5
���������
1.	 UMUM
Didukung dengan jaringan distribusi yang luas serta kualitas pelayanan yang prima, Perseroan mampu mempertahankan pangsa pasar dan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam pasar teknologi
nformas	d	Indonesa. Konsumen cenderung memilih teknologi yang paling mutakhir  dan memiliki feature mobility	,	sehngga
ketergantungan pada tempat semakin berkurang. Khususnya remaja dan professional dikota besar yang semakin banyak menggunakan notebook ditempat – tempat umum. Hal ini ditunjang dengan ketersediaan
hot spot di tempat umum maupun restoran dan cafe’
Dar	 ss	 pemasok	 Prnspal	 secara	 umum	 perjanjan	 dstrbus	 tdak	 mengalam	 perubahan.	 Team penjualan	berkembang	berdasarkan	penambahan	product	maupun	area	coverage	ddaerah.Dalam	duna
TI yang sangat dinamis , pengeluaran produk baru ataupun pemberhentian suatu produk Product life cycle sangat pendek, sehingga baik distributor maupun reseler perlu melakukan prediksi pasar dengan
cermat. Faktor yang cukup mempengaruhi penjualan secara positif adalah semakin banyaknya produk yang  dikembangkan  oleh  prinsipal,  terutama  di  produk  entry  level  dengan  harga  yang  lebih  rendah
sehingga terjangkau oleh masyarakat umum Persaingan dalam industri distribusi juga semakin ketat. Pada umumnya kompetitor mulai mengembangkan
cabang ditempat perbelanjaan umum dengan product yang beraneka ragam.
2.	 ANALISIS	KEUANGAN
Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan Perseroan untuk masa satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio  Rekan
sedangkan pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio  Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
dalam	jutaan	rupah Uraan
2007 006
005 Laporan	Laba	Rug
Penjualan 2,712,987   1,636,282
1,503,906   1,260,770 Laba	Kotor
283,429 185,660
184,335 Laba	Usaha
110,953 52,921
66,40 Laba	Bersh
28,480 20,776
16,307 12,253
Neraca Jumlah Aktiva
,6,5 740,801
666,604 6,04
Jumlah Kewajiban 819,381
454,759 364,664
332,080 Hak Minoritas Atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan
58,588 23,743
52,030 Jumlah Ekuitas
284,282 262,298
249,910 234,152
Raso	Keuangan Jumlah Kewajiban  Jumlah Aktiva
71 6
55 54
Jumlah Kewajiban  Jumlah Ekuitas 288
173 46
4 Raso	Usaha
Laba Bersih  Rata-rata Jumlah Aktiva 3
3 Laba Bersih  Rata-rata Jumlah Ekuitas
8 7
5 Raso	Pertumbuhan
Penjualan 66
9 19
Laba	Bersh 37
27 33
Jumlah Aktiva 57
9 Jumlah Kewajiban
80 5
Jumlah Ekuitas 8
5 7
IV.  ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
6
���������
a.	 Pertumbuhan	Penjualan
Selama tahun 2007, Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2.712.987 juta, meningkat 66 dari Rp 1.636.282 juta di tahun 2006. Pencapaian pendapatan ini melampaui target Perseroan sebesar
Rp 2.000.000 juta. Bisnis Distribusi menyumbangkan 43 penjualan Perseroan, sementara Bisnis Solusi menyumbangkan 57. Sebagai perbandingan, di tahun 2006 komposisinya adalah 50-50.
