Berat Jenis
16.3.2.2 Berat Jenis
Pengertian berat jenis disini
Perhitungan
adalah perbandingan bobot dari Berat jenis minyak pada suhu volume sampel minyak dengan
C adalah : bobot air yang volumenya sama pada suhu tertentu (biasanya
25/25 o
Berat minyak dan minyak – berat botol ditentukan pada suhu 25 o C).
Berat air pada suhu 25 o C
Perlatan yang digunakan adalah : Jika berat jenis minyak pada
1. Piknometer
suhu 25 o
C telah diketahui,
2. Timbangan analitik maka untuk menghitung berat jenis minyak pada suhu ter-
Cara Kerja
tentu lainnya dapat digunakan
1. Piknometer dibersihkan dan rumus sebagai berikut : dikeringkan
2. Isi piknometer dengan akua-
G = G’ + 0.00064 (T – 25 o C) des bersuhu 20-30 o
C. Pengi-
sian dilakukan sampai air da-
Dimana :
G = Berat jenis pada suhu 25 o C
G’= Berat jenis pada ToC/25 o C haya di dalam medium tertentu. T = suhu minyak yang ditentukan
Atau secara singkat dapat dilihat jenisnya
seperti persamaan di bawah ini : 0.00064 = koreksi rata-rata untuk
1 o C. Kecepatan cahaya di udara
Indeks bias = --------------------------
Kecepatan cahaya Titik turbiditas adalah suhu dima-
16.3.2.3 Turbiditas
di dalam medium na minyak atau lemak cair beru- bah menjadi fase padat. Pengu-
Pengujian indeks bias dapat digu- jian ini dilakukan untuk menen-
nakan untuk menentukan kemur- tukan adanya pengotoran oleh nian minyak dan dapat menen- bahan asing atau pencampuran
tukan dengan cepat terjadinya hi- minyak.
drogenasi katalitis (catalytic hi- drogenation)
Peralatan utama yang digunakan adalah :
Peralatan dan bahan utama yang
1. Gelas piala digunakan adalah :
2. Asam asetat
1. Refraktometer Abbe dilengka-
3. Alkohol pi dengan pengontrol suhu
2. Toluen / alkohol
Cara Kerja
1. Contoh minyak dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi asam asetat atau alko-hol.
2. Panaskan sampai contoh mi- nyak melarut sempurna, yaitu ditandai dengan larutan men- jadi jernih.
3. larutan didinginkan perlahan- lahan sampai mulai mengha- blur
4. Suhu dimana terlihat adanya kristal-kristal halus lemak di- catat dan dinyatakan sebagai titik turbiditi atau biasa disebut titik kritis.
Gambar 16.4. Refraktometer Indeks bias didefinisikan sebagai
16.3.2.4 Indeks Bias
Abbe
perbandingan kecepatan cahaya
di udara dengan kecepatan ca-
Cara kerja
Beberapa tetes minyak ditetes-kan
2. HCl pekat
pada prisma refraktometer abbe
3. Heptane
yang sudah distabilkan pa-da suhu
4. Larutan phloroglucinol 0.5% tertentu, dibiarkan se-lama 1 – 2
(w/v) dalam amil asetat menit untuk mencapai suhu
5. Larutan TCA : 10 g Trichloro refraktometer, lalu dilakukan
Acetic Acid (TCA) dilarutkan pembacaan indeks bias. Sebe-
dalam 3.28 ml amil asetat lum dan sesudah digunakan pris- ma, refraktometer dibersihkan de-
Peralatan utama yang digunakan ngan toluen / alkohol.
adalah :
1. Penangas air (water bath)
Perhitungan
2. Lovibond tintometer Indeks bias perlu dikoreksi untuk
temperatur standar, dengan Cara Kerja
menggunakan rumus sebagai
A. Uji Kualitatif
berikut :
1. Campurkan 10 ml minyak atau lemak cair dengan 10 ml
R = R’ – K (T’ – T) phloroglucinol 0.1 % dalam eter dan 10 ml HCl pekat.
Dimana : Kucok hingga merata lebih R = Indeks bias pada suhu
kurang 20 detik. standar
2. Jika terbentuk warna pink R’ = Indeks bias pada suhu
menunjukkan mulai terjadinya pembacaan
ketengikan.
