Harga Saham Abnormal Return

2.1.5 Harga Saham

Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada periode tertentu yang ditentukan para pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham.Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut.Sebaliknya, semakin rendah harga saham suatu perusahaan, maka semakin rendah pula nilai perusahaan tersebut.Harga penutupan biasanya digunakan sebagai harga pasar.Harga penutupanclosing pricemenunjukkan harga penutupan suatu saham.Closing Price suatu saham dalam satu hari perdagangan ditentukan pada akhir sesi II yaitu pukul 16.00 Darmadji dan Fakhruddin 2001:88

2.1.6 Abnormal Return

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah mendapatkan sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut Tandelilin, 2001:3. Abnormal returnadalah kelebihan dariactual return atas expected return Gumanti 2011:57. Actual return adalah keuntungan return yang sesungguhnya terjadi dan expected return adalah keuntungan return yang diharapkan akan diterima oleh para investor. Return yang diharapkan oleh para investor tidak selamanya sama dengan return yang sesungguhnya diterima dan sangat mungkin berlainan dengan apa yang diharapkan. Apabila dikatakan abnormal return bersifat positif, maka dapat disimpulkan bahwa return yang sesungguhnya terjadi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara actual return lebih besar dari return yang diharapkan expected return, sebaliknya apabila dikatakan abnormal return bersifat negatif, maka dapat disimpulkan bahwa return yang sesungguhnya terjadi dan diterima actual return lebih kecil dari return yang diharapkan expected return. Pasar dikatakan efisien apabila pelaku pasar tidak dapat mendapatkan abnormal return karena seluruh seluruh investor mendapatkan informasi pasar.Return investasi hanya bisa diperkirakan melalui pengestimasian Tandelilin, 2001:51. Menurut Brown dan Warner, dalam Sakti 2013 ada tiga model menghitung expexted return,yaitu : 1. Mean Adjusted Model Model ini menganggap return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Model ini menggunakan rumus : ER it = ∑ R it t Keterangan : ER it = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode t R it = actual return sekuritas ke-i pada periode t T = periode estimasi 2. Market Model Dalam menghitung return ekspektasi dengan menggunakan model ini, dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan perhitungan return ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspektasi yang dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS Ordinary Least Square dengan persamaan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara �� �� = �� + ��� �� + ��� Keterangan : E � �� = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode t αi= intercept, independen terhadap R mt βi = slope, risiko sistematis, dependen terhadap R mt R mt = return pasar εit = kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke t Return pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus : R mt = IHSG t − IHSG t −1 IHSG t −1 Keterangan : R mt = return pasar IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSG t −1 = Indek Harga Saham Gabungan periode t −1 3. Market Adjusted Model Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah indeks pasar pada saat tersebut. Dalam model ini, penggunaan periode estimasi untuk membentuk model estimasi tidak diperlukan karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return pasar. Rumus yang digunakan pada model ini adalah: AR it = R it − R mt Keterangan: A R it = abnormal return saham i pada hari ke t R it = actual return saham i pada hari ke t R mt = return pasar Return pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus : R mt = IHSG t − IHSG t −1 IHSG t −1 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Keterangan : R mt = return pasar IHSG t = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSG t −1 = Indek Harga Saham Gabungan periode t −1 2.1.7Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu peristiwa.Apabila volume perdagangan saham sangat tinggi, maka dapat dikatakan bahwa saham perusahaan tersebut sangat diminati oleh pasar dan sebaliknya, apabila volume perdagangan saham sangar rendah, maka dapat dikatakan bahwa saham perusahaan tersebut kurang diminati oleh pasar.Trading Volume Activity TVA merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat perubahan volume perdagangan.Trading Volume Activity TVA merupakan rasio jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah lembar saham yang beredar pada periode tertentu. 2.2Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai stock split dapat dikatakan penelitian yang sangat khusus karenasudah banyak peneliti yang melakukan penelitian mengenai stock split dan hasil penelitian menyatakan beberapa kesimpulan yang berbeda. Pandangan mengenai stock split sebagai ‘komestik’ perusahaan juga masih terus mendapat respon yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian 1 Arifin Akhmad dan Rika Ramadiyansari 2013 Analisis Perbandingan Abnormal Return, Volume Perdagangan Saham dan Likuiditas Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Independen: stock split Dependen: abnormal return, volume perdagangan, likuiditas saham Uji Wilcoxon Tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah stock split dan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap volume perdagangan saham dan likuiditas sebelum dan sesudah stock split. 2 Josiah Omollo Aduda dan Chemarum Caroline 2010 Market Reaction to Stock Split Empirical Evidence from the Nairobi Stock Exchange Independen: stock split Dependen: trading volume activity, abnormal return Uji beda t test Terdapat kenaikan volume perdagangan setelah stock split dan terdapat rata-rata positif pada abnormal return 3 Farinha dan Basilio 2006 Stock Splits: Real Effects or Just a Question of Maths?An Empirical Analysis of the Portuguese Case Independen: stock split Dependen: abnormal return, volume perdagangan Uji beda paired sample t- test Tidak ada perubahan yang signifikan antara volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split, terdapat perbedaan abnormal return saham antara sebelum dan sesudah stock split. 4 Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati 2000 Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta Independen: Stock Split Dependen: Likuiditas, Return Saham Uji beda dua rata-rata Terdapat pengaruh signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan, tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham dan abnormal return. Sumber: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Pemikiran

Perusahaan terus berusaha meningkatkan nilai perusahaannya karena itu adalah salah satu tujuan dilakukannya aktivitas perusahaan.Peningkatan harga saham merupakan salah satu faktor yang mencerminkan nilai perusahaan yang baik.Harga saham yang tinggi memang dapat meningkatkan nilai perusahaan namun perusahaan juga harus memperhatikan daya beli para investor.Stock split merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk menjaga harga sahamnya. Stock split dianggap sebagai ‘kosmetik’ perusahaan dalam meningkatkan likuiditas saham karena stock split itu sendiri tidak memberikan tambahan modal yang diterima oleh perusahaan. Stock split dilakukan karena perusahaan menilai harga sahamnya sudah terlalu tinggi sehingga kemampuan investor untuk melakukan transaksi semakin menurun. Para manajer meyakinkan para investor bahwa pengumuman stock split akan membawa pengaruh yang positif dan prospek yang baik di masa yang akan datang karena hanya perusahaan yang mapanlah yang mampu melakukan stock split. Harga saham yang bergerak lebih murah akan meningkatkan transaksi sehingga harga saham perlahan-lahan cenderung mengalami kenaikan. Harga saham yang terus mengalami kenaikan akan menyebabkan adanya perubahan pada return dan dapat memberikan peluang bagi para investor untuk mendapatkan abnormal return. Abnormal return dihitung dengan selisih antara return yang sesungguhya terjadi actual return dengan return yang diharapkan expected return. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara