16
ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah, senang membentuk kelompok sebaya dan peran manusia idola sangat penting.
Oleh karena itu hendaknya sekolah dan guru dapat menyelenggarakan pembelajaran yang mendukung perkembangan kognitif siswanya. Dalam
banyak hal pengajaran di SD dapat dikatakan sesuai dengan perkembangan kognitif para siswa. Karyawisata ke objek-objek sejarah, ilmu pengetahuan
alam melalui percobaan dan melakukan sendiri, menambah kesempatan perkembangan
kognitif Usman
Samatowa, 2006:
9. Dengan
mempertimbangkan karakteristik dan ciri-ciri anak usia sekolah dasar, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswanya,
sehingga dalam usia ini siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya.
C. Pembelajaran IPA SD
Seorang guru harus paham alasan mengapa IPA perlu diajarkan di sekolah dasar. Hal ini bertujuan agar selama proses pembelajaran guru tidak
keluar dari konteks yang telah ditetapkan. Alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sebagaimana yang diungkapkan
Usman Samatowa 2006: 3, adalah sebagai berikut: 1. IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa
tergantung pada kemampuan bangsa dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Teknologi merupakan tulang punggung
pembangunan suatu bangsa.
2. IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, rasional, dan objektif.
3. IPA merupakan mata pelajaran yang menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajarannya sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan,
bakat, maupun kemampuan yang dimilikinya. 4. IPA merupakan mata pelajaran yang penuh dengan nilai-nilai pendidikan
sehingga dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
17
Dengan berbagai alasan di atas, maka sangat penting bagi guru agar dapat membuat suatu proses pembelajaran IPA yang berhasil. John
S.Richardson dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis, 1992: 12 menyarankan digunakannya tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar
suatu pengajaran IPA dapat berhasil. Ketujuh prinsip itu adalah prinsip keterlibatan siswa secara aktif, prinsip belajar berkesinambungan, prinsip,
motivasi, prinsip multi saluran, prinsip penemuan, prinsip totalitas, dan prinsip perbedaan individu.
Dalam pembelajaran IPA, jika guru menerapkan prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas maka keberhasilan pembelajaran IPA akan dapat
dicapai. Pencapaian keberhasilan tersebut tentu bertitik tolak pada tujuan pembelajaran IPA itu sendiri. Dimana tujuan pembelajaran IPA seperti yang
dijelaskan oleh Hendro Darmojdo dan Jenny R.E. Kaligis 1992: 6-7 adalah 1 membantu siswa berpikir logis terhadap kejadian sehari-hari, 2 menolong
siswa mengaplikasikan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas hidup, 3 mempersiapkan siswa untuk hidup dimasa mendatang dengan orientasi
keilmuan dan teknologi, 4 membantu siswa mengembangkan pola berpikir yang baik, 5 membantu siswa untuk memahami mata pelajaran lain terutama
bahasa dan metematika, 6 memberi kesempatan siswa untuk mengenal lingkungan secara logis dan sistematis dan 7 memberi kesenangan untuk
siswa dengan membuat mereka tertarik pada masalah-masalah yang terjadi. Usman Samatowa 2006: 102-103, menyatakan bahwa mata pelajaran
IPA berfungsi untuk: 1 meningkatkan rasa ingin tahu dan kesadaran tentang
18
lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, 2 mengembangkan keterampilan
proses dan
kemampuan memecahkan
masalah, 3
mengembangkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, dan 4 mengembangkan wawasan, sikap dan
nilai yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi 2 aspek yaitu kerja ilmiah
atau proses IPA dan pemahaman konsep. Secara rinci ruang lingkup materi IPA di SD menurut Muslichah Asy’ari 2006: 24 terbagi dalam 5 topik yaitu
makhluk hidup dan proses kehidupan, benda atau materi, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, dan sains ,lingkungan teknologi dan
masyarakat.
D. Kemampuan Berpikir Kritis 1. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis