RATING RATIONAL PT Metrodata Electronics, Tbk

157 ���������

3. RATING RATIONAL

Peringkat Metrodata A3.id mencerminkan: • Posisi Perseroan sebagai pemimpin pasar, termasuk model bisnis yang sangat mapan dalam industri teknolog nformas d Indonesa. • Hubungan jangka panjang yang erat dengan vendor-vendor kelas dunia, • Marjin EBITDA yang stabil berkisar 5,5-7,0. • Akuisisi Soltius Asia pte Ltd dan TTS-Infotech pte Ltd akan meningkatkan risiko integrasi dan keuangan. Namun proyeksi DebtEBITDA dan EBITDA interest coverage Metrodata pada level 2,5-3x dan 4,5-5x tetap mendukung peringkatnya. Akuisisi ini juga akan memperbesar bisnis solusi Perseroan dan membawa keuntungan diversiikasi bisnis • Tingginya ketergantungan Metrodata pada pemasok-pemasok utama dimana 5 pemasok terbesar mewakili lebih dari 50 dari pendapatan tahun 2007, dimana sebagian besar perjanjian dengan pemasok-pemasok ini tidak eksklusif. • Ketergantungan Metrodata pada fasltas perbankan jangka pendek untuk mendukung operasionalnya. Prospek stabil mencerminkan harapan Moodys bahwa Metrodata akan mempertahankan posisi kepemimpinannya dalam pasar informasi teknologi dan mengadopsi kebijakan keuangan yang prudent dalam mengejar strateg pertumbuhan. 158 ��������� Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini bernama “P.T. Metrodata Electronics Tbk” selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut “Perseroan” dan mempunyai tempat kedudukan di Jakarta. 2. Perseroan dapat membuka cabang-cabang danatau perwakilan-perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan Dewan Komsars. Jangka Waktu Berdirinya Perseroan Pasal 2 Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas mulai tanggal dua puluh tujuh Juli tahun seribu sembilan ratus delapan puluh tiga 27-7-1983. Maksud Dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha Pasal 3 1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah berusaha dalam bidang yang berhubungan dengan komputer, word processor dan produk-produk teknologi tinggi lainnya mengenai otomatisasi kantor serta perdagangan umum. . Untuk mencapa maksud dan tujuan tersebut d atas Perseroan dapat melaksanakan kegatan usaha sebagai berikut: a. memasarkan dan menyediakanmenyewakan alat-alat hardware tersebut di atas; b. memasarkan dan menyediakan sistim-sistim serta perangkat lunak applikasi untuk alat-alat hardware tersebut d atas; c. memasarkan pelayanan untuk word processing; d. memasarkan dan melakukan pelayanan sebelum dan sesudah penjualan, misalnya : 1. mempelajari kemungkinan dilaksanakannya feasibility study otomatisasi kantor; 2. penelitian mengenai tempat pemasangan alat-alat hardware, pemasangan isiknya, pemelharaan untuk pencegahan dan perbakan; 3. modiikasi, perkembangan dan pemeliharaan atas sistim-sistim serta perangkat lunak software , perkembangan dan pemeliharaan atas sistim-sistim serta perangkat lunak software aplkas; e. berdagang dalam arti kata yang seluas-luasnya, menjalankan perdagangan impor dan ekspor, antar pulaudaerah serta lokal, perdagangan komisi serta selanjutnya bertindak sebagai agen, distributor, leveransir dan perwakilan dari badan-badan dan perusahaan-perusahaan lain, baik perusahaan dalam neger maupun luar neger. M o d a l Pasal 4 1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp132.500.000.000,00 seratus tiga puluh dua miliar Rupiah terbagi atas 2.650.000.000 dua miliar enam ratus lima puluh juta saham, masing-masing saham bernilai nomnal Rp50,00 lma puluh Rupah. 2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh pemegang saham, yaitu: a. Ockham Cay Holding Limited sebanyak 264.143.544 dua ratus enam puluh empat juta seratus empat puluh tiga ribu lima ratus empat puluh empat saham atau sebesar Rp13.207.177.200,00 tga belas mlar dua ratus tujuh juta seratus tujuh puluh tujuh rbu dua ratus Rupah; b. Tuan Hiskak Secakusuma sebanyak 34.871.000 tiga puluh empat juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu saham atau sebesar Rp1.743.550.000,00 satu miliar tujuh ratus empat puluh tiga juta lma ratus lma puluh rbu Rupah; c. Masyarakat sebanyak 1.742.911.379 satu miliar tujuh ratus empat puluh dua juta sembilan ratus sebelas ribu tiga ratus tujuh puluh sembilan saham atau sebesar Rp87.145.568.950,00 delapan puluh tujuh mlar seratus empat puluh lma juta lma ratus enam puluh delapan rbu semblan ratus lma puluh Rupah. XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN 159 ��������� Jumlah seluruhnya sebanyak 2.041.925.923 dua miliar empat puluh satu juta sembilan ratus dua puluh lima ribu sembilan ratus dua puluh tiga saham atau sebesar Rp102.096.296.150,00 seratus dua miliar semblan puluh enam juta dua ratus semblan puluh enam rbu seratus lma puluh Rupah. 1. 100 seratus persen dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas atau seluruhnya berjumlah Rp102.096.296.150,00 seratus dua miliar sembilan puluh enam juta dua ratus semblan puluh enam rbu seratus lma puluh Rupah telah dsetor penuh dengan uang tuna kepada Perseroan oleh masing-masing pemegang saham. 2. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan Perseroan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga tersebut tidak di bawah harga pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 3. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajb dlakukan dengan memberkan hak memesan efek terlebh dahulu kepada pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut. b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dapat dialihkan dan diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal nomor: IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, dengan syarat-syarat dan jangka waktu sesua dengan ketentuan dalam anggaran dasar n dan peraturan perundangang di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dcatatkan. d. Sehubungan dengan keputusan mengena pengeluaran Efek Bersfat Ekutas tersebut Dreks dwajbkan untuk mengumumkan dalam dua surat kabar haran berbahasa Indonesa, satu diantaranya terbit atau beredar di tempat kedudukan Perseroan dan yang lain berperedaran nasonal. e. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang hak memsan Efek terlebih dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tdak dambl tersebut wajb dalokaskan sebandng dengan jumlah hak memesan Efek terlebh dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan perundangan d bdang Pasar Modal. f. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagamana dmaksud huruf e d atas, maka Efek Bersfat Ekutas tersebut wajb dalokaskan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecual dtentukan lan oleh peraturan perundangan d bdang Pasar Modal. g. Perseroan dapat menambah modal tanpa memberkan hak memesan efek terlebh dahulu kepada pemegang saham, sebagamana datur dalam peraturan perundangan d bdang Pasar Modal. h. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 5 huruf a sampai dengan huruf g trsebut di atas, apabla ketentuan peraturan perundangan d bdang Pasar Modal dan Peraturan Bursa Efek d tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan mengizinkannya. 60 ��������� 4. Pelaksanaan pengeluaran saham yang masih dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang semula telah menyetujui pengeluaran Efek tersebut, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam anggaran dasar n dan peraturan perundangan d bdang Pasar Modal serta Peraturan Bursa Efek d tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 5. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham-asham lebih lanjut harus disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham, dengan mengndahkan ketentuan dalam anggaran dasar n dan dengan tidak mengurangi peraturan perundangan yang berlaku. S a h a m Pasal 5 1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama yang dikeluarkan atas nama pemiliknya sebagaimana terdaftar dalam Daftar pemegang Saham Perseroan, tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. 2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik dari satu saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham, tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. 3. Jika saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama- sama tu dwajbkan untuk menunjuk secara tertuls seorang d antara mereka atau seorang lan sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dicatatkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus dianggap sebagai pemegang saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut. 4. Selama ketentuan dalam ayat 3 di atas belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dvden untuk saham tu dtangguhkan. 5. Pemilik satu saham atau lebih dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia berlaku peraturan Bursa Efek di tempat dmana saham tersebut dcatatkan. Surat Saham Pasal 6 . Perseroan dapat mengeluarkan surat saham. . Apabla dkeluarkan surat saham, maka untuk setap saham dber sehela surat saham. 