Peningkatan penjualan Perseroan yang cukup signiikan di tahun 2007 tersebut terutama berasal dari penngkatan	volume	penjualan	perangkat	keras	d	seluruh	dvs	Perseroan.	Secara	umum	penngkatan
penjualan Perseroan adalah karena adanya peningkatan permintaan yang tajam terhadap kebutuhan peralatan	komputer	d	dalam	neger	d	semua	segmen	pasar	dan	semua	sektor	ndustr,	untuk	semua
jens	komputer	termasuk	perangkat	lunak	dan	prnter. D	dvs	dstrbus,	volume	penjualan	perangkat	keras	menngkat	sebesar	45	rbu	unt	atau	66,4	dar
369 ribu unit pada tahun 2006 menjadi 614 ribu unit tahun 2007. Peningkatan ini terutama pada penjualan komputer server dan desktop PC yang meningkat sebesar Rp 823.938 juta naik 89 dibandingkan
penjualan	tahun	006. Selain  perangkat  keras,  peningkatan  penjualan  Perseroan  selama  tahun  2007  juga  didukung  oleh
peningkatan  penjualan  perangkat  lunak  yang  signiikan,  baik  perangkat  lunak  infrastruktur  terutama Microsoft dan Oracle, maupun perangkat lunak aplikasi seperti SAP dan Oracle Finance. Peningkatannya
juga terlihat dari meningkatnya jumlah pelanggan dan jumlah unit license yang dijual. Prestasi  Perseroan  dalam  meningkatkan  penjualannya  selain  disebabkan  oleh  tingginya  tingkat
permintaan, juga didukung oleh aktivitas pemasaran secara keseluruhan yang efektif membantu proses peningkatan penjualan khususnya untuk Bisnis Distribusi seperti pameran-pameran berskala nasional,
penempatan iklan di media masa dan lain-lain. Berikut analisa pertumbuhan penjualan: Berikut analisa pertumbuhan penjualan:
dalam jutaan rupiah
Keterangan 2007
2006 2005
Perangkat	keras .04.44
1.214.329 1.142.077
Jasa 370.621
247.531 214.648
Perangkat	lunak 300.924
174.422 147.181
Jumlah 2.712.987
1.636.282 1.503.906
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.
Pendapatan dari Penjualan Perseroan mengalami peningkatan yang cukup pesat senilai Rp 1.076.705 juta atau mengalami kenaikan sebesar 65,8 dari Rp 1.636.282 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 2.712.987
juta pada tahun 2007 yang terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan perangkat lunak dari Rp 174.442 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 300.924 juta pada tahun 2007 atau mengalami kenaikan
sebesar 72,5 dari tahun 2006. Begitu juga untuk penjualan perangkat keras dan pendapatan jasa mengalami kenaikan dari Rp 1.214.329 juta dan 247.531 juta pada tahun 2006 menjadi 2.041.442 juta dan
370.621 juta pada tahun 2007, atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 68,1 dan 49,7.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.
Pada tahun 2006, Penjualan meningkat sebesar Rp 132.376 juta atau 8,8 dari Rp 1.503.906 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 1.636.282 juta pada tahun 2006 yang terutama disebabkan oleh kenaikan
penjualan perangkat lunak sebesar Rp 27.241 juta atau 18,5 dan diikuti dengan kenaikan pendapatan jasa sebesar 32.883 juta atau sebesar 15,3 dan peningkatan penjualan perangkat keras sebesar 72.252
juta atau naik sebesar 6,3 dari tahun 2005.
17
���������
Pertumbuhan	Penjualan	Tahun	2005-2007	dalam	Rp	juta b.	 Pertumbuhan	Beban
Tahun	yang	berakhir	pada	tanggal	31	Desember	2007	dibandingkan	dengan	tahun	yang	berakhir 31	Desember	2006.
Pertumbuhan  beban  usaha  tahun  2007  dibandingkan  tahun  2006  mengalami  kenaikan  sebesar Rp. 39.737 juta atau 30. Sebagian besar kenaikan ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
1.  Pertumbuhan jumlah karyawan, karena pertumbuhan  bisnis solusi  yang cukup pesat sehingga Perseroan  membutuhkan  sumber  daya  manusia  yang  lebih  banyak.  Di  tahun  2007  Perseroan
melakukan penambahan karyawan sebanyak lebih kurang 13  dari jumlah karyawan di tahun 006.
.	 Serng	dengan	pertumbuhan	bsns	dan	ekspans	Perseroan,	hal	n	memcu	aktvtas	pemasaran yang lebih agresif dan intensif.
3.  Inlasi di tahun 2007 juga ikut menyumbang pertumbuhan beban di tahun 2007.
Tahun	yang	berakhir	pada	tanggal	31	Desember	2006	dibandingkan	dengan	tahun	yang	berakhir 31	Desember	2005.
Pertumbuhan	 beban	 usaha	 tahun	 006	 dbandngkan	 tahun	 005	 mengalam	 kenakan	 sebesar Rp. 14.644 juta atau 12,4. Sebagian besar kenaikan ini disebabkan inlasi.
c.	 Pertumbuhan	Laba Laba	Usaha
Laba Usaha Perseroan untuk periode 1 satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 110.953 juta, atau meningkat sebesar 109,7. Pertumbuhan yang sangat baik ini dihasilkan
dari tingkat kenaikan laba kotor sebesar 52,7 sementara beban usaha hanya mengalami kenaikan sebesar 29,9 berkat eisiensi yang dilakukan Perseroan.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006.
