agraria, Sumatera Utara menjadi salah satu propinsi yang paling menurun jumlah kasus konfliknya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ‘Implementasi Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan di BPN Propinsi Sumatera Utara’.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana proses Implementasi Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan di BPN Propinsi
Sumatera Utara?
1.3. Fokus Masalah
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah melihat implementasi Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus
Pertanahan Badan Pertanahan Nasional BPN Propinsi Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses Implementasi Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan
Penanganan Kasus Pertanahan Badan Pertanahan Nasional BPN Propinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: •
Secara subyektif. Sebagai suatu sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis, dan metodologis penulis dalam
menyusun berbagai kajian literatur sehingga menghasilkan suatu wacana baru dalam memperkaya wawasan kepustakaan pendidikan
• Secara praktis. Memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua
kalangan terutama bagi mereka yang serius mendalami proses Implementasi Peraturan Kepala BPN RI No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian
dan Penanganan Kasus Pertanahan di Badan Pertanahan Nasional Propinsi Sumatera Utara
• Secara akademis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
kepustakaan Deartemen Ilmu Administrasi Negara dan bagi peneliti lainnya yang memiliki minat dalam mengkaji Implementasi Peraturan Kepala BPN RI
No.3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan Badan Pertanahan Nasional BPN Propinsi Sumatera Utara
1.6. Kerangka Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
Universitas Sumatera Utara
mengonstruksi hubungan antar konsep dan proposisi dengan menggunakan asumsi dan logika tertentu
1
Menurut Easton, kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang keberadaannya mengikat. Sehingga cukup pemerintah
yang dapat melakukan sesuatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang merupakan bentuk
dari pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.
.
Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1. Kebijakan Publik
Kebijakan berasal dari kata policy dari bahasa Inggris. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kebijakan dapat diartikan sebagai rangkaian konsep dan
asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Sedangkan publik bisa diartikan sebagai umum,
masyarakat, ataupun Negara.
2
Sedangkan menurut Anderson, kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor
dalam mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep kebijakan ini dianggap
1
Effendi, Sofian. 2012. Metode Penelitian Survey Edisi Revisi Jakarta: LP3ES hal 35.
2
Tangkilisan, Hesel N. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi Yogyakarta: YPAPI hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan atau bukan pada apa yang diusulkan atau dimaksudkan.
3
Kebijakan publik memiliki tahap yang cukup kompleks karena memiliki banyak proses dan variabel. Adapun tahap-tahap kebijakan publik adalah sebagai
berikut Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kebijakan publik adalah serangkaian pedoman dan dasar rencana yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi sebuah persoalan yang ada dalam kehidupan
masyarakatnya dengan hubungan yang mengikat. Jadi, kebijakan publik berpusat pada penyelesaian masalah yang sudah nyata.
4
• Penyusunan Agenda Agenda Setting
:
Kelompok masyarakat seperti parpol, ormas, serikat, ataupun kelompok lainnya akan menyuarakan isu mereka kepada pemerintah. Isu yang
disampaikan oleh mereka akan bersaing untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan. Para pembuat kebijakan akan memilih isu yang akan mereka
angkat. Sedangka isu yang lain ada yang tidak tersentuh sama sekali dan sebagian lagi akan didiamkan dalam waktu yang cukup lama.
3
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik Yogyakarta: Media Pressindo hal. 16.
4
Ib.id. hal. 28.
Universitas Sumatera Utara
• Formulasi Kebijakan Policy Formulation
Isu yang telah masuk ke dalam agenda kebijakan dan dibahas oleh para pembuat kebijakan akan didefenisikan untuk kemudian dicari pemecahan
masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke
dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk memecahkan masalah.
• Adopsi Kebijakan Policy Adoption
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan tersebut diadopsi
dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.
• Implementasi Kebijakan Policy Implementation
Kebijakan yang sudah diadopsi kemudian dirangkum melalui program- program yang harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan
administrasi maupun agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil akan dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan
sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap ini, berbagai kepentingan akan bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para
pelaksana, namun beberapa yang lain mungkin akan ditentang oleh para pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
• Evaluasi Kebijakan Policy Evaluation
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang telah mampu memecahkan
masalah. Kebijakan publik yang pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini memperbaiki masalah yang dihadapi
masyarakat. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau criteria- kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah
meraih dampak yang diinginkan. 1.6.2. Implementasi Kebijakan
Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau pejabat-pejabat kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.
5
Menurut Dunn, implementasi kebijakan adalah pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan di
dalam kurun waktu tertentu.
6
Sedangkan Van Meter dan Horn menyatakan bahwa implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan
swasta baik secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
7
5
Wahab, Solichin Abdul. 2001. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara Malang: UMM Press hal.65.
6
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, ed. 2 Yogyakarta: Gajah Mada Unversity Press hal. 132.
7
Wibawa, Samodra, dkk.1994. Evaluasi kebijakan Publik Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa hal. 15.
Universitas Sumatera Utara
Dalam implementasi kebijakan, terdapat beberapa model kebijakan, sebagai berikut:
1. Model Implementasi Kebijakan George Edward III
8
Gambar 1.6.2.1.: Dampak Langsung dan Tidak Langsung dalam Implementasi
Menurut George C. Edwards III ada empat variabel dalam kebijakan publik yaitu:
a. Komunikasi
Komunikasi, yaitu menunjukkan bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika terjadi komunikasi efektif antara pelaksana program
kebijakan dengan para kelompok sasaran target group. Tujuan dan sasaran dari programkebijakan dapat disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari
adanya distorsi atas kebijakan dan program. Ini menjadi penting karena semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran atas program maka akan mengurangi tingkat
penolakan dan kekeliruan dalam mengaplikasikan program dan kebijakan dalam ranah yang sesungguhnya.
8
Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik: Berbasis Dynamic Policy Analysis Yogyakarta: Gava Media hal. 31-33.
Universitas Sumatera Utara
b. Sumber Daya