Laci kertas roti Handle f. Roda Laci kertas roti Handle g. Roda Laci kertas roti Handle g. Roda

1 Por tabl e a. Rak loyang adonan b. Rak loyang besar c. Meja kerja

d. Laci kertas roti

e. Handle f. Roda

.

1. Operator

menggese r rak lalu meletakk an loyang adonan ke tungku. 2. Operator menggese r rak lalu meletakk an kertas roti di dalam loyang besar. 3. Operator meminda hkan roti ke loyang besar dan menyusu n loyang kosong. 4. Universitas Sumatera Utara Operator meminda hkan loyang kosong ke stasiun pemoton gan Sumber: Pengolahan Data Tabel 5.23. Tahap Pengembangan Konsep Lanjutan Alt Ko Gambar Rak Ergonomis Keterangan Desain Konsep Universitas Sumatera Utara er nat if nse p Gambar Kerja Kerja 2 Tw o Pea ce a. Rak loyang adonan b. Rak loyang roti c. Rak loyang besar d. Meja kerja

e. Laci kertas roti

f. Handle g. Roda

1. 2. 3.

4. 1.

Operator menggese r rak lalu meletakk an loyang adonan ke tungku. 2. Operator menggese r rak lalu meletakk an kertas roti di dalam loyang besar. 3. Operator meminda hkan roti ke loyang besar dan menyusu Universitas Sumatera Utara n loyang kosong. 4. Operator meminda hkan loyang kosong ke stasiun pemoton gan Sumber: Pengolahan Data Tabel 5.23. Tahap Pengembangan Konsep Lanjutan Alt ern Konse p Gambar Rak Ergonomis Keterangan Gambar Desain Kerja Konsep Kerja Universitas Sumatera Utara atif 3 Combi nation a. Rak loyang adonan b. Rak loyang roti c. Rak loyang besar d. Meja kerja

e. Laci kertas roti

f. Handle g. Roda

1. Operator

menggese r rak lalu meletakk an loyang adonan ke tungku. 2. Operator menggese r rak lalu meletakk an kertas roti di dalam loyang besar. 3. Operator meminda hkan roti ke loyang besar dan menyusu n loyang Universitas Sumatera Utara kosong. 4. Operator meminda hkan loyang kosong ke stasiun pemoton gan Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Langkah selanjutnya adalah menyeleksi penggabungan kombinasi prinsip solusi yang dilihat berdasarkan kriteria : 1. Memenuhi fungsi secara keseluruhan 2. Dapat memenuhi yang disyaratkan 3. Mudah dibuat 4. Keamanan terjamin 5. Informasi memadai 6. Stabilitas produk 7. Fleksibelitas produk. Selanjutnya diisi dengan menggunakan formulir pengisian dengan memberikan bobot nilai 1 jika varian yang tersedia sesuai dengan kriteria perancangan dan bobot nilai 0 jika varian yang tersedia tidak sesuai dengan kriteria perancangan. Formuir pengisian kritera dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Formulir Pengisian Kriteria Altern atif 1 2 3 Memenuhi fungsi secara keseluruhan 1 1 1 Dapat memenuhi yang disyaratkan 1 1 Mudah dibuat 1 1 1 Keamanan terjamin 1 1 Informasi memadai 1 1 1 Stabilitas produk 1 1 Fleksibelitas produk 1 1 Total 7 5 5 Sumber: Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Perancangan Detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk dan dimensi dari setiap komponen produk ditetapkan. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan. Adapun variabel desain rak secara ergonomis berdasarkan dimensi antropometri yang digunakan perancang adalah sebagai berikut: a. Tinggi Rak Tinggi rak ditentukan oleh tinggi badan tegak. Pemilihan dimensi antropometri yang akan dirancang menggunakan nilai persentil 50 th. Tujuan pemilihan dimensi dengan persentil 50 th adalah agar semua operator dapat menjangkau rak: Dimensi = Tinggi Mata Tegak TMT Tinggi maksimum Rak 50th = 154 cm. b. Tinggi Meja Kerja Tinggi meja kerja disesuaikan dengan tinggi siku berdiri. Dalam hal ini tinggi meja kerja ditentukan dengan data antropometri operator yang menengah yaitu operator dengan persentil 50 th Dimensi = Tinggi Siku Berdiri TSB Tinggi maksimum meja kerja 50th = 104,01 cm c. Lebar Meja Kerja Lebar meja kerja disesuaikan dengan jangkauan tangan. Dalam hal ini Lebar meja kerja ditentukan dengan data antropometri operator yang terbesar yaitu operator dengan persentil 95 th Universitas Sumatera Utara Dimensi = Jangkauan Tangan JT Lebar maksimum meja kerja 95th = 81,26 cm d. Diameter Handle Diameter handle disesuaikan dengan diameter genggam. Dalam hal ini diameter handle ditentukan dengan data antropometri operator menengah yaitu operator dengan persentil 50 th Dimensi = Diameter Genggem DG Diameter handle maksimum rak 50th = 4,12cm e. Lebar Rak Lebar rak disesuaikan dengan lebar loyang. Dalam hal ini Lebar rak ditentukan dengan data fasilitas kerja. Alllowance pada lebar rak ergonomis yaitu 1 cm. Dimensi = Lebar Loyang Lebar rak = 36 cm dan 51 cm f. Panjang Rak Panjang rak disesuaikan dengan panjang loyang. Dalam hal ini Panjang rak ditentukan dengan data fasilitas kerja. Alllowance pada panjang rak ergonomis yaitu 2 cm. Dimensi = Panjang Loyang Panjang rak = 86 cm dan 64 cm Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kerja. Kemudian meletakkan kertas roti kedalam loyang, lalu menarik loyang yang berisi roti dengan tangan kiri dan mengisi roti kedalam loyang yang lebih besar dan menyusun loyang-loyang kosong di meja kerja 3. Kemudian operator memindahkan loyang berisi roti dengan kedua tangan kembali ke tempat rak besar, apabila loyang besar telah penuh maka looyang besar dipindahkan ke area penumpukan dan mengambil kembali yang kosong. Setelah itu operator memindahkan loyang –loyang kosong ke stasiun pemotongan. 4. Setelah roti matang, operator menggeser loyang ke area tungku pemanggangan, lalu membuka penutup tungku dan mengambil loyang lalu mendorong loyang ke sisi yang kosong. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Standard Nordic Questionnaire

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

2 85 53

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pencetakan Dengan Metode Pahl Dan Beitz Berdasarkan Analisa Postur Kerja Metode Mantra

12 125 126

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 20

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 1 1

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 6

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 8

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery Chapter III VII

0 0 88

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 2

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 33

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

0 1 14