Fungsi Media

14.2.3 Fungsi Media

Media merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya mikroba, karena media memiliki nutrien yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Media ada yang bersifat umum dan ada yang khusus. Media

yang bersifat khusus untuk mem- bantu mengisolasi dan mengiden-

Gambar 14.5. Agar miring tifikasi mikroba spesifik. Untuk

tujuan khusus, media dapat diba- gi menjadi (a) selektif; (b) dife- rensial, (c) enrichment, dan (d) kombinasi media selektif dan di- ferensial.

a. Media Selektif

Media selektif dibuat dengan pe- nambahan senyawa kimia yang dapat menghambat satu kelom- pok mikroba yang lain namun memacu pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contoh berikut- nya dari Eropa adalah Columbia CNA. Agar yang mengandung

Gambar 14.6. Agar deep tube antibiotik yang dapat mengham- bat pertumbuhan gram negatif,

namun tidak terhadap bakteri gram positif (Gambar 14.8).

b. Media Differensia

Media differensi mengandung ba- han tambahan yang dapat me- nyebabkan perubahan warna me- dia apabila terjadi reaksi kimia tertentu. Media ini digunakan un- tuk membedakan bakteri berda- sarkan karakteristik biokimia. Pe- rubahan warna dalam koloni

Gambar 14.7. Lempengan agar disebabkan oleh fermentasi bak- pada cawan petri Gambar 14.7. Lempengan agar disebabkan oleh fermentasi bak- pada cawan petri

dia dan agar miring, tegak, atau nya enzim laktosa non fermenter.

lapisan. Inokulasi merupakan tek- nik yang penting dan banyak di-

gunakan dalam penyiapan dan Media diperkaya mengandung pemeliharaan kultur stok dan pro- aditif yang menghambat pertum-

c. Media Diperkaya

sedur pengujian mikroba. buhan dan membantu meningkat- kan pertumbuhan organisme ter-

Prosedur transfer kultur adalah tentu

sebagai berikut :

1. Jarum atau ose inokulasi ha-

d. Kombinasi media selektif

rus selalu disterilisasi dengan

menahannya di bagian terpa- Kombinasi media selektif dan dif-

dan differrencial

nas dari api pembakar Bun- ferensia memungkinkan meng-

sen hingga kawat menjadi hambat pertumbuhan mikroba

merah panas. Dalam keada- yang satu dengan pertumbuhan

an panas, loop jangan pernah lainnya

dimasukkan ke media berisi mikroba akan tetapi diperta- hankan dahulu di udara sela- ma 10-20 detik hingga mendi- ngin.

2. Tabung kultur stok dan ta- bung yang akan diinokulasi dipegang dalam telapak ta- ngan dan ditahan dengan jari jempol. Kedua tabung mem- bentuk huruf V. Kedua dibu- ka dengan mengambil tutup pertama dengan jari keling- king dan tutup kedua dengan jari tengah. Selama dibuka, kedua tutup harus tetap diper-

Gambar 14.8. Berbagai Media tahankan di tangan yang se- Selektif

dang memegang jarum atau

ose steril.

Sumber : Berbagai sumber

3. Setelah tutup dilepas, leher tabung dilewatkan secara ce-

pat melalui api. Inokulasi adalah teknik pemin-

14.3 Inokulasi

4. Peralatan transfer yang sudah steril didinginkan lebih lanjut

dahan mikroba dari satu media ke media lainnya secara subcul-

dengan menyentuhkannya ke ture. Bentuk subculture ada yang

dinding bagian dalam dari ta- dinding bagian dalam dari ta-

5. Tergantung media kultur, ja- rum atau ose digunakan un- tuk mengambil inokulum. Jarum ose umumnya diguna- kan untuk mengambil contoh kultur dari kultur kaldu (broth culture). Salah satu alat dapat digunakan untuk me- ngambil inokulum dari kultur agar miring (agar slant cul- ture) dengan menyentuh-kan secara hati-hati ke per- mukaan media padat di dae- rah yang terlihat ada pertum- buhan jadi jangan mencungkil agar. Jarum selalu digunakan bila memindahkan mikroba ke agar deep tube baik dalam bentuk kultur cair atau padat.

6. Ose atau jarum yang telah mengandung sel dimasukan ke tabung subculture. Dalam media kaldu, ose atau jarum digoyang secara perlahan untuk melepaskan mikroba; dalam medium agar miring (agar slant culture) keduanya menggambar tipis diatas per- mukaan yang telah mengental sebuah garis lurus atau zig- zag. Untuk inokulasi pada agar deep tube, jarum dima- sukkan ke dasar tabung de- ngan membentuk garis lurus dan secara cepat menggam- bar sepanjang garis lurus ter- sebut.

7. Setelah inokulasi, peralatan dikeluarkan, leher tabung di- panaskan kembali, dan tutup

dipasang kembali seperti se- mula.

8. Ose dan jarum dipanaskan kembali untuk membunuh mi- kroba yang ada.

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR STATE OF CHARGE SISTEM PENGAWASAN PADA BATERAI LEAD ACID MENGGUNAKAN METODE OPEN CIRCUIT VOLTAGE DESIGNING AND IMPLEMENTATION MEASURING INSTRUMENT STATE OF CHARGE MONITORING SYSTEM FOR LEAD ACID BATTERY USING OPEN CI

0 0 9

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGAWASAN GARDU LISTRIK : APLIKASI SISTEM PENGAWASAN GARDU LISTRIK BERBASIS WEB

0 0 8

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) PADA PUSKESMAS BOJONGSOANG UNTUK MEMENUHI REQUIREMENT ISO 9001 : 2008 KLAUSUL 4 DAN 5 MENGGUNAKAN METODE BENCHMARKING QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) DESIGN ON PUSKESMAS BOJONGSOANG TO MEET THE REQUIREMENT OF ISO 90

0 1 8

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran SKPD : BADAN KETAHANAN PANGAN No UrusanBidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan ProgramKegiatan Lokasi Indikator kinerja Pagu Indikatif (Rp.) Perkiraan Maju (Rp.) Keterangan Desa Kelurahan Kecamatan Hasil Program Ke

0 1 13

PENGOLAHAN BAHAN PANGAN HASIL SAMPING BUAH MENJADI PRODUK PANGAN

14 1722 24

PENGARUH OBYEKTIFITAS, INTEGRITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TEHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH : STUDI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KUDUS

0 0 15

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN PATI

0 0 32

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KETERANDALAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

0 0 14

EVALUASI PROGRAM MMT (MANAJEMEN MUTU TERPADU) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR DI SMA N 2 SALATIGA TESIS

0 1 14

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP MUTU FISIK, MUTU FISIOLOGI, DAN MUTU BIOKIMIA KECAMBAH KEDELAI (Glycine max [L.] Merill) VARIETAS ARGOMULYO DAN DENA 1 YANG TELAH MENGALAMI KEMUNDURAN

0 1 10