Laba  Usaha  Perseroan  pada  tahun  2007  mengalami  peningkatan  yang  sangat  tajam  yaitu  senilai Rp 58.032 juta atau 109,7 dari Rp 52.921 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 110.953 juta pada tahun
2007. Sehubungan dengan ini, margin Laba Usaha terhadap Penjualan juga menunjukkan peningkatan, yaitu dari 3 pada tahun 2006 menjadi 4 pada tahun 2007.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.
Pada  tahun  2006,  Laba  Usaha  mengalami  penurunan  sebesar  Rp  13.319  juta  atau  turun  20  dari Rp 66.240 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 52.921 juta pada tahun 2006. Hal ini disebabkan oleh
penambahan jumlah karyawan pada tahun 2006 sehingga jumlah beban gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat 18 dari tahun 2005. Ditambah beban-beban usaha yang lain mengalami peningkatan, tapi
sangat kecil kenaikannya.
18
���������
Laba	Bersih Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2006. Laba Bersih Perseroan untuk periode 1 satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007
mencapai Rp 28.480 juta atau meningkat sebesar 37 dari tahun 2006, hal ini dikarenakan tingginya tingkat penjualan pada tahun 2007.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.
Seperti pada tahun 2007, laba bersih Perseroan pada tahun 2006 juga meningkat sebesar 27 dari Rp  16.307  juta  pada  tahun  2005  menjadi  Rp  20.776  juta  pada  tahun  2006.  Salah  satu  penyebab
meningkatnya laba bersih pada tahun 2006 ini dikarenakan menurunnya jumlah beban lain-lain bersih yang cukup tajam.
Pertumbuhan	laba	Perseroan	n	menunjukkan	trend	penngkatan	pada	pendapatan	laba	Perseroan	dar tahun	ke	tahun.
Pertumbuhan	Laba	Tahun	2005-2007	dalam	Rp	juta d.	 Pertumbuhan	Jumlah	Aktiva,	Jumlah	Kewajiban	dan	Jumlah	Ekuitas
Jumlah	Aktiva Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2006. Jumlah Aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 1.162.251 juta, meningkat
sebesar Rp 421.451 juta atau 57 dibanding tahun 2006 senilai Rp 740.800 juta. Meningkatnya jumlah aktiva Perseroan selama tahun 2007 dapat diindikasikan dengan meningkatnya piutang usaha sebesar
Rp 277.546 juta, dari Rp 317.634 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 595.180 juta pada tahun 2007. Dan juga meningkatnya kas dan setara kas yang cukup tinggi dari Rp 106.397 juta pada tahun 2006 menjadi
Rp 159.929 juta pada tahun 2007. Uang muka pembelian dan biaya dibayar dimuka juga mengalami peningkatan masing-masing dari Rp 20.344 juta dan Rp 32.914 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 27.475
juta dan Rp 53.774 juta pada tahun 2007.
19
���������
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.
Untuk tahun 2006, jumlah aktiva Perseroan juga mengalami peningkatan senilai Rp 74.196 juta atau 11 dari Rp 666.604 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 740.800 juta pada tahun 2006. Pertumbuhan ini
antara lain didapatkan dari peningkatan persediaan Rp 76.864 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 116.720 juta pada tahun 2006. Yang mana seluruh persediaan ini telah diasuransikan terhadap risiko kerugian
atas kebakaran dan risiko lainnya.
Jumlah	Kewajiban
Akibat dari kenaikan aktiva, jumlah Kewajiban tahun 2007 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 364.622 juta, peningkatan sebesar 80. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kewajiban lancar berupa
pinjaman Bank menjadi sebesar Rp 385.953 juta. Jumlah  kewajiban  lancar  Perseroan  pada  tanggal  31  Desember  2007  mencapai  Rp  787.115  juta.