T = Suhu standar
3. Coba ulangi langkah (1) dan T’ = suhu pembacaan
(2) denagn bahan 1 ml minyak K = 0.000385 untuk minyak dan
yang dilarutkan dalam 20 ml 0.000365 untuk lemak.
heptana. Jika uji masih positif berrti minyak tersebut sudah
16.3.2.5 Uji ketengikan (Uji
tengik dan dapat dibuk-tikan
dengan uji organoleptik. Bila lemak yang teroksidasi bere- aksi dengan phloroglucinol dalam
Kreis)
B. Uji Kuantitatif
suasana asam akan terbentuk
1. Timbang 3 ml minyak atau warna merah. Warna merah yang
lemak cair dalam tabung terbentuk berkorelasi de-ngan
reaksi (dapat juga di- peningkatan produk epihy-drin
gunakan Erlenmeyer 50 aldehyde atau malonaldehid
ml).
sebagai produk oksidasi lipid.
2. Tambahkan 1 ml larutan phloroglucinol (0.5 % w/v Pereaksi yang digunakan :
dalam amil asetat) kemu-
1. Larutan phloroglucinol 0.1% dian kocok merata selama dalam eter
1 menit.
3. Tambahkan 2 ml larutan Penetapan bilangan TBA dengan
yang dibuat dengan mela- metode Tarladgis dilandaskan
rutkan 10 g TCA dalam pada reaksi antara asam 2-
3.28 ml amil asetat, thiobarbituric dengan malonal kemudian rendam tabung
dehid yang membentuk warna reaksi dalam penangas air
merah. Intensitas warna merah bersuhu 45 o
yang terbentuk dapat diukur menit. Aduk secara konti-
C selama 15
dengan spetrofotometer. Mala-
nu (lebih baik gunakan noldehid merupakan hasil oksi- penangas bergoyang).
dasi lipid.
4. Ambil tabung rekasi ke- mudian tambahkan 10 ml
Pereaksi utama yang digunakan larutan TCA dengan 2 adalah : volume amil asetat, ke-
1. HCl 4 M
mudian dinginkan dengan
2. Pereaksi TBA (0.2883 g/ 100 es.
ml asam asetat glasial 90%).
5. bandingkan warna yang Pelarutan dapat dipercepat terbentuk dengan lovibo-nd
dengan pemanasan dalam tintometer. Catat jum-lah
penangas air. satuan merah (R) dari warna merah tersebut.
Peralatan yang digunakan :
6. Buat blanko pada waktu
1. Waring blender
yang sama, dengan 2. Alat destilasi (distillation ap- menggunakan amil asetat
paratur)
sebagai pengganti larutan phloroglucinol. Baca war-
Cara Kerja
nanya seperti (5), catat
1. Timbang sampel sebanyak 10 satuan merah (R).
g, masukkan ke waring blen-
7. Hitung bilangan Kreis : der, tambahkan 50 ml akua- des dan hancurkan selama 2
R – R’
menit.
Bilangan Kreis = T = ------------
2. Pindahkan secara kuantitatif
IxC
ke dalam labu distilasi sambil dicuci dengan 47.5 ml akua-
Dimana :
des.
I = Panjang sel dalam cm
3. Tambahkan ± 2.5 ml HCl 4 M
C = Konsentrasi minyak dalam sampai pH menjadi 1.5. g/ml volume larutan akhir.
4. Tambahkan batu didih dan pencegah buih (anti foaming agent) secukupnya dan pa-
16.3.2.6 Penetapan Bilangan
sanglah labu distilasi pada alat
TBA (Thiobarbituric
distilasi. Bila ada guna-kan
Acid)
electric mantle heater.
5. Distilasi dijalankan dengan
1. Pelarut, terdiri dari 60 % asam pemanasan tinggi sehingga
asetat glasial dan 40 % diperoleh 50 ml distilat selama
kloroform.
10 menit pemanasan.
2. Potassium Iodida jenuh
6. Aduk merata distilat yang di-
3. Larutan pati 1 %. peroleh, pipet 5 ml distilat ke
4. Sodium thiosulfat 0.1 N dalam tabung reaksi bertutup.
7. Tambahkan 5 ml pereaksi Peralatan utama yang digunakan
TBA, tutup, campur merata lalu
adalah :
1. Neraca analitik dalam air mendidih.
panaskan selama 35 menit
2. Buret
8. Buat blanko dengan meng-
3. Erlenmeyer
gunakan 5 ml akuades dan 5
4. Stirer / shaker ml pereaksi, lakukan seperti
5. Pipet
penetapan sampel.
