melakukan  gerakan  dengan  posisi  kepala  yang  tidak  alamiah.  Pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri antara lain:
1.    Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut 2.    Harus memegang objek yang berat lebih dari 4,5 kg
3.    Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping. 4.    Sering melakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
5.    Memerlukan mobilitas tinggi Pulat, 1992
3.5. ManTRA Manual Task Risk Assessment Tool
ManTRA Manual  Task  Risk  Assessment  tool merupakan  alat  penilaian postur kerja    yang dirancang  oleh    Burgess-Limerick  et al,
pada    tahun  2000. Metode  ini  secara  konseptual  digunakan  untuk menilai  postur  tubuh  saat  bekerja
berdasarkan  indeks  anggota  tubuh bagian  atas.  Peneliti menggunakan  alat  ini sebagai bagian  dari  objek  permasalahan  yang  dibutuhkan  untuk mengumpulkan
informasi mengenai  total  waktu  untuk  suatu  tugas  yang  sedang  dilakukan  dan menentukan  penilaian menggunakan  5  skala poin  dari lima  karakteristik  suatu
pekerjaan  yakni  waktu  siklus  pengulangan,  gaya  yang  dibutuhkan,  kecepatan, kekakuan postur, dan getaran.
Aplikasi manTRA mampu mengevaluasi resiko cedera baik yang bersifat mendadak  maupun  kumulatif  yang  dialami  oleh  pekerja  saat  melakukan
pekerjaannya. Kesimpulan dari penilaian ini hanya dapat diterapkan pada individu yang diteliti, bukan pada populasinya.
Universitas Sumatera Utara
Penerapan      metode    ManTRA    dilakukan  dengan    mengikuti    prosedur penilaian  berdasarkan  pengukuran  total  waktu  durasi  kerja,  pengukuran  faktor
resiko  yang  berulang,  pengukuran  faktor  resiko  akibat  pengerahan  tenaga, pengukuran  faktor  resiko  kekakuan,  pengukuran  faktor  resiko  getaran.  Setelah
mendapatkan  nilai-nilai  penilaian  dari  setiap  kriteria  faktor  resiko  lalu  dilakukan interpretasi
penilaian     untuk  menentukan  tindakan   lebih  lanjut   yang  akan dilakukan.
1. Pengukuran Total Waktu Total  waktu merupakan  rata-rata  dari  total  waktu  suatu  pekerjaan
dilakukan dalam  suatu  hari  tertentu.  Penilaian  rata-rata  total  waktu  dapat  dilihat dalam Tabel 3.1
Tabel 3.1. Tabel Penilaian Resiko Waktu Siklus Jamhari
0-2 jamhari
2-4 4-6
jamhari 6-8
jamhari 8
jamhari Skor
1 2
3 4
5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
2. Pengukuran Resiko Waktu Siklus Berulang Pengulangan  dinilai dengan mengevaluasi  waktu  siklus  dan  durasi  suatu
tugas pada setiap bagian tubuh. Waktu siklus merupakan durasi waktu dari suatu tugas  yang  dikerjakan lebih  dari satu  kalitan  tanpa  adanya  gangguan.  Penilaian
resiko waktu siklus berulang dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tabel Penilaian Resiko Waktu Siklus Berulang Waktu
Siklus 5
menit 15
menit 30 dtk–
1min 10 dtk–
30dtk 10 dtk
Skor 1
2 3
4 5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Universitas Sumatera Utara
Durasi  adalah  waktu  dimana  tugas  yang  memilki  siklus  berulang dilakukan tanpa satu atau banyak gangguan. Kode durasi akan selalu sama untuk
setiap bagian dari tugas tertentu.  Waktu  siklus  dan  kode  durasi  dicantumkan dalam   tabel  untuk menentukan nilai dari resiko yang berulang. Penilaian resiko
durasi kerja dapat dilihat dalam Tabel 3.3
Tabel 3.3. Tabel Penilaian Resiko Durasi Kerja Wakt
u Dura
si 10mi
n 10
mi n –
30 mi
n 30
mi n –
1 ja
m
1 jam
-2 Ja
m
2 h
r Skor
1 2
3 4
5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Faktor  resiko  yang  berulang  ditentukan  dengan mencantumkan  skor  dari waktu  siklus  dan  durasi  pada  tabel resiko yang  berulang.  Penilaian  resiko  durasi
waktu dan waktu siklus dapat dilihat dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Tabel Penilaian Resiko Durasi  Waktu dan Waktu Siklus Skor
Waktu Siklus
Skor Durasi Waktu 1
2 3
4 5
1 1
1 2
3 4
2 1
2 3
4 4
3 2
3 4
4 5
4
2 3
4 5
5
5
3 4
5 5
5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Universitas Sumatera Utara
3. Pengukuran Resiko Akibat Pengerahan Tenaga Resiko pengerahan tenaga dapat dinilai dengan mengevaluasi gaya akibat
adanya  kecepatan  setiap  bagian tubuh.  Sama  halnya dengan    resiko  berulang dengan durasi waktu dan waktu siklus, nilai dari resiko akibat pengerahan tenaga
ditentukan dari skor gaya dan kecepatan yang dicantumkan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Tabel Penilaian Faktor Resiko Gaya Force Kategori Gaya
