RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH

149 ��������� 6.5. Ketentuan dalam butr 6. huruf b. dan f n dapat tdak berlaku apabla telah terjad perstwa Force Majeure, dengan ketentuan apabila tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk tentang Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam deinisi Force Majeure dalam ketentuan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah, maka keputusan tentang perstwa Force Majeure tersebut akan dilakukan oleh RUPSI.

7. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH

Untuk penyelenggaraan RUPSI, korum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku ketentuan d bawah n tanpa mengurang ketentuan dalam peraturan Pasar Modal dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek ditempat dimana Sukuk Ijarah dicatatkan: .. RUPSI dapat dselenggarakan pada setap waktu menurut ketentuan dar pasal n, antara lan untuk maksud sebagai berikut : a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Wali Amanat Sukuk atau untuk memberkan pengarahan kepada Wal Amanat Sukuk atau untuk mengambl tndakan lan ; b. memberhentkan Wal Amanat Sukuk dan menunjuk penggant Wal Amanat Sukuk menurut ketentuan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah ; c. mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Sukuk Ijarah termasuk tetap tdak terbatas pada mengubah Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah dengan memperhatkan ketentuan dalam Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku ; d. mengambl keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan mengena perubahan jumlah Sisa Imbalan Ijarah, perubahan Cicilan Imbalan Ijarah, perubahan tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan atau Ssa Imbalan Ijarah termasuk pengubahan Cclan Imbalan Ijarah dan atau Ssa Imbalan Ijarah menjad ekutas Perseroan, perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan perubahan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah dengan memperhatkan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah khususnya Pasal 11.5 butir a ; e. mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang Sukuk yang mewakili sekurang-kurangnya 20 dua puluh persen dari jumlah Ssa Imbalan Ijarah, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah d KSEI sesua dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan peraturan KSEI ; f. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa Force Majeure dalam hal tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wal Amanat Sukuk ; g. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah berdasarkan ketentuan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah dan atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; h. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan. 1.2. Dengan memperhatikan peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku, RUPSI dapat diselenggarakan bilamana : a. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk yang mewakili sedikitnya 20 dua puluh persen dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar kembali outstanding d luar dar jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasi Perseroan mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk agar diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan melampirkan photo copy KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekenng dan memperlhatkan asl KTUR kepada Wal Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Sukuk Ijarah akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR. Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat Sukuk. b. Wal Amanat Sukuk atau BAPEPAM dan LK atau Perseroan menganggap perlu untuk mengadakan RUPSI. 50 ��������� 1.3. Wali Amanat Sukuk harus melakukan pemanggilan untuk RUPSI dan menyelenggarakan RUPSI, selambatnya 30 tiga puluh Hari Kalender sejak tanggal diterimanya surat permintaan tersebut. Dalam hal Wal Amanat Sukuk menolak permohonan Pemegang Sukuk atau Perseroan untuk mengadakan RUPSI, maka Wal Amanat Sukuk harus membertahukan secara tertuls alasan penolakan tersebut kepada pemohon dengan tembusannya kepada BAPEPAM dan LK, selambatnya 21 dua puluh satu Hari Kalender setelah diterimanya surat permohonan. 1.4. Tata Cara RUPSI : a. RUPSI dapat dadakan dtempat kedudukan Perseroan atau dtempat lan dmana Sukuk Ijarah dicatatkan atau yang disepakati oleh Perseroan dan Wali Amanat Sukuk. b. Panggilan RUPSI wajib dimuat sebanyak 2 dua kali pada hari yang berlainan dan dimuat paling sedikit dalam 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam jangka waktu tidak kurang dari 17 tujuh belas Hari Kalender sebelum diselenggarakan RUPSI, dengan ketentuan bahwa jangka waktu 17 tujuhbelas Hari Kalender dihitung mulai dari dimuatnya pengumuman panggilan tersebut pada waktu pertama kali. c. Pangglan harus dengan tegas memuat tanggal, jam, tempat dan acara RUPSI. d. RUPSI dketua oleh Wal Amanat Sukuk dan Wal Amanat dwajbkan untuk mempersapkan acara RUPSI dan bahan RUPSI serta menunjuk Notaris yang membuat berita acara RUPSI. Dalam hal penggantian Wali Amanat Sukuk yang diminta oleh Perseroan atau Pemegang Sukuk, RUPSI dipimpin oleh Perseroan atau Pemegang Sukuk Ijarah yang meminta diadakannya RUPSI, dan Perseroan atau Pemegang Sukuk yang meminta diadakannya RUPSI tersebut harus mempersiapkan acara RUPSI dan bahan RUPSI serta menunjuk Notaris yang membuat berta acara RUPSI. e. Pemegang Sukuk yang berhak hadir dalam RUPSI adalah Pemegang Sukuk yang memiliki KTUR dan namanya tercatat dalam daftar KTUR yang diterbitkan oleh KSEI. f. Pemegang Sukuk Ijarah yang menghadiri RUPSI wajib menyerahkan asli KTUR kepada Wali Amanat Sukuk. g. Satu Satuan Pemindahbukuan Sukuk Ijarah memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara. Suara dkeluarkan dengan tertuls dan dtandatangan dengan menyebutkan nomor KTUR, kecuali Wali Amanat Sukuk memutuskan lain. h. Suara blanko, abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, termasuk Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasi Perseroan. i. Seluruh Sukuk Ijarah yang disimpan dalam KSEI dibekukan sehingga Sukuk Ijarah tersebut tidak dapat dipindah bukukan sejak 3 tiga Hari Bursa sebelum tanggal penyelenggaraan RUPSI sampai dengan tanggal berakhirnya RUPSI, yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dar Wal Amanat Sukuk atau setelah memperoleh persetujuan dar Wal Amanat Sukuk. j. Pada saat sebelum dimulainya RUPSI , Perseroan membuat surat pernyataan mengenai Sukuk Ijarah yang dimilikinya dan atau yang dimiliki Ailiasi Perseroan. k. Biaya pemasangan iklan-iklan untuk memanggil RUPSI dan pemberitahuan mengenai hasil RUPSI serta semua biaya penyelenggaraan RUPSI termasuk akan tetapi tidak terbatas pada biaya Notaris dan sewa ruangan dalam jumlah yang wajar dibebankan kepada Perseroan dan Perseroan berjanji untuk membayar kepada Wali Amanat selambat-lambatnya 7 tujuh Hari Kerja setelah permintaan biaya tersebut diterima Perseroan dari Wali Amanat, kecuali dtentukan lan dalam Perjanjan Perwalamanatan Sukuk ; l. Atas penyelenggaraan RUPSI wajib dibuatkan berita acara RUPSI yang dibuat oleh Notaris sebagai alat bukti yang sah dan mengikat Pemegang Sukuk , Wali Amanat Sukuk dan Perseroan. Wal Amanat Sukuk wajb mengumumkan hasl RUPSI dengan memasang pengumuman dalam 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam waktu 7 tujuh Hari Kerja setelah tanggal diselenggarakannya RUPSI. m. Blamana dalam RUPSI pertama tdak tercapa korum maka dapat dadakan RUPSI kedua dengan acara yang sama dengan RUPSI pertama, dalam batas waktu secepatnya 5 lima Hari Kerja setelah RUPSI pertama dengan ketentuan harus diadakan panggilan ulang kepada Pemegang Sukuk Ijarah sekurangnya 3 tiga Hari Kerja sebelum RUPSI kedua dengan 5 ��������� mengumumkannya paling sedikit dalam 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasonal. n. Blamana dalam RUPSI kedua tdak tercapa korum maka dapat dadakan RUPSI ketga dengan acara yang sama, dalam batas waktu secepatnya 5 lima Hari Kerja setelah RUPSI kedua dengan ketentuan harus dadakan pangglan ulang kepada Pemegang Sukuk Ijarah sekurangnya 3 tiga Hari Kerja sebelum RUPSI ketiga dan mengumumkannya paling sedikit dalam 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. 1.5. Tanpa mengurangi ketentuan yang tercantum dalam peraturan Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek serta peraturan perundangan lainnya: a. Khusus untuk RUPSI yang memutuskan mengenai pengubahan jumlah Sisa Imbalan Ijarah, pengubahan Cicilan Imbalan Ijarah, pengubahan tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan atau Ssa Imbalan Ijarah termasuk pengubahan Cclan Imbalan Ijarah dan atau Ssa Imbalan Ijarah menjad ekutas Perseroan, Pengubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan pengubahan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka pengubahan tersebut d atas, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : . RUPSI dapat dlangsungkan apabla dhadr oleh Pemegang Sukuk dan atau kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 34 tiga per empat bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang masih belum dibayar kembali outstanding d luar dar jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh sedikitnya 34 tiga per empat bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang hadir tersebut di atas danatau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPSI di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya, dengan memperhatikan Pasal 11.4 huruf h Perjanjian Perwalamanatan. ii. RUPSI kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk dan atau kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 34 tiga per empat bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang masih belum dibayar kembali outstanding di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh lebih dari 34 bagian tiga per empat dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang hadir tersebut di atas danatau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPSI di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya, dengan