6. Kamar gelap.
9. Dinginkan tabung reaksi de- ngan air pendingin selama ±
Cara kerja
1. Timbang 5 g sampel minyak absorbansinya (D) pada
10 menit, kemudian ukur
dan masukkan ke dalam panjang gelombang 528 nm
Erlenmeyer 250 ml. dengan larutan blanko seba-
2. Tambahkan 30 ml pelarut, gai tiotik nol. Gunakan sam-
kocok sampai semua sampel pel sel berdiamater 1 cm.
minyak larut.
10. Hitung bilangan TBA yang di-
3. Tambahkan 0.5 ml potassium nyatakan dalam mg malonal-
iodida jenuh, diamkan selama dehid per kg sampel/ Bilang-
2 menit di ruang gelap sambil an TBA = 7.8 D.
digoyang.
4. Tambahkan 30 ml air des-
tilata.
16.3.2.7 Bilangan Peroksida
5. Kelebihan iod dititer dengan
16.3.2.7.1 Metode I
larutan sodium thiosulfat 0.1N Penentuan bilangan peroksida
atau 0.01N tergantung dari dapat dilakukan berdasarkan pa-
banyaknya jumlah iod yang
da pengukuran sejumlah Iod yang
dibebaskan.
dibebeaskan dari potassium iodida
6. Dengan cara yang sama bu- melalui reaksi oksidasi oleh
atlah penetapan untuk blanko. peroksida dalam lemak/ mi-nyak pada suhu ruang di dalam medium
Perhitungan :
asam asetat / kloroform. Bilangan peroksida dinyatakan dalam beberapa satuan, yaitu
Pereaksi yang digunakan : miliekivalen per 1000 g contoh, milimol per 1000 g sampel atau Pereaksi yang digunakan : miliekivalen per 1000 g contoh, milimol per 1000 g sampel atau
melarutkan 2 g KI dalam 100 ml etanol.
a. miliekivalen per 1000 g sampel
2. Larutan aluminium klorida. = A x N x 1000/G
Larutan ini dibuat dengan me-
b. milimol per 1000 g contoh larutkan 2 g AlCl 3 (anhydrous) = 0.5 x N x A x 1000/G
dan 0.02 g O-phenanthroline
c. milligram oksigen per 100 g dalam 100 ml etanol. sampel
3. Larutan pati.
= A x N x B x 100/G Larutan ini dibuat dengan melarutkan 1 g pati (soluble
dimana : starch) dan 20 g HCl dalam air
A = ml sodium thiosulfat yang distilata. Larutkan dengan dipakai contoh – ml sodium
pemanasan hingga diperoleh thiosulfat yang dipakai
larutan jernih.
penetapan blanko.
4. HCl 0.01N
N = normalitas sodium thio-sulfat.
5. Larutan potasium Iodat stan-
G = bobot contoh minya / lemak
Peralatan utama yang digunakan Penetapan bilangan peroksida adalah : secara mikro dengan kolorimetri
16.3.2.7.2 Metode II
1. Timbangan analitik dapat digunakan untuk penen-tuan
2. Mikro pipet (µl) lipid hidroperoksida. Hidro-
3. Tabung reaksi peroksida direaksikan dengan
4. Hot plate (bisa diatur pada potasium Iodida dengan katalis o suhu 37 C)
asam, dan Iod yang dibebaskan
5. Sentrifus ditetapkan secara kolorimetri. 6. Spektrofotometer
Katalis yang digunakan adalah
7. Pipet 1 ml dan 15 ml
aluminium klorida (AlCl 3 ) dan
alkohol (soluble lewis acid).
Cara Kerja
Penetapan Iod yang dibebaskan
1. Timbang contoh sebanyak 200 dilakukan pada panjang gelom-
mg atau 200 µl contoh yang bang 560 nm sesudah penam-
telah dilarutkan dalam bahan pati dalam larutan HCl 0.01
heksana dalam tabung reaksi N. Kisaran pengukuran cara ini
2. Tambahkan 0.5 ml larutan adalah 0.05 – 0.5 µmol
potasium iodat, 0.5 ml larutan hidroperoksida.
aluminium klorida dan hek- sana 1 ml. Campur (kocok),
Pereaksi yang digunakan : kemudian diinkubasi pada
1. Potasium Iodida.
suhu 37 o
C selama 5 menit.
3. Tambahkan 15 ml HCl 0.01N (g)). Nilai absorban tergantung dan 0.5 ml larutan pati, campur
dari jenis pati yang digunakan. sampai merata.
