2.8 Analisis Data
2.8.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur sesuai dengan apa yang ingin diukur. Seandainya peneliti ingin mengukur kuesioner di
dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Untuk menghitung nilai �
ℎ�����
pada item pertanyaan dapat dilakukan dengan rumus:
�
��
=
�∑��−∑�.∑� �{�∑�
2
−∑�
2
}{ �∑�
2
−∑�
2
2.2
keterangan: r
xy :
Koefisien Korelasi �
: Skor pertanyaan �
: Skor total n
: Jumlah Sampel Untuk melakukan uji validitas secara manual dalam penelitian ini menggunakan
tabel t-student untuk menghitung �
�����
dengan menggunakan nilai α = 5 0,05.
Dalam penelitian ini diperoleh dari rumus.Validitas terbagi atas empat macam, yaitu:
a. Validitas Isi Content Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.Misalnya seorang peneliti ingin mengukur bagaimana persepsi
konsumen terhadap suatu produk. b. Validitas Konstruk Construct Validity
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. c. Validitas “ada sekarang” Concurrent Validity
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.Sebuah tes dikatakan memiliiki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
pengalaman.Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum.
d. Validitas Prediksi Predictive Validity Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan
datang, sehingga sekarang ini belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2.8.2 Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Pengukuran yang memiliki realibilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reabel. Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: � = �
� �−1
� �1 −
∑ �
�
�
�
�
2.3
keterangan: �
: nilai koefisien Cronbach Alpha �
: banyaknya variaber penelitian ∑�
�
: jumlah varians variabel penelitian �
�
: varians total Adapun teknik perhitungan reliabel ada beberapa cara, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Pengukuran Ulang Testretest Teknik ini meminta kepada responden yang sama untuk menjawab
pertanyaan dalam alat pengukuran sebanyak dua kali. Caranya perhitungannya adalah dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara
pertama dengan jawaban pada wawancara kedua. b. Teknik Belah Dua
Untuk menggunakan teknik belah dua sebagai cara menghitung reliabilitas alat pengukur, maka alat pengukur yang disusun harus memiliki cukup
banyak item pertanyaan yang mengukur aspek yang sama.
Universitas Sumatera Utara
c. Teknik Bentuk Paralel Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur
yang mengukur aspek yang sama. Kedua alat ukur tersebut diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya untuk masing-masing
jenis. d. Internal Consistency Reliability
Internal consistency reliability berisi tentang sejauh mana item-item instrumen bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai
dengan yang melandasinya.Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0,60 Kuncoro, 2003.
2.9
Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data ordinal menjadi data interval misalnya analisis faktor dimana variabel bebasnya harus
berskala interval. Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrumen berupa angket
yang memiliki jawaban berupa skala likert. Cara melakukan proses transformasi data ordinal menjadi data interval menggunakan MSI Method Sof Successive
Interval. Adapun langkahnya sebagai berikut: 1. Mencari F Frekuensi jawaban responden.
2. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.
3. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi berurutan perkolom skor.
4. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi dengan menggunakan tabel distribusi normal.
5. Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel densitas.
6. Menentukan SV Scale Value = nilai skala dengan rumus sebagai berikut: �� =
������� �� ����� ����� − ������� �� ����� ����� ���� ����� ����� ����� − ���� ����� ����� �����
Universitas Sumatera Utara
keterangan: SV
= interval rata-rata Density at lower limit
= kepadatan batas bawah Density at upper limit
= kepadatan batas atas Area below upper limit
= daerah dibawah batas bawah Area below lower limit
= Daerah diatas batas bawah 7. Menentukan nilai transformasi dengan rumus:
� = �� + |��
���
| keterangan:
� : Nilai hasil Penskalaan akhir
�� : Nilai Skala
| ��
min
| : Nilai Skala minimum
2.10 Analisis Faktor