(mengandung gugus –CO-NH-)
3. Simpan tabung reaksi pada
dan gula pereduksi yang akan
C selama 10 menit bereaksi dengan ion Cu 2+ .
suhu 37
atau pada suhu kamar sela-ma
30 menit sampai pemben- protein yang terdenaturasi tukan warna ungu sempurna.
mengendap. Supernatan
4. Ukur absorbansinya pada 520 dibuang dengan cara de- nm.
kantasi.
2. Persiapan sampel
- Kedalam endapan tambah-
1. Sampel harus berupa cairan. kan 2 ml etil eter, campur Jika berbentuk padatan maka
merata lalu sentrifus kem- harus dihancurkan dahulu de-
bali untuk menghilangkan ngan menggunakan waring
residu TCA. Biarkan me- blender dan penambahan air.
ngering pada suhu kamar. Hancuran yang diperoleh di-
- Kedalam endapan kering saring lalu disentrifus. Super-
ditambahkan 4 ml air. natan di dekantasi untuk di-
Campur hingga merata pergunakan selanjutnya (a). (jangan harapkan seluruh-
Protein yang terukur pada nya akan larut). supernatan adalah soluble
- Tambahkan 6 ml pereaksi protein. Perhatikan faktor pe-
Biuret, alkali dalam pere- ngenceran.
aksi ini akan melarutkan
2. Jika cairan berupa larutan nedapan yang tersisa. protein seperti protein kon- sentrat, isolat yang tidak keruh, maka persiapan sam-pel cukup dengan pengen-ceran
3. Penetapan sampel
secukupnya saja. Jika
0.1 – 1 ml sampel (dipipet tepat) cirannya keruh atau me-
dimasukkan kedalam tabung re- ngandung bahan-bahan yang
aksi, kemudian diperlakukan mengganggu seperti glukosa,
seperti menetapkan standar. maka harus dilakukan per- lakuan berikut :
16.2.1.3 Metode Lowry
- Aliquot (ekstrak) didistri- Metode Lowry menghasilkan busikan ke dalam tabung
penghitungan protein lebih sensitif reaksi seperti pada pene-
dibandingkan metode Biuret.
tapan standar, kemudian Prinsip dari penetapan protein tambahkan air sampai vo-
dengan metode lowry dilakukan lume total masing-masing
berdasarkan terbentuk-nya warna
1 ml. biru yang dihasilkan dari reaksi - Kedalam masing-masing
antara Cu 2+ dengan ikatan peptida tabung reaksi tambahkan 1
dan reduksi asam fosfomolibdat ml trichloroacetic acid dan asam fosfo-tungstat oleh (TCA) 10 % sehingga tirosin dan triptofan (merupakan protein akan terdenaturasi
residu protein).
- Setrifus pada 300 rpm selama 10 menit sampai
Warna yang terbentuk terutama 100 ml HCl pekat ke dalam dari hasil reduksi fosfomolibdat
labu 2 liter.
dan fosfotungstat, oleh karena itu Campuran direfuks secara warna yang terbentuk tergantung
hati-hati selama 10 jam pada kadar tirosin dan triptofan
dengan menggunakan dalam protein.
kondensor. Sesudah di- dinginkan, tambahkan ke
Senyawa fenolik juga dapat dalam labu 150 g litium membentuk warna biru, sehingga
sulfat, 50 ml akuades dan akan mengganggu penghitungan.
beberapa tetes Br 2 (Brom). Untuk menghilangkannya lakukan
Pendidihan dilanjutkan la- pengendapan protein dengan
gi selama 10 menit de- TCA, hilangkan supernatan. La-
ngan tanpa kondenser, rutkan kembali protein yang
untuk menghilangkan ke- diendapkan oleh TCA, baru
lebihan Brom. dianalisis.
Setelah didinginkan, vo- lume larutan dijadikan 100 Pereaksi yang digunakan dalam
ml dan saring jika perlu. metode Lowry adalah :
Filtrat tidak boleh ada
1. Natrium karbonat 2% dalam warna kehijauan. Bila ada larutan NaOH 0.1N
maka perlu dilakukan pen-
2. Tembaga sulfat 0.5% dalam didihan sekali lagi. Ini larutan NaK tartrat 1 % (dibuat
merupakan ’reagent stok’. hanya pada waktu akan
Larutkan dengan air 1 : 1 digunakan).
sebelum digunakan.
3. Campuran 50 ml pereaksi (1)
5. Larutan protein standar 0.25 dengan 1 ml pereaksi (2) mg/ml (larutan bivine serum
(hanya pada waktu akan
albumin)
digunakan, hanya stabil sela- ma 1 hari)
4. Pereaksi Folin Ciocalteau (pe-
Cara Kerja :
reaksi fenol)
1. Pembuatan Kurva Standar
Pereaksi ini biasanya tersedia
a. Masukkan ke dalam tabung secara komersil, larutkan
reaksi : 0 (blanko), 0.1, 0.2, dengan air 1 : 1 sebelum
0.4, 0.6, 0.8, dan 1.0 ml digunakan. Pereaksi ini dapat
protein standar. Tambah air dibuat sendiri dengan cara
sampai volume total masing- sebagai berikut :
masing 4 ml. Kedalam Masukkan 100 g natrium
masing-masing tabung reaksi tungstat, 25 g natrium
tambahkan 5.5 ml pereaksi (3), molibdat, 500 ml akuades,
campur merata dan biarkan
50 ml asam fosfat 85% dan selama 10 – 15 menit pada suhu kamar.
b. Tambahkan 0.5 ml pereaksi (4) diukur densitas optisnya. De-ngan
ke dalam masing-masing menggunakan kurva stan-dar yang tabung reaksi, kocok merata
menyatakan hubungan antara dengan cepat setelah densitas optik dengan ka-dar penambahan.
protein yang ditetapkan de-ngan
c. Biarkan selama 30 menit metode Kjeldahl, maka ka-dar
sampai warna biru terbentuk. protein sampel dapat diten-tukan.
d. Ukur absorbansinya pada 650 nm
Pereaksi dan peralatan
e. Buat kurva standar. Pereaksi yang digunakan pada metode dye binding adalah la-
rutan dye. Larutan ini dibuat de- Lakukan seperti mempersiap-
2. Persiapan sampel
ngan melarutkan 0.6165 g amido kan sampel penetapan pro-tein
black atau 1 g orange G dalam 1 metode biuret.
liter asam sitrat 0.3 M.
3. Penetapan sampel
Adapun peralatan utama yang
0.1 – 1 ml sampel dipipet digunakan adalah sentrifus dan tepat, masukkan kedalam ta-
spektrofotometer. bung reaksi kemudian diperla- kukan seperti penetapan standar.