Minimal Sedang
Maksimal Skor
1-2 3-4
5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Gaya merupakan penilaian dari usaha penggunaan otot pada suatu bagian tubuh selama pekerjaan dilakukan dengan gaya maksimum yang dapat digunakan
oleh seseorang saat bekerja. Pekerjaan yang dilakukan dalam waktu yang singkat dengan  gaya  yang  sedang  dinilai sama  dengan  pekerjaan  yang  dilakukan  dalam
durasi yang lama dengan gaya yang sedang, karena pengukuran durasi dilakukan secara  terpisah.  Kecepatan dinilai  dari rata-rata  keseluruhan  gerakan  saat
melakukan suatu  pekerjaan.  Contohnya,  bila
suatu  tugas kebanyakan
membutuhkan gerakan yang  lambat  dengan  beberapa elemen  cepat, itu  akan dinilai    sebagai  langkah  sedang  dan  akan mendapatkan skor  2.  Skor  3  akan
diberikan  hanya  pada  pekerjaan  statis utama. Penilaian  resiko  kecepatan  dapat dilihat dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Tabel Penilaian Resiko Kecepatan Speed Katergori
Kecepatan Pergerakan
Lambat Cukup
Cepat Sedikit
atau Statis
Cepat dan
Lancar Cepat dan
Tersentak- sentak
Skor 1
2 3
4 5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Universitas Sumatera Utara
Resiko akibat  pengerahan tenaga  resiko  gabungan  ditentukan  dengan mencantumkan skor-skor  dari  gaya  dan  kecepatan  dalam  tabel  resiko  akibat
pengerahan tenaga. Penilaian resiko gabungan dapat dilihat dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Tabel Penilaian Resiko Gabungan Gaya dan Kecepatan Skor
Gaya Skor Kecepatan
1 2
3 4
5 1
1 1
2 3
4
2 1
2 3
4 4
3 2
3 4
4 5
4 2
3 4
5 5
5 3
4 5
5 5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
4.    Pengukuran Resiko Kekakuan Kekakuan didefinisikan sebagai derajat deviasi dari tulang sendi. Semakin
besar  deviasi,  semakin  besar  pula tingkat  bahayanya.  Penilaian  dilakukan  untuk keseluruhan tugas,  oleh karena itu harus menampilkan  rata-rata dari berbagai
posisi  tubuh  untuk  setiap  bagian  tubuh  ketika melakukan  pekerjaan.  Penilaian resiko kekakuan dapat dilihat dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Tabel Penilaian Faktor Resiko Kekakuan Amount of
Awardness A
B C
D E
Skor 1
2 3
4 5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Keterangan: A = Postur tubuh mendekati netral
B = Penyimpangan kecil dari kondisi netral ke satu arah C = Penyimpangan kecil dari kondisi netral lebihdari satu arah
D = Penyimpangan melebihi dari jarak normal dari kondisi netral ke satu arah E =  Penyimpangan melebihi dari jarak normal dari kondisi netral lebih dari satu
arah
5.     Pengukuran Resiko Getaran
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan  yang menimbulkan  resiko  getaran  harus mempertimbangkan kedua faktor  berikut:  keseluruhan  tubuh  dan  getaran  bagian  tubuh.  Getaran  pada
keseluruhan tubuh akan berdampak pada lengan bawah dan tulang belakang ketika getaran  pada  bagian  tubuh menyerang  kaki  dan  tangan  bagian  atas.  Penilaian
dilakukan untuk keseluruhan tugas, oleh karena itu harus ditampilkan durasi rata- rata dan tugas tersebut. Penilaian resiko getaran dapat dilihat dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Tabel Penilaian Resiko Getaran Amount of
Vibration None
Minimal Moderate
Amplitude Large
Amplitude Severe
amplitude Skor
1 2
3 4
5
Sumber : Manual Tasks Risk Assessment ManTRA V 2.0 Burgess, 2000
Setelah mendapatkan semua penilaian untuk setiap karakteristik penilaian selanjutnya  dilakukan interpretasi  nilai.  Untuk  setiap  bagian tubuh,  skor untuk
total waktu, pengulangan, pengerahan tenaga, kekakuan dan getaran dijumlahkan. Jumlah dari skor untuk setiap bagian tubuh disebut resiko kumulatif, dan memiliki
rentang antara 5-25. Tindakan lebih lanjut perlu dilakukan bila salah satu bagian tubuh memiliki :
1.   Nilai faktor resiko untuk pengerahan tenaga sebesar 5 2.   Jumlah dari nilai pengerahan tenaga dan kekakuan sebesar 8 atau lebih
3.   Nilai kumulatif resiko dari keseluruhan tubuh sebesar 15 atau lebih. Nilai tersebut  dapat membantu memprioritaskan  tugas  untuk  penilaian
pengontrolan yang dianjurkan. Demikian juga, skor merefleksikan resiko terbesar sehingga  dapat memperhatikan  bagian  tubuh  yang  harus diperhatikan  dan
dikontrol Burgess, 2000.
Universitas Sumatera Utara
3.6.      Antropometri 3.6.1. Definisi Antropometri