Jumlah kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2007 mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena meningkatnya hutang bank jangka pendek dan juga bertambahnya fasilitas dari bank yang memberi
pinjaman, yang berarti semakin meningkatnya kepercayaan bank-bank pemberi kredit untuk memberikan pinjaman kepada Perseroan, yaitu senilai Rp 257.641 juta atau 201 dari Rp 128.312 juta tahun 2006
menjadi Rp 385.953 juta pada tahun 2007 Jumlah kewajiban jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 adalah Rp 32.266 juta
atau menurun 19 dibandingkan tahun 2006 yang berjumlah Rp 39.754 juta. Hal ini dikarenakan pada tahun 2007 hutang jangka panjang setelah dikurangi jatuh tempo dalam waktu satu tahun menurun dari
tahun 2006. Pada tahun 2006, hutang bank jangka panjang menurun sebesar Rp 6.187 juta atau 31 dari Rp 19.824 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 13.637 juta pada tahun 2006.
Jumlah	Ekuitas Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2006. Jumlah Ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007 mencapai Rp 284.282 juta. Pada tahun
2007, Jumlah Ekuitas Perseroan tumbuh sebesar Rp 21.984 juta atau 8 dari Rp 262.298 juta pada tahun 2006 menjadi Rp 284.282 juta pada tahun 2007. Hal ini berkaitan dengan kemampuan Perseroan
untuk memperoleh laba dari kegiatan operasinya.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2005.
Begitu juga untuk tahun 2006, jumlah Ekuitas pada tahun 2006 meningkat sebesar Rp 12.388 juta atau 5 dari Rp 249.910 juta pada tahun 2005 menjadi Rp 262.298 juta pada tahun 2006 sama seperti tahun
sebelumnya peningkatan ini dikarenakan kemampuan Perseroan untuk meningkatkan laba dari kegiatan
operasinya.
Pertumbuhan	Aktiva,	Kewajiban	dan	Ekuitas	Tahun	2005-2007	dalam	Rp	juta
���������
e.	 Likuiditas	dan	Solvabilitas Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang diukur dengan menggunakan rasio lancar yang membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Likuiditas
Perseroan untuk periode satu tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 juga tahun yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2005 menunjukkan kondisi rasio lancar yang sehat, yaitu masing-masing
sebesar 128, 152, dan 170. Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk periode 1satu tahun yang berakhir pada
tanggal  31  Desember  2007  menunjukan  arus  kas  negatif.  Hal  ini  disebabkan  karena  pertumbuhan penjualan  yang meningkat pada akhir periode sehingga perseroan belum menerima penerimaan piutang
dari pelanggan yang belum jatuh tempo. Perseroan baru menerima piutang tersebut pada triwulan pertama tahun 2008 sehingga dapat dilihat pada laporan arus kas Perseroan pada periode yang berakhir tanggal
31 maret 2008 perseroan menghasilkan arus kas bersih positif  dari kegiatan operasional .
Solvabilitas
Solvabilitas  merupakan  kemampuan  Perseroan  untuk  memenuhi  seluruh  kewajibannya  yang  diukur dengan	 perbandngan	 antara	 jumlah	 kewajban	 dengan	 jumlah	 ekutas	 solvabltas	 ekutas	 dan
perbandngan	antara	jumlah	kewajban	dengan	jumlah	aktva	solvabltas	aktva.
Solvabilitas ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan 2005 masing-masing adalah sebesar 288, 173,dan 146. Peningkatan solvabilitas ekuitas disebabkan karena meningkatnya
kewajiban yang disebabkan karena peningkatan hutang usaha dan adanya depresiasi Rupiah yang menyebabkan melambungnya hutang bank dalam dolar Amerika Serikat yang dimiliki Perseroan.
Solvabilitas aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan 2005 berturut-turut adalah sebesar 70, 61,dan 55. Meningkatnya solvabilitas aktiva disebabkan peningkatan dari kewajiban
yang disebabkan karena meningkatnya hutang usaha dan adanya depresiasi Rupiah yang menyebabkan melambungnya hutang bank dalam dolar Amerika Serikat yang dimiliki Perseroan.
Dengan kinerja selama tahun 2007 yang demikian baik, Perseroan berhasil mencapai Return on Equity sebesar 10,02 dibandingkan sebelumnya yang hanya mencapai 7,92. Perseroan akan terus berupaya
penuh	untuk	memaksmalkan	return yang lebih baik lagi seiring dengan pencapaian pangsa pasar yang
lebih tinggi dan pertumbuhan yang dinamis.