memperhatkan Pasal .4. huruf h Perjanjan Perwalamanatan. .Blamana RUPSI kedua tdak mencapa korum dapat dselenggarakan RUPSI ketga dimana RUPSI ketiga adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk atau kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 34 tiga per empat dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar kembali di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh sedikitnya 34 tiga per empat bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang hadir tersebut di atas dan atau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPSI di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan danatau Ailiasinya, dengan memperhatikan Pasal .4. huruf h Perjanjan Perwalamanatan. RUPSI ketga merupakan RUPSI terakhr dalam rangkaian RUPSI sebelumnya. b. Kecuali alasan yang disebut pada Pasal 11.5 huruf a, maka : . RUPSI dapat dlangsungkan apabla dhadr oleh Pemegang Sukuk dan atau kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 23 dua per tiga bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar kembali outstanding dluar dar jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh lebih dari 23 dua per tiga bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang hadir tersebut di atas danatau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPSI di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya, dengan memperhatikan Pasal 11.4 huruf h Perjanjian Perwalamanatan. ii. RUPSI kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat 5 ��������� apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk dan atau kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 12 satu per dua bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar kembali outstanding diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui oleh lebih dari 12 satu per dua bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang hadir tersebut di atas danatau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPSI di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya, dengan memperhatkan Pasal .4 huruf h Perjanjan Perwalamanatan. iii. RUPSI ketiga adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa memperhitungkan korum kehadiran asalkan disetujui oleh lebih dari 12 satu per dua bagian dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang hadir danatau diwakili secara sah dan memiliki hak suara yang sah dalam RUPSI di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasinya, dengan memperhatikan Pasal 11.4 huruf h Perjanjan Perwalamanatan. RUPSI ketga merupakan RUPSI terakhr dalam rangkaan RUPSI sebelumnya. Dalam hal pengambilan keputusan dalam RUPSI yang dimaksud dalam butir a dan butir b di atas di dalam hal jumlah suara yang setuju dan suara yang tidak setuju sama banyaknya, maka usul keputusan yang bersangkutan dinyatakan sebagai ditolak. 1.6. Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Ailiasi Perseroan, tidak dapat dipergunakan hak suaranya dalam RUPSI dan tidak diperhitungkan dalam penentuan korum kehadiran dalam RUPSI. 1.7. Ketentuan mengenai pengubahan akad ijarah, Obyek Ijarah, Obyek Ijarah pengganti dapat dlakukan dengan mengkut ketentuan sebagamana dmaksud dalam Pasal .5 butr a Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah. 1.8. Perseroan, Wali Amanat Sukuk dan Pemegang Sukuk harus tunduk, patuh dan terikat pada keputusan yang diambil oleh Pemegang Sukuk dalam RUPSI. 1.9. Peraturan-peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPSI dapat dbuat dan bla perlu kemudan dsempurnakan atau dubah oleh Perseroan dan Wal Amanat Sukuk dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 17.2. Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. .0. Apabla RUPSI memutuskan untuk mengadakan perubahan atas Perjanjan Perwalamanatan danatau Perjanjian lainnya antara lain sehubungan dengan pengubahan nilai Sisa Imbalan Ijarah, pengubahan Cicilan Imbalan Ijarah, pengubahan tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan atau Ssa Imbalan Ijarah, termasuk pengubahan Sukuk Ijarah menjad ekutas Perseroan, pengubahan jangka waktu Sukuk Ijarah, dan Perseroan menolak untuk manandatangan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah danatau perjanjian lainnya sehubungan dengan hal tersebut maka dalam waktu selambat-lambatnya 45 empat puluh lima Hari Kerja sejak keputusan RUPSI atau tanggal lain yang diputuskan RUPSI jika RUPSI memutuskan suatu tanggal tertentu untuk penandatangan perubahan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk jarah dan atau perjanjan lainnya tersebut maka Wali Amanat Sukuk berhak langsung untuk melakukan penagihan Imbalan Ijarah kepada Perseroan tanpa terlebih dahulu menyelenggarakan RUPSI, dan untuk itu Wali Amanat dbebaskan dar segala tndakan dan tuntutan oleh Pemegang Sukuk. 1.11. Apabila ketentuan mengenai RUPSI ditentukanlain oleh Peraturan Perundang-undangan di bidang Pasar Modal, maka Peraturan Perundang-undangan tersebut yang berlaku.

8. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH BUY BACK