KELALAIAN PT Metrodata Electronics, Tbk

147 ��������� o. mempertahankan bdang usaha utama Perseroan sesua dengan anggaran dasar Perseroan; p. menerbitkan dan menyerahkan Sertiikat Jumbo Sukuk Ijarah kepada KSEI, untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebaga bukt pencatatan dalam Daftar Pemegang Sukuk Ijarah dan menyampaikan fotokopinya dengan tanda terima dari KSEI tersebut kepada Wali Amanat ; q. melakukan pemeringkatan atas Sukuk Ijarah sesuai dengan Peraturan Nomor IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-135BL2006 tertanggal empat belas Desember dua ribu enam 14-12-2006 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang berikut perubahannya dan atau pengaturan lainnya yang wajib dipatuhi oleh Perseroan ; r. segera memberitahukan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk tentang terjadinya kelalaian sebagaimana tersebut dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah atau adanya pemberitahuan mengenai kelalaian yang diberikan oleh kreditur Perseroan ; s. memelihara asuransi-asuransi yang sudah berjalan dan berhubungan dengan kegiatan usaha dan aktiva Perseroan pada perusahaan asuransi yang bereputasi baik terhadap segala resiko yang biasa dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan Perseroan ; t. Mengganti Obyek Ijarah dengan Obyek Ijarah pengganti jika Obyek Ijarah rusak danatau hilang danatau perjanjiannya berakhir danatau dibatalkan danatau habis danatau karena hal lainnya menjadi hilang manfaatnya danatau turun nilai manfaatnya. u. membayar kewajiban pajak dan bea lainnya yang menjadi beban Perseroan dalam menjalankan usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undanganan yang berlaku ; v. Dalam hal Sukuk Ijarah telah jatuh tempo, maka Perseroan berseda dan dwajbkan untuk bertanggung jawab secara inansial dan hukum mengenai pembayaran kembali Imbalan Ijarah; w. Memperoleh opini dari Dewan Syariah Nasional DSN.

6. KELALAIAN

6.1. Dalam hal terjadi kelalaian sebagaimana dimaksud dalam : a. Butr 6.. huruf a. n dan keadaan atau kejadan tersebut berlangsung terus menerus selama 14 empat belas Hari Kerja, setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaikidihilangkan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadan tersebut, yang dapat disetujui dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk ; atau b. Butr 6.. huruf b, d, e, f, dan h dan keadaan atau kejadan tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu yang ditentukan oleh Wali Amanat Sukuk dengan memperhatikan kewajaran yang berlaku umum, sebagaimana tercantum dalam teguran tertulis Wali Amanat, paling lama 120 seratus dua puluh Hari Kalender setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaikidihilangkan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang dapat disetujui dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk; - maka Wali Amanat Sukuk berkewajiban untuk memberitahukan kejadian atau peristiwa itu kepada Pemegang Sukuk Ijarah dengan cara memuat pengumuman melalu satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. - Wali Amanat Sukuk atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPSI menurut tata- cara yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. - Dalam RUPSI tersebut, Wali Amanat Sukuk akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut.Apabila RUPSI tidak dapat menerima penjelasan dan alasan Perseroan, maka apabla dperlukan akan dlaksanakan RUPSI berikutnya untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap Perseroan sehubungan dengan Sukuk Ijarah. - Jika RUPSI berikutnya memutuskan agar Wali Amanat Sukuk melakukan penagihan kepada Perseroan maka sesua dengan keputusan RUPSI Sukuk Ijarah menjad jatuh tempo dan Wali Amanat Sukuk dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPSI itu harus 148 ��������� melakukan penaghan kepada Perseroan. 6.2. Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud adalah salah satu atau lebih dari kejadian atau hal tersebut di bawah ini: a. Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Sukuk atas Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah ; atau b. Perseroan lala melaksanakan atau tdak mentaat dan atau melanggar salah satu atau lebh ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang berdasarkan pertimbangan Wal Amanat Sukuk secara materal dapat berakbat negatf terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ; atau c. Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, termasuk penggabungan atau konsolidasi yang mengakibatkan Perseroan menjadi bubar demi hukum kecuali apabila dilakukan sesuai dengan pasal 6 ayat 6.1 huruf c Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah atau dinyatakan dalam keadaan pailit yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau diberikan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU oleh badan peradilan yang berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ; atau d. pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagan besar aktva Perseroan atau telah mengambl tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ; atau e. sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang dimiliki Perseroan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakbat negatf terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruh secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah ; atau f. keterangan dan jamnan Perseroan tentang keadaan atau status korporas atau keuangan Perseroan dan atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah ; atau g. Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang antara Perseroan oleh salah satu krediturnya cross default yang berupa pinjaman debt yang menurut penilaian Wali Amanat Sukuk mempengaruhi secara berarti kemampuan pembayaran Perseroan terhadap kewajiban Perseroan atas Pemegang Sukuk Ijarah baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan berdasarkan perjanjian hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali akselerasi pembayaran kembal ; h. Perseroan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruh secara materal terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuh kewajban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk ijarah. 6.3. Dalam hal terjadi keadaan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.2. huruf c, atau Perseroan atas inisiatif sendiri mengajukan PKPU Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang atau penutupan usaha, Wal Amanat Sukuk berhak langsung memanggl RUPSI atau bertndak mewakili kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah dan mengambil keputusan yang dianggap menguntungkan bag Pemegang Sukuk Ijarahdan untuk tu Wal Amanat Sukuk dbebaskan dar segala tndakan dan tuntutan oleh Pemegang Sukuk Ijarah. 6.4. Perseroan berkewajiban untuk membayar ganti rugi kepada Wali Amanat Sukuk dan atau membebaskan Wali Amanat Sukuk dari setiap dan semua gugatan, kerugian, biaya tanggungan dan ongkos lain apapun yg diderita Wali Amanat Sukuk termasuk biaya konsultan hukum yang dsetuju Perseroan sehubungan dengan kewajban kewajban Perseroan berdasarkan Dokumen Perjanjian kecuali yang diakibatkan oleh kelalaian Wali Amanat Sukuk. 149 ��������� 6.5. Ketentuan dalam butr 6. huruf b. dan f n dapat tdak berlaku apabla telah terjad perstwa Force Majeure, dengan ketentuan apabila tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk tentang Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam deinisi Force Majeure dalam ketentuan Perjanjan Perwalamanatan Sukuk Ijarah, maka keputusan tentang perstwa Force Majeure tersebut akan dilakukan oleh RUPSI.

7. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH