Antropometri Tubuh Perancangan Rak Ergonomis

Jumlah dari skor total untuk setiap bagian tubuh di sebut resiko kumulatif, dan memiliki rentang antara 5-25 tindakan lebih lanjut perlu dilakukan bila salah satu bagian tubuh memiliki : 1. Nilai faktor resiko untuk pengerahan tenaga sebesar 5. 2. Jumlah dari nilai pengerahan tenaga dan kekakuanpostur tubuh sebesar 8 atau lebih. 3. Nilai kumulatif resiko dari keseluruhan tubuh sebesar 15 atau lebih.

5.2.3. Antropometri Tubuh

Setelah dilakukan perhitungan data antropometri tubuh, selanjutnya akan ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah nilai persentil 5 th, 50 th, 95 th. Pengolahan data antropometri Operator dapat dilihat dalam Lampiran 3. Hasil perhitungan nilai persentil antropoometri tubuh dapat dilihat dalam Tabel 5.20. Tabel 5.20 Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi Antropometri No Dimensi Antropometri P5 cm P50 cm P95 cm 1 Tinggi Mata Tegak TMT `143,08 154 165,03 2 Jangkauan Tangan JT 64,66 72,96 81,26 3 Tinggi Siku Berdiri TSB 97,42 104,01 110,61 4 Diameter Genggam DG 3,54 4,12 4,71 Sumber: Pengolahan Data Data dimensi antopometri diatas digunakan sebagai dasar perancangan disesuaikan dengan nilai persentil yang akan digunakan. Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Perancangan Rak Ergonomis

Cara merancang menurut Pahl dan Beitz terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-masing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah: 1. Perencanaan dan penjelasan Fase ini adalah tahap untuk menentukan spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batasan untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyaratan teknis. Perancang melakukan klarifikasi tugas dan dihadapkan kepada beberapa pertanyaan kritis yang mendasar sehingga apa yang dirancang menjadi jelas. Selanjutnya dikumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang kebutuhan demand yang harus dipenuhi oleh produk dan keinginan wishes dari pengguna. Informasi tersebut disusun dalam bentuk daftar spesifikasi produk. Pertanyaan mendasar berkenaan dengan fungsi umum dan tujuan umum perancangan. Produk rancangan yang akan dihasilkan adalah rak ergonomis yang berfungsi sebagai tempat loyang dan meja kerja. Fungsi umum dan tujuan umum dari perancangan tersebut lalu dikembangkan menjadi daftar persyaratan teknis berupa spesifikasi untuk merancang rak ergonomis yang meliputi panjang rak, lebar rak, tinggi rak, jarak antar rak, lebar sisi penyangga loyang, panjang meja, lebar meja, tinggi meja. Universitas Sumatera Utara Spesifikasi dan karakteristik produk yang dirancang harus sesuai dengan antropometri tubuh operator. Atribut-atribut teknis atau komponen yang diperlukan dalam merancang rakergonomis disusun secara sistematis meliputi fungsi, keamanan, estetika, ergonomi dan material. Setiap spesifikasi dikelompokkan sesuai dengan kebutuhannya yang meliputi kelompok demand D yaitu persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk dan kelompok wishes W yaitu persyaratan tambahan berupa keinginan dari perancang ataupun pengguna. Persyaratan ini diurut menurut derajat prioritas dan sedapat mungkin disajikan secara kuantitatif. Dengan demikian ada kejelasan tentang spesifikasi produk yang akan dibuat. Spesifikasi lengkap produk yang dirancang ditunjukkan pada Tabel 5.21 Tabel 5.21. Spesifikasi Rak Ergonomis No Persyaratan Daftar Spesifikasi DW 1 Fungsi Tempat peletakan loyang D Meja kerja D Menahan berat beban loyang besar yang berisi roti D 2 Ergonomi Memberikan kenyamanan pada saat mengisi roti D Memberikan kenyamanan pada saat meletakkan loyang D Memberikan kenyamanan pada saat mengambil loyang D Dimensi panjang rak loyang kecil D Dimensi lebar rak loyang kecil D Dimensi tinggi rak loyang kecil D Dimensi jarak antar rak loyang D Dimensi panjang rak loyang besar D Dimensi lebar rak loyang besar D Dimensi tinggi rak loyang besar D Dimensi panjang meja kerja D Dimensi lebar meja kerja D Dimensi tinggi meja kerja D Bentuk rak W Bentuk meja kerja W Memakai pengunci untuk meja kerja W Memiliki tempat untuk peletakan bahan pendukung W Rak memakai roda D Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Spesifikasi Rak Ergonomis Lanjutan No Persyaratan Daftar Spesifikasi DW Rak memakai pengunci roda W 3 Keamanan Tidak ada sisi yang tajam W Tidak ada sudut pada produk W Pengoperasiannya tidak rumit D Mudah dalam hal penyimpanan W 4 Estetika Variasi warna W Desain produk menarik W 5 Material Rangka rak terbuat dari stainless stell W Meja kerja terbuat dari kayu W Umur pakai panjang W Mudah diperoleh W Sesuai dengan standar umum W Sumber: Pengolahan Data Ket : D = Demands W = Wishes Dari Tabel 5.21. dapat diketahui bahwa keharusan demands disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki produk, jika tidak terpenuhi maka produk tidak diterima. Sedangkan keinginan wishes disingkat W, yaitu syarat yang masih dapat dipertimbangkan keberadaannya, dan jika memungkinkan dapat dimiliki oleh produk yang dibuat. Berdasarkan spesifikasi rak ergonomis, dilakukan analisa untuk memperoleh gambaran umum dari spesifikasi yang diberikan maka daftar spesifikasi rak ergnomis yaitu: a. Berfungsi tempat peletakan loyang b. Berfungsi tempat meja kerja c. Menahan berat beban loyang besar yang berisi roti d. Dimensi panjang rak loyang kecil e. Dimensi lebar rak loyang kecil Universitas Sumatera Utara f. Dimensi tinggi rak loyang kecil g. Dimensi jarak antar rak loyang h. Dimensi panjang rak loyang besar i. Dimensi lebar rak loyang besar j. Dimensi tinggi rak loyang besar k. Dimensi panjang meja kerja l. Dimensi tinggi meja kerja m. Rak memakai roda 2. Perancangan Konsep Produk Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah itu dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan berdasarkan kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk yang memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Dari struktur fungsi rak ergonomis, maka dapat dibuat prinsip pemecahan masalah dengan menggunakan konsep perancangan yang memungkinkan seperti pada Tabel 5.22. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Prinsip Pemecahan Masalah N o Konsep Solusi Konsep Keteranga n 1 Rak Ergonomi s Portable Varian 1 2 Two Peace Varian 2 3 Combinatio n Varian 3 Sumber: Pengolahan Data Adapun pengembangan dari masing-masing objek dapat dilihat pada Tabel 5.23. Universitas Sumatera Utara V-99 Tabel 5.23. Tahap Pengembangan Konsep Alt er nat if Ko nse p Gambar Rak Ergonomis Keterangan Gambar Desain Kerja Konsep Kerja Universitas Sumatera Utara 1 Por tabl e a. Rak loyang adonan b. Rak loyang besar c. Meja kerja

d. Laci kertas roti

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

2 85 53

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pencetakan Dengan Metode Pahl Dan Beitz Berdasarkan Analisa Postur Kerja Metode Mantra

12 125 126

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 20

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 1 1

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 6

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 8

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery Chapter III VII

0 0 88

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 2

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 33

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

0 1 14