3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilik 2 dua atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham. 4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Tanggal pengeluaran surat saham; d. Nla nomnal saham; e. Tanda pengenal sebagamana akan dtentukan oleh Dreks. 5. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan : a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektf saham; c. Tanggal pengeluaran surat kolektf saham; d. Nla nomnal saham; 6 ��������� e. Jumlah saham; f. Tanda pengenal sebagamana akandtentukan oleh Dreks. 1. Surat saham dan surat kolektif saham harus dicetak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dbdang Pasar Modal dan dtandatangan oleh Presden Drektur dan Presden Komsars atau dengan persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal oleh 2 dua orang anggota Direksi yang ditunjuk oleh Rapat Dreks. Tanda tangan tersebut juga dapat dicetak langsung pada surat saham dan surat kolektif saham yang bersangkutan. 2. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodan khusus dalam rangka kontrak nvestas kolektf, Perseroan wajb menerbitkan sertiikat atau konirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif yang harus ditandatangani atas nama Dreks. 3. Konirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif sekurangnya harus mencantumkan: a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan. b. Tanggal pengeluaran konirmasi tertulis. c. Jumlah saham yang tercakup dalam konirmasi tertulis. d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam konirmasi tertulis. e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasiikasi yang sama, adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan konirmasi tertulis. Pengganti Surat Saham Pasal 7 1. Surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai lagi dapat ditukarkan dengan penggantinya atas permintaan tertulis dari pihak yang berkepentingan kepada Direksi Perseroan dengan menyerahkan bukti surat saham yang tidak dapat dipakai lagi itu; Direksi dapat menukarkannya dengan surat saham pengganti yang nomornya sama dengan nomor aslinya. 2. Asli surat saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 kemudian harus dimusnahkan oleh Direksi dan tentang pemusnahan tu harus dbuat rsalah rapat, dan harus dlaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya. 3. Jika surat saham hilang atau rusak sama sekali, maka atas permintaan tertulis dari pihak yang berkepentngan, Dreks akan mengeluarkan surat saham penggant setelah kehlangan tu cukup dibuktikan menurut pendapat Direksi dan dengan jaminan yang dipandang perlu oleh Direksi untuk tiap perstwa tertentu. 4. Pengeluaran pengganti surat saham karena kehilangan harus diumumkan dalam sedikitnya 1 satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang menurut pertimbangan Direksi berperedaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan di Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu sedikitnya 14 empat belas hari sebelum pengeluaran pengganti itu. 5. Untuk pengeluaran pengganti surat saham dari saham yang terdaftar pada Bursa Efek berlaku peraturan Bursa Efek d tempat d mana saham tersebut dcatatkan, dengan tdak mengurang peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Setelah penggant surat saham tersebut dkeluarkan, maka asl surat saham tdak berlaku lag terhadap Perseroan. 7. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang berkepentingan. 8. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, secara mutatis-mutandis berlaku bagi pengeluaran pengganti Surat kolektif Saham atau pengganti konirmasi tertulis, sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 7 di atas. 6 ��������� Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus Pasal 8 1. Direksi wajib mengadakan dan menyimpan dengan sebaik-baiknya Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus d tempat kedudukan Perseroan. 2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu harus dicatat: g. nama dan alamat para pemegang saham; h. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para pemegang saham; i. jumlah yang disetor atas setiap saham; j. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan tanggal perolehan hak gada tersebut; k. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan l. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi danatau diharuskan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. . Dalam daftar Khusus dcatat keterangan mengena kepemlkan saham anggota Dreks dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan danatau pada perseroan lain serta tanggal saham itu dperoleh. . Pemegang saham harus membertahukan setap perubahan alamat dengan surat kepada Dreks Perseroan. Selama pembertahuan tu belum dterma oleh Dreks, maka semua pangglan dan pembertahuan kepada pemegang saham maupun surat-menyurat lain, dividen yang dikirimkan kepada pemegang saham, serta mengenai hak-hak lain yang dapat dilakukan oleh pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir tercatat dalam Daftar Pemegang Saham. 3. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya. 4. Dreks dapat menunjuk dan member kewenangan kepada Bro Admnstras Efek untuk melaksanakan pencatatan dan tata-usaha Perseroan dalam Daftar Pemegang Saham. 5. Direksi menyediakan Daftar Pemegang Saham di kantor Perseroan. Setiap pemegang saham atau wakilnya yang sah berhak melihat Daftar pemegang Saham dan Daftar Khusus, yang berkaitan dengan diri pemegang saham yang bersangkutan pada waktu jam kerja kantor Perseroan. 6. Pencatatan danatau perubahan pada Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus harus disetujui Dreks dan pencatatan atas perubahan tersebut harus dtandatangan oleh Presden Drektur dan Presden Komsars. 7. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindah-tanganan, atau cessie yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham yang harus dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar; untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek berlaku peraturan dar Bursa Efek d tempat d mana saham dcatatkan dengan tidakmengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Suatu gadai saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dan dalam Daftar Khusus yang dimaksud dalam Pasal 43 Undang-undang nomor 1 tahun berdasarkan bukti yang dapat diterima baik oleh Direksi mengenai gadai saham yang bersangkutan. Bukti mengenai telah dilakukannya pemberitahuan gadai saham kepada Perseroan hanya dapat dibuktikan dengan adanya pencatatan mengenai gadai itu dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan yang ditandatangani sesuai Anggaran Dasar ini. 163 ��������� Penitipan Kolektif Pasal 9 1. Saham Perseroan dalam penitipan kolektif pada lembaga penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang bersangkutan. 2. Saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan efek yang dicatat atas nama Bank Kustodan atau Perusahaan efek dmaksud untuk kepentngan pemegang rekenng pada Bank Kustodian atau Perusahaan efek yang bersangkutan. 3. Jika saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio efek dari suatu kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada lembaga Penyimpanan dan penyelesaian, maka Perseroan wajib mencatatkan saham tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari kontrak investasi kolektif yang bersangkutan. 4. Perseroan wajib menerbitkan sertiikat atau konirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan mereka dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan. 5. Perseroan wajib memutasikan saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi tersebut harus disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi efek yang ditunjuk Perseroan. 6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan efek jika diminta secara tertulis oleh pemegang saham Perseroan yang bersangkutan wajib menerbitkan nota pencatatan sebagai konirmasi pemegang saham yang menjadi pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan adanya pemilikan suatu jumlah saham dari pemegang saham yang bersangkutan sebagaimana tercatat dalam rekeningnya dalam Penitipan Kolektif tersebut, dengan ketentuan bahwa nota pencatatan kolektif sebagai konirmasi tersebut harus ditandatangani atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, atau Bank Kustodian atau Perusahaan efek yang menyelenggarakan Penitipan Kolektif tersebut sebaga bukt pencatatan dalam rekenng efek. 7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham Perseroan dengan klasiikasi yang sama adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. 8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham Perseroan jika saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud memberikan bukti dan jaminan yang cukup dan dapat dterma bak oleh Perseroan. 