4. Pindahkan larutan ke dalam Nilai yang diperoleh dikoreksi tabung sentrifus, dan disen-
karena adanya perbedaan volume trifus selama 3 menit dengan
dan sampel yaitu 16.5 dan kecepatan 3000 rpm.
standar KIO 3 16.7 ml, dalam
5. Lapisan bagian bawah (fase eksperimen ini dikalikan 0.96. air) ditetapkan absorbansinya pada 560 nm (total lapisan air
16.3.2.7.3 Bilangan iod
adalah 16.5 ml). Bilangan Iod didefinisikan seba-gai
6. Blanko ditetapkan seperti pa- jumlah gram Iod yang diserap oleh
da penetapan contoh. 100 g lipid. Nilai yang di-dapat menunjukkan derajat keti- dakjenuhan lipid.
Kalibrasi Kalibrasi dilakukan dengan mem-
Ada dua metode yang banyak bandingkan Iod yang dihasilkan digunakan dalam menetapkan bi- dari potasium iodida melalui ok-
langan iod, yaitu metode Hanus sidasi oleh potasium iodat stan-
dan Metode Wijs. Pembuatan dar.
pereaksi Hanus lebih mudah Potasium iodat standar (0.2 ml);
daripada pereaksi Wijs. Ada se-
0.5 ml larutan aluminium klorida dikit perbedaan hasil yang diper- dan 0.5 potasium iodida di-
oleh dengan kedua metode ini, campur, kemudian ditambahkan akan tetapi variasi perbedaan ini
15 ml HCl 0.01 N dan 0.5 ml tidak lebih besar dari variasi larutan pati. Absorbansi dibaca bilangan iod dalam lipid itu sen- pada 560 nm. Total volume ada-
diri.
lah 16.7 ml Prinsip penentuan bilangan iod Larutan potasium iodat standar didasarkan kepada kemampuan sebanyak 0.2 ml setara dengan
menyerap iod dari gliserida tak
jenuh lemak atau minyak, khu- dengan 3I 3 . Oleh karena itu 1µm
0.6 µmol I 2 sebab KIO 3 setara
susnya apabila dibantu dengan mol oksigen aktif =
suatu ’pembawa’ seperti iodin- klorida atau iodin bromida mem-
A bentuk senyawa yang jenuh. -------- sebab I 2 setara dengan
1.2 Jumlah iod yang diabsorbsi me- nunjukkan ketidak jenuhan lemak/
2.0 (oksigen aktif) dan bilangan minyak. Kedalam sejum-lah peroksida = PV (meg/kg) = sampel minyak / lemak ditam- oksiden aktif (µmol x 1/sampel bahkan iod berlebih, kelebihan iod 2.0 (oksigen aktif) dan bilangan minyak. Kedalam sejum-lah peroksida = PV (meg/kg) = sampel minyak / lemak ditam- oksiden aktif (µmol x 1/sampel bahkan iod berlebih, kelebihan iod
1. Timbangan analitik sehingga iod yang diabsorbsi oleh
2. Kamar gelap
lemak / minyal dapat diketahui
3. Erlenmeyer 250/300 ml ber- jumlahnya.
tutup
16.3.2.7.4 Metode Hanus Pereaksi yang digunakan
Cara Kerja
1. Pereaksi ion bromida (pereaksi
1. Timbang 0.1-0.5 g sampel Hanus).
minyal/lemak (tergantung de- Pereaksi Hanus diperoleh de-
rajat ketidakjenuhannya) ke ngan melarutkan 13.2 g Iod
dalam Erlenmeyer bertutup. dalam 1 liter asam asetat
2. Tambahkan 10 ml kloroform glasial. Tambahkan sedikit
untuk melarutkan sampel. asam asetat glasial hangat ke
3. Tambahkan 25 ml pereaksi dalam iod. Jika seluruh iod
Hanus dan biarkan 1 jam di sudah larut dan larutan sudah
tempat gelap, sambil sekali- dingin, tambahkan Brom se-
kali dikocok. (sesudah reaksi cukupnya (jumlah halogen
sempurna diharapkan terda- menjadi dua kali semula), bia-
pat banyak kelebihan iod, sanya 2 ml cukup. Dapat ju-ga
sedikitnya 60 %). dilakukan dengan cara lain
4. Tambahkan 10 ml larutan KI yang lebih kuantitatif yaitu :
15%, kocok. Cuci Erlenmeyer - Larutkan iod kedalam se-
dan tutupnya dengan 100 ml bagian besar asam asetat
akuades.
glasial yang digunakan,
5. Titrasi dengan larutan standar larutkan brom kedalam
Na 2 S 2 O 3 0.1 N, sampai war- asam asetat glasial sisa-
na kuning iod hampir hilang. nya.
