Bahan Uraian Proses Produksi

2.3.3. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pekerja adalah harian. Masing-masing pekerja diberikan gaji sebesar Rp. 40.000. Pemilik UKM juga memberikan bonus dan juga THR pada hari besar keagamaan.

2.4. Proses Produksi

Proses produksi merupakan fungsi pokok menciptakan nilai tambah value added produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri. Proses produksi pada UKM ini dimulai dari proses pencampuran bahan, pemotongan adonan, pembentukan adonan, penggorengan atau pemanggangan.

2.4.1. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk kegiatan produksi roti terbagi atas tiga, yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

2.4.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki presentase yang besar dibandingkan bahan- bahan lainnya. Adapun bahan baku yang digunakan oleh Cahaya Bakery adalah tepung terigu, gula, garam, telur dan mentega. Universitas Sumatera Utara

2.4.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk dan keberadaanya untuk memperlancar proses. Bahan penolong yang dipergunakan dalam proses produksi adalah air, pewarna makanan, minyak goreng, backing powder.

2.4.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada proses produksi untuk membantu meningkatkan kualitas produksi. Bahan tambahan yang dipergunakan dalam proses produksi ini adalah wijen, coklat, blueberry , pisang, ceres, keju, coklat, melon, kacang, cappuccino, strobberry, kacang hitam, moka.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Tahapan produksi yang dilakukan pada UKM Cahaya Bakery adalah sebagai berikut: 1. Pencampuran Bahan Proses yang dilakukan adalah memasukkan bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai takaran, seperti tepung, mentega, garam, telur dan air ke dalam Universitas Sumatera Utara mesin pengadonan untuk dicampur diadon. Proses pencampuran ini berlangsung ±30 menit. 2. Pemotongan Adonan Proses selanjutnya adalah membawa adonan ke stasiun pemotongan adonan untuk di potong-potong. Tiap potongan adonan nantinya akan menjadi satu buah roti. 3. Pembentukan Adonan Tiap-tiap adonan yang telah dipotong ini selanjutnya ditipiskan dengan menggunakan kayu penggilas. Proses selanjutnya adalah mengisi adonan yang telah dipress dengan isi yang diinginkan. Isi roti dapat berupa pisang, coklat, blueberry, tergantung jenis roti yang akan dibuat. Adonan dibentuk oleh pekerja secara manual. Sesudah adonan dibentuk, dimasukkan kedalam sebuah loyang dengan kapasitas 15 roti. Kemudian roti dibawa secara manual ke stasiun pemanggangan. 4. Pemanggangan Di stasiun pemanggangan adonan selama beberapa menit hingga mengembang. Kemudian adonan roti dalam loyang dimasukkan ke dalam tungku dengan menempatkannya pada sebuah pallet besi yang berputar di dalam tungku dengan suhu pemanggangan 250˚C. Proses pemanggangan berlangsung selama ±10 menit. Universitas Sumatera Utara Selama proses pemanggangan berlangsung operator ini menyusun roti yang telah matang ke dalam loyang yang lebih besar berisi 70 buah roti lalu meletakannya ke area penumpukan dan memindahkan loyang kosong ke stasiun pemotongan. Setelah adonan matang operator bergerak ke tungku pemangangan untuk mengeluarkan loyang-loyang yang berisi roti dan mulai memasukkan adonan lainnya untuk dipanggang. Roti-roti yang telah di susun dalam loyang besar ini nantinya akan dibagikan untuk dipasarkan.

2.4.3. Mesin dan Peralatan

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

2 85 53

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pencetakan Dengan Metode Pahl Dan Beitz Berdasarkan Analisa Postur Kerja Metode Mantra

12 125 126

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 20

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 1 1

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 6

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 8

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery Chapter III VII

0 0 88

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 2

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 33

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

0 1 14