Data Sekunder Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan (Studi Pada Kantor BPN Propinsi Sumatera Utara)

Pada tingkatan propinsi, dapat dijelaskan implementor yang terlibat. Posisi teratas dipimpin oleh kepala kantor wilayah kanwil yang bertanggung jawab atas keseluruhan proses penanganan kasus pertanahan yang ada di kantor pertanahan propinsi. Selanjutnya berada dibawahnya yaitu kepala bidang lima selaku bidang yang menangani kasus-kasus pertanahan untuk membantu melaksanakan tugas-tugas kepala kantor wilayah tersebut. Selanjutnya dibawah bidang lima ini terdapat dua seksi yang membantu kepala bidang diantaranya adalah seksi pengkajian dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan serta seksi pengkajian dan penanganan perkara pertanahan. Sementara itu yang berada di level daerah dibedakan menjadi dua yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten dan Kepala Kantor Pertanahan Kota. Inilah keseluruhan analisis implementor yang ada ditingkatan internal BPN sesuai dengan peraturan kepala BPN Nomor 3 Tahun 2011 tersebut.

4.2. Data Sekunder

Selain hasil wawancara kepada para informan, peneliti juga memperoleh data- data sekunder. seperti Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan di Propinsi Sumatera Utara. Peraturan inilah yang menjadi acuan utama peneliti dalam melakukan penelitian di BPN Propinsi Sumatera Utara. Pada pasal 14, ayat 1, BAB V terkait pengkajian kasus pertanahan dijelaskan bahwa kantor wilayah baik bersama-sama atu secara sendiri-sendiri melaksanakan pengkajian secara sistematik terhadap akar dan sejarah kasus pertanahan. Selanjutnya Universitas Sumatera Utara pada ayat 2 hasil kajian ini akan dituangkan dalam Peta Kasus Pertanahan yang menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan umum danatau kebijakan teknis penanganan kasus pertanahan. Sementara itu pada bagian lain yaitu BAB VI tentang penanganan kasus pertanahan, penanganan ini dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah. Selanjutnya akan dilakukan penelitianpengolahan data engaduan, penelitian lapangan, penyelenggaraan gelar kasus, penyususnan risalah pengolahan data, penyiapan berita acara dan kemudian monitoring dan evaluasi terhadap hasil penanganan sengketa. Pada bab VII terkait penyelesaian kasus pertanahan menjelaskan bagaimana proses penyelesaian kasus pertanahan yang harsu dilakukan. Hal ini meliputi penyelesaian kasus pertanahan untuk melaksanaan putusan pengadilan, penyelesaian kasus pertanahan di luar pengadilan maupun bentuk dan kriteria penyelasian kasus pertanahan. Peneliti juga mendapatkan dokumen Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011Tentang Kode Etik Pelayanan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Universitas Sumatera Utara Data sekunder lannya yang didapat peneliti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah dan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Adapun kedua peraturan ini membahas terkait proses pendaftaran tanah yang bisa diakses atau dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendaftarkan tanahnya. Ada juga Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Badan Pertanahan Nasional. Dokumen lain yang digunakan sebagai data sekunder dalam penelitian ini adalah Surat Keputusan Kepala BPN RI nomor 59 Tahun 2008 Lambang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan. Termasuk juga Undang-undang Pokok Agraria UUPA Tahun 1960 yang menjadi salah satu sumber data penting yang digunakan oleh peneliti. Selain dokumen-dokumen peraturan maupun undang-undang tersebut, peneliti juga memperoleh data-data sekunder lain baik dari buku, website maupun sumber dari internet lainnya. Untuk lebih mendukung penelitian ini peneliti turut memperoleh foto-foto sebagai pelengkap dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB V ANALISIS DATA Pada bab ini seluruh data yang telah disajikan pada bab sebelumnya akan dianalisis sesuai dengan kelompok masalah yang dikaji peneliti dan indikator yang digunakan. Hal ini dapat dikaji melalui berbagai data yang diperoleh. Adapun data tersebut antara lain data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang didapat berasal dari hasil wawancara, dan observasi lapangan. Sementara itu data sekunder yaitu data didapat dari sumber-sumber pendukung lain semisal peraturan, undang-undang, buku maupun informasi lain yang didapat selama proses penelitian. Dari hasil analisis data-data inilah nantinya akan diperoleh kesimpulan mengenai implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penangan Kasus Pertanahan di Sumatera Utara. 