9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif jika saham tersebut djamnkan, berada dalam staan berdasarkan penetapan pengadlan atau dsta untuk pemerksaan perkara pdana. 10. Pemegang rekening efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif pada lembaga penyimpanan dan penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan efek berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau bank Kustodian selambatnya 14 empat belas hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham. Bank Kustodian dan Perusahaan efek wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek besarta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatnya 1 satu hari kerja sebelum panggilan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan, untuk didaftarkan dalam Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan untuk penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan. Daftar Pemegang Saham yang khusus itu harus ditandatangani oleh Presiden Direktur dan Presiden Komsars. 64 ��������� . Manajer Investas berhak hadr dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagan dar Portofolo Efek Reksadana berbentuk kontrak nvestas kolektf dan tdak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambat-lambatnya 1 satu har kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham. 12. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang bersangkutan dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan atau Perusahaan efek yang tercatat sebagai pemegang rekening pada Lembaga Peyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada pemegang rekenng pada Bank Kustodan dan atau Perusahaan efek tersebut. 13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham Perseroan kepada Bank Kustodan atas saham Perseroan dalam Penttpan Kolektf pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek dari suatu kontrak investasi kolektif, yang tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. 14. Untuk penentuan pemegang rekening yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sebagaimana dimaksud dalam ayat 12 di atas ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mewajibkan Bank Kustodian dan Perusahaan efek untuk menyampaikan daftar nama pemegang rekening beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh mereka masing-masing kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang telah dkonsoldas dengan daftar nama pemegang rekenng pada Bank Kustodan atau Perusahaan efek selambatnya 1 satu hari kerja setelah tanggal yang telah ditetapkan oleh atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang menjadi dasar penentuan daftar nama pemegang rekening untuk selanjutnya akan dipergunakan oleh Direksi Perseroan untuk menyusun daftar Pemegang Saham Perseroan yang berhak atas pembagian Dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif tersebut. Pemindahan Hak Atas Saham Pasal 10 1. Jika terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham dalam Perseroan; pemilik semula yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan harus tetap danggap sebaga pemegang saham Perseroan sampai nama dari pemegang saham yang baru telah dicatatkan dengan betul dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, dengan tidak mengurangi izin dari pihak berwenang dan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan Direksi Perseroan serta ketentuan Bursa Efek di Indonesia dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan suatu dokumen pemindahan hak yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah. 3. Dokumen pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat dimana saham tersebut dcatatkan. 4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutas antar rekenng, ataupun sebaga mutas pada suatu rekenng dalam Pentpan Kolektf ke atas nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan cara pencatatan tentang pemindahan hak itu oleh Direksi Perseroan sebagai yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat 6 di atas. 5. Pemindahan atas saham hanya diperbolehkan jika semua ketentuan dalam Anggaran Dasar setelah dpenuh. 6. Pemindahan hak itu dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan maupun pada surat sahamnya, catatan itu harus ditandatangani sesuai Pasal 8 ayat 8 Anggaran Dasar. 7. Direksi dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas 65 ��������� saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila cara yang ditentukan oleh Direksi tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak terpenuhi. 8. Jika Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya dalam waktu 30 tiga puluh har setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran tu dterma oleh Dreks. 9. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak atas saham yang dimaksud harus sesuai dengan peraturan yang berlaku pada Bursa Efek d tempat d mana saham tersebut dcatatkan. 10. Jual-beli saham Perseroan dapat berlangsung walaupun dilakukan panggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, asalkan pencatatan pemndahan hak atas saham Perseroan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan tdak dapat dlakukan sejak satu har kerja sebelum tanggal panggilan rapat tersebut sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang bersangkutan. 11. Daftar Pemegang Saham harus ditutup 1 satu hari kerja sebelum diiklankannya panggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para Pemegang Saham yang berhak hadir dalam rapat yang dimaksud. 12. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang Pemegang Saham atau karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum dengan mengajukan bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh direksi dapat mengajukan permohonan secara tertuls untuk ddaftar sebaga Pemegang Saham. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar, serta dengan memperhatkan ketentuan dar Bursa Efek dmana saham tu terdaftar. 13. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk memndahkan hak atas saham dan pendaftaran dar pemndahan hak atas saham harus berlaku pula secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 12 dari Pasal 10 ini. D i r e k s i Pasal 11 1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri atas sedikitnya 2 dua orang anggota Direksi, dengan komposisi sebagai berikut: a. seorang Presden Drektur, b. seorang Drektur atau lebh. Jika terjadi lowongan dalam Direksi, Direksi Perseroan terdiri atas sisa anggota Direksi, hingga penggantinya diangkat sesuai ketentuan Anggaran Dasar ini. 2. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham sejak tanggal yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang kelima setelah diangkatnya anggota Direksi yang bersangkutan. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan secara yang dimaksud dalam ayat 4 Pasal 11 ini atau untuk mengisi lowongan atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota Direksi yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Direksi lain yang masih menjabat. 3. Ketentuan tentang korum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengangkatan dan atau pemberhentian danatau perubahan anggota Direksi ini adalah sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 23 di bawah ini. 4. Rapat Umum Pemegang Saham berhak memberhentikan anggota Direksi tersebut sewaktu-waktu setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham guna membela dr. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan rapat yang memutuskan pemberhentian itu, kecuali jika Rapat Umum Pemegang Saham menentukan tanggal berlakunya pemberhentian yang lain. 66 ��������� 5. Anggota Dreks dapat dberhentkan untuk sementara oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya. Pemberhentian sementara tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan. 6. Anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu tidak berwenang melakukan tugasnya. Dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah tanggal pemberhentian sementara itu harus dipanggil Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagamana dmaksud d atas anggota Direksi yang bersangkutan harus diberi kesempatan untuk membela diri. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mencabut keputusan pemberhentan sementara tersebut atau memberhentikan anggota Direksi yang bersangkutan. Apabila dalam waktu 30 tiga puluh hari tidak dipanggil Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud diatas dalam ayat 5 ini, pemberhentian sementara tersebut batal dengan sendirinya. Pembagan tugas dan wewenang setap anggota Dreks serta besar dan jens penghaslan anggota Dreks dtetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Kewenangan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dalam kalimat pertama ayat 6 ini, dilakukan oleh Dewan Komsars atas nama Rapat Umum Pemegang Saham. 7. Jika oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, dan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari dua orang, maka dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak terjad lowongan, harus dumumkan pemberitahuan tentang akan diselenggarakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan tu. 8. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong maka dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak terjadinya lowongan tersebut harus diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Dreks baru, dan untuk sementara Perseroan durus oleh Dewan Komsars. 9. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 tiga puluh hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. Kepada anggota Direksi yanng mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggung jawabannya tentang pelaksanaan tugasnya untuk masa sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya. 10. Jabatan anggota Direksi berakhir, jika seorang anggota Direksi: a. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampunan berdasarkan suatu keputusan pengadilan yang telah mendapat kekuatan pasti; atau b. dilarang untuk menjadi anggota Direksi karena ketentuan suatu peraturan perundangan yang berlaku; atau c. mennggal duna. Tugas dan Wewenang Direksi Pasal 12 . Dreks bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentngan dan tujuan Perseroan. Tugas pokok Direksi adalah : a. memmpn dan mengurus Perseroan sesua dengan tujuan Perseroan; b. menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. 2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadan, mengkat Perseroan dengan phak lan dan phak lan dengan Perseroan, serta menjalankan semua tindakan baik yang mengenai pengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan, bahwa untuk : a. mendapatkan barang tidak bergerak, termasuk hak atas tanah atau perusahaan-perusahaan; b. menerma pnjaman uang dar sapapun, apabla jumlah pnjaman tersebut melebh jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; 167 ��������� c. member pnjaman kepada sapapun, apabla jumlah pnjaman tersebut melebh jumlah dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris; d. membuat atau menghentkan atau membatalkan perjanjan manajemen management agreement dan atau perjanjan bantuan teknk techncal assstance agreement dan atau perjanjuan lisensi licencing agreement, disyaratkan persetujuan tertulis dari atau dokumen transaksi ayng bersangkutan harus ikut ditandatangani oleh 2 dua orang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk Rapat Dewan Komsars. 4. Untuk mengalihkan hak atas atau mengagunkan untuk menjadi jaminan kekayaan Perseroan yang bernilai 51 lima puluh satu persen atau lebih dari seluruh jumlah kekayaan Perseroan yang ternyata dari neraca Perseroan yang terakhir disetujuidisahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Perseroan, sebagaimana dinyatakan secara tertulis oleh akuntan publik yang meng-audit buku-buku Perseroan, baik dalam satu transaksi atau dalam beberapa transaksi yang berdiri sendiri-sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain, harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh para pemegang saham danatau kuasa mereka yang sah yang memiliki paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dkeluarkan Perseroan, dan dsetuju oleh palng sedkt ¾ tga perempat bagan dar jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat yang bersangkutan. 5. a. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 14 pasal 12 diatas tidak tercapai, maka Rapat Kedua dapat dselenggarakan palng cepat 0 sepuluh har dan palng lambat dua puluh satu hari terhitung sejak Rapat Pertama dengan syarat dan cara yangg sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Pertama, kecuali dalam hal persyaratan tentang korum sebagaimana ditetapkan dalam ayat 5.a. Pasal 12 ini dan panggilan harus dilakukan paling lambat 7 tujuh hari sebelum Rapat Kedua tersebut, dengan tdak memperhtungkan tanggal pangglan dan tanggal rapat. Rapat Kedua ini adalah sah jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam Rapat tersebut, dan c. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 5.a. Pasal 12 di atas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum, jumlah suara untuk mengambl keputusan pangglan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan hak atas atau mengagunkan untuk menjadi jaminan kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Pasal 12 ini wajib pula diumumkan dalam 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perseroan paling lambat 30 tiga puluh har terhtung sejak dlakukan perbuatan hukum tersebut. 5. Untuk melakukan perbuatan hukum d mana terdapat benturan kepentngan antara kepentngan ekonoms prbad anggota Dreks, Dewan Komsars atau pemegang saham, dengan kepentngan ekonoms Perseroan, disyaratkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang diambil berdasarkan suara setuju terbanyak dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 9 Pasal 23 di bawah ini. 6. Seorang anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan jika : i terjadi perkara di depan pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau ii anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentngan Perseroan. 4. Dalam hal tersebut dalam anak-ayat a diatas, maka Perseroan harus diwakili oleh Direksi lain dan jka semua anggota Dreks Perseroan tersangkut suatu perkara dengan Perseroan d hadapan suatu badan peradilan atau mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan Perseroan, maka dalam hal demikian Dewan Komisaris Perseroan yang berhak bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Perseroan, dengan tidak mengurangi ayat 7 Pasal ini. 5. Dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 3 dan ayat 4 Pasal 12 Direksi Perseroan. a. Presden Drektur berhak dan berwenang bertndak untuk dan atas nama Dreks serta mewakl 168 ��������� Perseroan; b. Jika Presiden Direktur berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, 1 satu orang Direktur yang ditunjuk secara tertulis oleh Presiden Direktur berhak dan berwenang mewakl dan bertndak untuk dan atas nama dreks dan serta mewakl Perseroan. 4. Tanpa mengurang tangung jawab Dreks, Dreks berhak untuk perbuatan tertentu mengangkat seorang atau lebih kuasa dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh Direksi dalam suatu surat kuasa khusus; kewenangan yang diberikan itu harus dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rapat Direksi Pasal 13 . Rapat Dreks dapat dadakan setap waktu blamana dpandang perlu atas permntaan seorang atau lebh anggota Dreks, atau atas permntaan dar Rapat Dewan Komsars atau atas permntaan tertuls 1 satu pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili sedikitnya 110 satu per sepuluh bagian dari jumlah semua saham dengan hak suara yang sah, yang dikeluarkan Perseroan. 2. Pemanggilan Rapat Direksi harus dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal Anggaran Dasar. 3. Pemanggilan tertulis untuk Rapat Direksi harus disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima atau disampaikan dengan faksimili yang ditegaskan dengan surat tercatat sekurangnya 7 tujuh hari sebelum Rapat diadakan, tanpa memperhitungkan tanggalpemangilan dan tanggal Rapat Dreks dselenggarakan. Jika hal-hal yang hendak dibicarakan dalam Rapat Direksi perlu segera diselesaikan, jangka waktu pemanggilan itu dapat dipersingkat menjadi tidak kurang dari 3 tiga hari dengan tidak memperhitungkan tanggal pemangglan dan tanggal Rapat Dreks dselenggarakan. 4. Pemangglan untuk Rapat Dreks tu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat Dreks. 5. Rapat Dreks dadakan d tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegatan usaha utama Perseroan di dalam wilayah Republik Indonesia pada waktu dan di tempat yang ditentukan oleh anggota Direksi yang memanggil Rapat. Jika semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dreks dapat dadakan dmanapun juga dan Rapat tersebut berhak mengambl keputusan yang sah dan mengikat. 6. Rapat Dreks dpmpn oleh Presden Drektur, jka Presden Drektur berhalangan atau tdak hadr karena alasan apapun hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak ketga, maka Rapat Dreks harus dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk oleh dan dari antara para anggota Direksi yang hadir di Rapat Direksi yang bersangkutan. 7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh angota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa. 8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat jika lebih dari ½ satu perdua dar jumlah anggota Dreks hadr atau dwakl secara sah dalam Rapat. 9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan harus diambil dengan pemungutan suara basa berdasarkan suara setuju lebh dar ½ satu perdua dar jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat yang bersangkutan. 10. Jika suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka usul tersebut dianggap ditolak. 