6. Tambahkan 2 ml larutan pati - Hitung jumlah halogen ke-
1% sebagai indikator, lanjut- dua bagian larutan ter-
kan titrasi. Jika warna biru sebut dengan titrasi
hampir hilang, titrasi dihen- menggunakan KI dan
tikan. Erlenmeyer digoyang-
goyang dengan cepat se- - Dengan hasil titrasi ini
larutan Na 2 S 2 O 3 standar.
hingga iod yang masih tinggal jumlah brom yang harus
dalam kloroform akan pindah ditambahkan ke dalam
ke larutan KI. Kemudian lan- larutan iod dapat dihitung.
jutkan titrasi sampai titik akhir
2. Kloroform titrasi tercapai (sampai warna
3. Larutan KI 15%
biru hilang).
4. Larutan Na 2 S 2 O 3 0.1 N
7. Buat blanko seperti pada pe-
5. Larutan pati 1% netapan sampel.
Peralatan yang digunakan :
16.3.2.7.5 Metode Wijs
larutan kurang dari separuh kadar iod.
Pereaksi yang digunakan
1. Kloroform atau karbon tetra- klorida
Cara kerja
2. Larutan sodium tiosulfat 0.1 N
1. Timbang 0.1 – 0.5 g sampel standar
minyak (tergantung derajat
3. Larutan KI 15%. ketidakjenuhan sampel), jika
4. Larutan indikator pati. lemak sudah ditimbang kemu- Larutan ini dibuat dengan me-
dian dicairkan dengan pema- nambahkan 1 g soluble starch
nasan sedikit di atas titik cair- ke dalam 10 ml air, aduk,
nya (sampel langsung ditem- kemudian masukkan suspensi
patkan dalam Erlenmeyer ke dalam 100 ml air mendidih,
bertutup pada waktu penim- panaskan selama 2-3 menit.
bangan).
Biarkan dingin.
2. Tambahkan 15 ml kloroform
5. Pereaksi Wijs. atau karbon tetraklorinasi un- - Larutkan 13 g iod yang sudah
tuk melarutkan sampel mi-nyak disublimasi ke dalam 1 liter
/ lemak. asam asetat glasial. 3. Tambahkan 25 ml pereaksi Gunakan pemanas untuk
Wijs, tempatkan dalam ruang mempercepat kelarutan iod,
gelap selama 30 menit sambil dinginkan.
sekali-kali dikocok. - Ambil 20 ml larutan ini, titrasi
4. Sesudah 30 menit, tambah-
kan 20 ml larutan KI 15%, ko- - Larutan iod dibagi dua :
dengan Na 2 S 2 O 3 0.1 N.
cok merata. Cuci Erlenmeyer bagian besar (800-900 ml)
dan tutupnya dengan 100 ml dan bagian kecil (sisanya).
akuades yang baru dan di- - Lewatkan gas klor kering
ngin, masukan cucian ke da- kedalam bagian besar larut-
lam larutan.
an iod sampai hasil titrasi
5. Titrasi segera dengan Na 2 S 2 O 3
0.1 N dengan pengocokan paruh dari hasil titrasi larut-
dengan Na 2 S 2 O 3 0.1N se-
yang konstan. Gunakan an iod sebelum diklorinasi
larutan pati 1% se-bagai (untuk ini ambil 20 ml la-
indikator.
rutan iod yang sudah
6. Buat blanko seperti pada diklorinasi kemudian titrasi
penetapan sampel (untuk
blanko, sampel minyak diganti - Tuangkan bagian kecil larut-
dengan Na 2 S 2 O 3 0.1 N).
dengan kloroform / CCI). an iod ke dalam larutan iod yang sudah diklorinasi, se-
hingga kadar klor dalam Perhitungan :
Peralatan yang digunakan : BI = --------------------------------------
(Tb–Ts)(N Na 2 S 2 O 3 )(12.69)
1. Erlenmeyer 300 ml Barat sampel dalam gram
2. Kondenser, panjang minimum 650 mm (pendingin tegak).
Dimana :
3. Penangas air Tb = Titer blanko
4. Hot plate.
Ts = Titer sampel