administratif untuk mendapatkan informasi tersebut, tetapi terkadang informasi sulit didapat dan memerlukan persyarartan lain yang seharusnya tidak diperlukan. Semisal
meminta informasi terkait jumlah kasus yang bisa diakses. Seringkali hal ini dibenturkan dengan hal administratif seperti surat ijin. Padahal pada prakteknya hal
ini tidak membutuhkan surat untuk diakses.
5.4 Sumberdaya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan,
implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial
ditambah dengan fasilitas yang mendukung. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya tinggal di
kertas menjadi dokumen saja. Berikut dibagi atas tiga kriteria sumberdaya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan Implementasi Peraturan Kepala BPN RI
No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan di BPN Propinsi Sumatera Utara yaitu :
• Sumberdaya Manusia
Sumber daya manusia adalah kecukupan baik kualitas maupun kuantitas implementor yang dapat melingkupi seluruh kelompok sasaran. Jika melihat kuantitas
staff yang ada di BPN Propinsi Sumatera Utara saat ini, terkhusus dalam Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan terdapat 10 orang staff
Universitas Sumatera Utara
dibawah pimpinan kepala bidang. Dimana kedua bidang ini masing-masing diisi staff yang berposisi sebagai analis konflik dan analis perkara. Jika berkaca pada kuantitas
staff tersebut, tentunya jumlah yang ada masih kurang apabila melihat begitu banyak dan kompleksnya kasus-kasus agraria yang ditangani oleh BPN Prpoinsi Sumatera
Utara. Hal initurut diperjelas oleh Bapak Erwin Ananda, saat ini pihaknya mengatakan membutuhkan setidaknya 2-3 orang tambahan staff
untuk memaksimalkan penanganan kasus yang dilakukan oleh bidang ini. Hal ini
menyebabkan penanganan kasus-kasus pertanahan yang ada di Sumatera Utara belum cukup profesional.
Selain dari segi kuantitas, segi kualitas juga masih membutuhkan pembenahan maupun peningkatan kapasitas staf yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan model
maupun kasus konflik pertanahan yang dihadapi kerap berbeda, mengalami perubahan dan membutuhkan pemahaman, kejelian maupun konsistensi dari masing-
masing staff. Salah satu kualifikasi penting yang harus dimiliki dalam hal kapasitas ini memiliki pemahaman hukum atau setidaknya memiliki latar belakang pendidikan
sarjana umu. Hal ini disebabkan kerja-kerja penanganan kasus pertanahan yang selalu berhubungan dengan peraturan maupun undang-undang.
Untuk itu bidang ini masih memerlukan baik diklat, pelatihan, training tentang penanganan kasus-kasus pertanahan. Sebab pada umumnya staf yang ada sekalipun
memiliki latar belakangan pemahaman tentang hukum yang baik belum tentu mampu menanganani kasus pertanahan dengan baik. Hal ini disebabkan berbedanya teori
dengan praktek hukum yang ditangani. Untuk itu, seorang staf di bidang ini
Universitas Sumatera Utara
setidaknya mampu menguasai ilmu-ilmu praktisi hukum semisal pembuatan surat kuasa yang tentunya akan dapat dikuasai lewat seminar, diklat maupun pelatihan
tersebut. •
Sumberdaya Finansial Sumber daya finansial adalah kecukupan modal investasi atas sebuah
programkebijakan. Tanpa sumberdaya finansial maka suatu kebijakan tidak akan dapat berjalan efektif dan efisien karena tidak dapat menunjang segala kegiatan dan
fasilitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan tersebut. Saat ini BPN Propinsi Sumatera Utara terkhusus bidang lima masih mengalai
kendala finansial baik dalam konteks penyelesaian kasus maupun peningkatan kapasitas satff. Kekurangan dari segi finansial ini kemudian turut mempengaruhi
sumber daya manusia baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas. Hal ini misalnya ketika program peningkatan kapasitas staf akan dilakukan. Ketika bidang tersebut
membutuhkan anggaran untuk mengadakan pelatihan terkait penanganan kasus, namun karena terbatasnya anggaran yang ada sehingga pelatihan tersebut hanya
dilakukan satu atau dua kali. Sementara peningkatan kapasitas staff tersebut baiknya dilakukan secara berkelanjutan. Sebab tentunya ada banyak pola baru maupun
pengetahuan baru terkait penanganan kasus pertanahan yang terus muncul. Selain itu, tidak semua operasional staf yang juga didukung dengan
kemampuan finasial yang cukup. Hal ini misalnya ketika pihak BPN dipanggil menjadi saksi ahli atas satu kasus, hal tersebut tidak mendapatkan operasional.
Universitas Sumatera Utara
Sementara ketika pihak luar yang dipanggil sebagai saksi ahli tentunya harus disertai dengan pembiayaan kepada si saksi tersebut. Hal lain adalah banyaknya kasus konflik
yang muncul dan butuh penanganan kasus yang harus segera dilakukan. Hal ini bisa terjadi diluar perkiraan yang tentunya membutuhkan anggaran yang cukup, namun
karena ketiadaan anggaran maka proses penanganan kasus tersebut akan bisa tersendat. Dampak lain adalah kurangnya finansial ini memberikan efek domino pada
kuantitas staff yang ada. Pada akhirnya hal ini bisa merembet pada elemen-elemen lain yang ada di lembaga tersebut.
• Fasilitas
Untuk mendukung proses implementasi kebijakan yang ada maka selain sumber daya manusia maupun finansial, tentunya juga harus didukung dengan fasilitas yang
memadai. Adapun fasilitas yang terdapat pada BPN Propinsi Sumatera Utara terkhusus bidang lima adalah meja, kursi, ruang rapat, komputer, laptop, printer, alat
ukur teodolit, speda motor maupun mobil dinas. Sejauh ini jika melihat ketersediaan fasilitas maupun perlengkapan yang ada tentunya masih perlu penambahan fasilitas.
Hal ini untuk mendorong maupun meningkatkan kualitas pelayanan terkait penanganan kasus sengketa pertanahan di Sumatera Utara.
5.5 Struktur Birokrasi