11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 satu suara dan ditambah 1 satu suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya dengan sah. b. Pemungutan suara mengena dr orang dlakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir. 169 ��������� c. Suara blanko dan suara yang tidak sah harus dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. 12. Risalah Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Direksi lainnya yang hadir dan ditunjuk untuk itu oleh Rapat tersebut untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran Rsalah tersebut. Risalah ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan yang diambil dalam Rapat yang bersangkutan. Jika Risalah dibuat oleh seorang Notaris, penandatanganan demikian tidak disyaratkan. 13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, asal saja semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis tentang usul yang bersangkutan, dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi. Dewan Komisaris Pasal 14 1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 tiga orang anggota Dewan Komisaris dan sebanyaknya 7 tujuh orang anggota Dewan Komisaris, dengan komposisi sebagai berikut: a seorang Presden Komsars; b seorang Wakl Presden Komsars; c sedikitnya seorang Komisaris dan sebanyaknya 5 lima orang Komisaris. 2. 2 dua orang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk secara tertulis oleh Rapat Dewan Komisaris berhak dan berwenang bertndak untuk dan atas nama dan mewakl Dewan Komsars. 3. Para anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham sejak tanggal yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahun yang kelima setelah diangkatnya anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan secara yang dimaksud dalam ayat 5 Pasal 14 ini atau untuk mengisi lowongan atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota Dewan Komisaris yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris lain yang masih menjabat. 4. Ketentuan tentang korum dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengangkatan dan atau pemberhentian danatau perubahan anggota Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 23 di bawah ini. 5. Rapat Umum Pemegang Saham berhak memberhentikan anggota Dewan Komisaris tersebut sewaktu- waktu setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham guna membela dr. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan rapat yang memutuskan pemberhentian itu kecuali jika Rapat Umum Pemegang Saham menentukan tanggal pemberhentian yang lain. 6. Anggota Dewan Komsars dapat dberhentkan untuk sementara oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan menyebutkan alasannya. Pemberhentian sementara tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan. Anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan sementara itu tidak berwenang melakukan tugasnya. Dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah tanggal pemberhentian sementara itu harus dadakan Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagamana dimaksud di atas, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan harus diberi kesempatan untuk membela dr. Rapat Umum Pemegang Saham dapat mencabut keputusan pemberhentan sementara tersebut atau memberhentikan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan. 170 ��������� Apabila dalam waktu 30 tiga puluh hari tidak diadakan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dimaksud di atas dalam ayat 6 pasal ini, pemberhentian sementara tersebut batal dengan sendirinya. 7. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi gaji danatau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong dan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 3 tiga orang, maka dalam jangka waktu 6 enam bulan setelah terjadi lowongan, harus diberitahukandiumumkan tentang akan diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan untuk mengisi lowongan itu. 9. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 tiga puluh hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat dimintakan pertanggung jawabannya tentang pelaksanaan tugasnya untuk masa sejak pengangkatan yang besangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya. 10. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir jika seorang anggota Dewan Komisaris : c. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampunan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mendapat kekuatan past; atau d. dlarang untuk menjad anggota Dewan Komsars karena ketentuan suatu peraturan perundangan yang berlaku; atau e. mennggal duna. Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris Pasal 15 . Dewan Komsars melakukan pengawasan atas pengurusan Perseroan oleh Dreks dalam menjalankan Perseroan, melakukan pekerjaan lan sebagamana dar waktu ke waktu dtentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, memberikan nasihat kepada Direksi serta melakukan hal-hal lain sebagaimana dtentukan dalam Anggaran Dasar Perseroan. 2. Anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu pada jam kerja kantor Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat, alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. 3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal tentang segala hal tentang Perseroan yang diminta oleh anggota Dewan Komisaris sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komsars untuk melaksanakan tugas mereka. 4. Rapat Dewan Komsars setap waktu berhak memberhentkan untuk sementara seorang atau lebh anggota Direksi jika anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar danatau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal pemberhentian sementara dalam kalimat pertama ayat 4 ini, maka Pasal 11 ayat 5 berlaku secara mutats mutands. Rapat Dewan Komisaris Pasal 16 . Rapat Dewan Komsars dapat dadakan setap waktu blamana danggap perlu oleh dua orang anggota Dewan Komsars atau atas permntaan tertuls dar Rapat Dreks atau atas permntaan tertulis dari seorang pemegang saham atau lebih yang bersama-sama memiliki sedikitnya 110 satu persepuluh bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. . Pemangglan Rapat Dewan Komsars harus dlakukan oleh Presden Komsars; jka Presden Komsars 171 ��������� tdak ada karena sebab apapun juga, hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak lan, pemangglan Rapat Dewan Komsars harus dlakukan oleh dua orang anggota Dewan Komsars. 3. Pemanggilan Rapat Dewan Komisaris harus disampaikan kepada setiap anggota Dewan Komisaris secara langsung, dengan mendapat tanda terima yang layak, atau disampaikan dengan telex atau telefax, yang segera harus dikonirmasikan dengan surat tercatat, sekurangnya 7 tujuh hari dan dalam hal mendesak sekurangnya 2 dua hari sebelum Rapat Dewan Komisaris diadakan tanpa memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan. 4. Pangglan Rapat Dewan Komsars tu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat Rapat Dewan Komsars. 5. Rapat Dewan Komsars harus dadakan d tempat kedudukan Perseroan atau dtempat kegatan usaha utama Perseroan di dalam wilayah Republik Indonesia pada waktu dan di tempat yang ditentukan oleh pihak yang memanggil Rapat tersebut. Jika semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat kedudukan atau di tempat kegiatan usaha utama Perseroan atau d tempat lan sebagamana dtentukan oleh Dewan Komsars dan rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat. 6. Rapat Dewan Komsars dpmpn oleh Presden Komsars; jka Presden Komsars tdak dapat hadr atau berhalangan hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak ketga, maka Rapat harus dpmpn oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir pada Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan. 7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa. 8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari ½ satu perdua bagian jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat hadir atau dwakl dalam Rapat Dewan Komsars. 9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.t. Jika keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan harus diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam Rapat Dewan Komisaris yang bersangkutan. 10. Jika suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya usul dianggap ditolak. 11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 satu suara dan 1 satu suara tambahan untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya. a. pemungutan suara mengena dr orang harus dlakukan dengan surat tertutup tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir. b. Suara blanko dan suara yang tidak sah harus diaggap tidak dikeluarkan dan dianggap tidak ada serta tidak dapat dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. . Rsalah Rapat Dewan Komsars harus dbuat dan kemudan harus dtandatangan oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya ditunjuk Rapat yang bersangkutan untuk maksud tersebut. Jika risalah rapat dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan. 13. Risalah Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani sesuai ayat 12 Pasal ini berlaku sebagai bukti yang sah mengenai kejadian-kejadian dalam Rapat yang bersangkutan dan keputusan Rapat Dewan Komisaris yang diambil dalam rapat yang bersangkutan, baik untuk para anggota Dewan Komsars maupun untuk phak ketga. 