3.	 PROSPEK	USAHA	DAN	ASPEK	PEMASARAN
Bisnis teknologi informasi di Indonesia dinilai oleh Perseroan masih memiliki prospek usaha yang sangat bak	mesk	tngkat	persangan	cukup	tngg	dan	konds	ekonom	makro	saat	n	mengalam	penurunan
akibat meningkatnya inlasi menyusul kenaikan harga minyak mentah di pasaran internasional. Perseroan menyadari bahwa tingginya inlasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2008
yang  oleh  pengamat  ekonomi  diperkirakan  hanya  tumbuh  6.  Meski  mengantisipasi  kemungkinan perlambatan	 pertumbuhan,	 Perseroan	 optms	 permntaan	 terhadap	 teknolog	 nformas	 mash	 cukup
tinggi terutama dari industri perbankan dan keuangan lainnya, telekomunikasi dan manufaktur karena cukup pentingnya peranan industri-industri ini dalam menjalankan perekonomian. Selain didukung oleh
perkembangan industri-industri tersebut di atas, prospek usaha Perseroan yang baik juga didukung oleh karakateristik konsumen yang cenderung memilih teknologi terbaru dan yang memiliki  karakteristik
mobltas,	sehngga	ketergantungan	pada	lokas	usaha	semakn	berkurang. Untuk mengantisipasi peluang dan tantangan di masa yang akan datang, Perseroan melakukan beberapa
strategi. Pada awal tahun 2008 Perseroan memutuskan untuk menyatukan semua kegiatan penjualan di bawah satu divisi yang kemudian disebut Sales and Distribution Division. Hal tersebut dilakukan agar
divisi yang lain yaitu Product, Delivery and Implementation Division	dapat	mencurahkan	perhatan	dan waktu mereka sepenuhnya untuk kegiatan pre-sales dan penyelesaian proyek. Pada waktu yang sama,
Perseroan	juga	akan	berusaha	sekuat	mungkn	melakukan	penetras	lebh	mendalam	kepada	pelanggan yang sudah ada dengan memenuhi lebih banyak dari kebutuhan mereka. Perseroan akan lebih selektif
dalam	mencar	pelanggan baru. Sebaliknya, Perseroan akan memfokuskan diri pada pelayanan yang
lebih baik bagi pelanggan yang telah Perseroan miliki.
���������
Bsns	 Dstrbus	 Perseroan	 akan	 dselaraskan	 dengan	 tren	 ndustr.	 Perseroan	 telah	 melhat	 bahwa vendor-vendor TI secara agresif memperluas portofolio melalui akuisisi atau jalan lain. Kini semakin sulit
bag	pendatang	baru	untuk	memasuk	pasar	dan	bersang	dengan	merek	besar.	Itulah	alasan	mengapa Perseroan akan memfokuskan diri pada merek besar yang telah menjalin kerjasama dengan Perseroan.
Perseroan akan dapat mengurangi sumber-sumber daya yang harus didedikasikan pada merek baru maupun merek yang tidak terlalu banyak mendatangkan penghasilan. Pengalaman Perseroan di masa
lalu	 memperlhatkan	 bahwa	 akan	 lebh	 bak	 bla	 Perseroan	 berkonsentras	 pada	 merek	 terkemuka, terutama	karena	Perseroan	tdak	perlu	lag	mengedukas	pasar.
Pada tahun 2008 ini Perseroan akan memperluas kehadiran Bisnis Distribusi Perseroan di sepuluh kota lagi antaranya Semarang, Palembang, Balikpapan, Ujung Pandang dan Pekan Baru, untuk lebih
mendekatkan	 dengan	 pelanggan	 sebaga	 mtra	 perseroan.	 Kebjakan	 otonom	 daerah	 telah	 mula mendorong pertumbuhan di daerah, terutama di daerah-daerah yang kaya dengan sumber daya alam
atau daerah-daerah di mana terdapat banyak perkebunan. Pada	Bsns	Solus,	pengembangan	Perseroan	juga	akan	darahkan	pada	penngkatan	fokus.	Perseroan
telah merekrut tenaga-tenaga ahli industri untuk bidang-bidang telekomunikasi, keuangan, manufaktur dstrbus	 dan	 pemerntahan.	 Perseroan	 juga	 berencana	 untuk	 mempertahankan	 bass	 pelanggan
Perseroan dengan memperkuat hubungan dengan masing-masing pelanggan yang sudah ada, baik enterprise maupun korporat. Analisis Perseroan memperlihatkan bahwa 80 dari penerimaan Perseroan
datang dari pelanggan yang sudah ada, sementara hanya sekitar 20 yang datang dari pelanggan yang baru, dan ini adalah alasan keputusan Perseroan untuk berkonsentrasi pada kelompok pelanggan yang
pertama. Masing-masing  tenaga  penjualan  dan  pemasaran  Perseroan  akan  menangani  sejumlah  pelanggan
Small Medium Enterprise SME yang telah ditetapkan dalam upaya mereka mendapatkan order-order
baru. Sekali lagi, tujuannya adalah untuk memaksimalkan kualitas pelayanan yang Perseroan berikan kepada	para	pelanggan	Perseroan.
