61
itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.
Dalam versi lain yang merujuk dari beberapa referensi, asal-muasal kata Binjai merupakan kata baku dari istilah Binjéi yang merupakan makna dari
kata ben dan i-jéi yang dalam bahasa Karo artinya bermalam di sini. Pengertian ini dipercaya oleh masyarakat asli kota Binjai, khususnya etnis Karo
merupakan cikal-bakal kota Binjai pada masa kini. Hal ini berdasarkan fakta sejarah, bahwa pada masa dahulu kala, kota Binjai merupakan perkampungan
yang berada di jalur yang digunakan oleh Perlanja Sira yang dalam istilah Karo merupakan pedagang yang membawa barang dagangan dari dataran tinggi Karo
dan menukarnya barter dengan pedagang garam di daerah pesisir Langkat. Perjalanan yang ditempuh Perlanja Sira ini hanya dengan berjalan kaki menembus
hutan belantara menyusuri jalur tepi sungai dari dataran tinggi Karo ke pesisir Langkat dan tidak dapat ditempuh dalam waktu satu atau dua hari, sehingga selalu
bermalam di tempat yang sama, begitu juga sebaliknya, kembali dari dataran rendah Karo yaitu pesisir Langkat, Para perlanja sira ini kembali bermalam di
tempat yang sama pula, selanjutnya seiring waktu menjadi sebuah perkampungan yang mereka namai dengan Kuta Benjéi.
2. Letak Geografis dan Demografi Kota Binjai
Secara geografis Kota Binjai terletak pada 03°0340 - 03°4002 LU dan 98°2703 - 98°3932 BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan
laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli
Universitas Sumatera Utara
62
Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam wilayah
Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.
Ada 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai dan Mencirim yang menyuplai kebutuhan sumber air bersih bagi PDAM Tirta Sari
Binjai untuk kemudian disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di pinggiran kota, masih banyak penduduk yang menggantungkan kebutuhan air
mereka kepada air sumur yang memang masih layak dikonsumsi. Adapun batas wilayah Kota Binjai, yaitu:
a Sebelah utara
: Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang b
Sebelah selatan : Kabupaten Langkat dan Kebupaten Deli Serdang
c Sebalah barat
: Kabupaten Langkat d
Sebelah timur : Kabupaten Deli Serdang
3. Lambang Daerah Kota Binjai
Gambar 3.1 Lambang Daerah Kota Binjai
Universitas Sumatera Utara
63
Penjelasan Lambang Daerah Kota Binjai: a.
Pita merah putih melambangkan bendera pusaka dan kebangsaan Indonesia.
b. Bambu runcing kiri kanan perisai melambangkan perjuangan dan
kepahlawanan rakyat yang heroik melawan penjajahan. c.
Pohon Binjai di tengah perisai melambangkan asal nama dari Kota Binjai. d.
Lima akar pohon melambangkan lima sila dari Pancasila. e.
Batang pohon dengan dua cabang melambangkan Pemerintah Kota Binjai terdiri dari Eksekutif dan Legislatif.
f. Bunga kapas tujuh belas buah melambangkan tanggal 17 , lekukan daun
berjumlah delapan melambangkan bulan Agustus, setangkai pada dengan 45 butir padi melambangkan tahun 1945, Keseluruhannya ini
melambangkan 17 Agustus 1945 yaitu Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
g. Garis bergelombang berjumlah tiga buah melambangkan ke tiga buah
sungai yang mengalir di Kota Binjai. h.
Bunga Kapas dan padi melambangkan keadilan dan Kebenaran serta kesejahteraan rakyat Kota Binjai.
i. Warna dasar abu - abu melambangkan kesuburan dan kelestarian
lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
64
4. Pemerintahan Kota Binjai