5.1. Proses Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penangan Kasus Pertanahan di Sumatera Utara Suatu proses implementasi kebijakan publik merupakan tahapan yang sangat penting dan wajib dilewati agar dapat mencapai tujuan kebijakan. Melalui implementasi kebijakan publiklah suatu keluaran kebijakan peraturan perundang- undangan dilaksanakan oleh organisasi pelaksana kebijakan. Proses implmentasi Universitas Sumatera Utara kebijakan yang panjang tidak akan dapat tercapai tanpa adanya tindakan implementasi. Tujuan penting dalam proses implementasi kebijakan ialah untuk mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang menjadi indikator keberhasilan dan kegagalan suatu kebijakan berdasarkan fenomena-fenomena yang ditemukan sehingga kedepannya dapat ditemukan upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam proses implementasi kebijakan. Teori kebijakan George C. Edward III mengemukakan empat variabel yang menjadi faktor yang mempengaruhi suatu implementasi kebijakan. Yaitu komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi. Teori ini mengemukakan bahwa implementasi merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengkaji terlebih dahulu bagaimana dampak positif dan negatifnya bagi masyarakat. Implementasi kebijakan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penangan Kasus Pertanahan berangkat dari adanya mandat yang tertuang dalam Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Undang-Undang Pokok ini mengistruksikan pelaksanaan reforma agraria dimana ini sekaligus sebagai pengganti Agrarische Wet tahun 1870. Sementara peraturan lain yang perlu dicatat adalah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Presiden Nomor 10 Universitas Sumatera Utara Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, Pereaturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalah Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, maupun Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Secara otomatis paska penetapan peraturan ini pada 4 Februari 2016, beberapa peraturan lain yang sebelumnya menjadi acuan dinyatakan menjadi tidak berlaku. Adapun peraturan-peraturan tersebut yaitu Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara, Ketentuan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 34 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penanganan dan Penyelesaian Masalah serta ketentuan dan peraturan lain yang bertentangan dengan pearaturan tersebut. Dalam peraturan terbaru ini mengatur berbagai hal seperti pelayanan pengaduan dan informasi kasus pertanahan, pengkajian kasus pertanahan, penanganan kasus pertanahan, penyelesaian kasus pertanahan serta bantuan hukum dan perlindungan. Adapun maksud dari lahirnya peraturan ini adalah untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui akar, sejarah dan tiologi kasus pertanahan dalam rangka merumuskan kebijakan strategis penyelesaian kasus pertanahan di Indonesia dan menyelesaiakan kasus pertanahan yang disampaikan kepada Kepala BPN RI agar tanah dapat dikuasai, dimiliki, dipergunakan dan dimanfaatkan oleh pemiliknya serta dalam rangka kepastian dan perlindungan hukum. Dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum akan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di Indonesia. Pada setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah maka harus diimplementasikan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan tersebut. Maka dalam penelitian ini adapun variabel-variabel tersebut ialah sebagai berikut:

5.2 Komunikasi

Dokumen yang terkait

Pembentukan Peraturan Daerah Dikaitkan Dengan Peran Kantor Wilayah Departemen Hukum Dan Ham Sum Atera Utara

2 21 157

IMPLEMENTASI PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN PENGATURAN PERTANAHAN DALAM PROGRAM PENDAFTARAN TANAH (Studi kasus di Kantor Pertanahan Kabupaten Wonogiri).

0 0 8

IMPLEMENTASI PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO

0 0 7

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009

0 0 4

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011

0 0 35

Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan (Studi Pada Kantor BPN Propinsi Sumatera Utara)

0 0 6

Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan (Studi Pada Kantor BPN Propinsi Sumatera Utara)

0 0 1

Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan (Studi Pada Kantor BPN Propinsi Sumatera Utara)

0 0 28

Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan (Studi Pada Kantor BPN Propinsi Sumatera Utara)

0 0 3

Implementasi Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan, Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan (Studi Pada Kantor BPN Propinsi Sumatera Utara)

0 0 2