14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komsars, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Komsars telah dbertahu secara tertuls tentang usul yang bersangkutan dan semua angota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang bersangkutan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. 172 ��������� Tahun buku Pasal 17 1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 satu Januari dan berakhir pada tanggal 31 tiga puluh satu Desember tahun yang sama. Pada tanggal 31 tiga puluh satu Desember tiap tahun buku-buku Perseroan harus ditutup. 2. Dalam waktu paling lambat 5 lima bulan setelah buku Perseroan ditutup, Direksi wajib menyusun laporan tahunan untuk dajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya : f. perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut; g. neraca gabungan dari perseroan-perseroan yang tergabung dalam satu grup jika demikian halnya, di samping neraca dari masing-masing perseroan tersebut; h. laporan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan serta hasil yang telah dicapai; . kegatan utama Perseroan dan perubahan selama tahun buku; j. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan; k. nama anggota Dreks dan Dewan Komsars; dan l. gaj dan tunjangan lan bag anggota Dreks dan Dewan Komsars, jka penentuan gaj dan tunjangan tersebut tdak dlakukan oleh Dewan Komsars atas nama Rapat Umum Pemegang Saham. 1. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas harus ditandatangani oleh semua anggota Dreks dan Dewan Komsars. Dalam hal ada anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak ikut menandatangani laporan tahunan, maka harus disebutkan alasannya secara tertulis. 2. Perhitungan tahunan harus dibuat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Perseroan. 3. Direksi wajib menyerahkan perhitungan tahunan Perseroan kepada akuntan publik untuk diperiksa. Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam kalimat pertama ayat 5 ini, tidak dipenuhi, perhtungan tahunan tdak boleh dsahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Laporan atas hasl pemerksaan akuntan publk tersebut wajb dsampakan secara tertuls kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalu Dreks. 4. Perseroan wajb mengumumkan neraca dan laporan laba rug dalam dua surat kabar berbahasa Indonesia salah satu diantaranya berperedaran nasional selambat-lambatnya 120 seratus dua puluh har setelah tahun buku berakhr. 5. Perhitungan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat-ayat 4 dan 5 tersebut setelah mendapat pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham wajb dumumkan dalam dua surat kabar haran. Persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan perhtungan tahunan harus dlakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Keputusan tentang persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan perhtungan tahunan tu wajb diambil sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perseroan. 6. Laporan tahunan tersebut harus sudah dsedakan d kantor Perseroan agar dapat dperksa oleh para pemegang saham Perseroan, sedikitnya 14 empat belas hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dselenggarakan. Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 18 1. Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan terdiri atas : a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran Dasar n; dan b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya yang diadakan menurut kebutuhan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut “Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa”. 173 ��������� 2. Istilah “Rapat Umum Pemegang Saham” dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Basa, kecual dengan tegas dinyatakan lain. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunn Pasal 19 . Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dselenggarakan tap tahun, palng lambat 6 enam bulan setelah tahun buku Perseroan dtutup pada tanggal tga puluh satu Desember setap tahun. 2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan : a. Direksi mengajukan perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut yang telah diperiksa oleh akuntan publik yang terdaftar harus diajukan untuk mendapat pengesahan Rapat; b. Direksi mengajukan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, tata usaha keuangan dari tahun buku yang bersangkutan, hasil yang telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan Perseroan di masa yang akan datang, kegiatan utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegatan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan rapat; c. Diputuskan penggunaan laba Perseroan dari tahun buku yang baru selesai dan laba yang belum dibagi dari tahun-tahun buku yang lalu harus ditentukan dan disetujui; d. Dilakukan penunjukkan akuntan publik yang terdaftar; e. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan; f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam rapat sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. . Persetujuan atas laporan tahunan serta pengesahan perhtungan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang menjabat atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan oleh mereka selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan perhitungan tahunan, kecuali perbuatan penggelapan, penipuan dan lain-lain tndak pdana. 2. Jika Direksi atau Dewan Komisaris tidak menyelenggarakan Rapat umum Pemegang Saham Tahunan pada waktu yang telah ditentukan maka pemegang saham berhak memanggil sendiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Pasal 20 1. Direksi atau Dewan Komisaris berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Basa. 2. Direksi atau Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Basa atas permntaan tertuls dar Dewan Komsars atau dar satu pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili sedikitnya 110 satu persepuluh bagian dari jumlah semua saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan. Permntaan tertuls tersebut harus dajukan kepada Dreks atau Dewan Komsars dengan surat tercatat dengan disertai alasannya dan dengan menyebutkan hal-hal yang hendak dibicarakan. 3. Jika Direksi atau Dewan Komisaris tidak menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 setelah lewat waktu 30 tiga puluh hari terhitung sejak surat permntaan tu dterma, maka para anggota Dreks dan Dewan Komsars atau para pemegang saham yang bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. 4. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 di atas harus sesuai dengan penetapan Ketua Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut. 174 ��������� Tempat dan Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 21 . Rapat Umum Pemegang Saham dadakan d tempat kedudukan Perseroan atau d tempat kedudukan Bursa Efek d Indonesa d tempat dmana saham Perseroan dcatatkan. 2. Sedikitnya 14 empat belas hari sebelum diberikannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham, pihak yang berhak untuk memberikan pemanggilan harus memberitahukan kepada para pemegang saham dengan cara memasang iklan dalam sedikitnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 satu diantaranya mempunyai peredaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan, sebagaimana ditentukan oleh Direksi bahwa akan dadakan pemangglan Rapat Umum Pemegang Saham. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham dengan iklan dalam sedikitnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 satu diantaranya yang berperedaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 satu lainnya di tempat kedudukan Perseroan atau yang terbit di tempat atau yang terbit di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia ditempat dimana saham Perseroan dicatatkan sebagamana dtentukan oleh Dreks. Pemanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan sekurangnya 14 empat belas har sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham dengan tdak memperhtungkan tanggal pemangglan dan tanggal rapat. 3. Panggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan acara rapat, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat tersedia di kantor Perseroan mula dar har dlakukan pemangglan sampa dengan tanggal rapat dadakan. Pangglan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus pula mencantumkan pembertahuan, bahwa laporan tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 17 ayat 2 telah tersedia di kantor Perseroan selambatnya 14 empat belas hari sebelum tanggal Rapat dan bahwa salinan dari daftar neraca dan daftar perhitungan laba rugi dari tahun buku yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan atas permntaan tertuls dar pemegang saham. 4. Usul-usul dari pemegang saham harus dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham apabila : g. Usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili sedikitnya 110 satu persepuluh bagian dari jumlah semua saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan. h. Usul yang bersangkutan telah diterima oleh Direksi sedikitnya 7 tujuh hari sebelum tanggal Pemanggilan untuk rapat yang bersangkutan dikeluarkan. . Menurut pendapat Dreks usul tu danggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan. Pimpinan dan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 22 1. Jika dalam Anggaran Dasar ini tidak ditentukan lain, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh : a. seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komsars, tdak hadr atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak ketga, atau dalam hal Dewan Komsars tdak menunjuk seorang anggota Dewan Komsars untuk memmpn Rapat Umum Pemegang Saham, karena sebab apapun, hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak ketga, rapat harus dpmpn Presden Drektur; b. jka Presden Drektur tdak hadr atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak ketga, maka Rapat harus dpmpn oleh seorang anggota Dreks lan; c. jika tiada anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang hadir pada Rapat yang bersangkutan, hal mana tdak perlu dbuktkan kepada phak ketga, maka Rapat wajb dpmpn oleh salah seorang yang hadir di Rapat yang bersangkutan, yang dipilih oleh dan dari antara para pemegang saham atau kuasa para pemegang saham atau orang lain yang hadir berdasarkan suara terbanyak yang dkeluarkan secara sah. 2. Dalam hal berkenaan dengan benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 Pasal 12 datas, 175 ��������� a jika Presiden Komisaris yang mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat, maka Rapat dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan; b jika semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan dputuskan dalam Rapat, maka Rapat dpmpn oleh Presden Drektur; c jika Presiden Direktur juga mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat, maka Rapat dipimpin oleh seorang anggota Direksi lain yang tidak mempunyai benturan kepentngan; d jika semua anggota Dewan Komisaris dan semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam Rapat, maka Rapat dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang dipilih oleh dan dari antara para pemegang saham independen atau kuasa para pemegang saham independen yang hadir berdasarkan suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dari para pemegang saham Perseroan yang hadir dalam Rapat. 3. Mereka yang hadir dalam Rapat harus membuktikan kewenangannya untuk hadir dalam rapat, yaitu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan rapat, dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dengan mengindahkan peraturan dar Bursa Efek d Indonesa dtempat dmana saham Perseroan tersebut dcatatkan. 4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuat Risalah oleh Notaris yang cukup ditandatangani oleh saksi-saksi dan Notaris saja. Risalah Rapat tersebut menjadi bukti yang sah untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat yang bersangkutan. Korum, Hak Suara, dan Keputusan Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Pasal 23 1. Semua keputusan dalam anggaran dasar ini diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan jumlah suara sebagamana dtentukan dalam anggaran dasar n. . a. Rapat Umum Pemang Saham termasuk Rapat Umum Pemegang Saham untuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1 2 satu per dua bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh suara terbanyak dari jumlah suara tersebut kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Rapat Kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sedikitnya 13 satu per tiga bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh suara terbanyak dari jumlah suara tersebut, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Dalam hal korum Rapat Kedua tdak tercapa, maka atas permohonan Perseroan korum Rapat ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang wilayahnya meliputi tempat kedudukan Perseroan. 3. Rapat Umum Pemegang Shaam untuk memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan. b. Korum untuk Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan harus memenuhi persyaratan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham tersebut harus dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju dari pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham ndependen. c. Dalam hal korum sebagamana dmaksud dalam huruf b d atas tdak terpenuh, maka Rapat Umum Pemegang Saham Kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah seluruh saham 176 ��������� yang telah ditempatkan oleh Perseroan dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham ndependen dan keputusan dambl berdasarkan suara setuju dar pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ satu per dua bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir; dan d. Dalam hal korum sebagamana dmaksud pada huruf c d atas tdak tercapa, maka atas permohonan Perseroan, korum, jumlah suara untuk mengambl keputusan, pangglan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 4. Yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham adalah pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan satu har kerja sebelum tanggal pemangglan Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Pemegang saham atau Pemegang Rekenng dapat dwakl oleh pemegang saham lan atau phak ketiga dengan surat kuasa dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Ketua Rapat berhak minta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu Rapat dadakan. 6. Dalam Rapat tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 satu suara. 7. Anggota Direksi, anggota Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa tidak dihitung dalam pemungutan suara. 8. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani dan mengena hal lan secara lsan, kecual apabla Ketua Rapat menentukan lan tanpa ada keberatan dar pemegang saham yang hadir dalam Rapat yang berhak mengeluarkan suara. Pemungutan suara mengenai hal-hal lain harus secara lisan, kecuali jika para pemegang saham yang bersama-sama atau masing-masing mewakili sedikit-dikitnya 10 sepuluh persen dari jumlah saham Perseroan yang telah dikeluarkan minta pemungutan suara secara tertulis dan secara rahasia. 9. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham, asal saja pengambilan keputusan tersebut dan usul yang diputuskan disetujui secara tertulis yang ditandatangani oleh semua pemegang saham. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Penggunaan Laba Pasal 24 . Rapat Dreks harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan mengena penggunaan dar laba bersh Perseroan dalam suatu tahun buku sepert tercantum dalam Perhtungan Tahunan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham tahunan, dalam usul mana dapat dinyatakan berapa jumlah pendapatan bersih yang belum terbagi yang akan dipergunakan sebagai dana cadangan, sebagaimana jumlah dividen yang mungkin dibagikan, dengan tidak mengurangi hak dar Rapat Umum Pemegang Saham untuk memutuskan lan. 2. Jika Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh undang-undang dan Anggaran Dasar Perseroan dbag sebaga dvden. 3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga harus ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen. Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang Rapat Umum Pemegang Saham. Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham. Pasal 21 ayat 2 berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut. 177 ��������� 4. Dreks berdasarkan keputusan Rapat Dreks dengan persetujuan Rapat Dewan Komsars berhak untuk membag dvden sementara jka keadaan keuangan Perseroan memungknkan, dengan ketentuan bahwa dividen sementara tersebut akan diperhitungkan dengan dividen yang akan dibagikan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya yang diambil sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. 5. Dalam hal perhitungan laba rugi dalam 1 satu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat dtutup dengan dana cadangan sebagamana dsebutkan dalam Pasal 5 d bawah n, maka kerugan itu harus tetap dicatat dalam perhitungan laba rugi dan selanjutnya untuk tahun-tahun berikutnya Perseroan harus dianggap tidak mendapat keuntungan selama kerugian yang dicatat dalam perhitungan laba rugi belum ditutup seluruhnya, demikian dengan tidak mengurangi ketentuan Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. 6. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 lima tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan kedalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 lima tahun setelah dimasukkannya dalam dana cadangan khusus itu, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima baik oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu 5 lima tahun tersebut menjadi milik Perseroan. Penggunaan Dana Cadangan Pasal 25 1. Bagian dari laba bersih yang disisihkan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham setelah memperhatikan usul Direksi jika ada dan dengan mengindahkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurangnya 20 dua puluh persen dari jumlah modal yang ditempatkan hanya dapat dipergunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan. 3. Jika jumlah dana cadangan telah melebihi 15 satu perlima dari modal yang ditempatkan maka Rapat Umum Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dana cadangan yang telah melebihi jumlah sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 digunakan bagi keperluan Pemegang Saham. 4. Dreks harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. 5. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan laba rugi Pemegang Saham. Pengubahan Anggaran Dasar Pasal 26 1. Pengubahan Anggaran Dasar Perseroan harus diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, yang dihadiri oleh para pemegang saham yang mewakili paling sedikit 23 dua pertiga dari semua saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan atau kuasa mereka yang sah, dan keputusan itu disetujui oleh sedikitnya 23 dua pertiga dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat yang bersangkutan. Pengubahan anggaran dasar tersebut harus dbuat dengan akta notars dan dalam bahasa Indonesa. 2. Pengubahan ketentuan Anggaran dasar Perseroan yang menyangkut pengubahan nama, maksud dan tujuan Perseroan, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang dtempatkan dan dsetor dan pengubahan status Perseroan dar perseroan tertutup menjad perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia. 3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam waktu selambatnya 14 empat belas har terhtung sejak keputusan Rapat umum Pemegang Saham tentang pengubahan tersebut dambl serta ddaftarkan dalam Daftar Perusahaan. 4. Jika dalam rapat yang dimaksud dalam ayat 26.1 korum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 0 sepuluh har dan palng lambat dua puluh satu har setelah Rapat Pertama tu dapat diselenggarakan Rapat kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat 178 ��������� Pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus dilakukan sedikitnya 7 tujuh hari sebelum Rapat Kedua tersebut tdak termasuk tanggal pemangglan dan tanggal rapat dselenggarakan, serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak perlu dilakukan pemberitahuanpengumuman terlebih dahulu dan dihadiri oleh sedikitnya 23 dua pertiga bagian dari jumlah semua saham dengan hak suara yang sah dan keptusan itu disetujui oleh sedikitnya ½ satu perdua bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat yang bersangkutan. 5. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Pasal 26 tersebut tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dtetapkan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 6. Keputusan mengena pengurangan modal harus dbertahukan secara tertuls kepada semua kredtor Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia dan satu diantaranya yang mempunyai peredaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan Pemegang Saham, paling lambat 7 tujuh hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut. Ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam ayat-ayat terdahulu berlaku tanpa mengurangi persetujuan dari instansi yang berwenang sebagaimana disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Penggabungan, Peleburan, Dan Pengambilalihan Pasal 27 1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dalam bidang Pasar Modal maka pengabungan, peleburan, dan pengambilalihan mengenai Perseroan, hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham yang diwakili sedikitnya ¾ tiga perempat bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan dan keputusan tersebut harus disetujui oleh sedikitnya ¾ tiga perempat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam Rapat yang bersangkutan. 2. a. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal 27 di atas tidak tercapai, maka Rapat Kedua dapat dselenggarakan palng cepat 0 sepuluh har dan palng lambat dua puluh satu har terhitung sejak Rapat Pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Pertama, kecuali dalam hal persyaratan tentang korum sebagaimana ditetapkan dalam ayat 2.a Pasal 27 ini dan panggilan harus dilakukan paling lambat 7 tujuh hari sebelum Rapat Kedua tersebut, dengan tdak memperhtungkan tanggal pangglan Rapat. Rapat Kedua n adalah sah jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat tersebut; dan b. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.a Pasal 27 di atas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum, jumlah suara untuk mengambl keputusan, pangglan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 3. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 dua surat kabar harian berbahasa Indonesia dan satu lainnya yang terbit ditempat kedudukan Perseroan mengenai rencana penggabungan, peleburan dan pengamblalhan Perseroan palng lambat 4 empat belas har sebelum pemangglan Rapat Umum Pemegang Saham. Pembubaran dan Likuidasi Pasal 28 1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembubaran Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah semua saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan danatau kuasa mereka yang sah, dan disetujui oleh paling sedikit ¾ tiga perempat bagian dari jumlah saham yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 2. a. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal 28 di atas tidak tercapai, maka Rapat Kedua dapat dselenggarakan palng cepat 0 sepuluh har dan palng lambat dua puluh satu har 179 ��������� terhitung sejak Rapat Pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Pertama, kecuali dalam hal persyaratan tentang korum sebagaimana ditetapkan dalam ayat 2.a. Pasal 28 ini dan panggilan harus dilakukan paling lambat 7 tujuh hari sebelum Rapat Kedua tersebut, dengan tdak memperhtungkan tanggal pangglan dan tanggal Rapat. Rapat Kedua n adalah sah jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah yang sah yang dikeluarkan dalam Rapat tersebut, dan b. Jika korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.a Pasal 28 diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum jumlah suara untuk mengambl keputusan, pangglan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditetapkan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. 3. Jika Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya Perseroan atau dibubarkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadlan, maka harus dadakan lkudas oleh para lkudator. 4. Dreks bertndak sebaga lkudator jka dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 28.3. tidak menunjuk likuidator. 5. Upah bag para lkudator dtentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan penetapan Pengadlan. 6. Lkudator wajb mendaftarkan pembubaran Perseroan dalam Daftar Perusahaan, mengumumkan pembubaran Perseroan dalam Berta Negara dan dalam dua surat kabar haran berbahasa Indonesia, satu diantaranya yang mempunyai peredaran luas di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan yang ditentukan Direksi serta dengan pemberitahuan tentang pembubaran itu kepada para kreditor Perseroan, serta melaporkannya kepada Menter Kehakman Republk Indonesa dan Badan Pengawas Pasar Modal sesua dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Anggaran Dasar seperti yang termaktub akta ini beserta pengubahannya dikemudian hari tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham, berdasarkan persetujuan suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator. 8. Sisa bersih perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing berhak menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham-saham yang dimilikinya. Peraturan Penutup Pasal 29 1. Hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan sesua Anggaran Dasar Perseroan. . Mengena pelaksanaan Anggaran Dasar n. b. para pemegang saham Perseroan dianggap telah memiliki domisili yang tetap dan umum di alamat mereka masing-masing sebagaimana tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan; dan c. para anggota Dreks dan para anggota Dewan Komsars Perseroan danggap telah memlh domisili yang tetap dan umum di alamat mereka masing-masing sebagaimana diberitahukan secara tertuls kepada Dreks sesua Anggaran Dasar Perseroan. 180 ��������� Be berapa persyaratan yang harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan pemesanan pembelian Sukuk Ijarah adalah:

1. Pemesan Yang Berhak