Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Kata “Sains” biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA secara harfiah merupakan ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam Patta Bundu, 2006: 9. Srini M. Iskandar 1997: 1 menyatakan bahwa IPA adalah suatu penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola-pola keteraturan dalam alam. IPA menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian- kejadian di alam agar kita dapat hidup di dalam alam ini. Ahli lain James Conat dalam Usman Samatowa 2006: 1 mengatakan IPA sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Dari pendapat para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam semesta yang berisi sederetan konsep untuk diamati dan dieksperimentasi agar kita dapat hidup di alam ini. Dalam mempelajari IPA secara lebih mendalam maka perlu juga mengetahui tentang hakikat IPA itu sendiri. 9 Menurut Sri Sulistyorini 2007: 9-10 hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA dapat dipandang dari 3 segi, yaitu segi produk, segi proses dan segi pengembangan sikap. Ketiga dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1. IPA sebagai Produk IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan pada umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam buku teks. 2. IPA sebagai Proses Proses di sini dimaksudkan proses mendapatkan IPA, dan saat mendapatakan IPA digunakan suatu metode ilmiah. Maka proses IPA merupakan metode ilmiah itu sendiri. Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana. Metode ilmiah tersebut berisi keterampilan dasar ilmiah yang terdiri dari observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melaksanakan penelitian, inferensi, aplikasi, dan komunikasi. 3. IPA sebagai Pemupukan Sikap Pemupukan sikap yang dimaksud adalah sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak SDMI yang dikutip dari pendapat Harlen yaitu a sikap ingin tahu, b sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, c sikap kerja sama, d sikap tidak putus asa, e sikap tidak berprasangka, f sikap mawas diri, g sikap 10 bertanggung jawab, h sikap berpikir bebas dan i sikap kedisiplinan diri. Sikap ilmiah ini bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di lapangan. Senada dengan pendapat di atas, Patta Bundu 2006: 11-13 menyatakan ada tiga komponen dalam IPA, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah. Sarkim 1988: 129 dalam Patta Bundu, 2006: 11 IPA sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Proses IPA adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu itu selanjutnya. IPA sebagai sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti dan sebagainya. Mendukung dua pendapat di atas, Maslichah Asy’ari 2006: 8-20 memandang IPA dalam 3 dimensi, yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sikap ilmiah. IPA sebagai produk diartikan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Lebih lanjut IPA sebagai proses dikatakan suatu cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan suatu masalah, sehingga meliputi kegiatan bagaimana mengumpulkan data, menghubungkan fakta satu dengan yang lain, menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan. IPA sebagai sikap ilmiah 11 adalah suatu sikap yang mendasari proses IPA dalam menghasilkan produk IPA antara lain yaitu objektif, teliti, terbuka, kritis dan tidak mudah putus asa. Dari beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa hakikat IPA mencakup tiga dimensi yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai pemupuk sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam menghasilkan produk IPA yang dapat dipertanggungjawabkan siswa perlu melakukan proses IPA agar sikap ilmiah siswa dapat berkembang dengan baik.

B. Karakteristik Siswa SD