Dalam upaya Perseroan memperkuat bisnis outsourcing,	Perseroan	sudah	mula	melakukan	pendekatan dengan	sebuah	perusahaan	regonal	terkemuka	d	bdang	bsns	outsourcing	n.	Pendekatan	tersebut
antara	 lan	 berupa	 penjajakan	 kemungknan	 mendrkan	 anak	 perusahaan	 baru	 dar	 unt	 outsourcing Perseroan, yang dengan bantuan dari mitra, akan menggunakan metodologi dan kualitas delivery	sesua
standar. Untuk mendukung rencana-rencana tersebut di atas, Perseroan akan terus melakukan investasi dalam
pengembangan  sumber  daya  manusia,  terutama  di  bidang  pre-sales,  pengelolaan  proyek,  kualitas delivery proyek dan konsultansi yang lebih disempurnakan. Di tahun 2007, Perseroan merekrut hampir
100 tenaga baru di Bisnis Solusi dan Perseroan berencana menciptakan sebuah divisi cross-industry atau General Business, yang akan menangani pelanggan skala kecil. Pelanggan skala kecil tersebut
dtargetkan	untuk	berkembang	menjad	pelanggan	korporat	Perseroan. Guna mempercepat pengembangan kapabilitas Perseroan di bidang Konsultasi Bisnis  pasar ERP
Enterprise  Resources  Planning,	 Perseroan	 akan	 mencar	 peluang	 bermtra	 dengan  	 konsultan implementasi ERP terbesar di Indonesia. Melalui upaya ini, Perseroan berharap akan dapat merangkul
semua segmen pasar ERP dan pada akhirnya menjadi implementasi ERP terbesar di Indonesia yang selanjutnya akan merupakan batu loncatan untuk ekspansi ke pasar regional.
Selain strategi-strategi tersebut di atas, untuk mengantisipasi risiko persaingan usaha di bisnis solusi, Perseroan	telah	melebarkan	coverage	perseroan	dengan	mengakuss	Soltus	Asa	Pte	Ltd	.Dengan
akuisisi tersebut,  diharapkan pangsa pasar implementasi ERP SAP Perseroan yang semula hanya mencakup	small medium enterprise	kn	dapat	juga	menjangkau		large enterprise.	Dengan	akuss	n
perseroan berharap dapat memperluas jaringan usahanya  hingga ke pasar Regional. Dengan akuisisi itu juga,  perseroan dapat melakukan optimalisasi terhadap sumber daya manusianya.
Dalam rangka  antisipasi terbatasnya sumber daya manusia maka perseroan di dalam progam regularnya telah	melaksanakan	progam	Business Trainee.	Dengan	tujuan	mencptakan	tenaga	tenaga	berkapabltas
tngg,	mereka	memperoleh	pelathan	dalam	berbaga	su	bsns	antara	lan	kepemmpnan	dan	motvas. Selain itu perseroan juga secara berkala melakukan pelatihan manajemen yang lebih diarahkan untuk
mempersiapkan sumber daya manusia untuk mengisi posisi managerial.
���������
Sebagaimana halnya bidang usaha yang lain, kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perseroan juga tidak terlepas dari risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Risiko-risiko ini telah disusun berdasarkan	bobot	dampak	rsko	terhadap	kegatan	usaha	dan	keuangan	Perseroan.	Adapun	rsko	usaha
yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usahanya adalah sebagai berikut:
1.	 Risiko	Persaingan	Usaha