a. Air yang diberikan sesedikit mungkin
b. Adukan beton jangan dijatuhkan dari ketinggian terlalu besar.
c. Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara- cara
yang benar sesuai standard. 3. Pemisahan air
Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas memisahkan diri pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding. Menurut Neville 1981:224 penyebab terjadinya
bleeding adalah ketidakmampuan bahan padat campuran untuk menangkap air pencampur.
Ketika bleeding sedang berlangsung, air campuran terjebak di dalam kantong-kantong yang terbentuk antara agregat dan pasta semen matriks. Sesudah terjadinya bleeding dan beton
mengeras, kantong-kantong tersebut menjadi kering ketika berlangsung perawatan dalam keadaan kering. Akibatnya apabila ada tekanan, kantong-kantong tersebut menjadi penyebab
mudahnya retak pada beton, karena kantong-kantong hanya berisi udara dan bahan lembut semacam debu halus.
Kecenderungan pemisahan air ini dapat diatasi dengan cara-cara berikut: a.
Memberi lebih banyak semen. b.
Menggunakan air sesedikit mungkin. c.
Menggunakan pasir lebih banyak.
2.3.2. Beton Keras
Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1.
Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari: a.
Kekuatan tekan Kekuatan utama yang dihasilkan beton adalah kekuatan tekannya. Kuat tekan beton
dipengaruhi oleh: i.
Perbandingan air–semen dan tingkat pemadatannya. ii.
Jenis semen dan kualitasnya mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton.
iii. Type dan gradasi agregat.
iv. Umur pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya.
v. Suhu kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu.
vi. Efisiensi dan perawatan.
Universitas Sumatera Utara
Kuat tekan beton dapat didefenisikan sebagai kemampuan beton dalam menahan beban atau gaya mekanis hingga terjadinya kegagalan. Nilai kuat tekan beton didapatkan
melalui tata cara pengujian standard, menggunakan mesin uji yang dikenal dengan nama Compression Machine
dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton diameter 150 mm, tinggi 300 mm.
Nilai kuat tekan beton dapat diperoleh melalui rumus sebagi berikut: � =
� �
Dimana: � = Tegangan Tekan beton Nmm²
P = besar gaya yang diberikan pada silinder N
A = luasan alas silinder пd²4 mm²
Kuat tekan masing-masing benda uji ditentukan oleh tegangan tekan tertinggi f’c yang dicapai benda uji pada umur 28 hari akibat beban tekan selama percobaan. Dengan
demikian dicatat bahwa tegangan f’c bukan pada saat benda uji hancur, melainkan tegangan maksimum pada saat regangan
beton ε
c
mencapai nilai ± 0,002.
Gambar 2.3
Tegangan Tekan Benda UJi Beton
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4
Berbagai Kuat Tekan Beton
Gambar 2.5
Diagram Kuat Beton – Umur Beton b.
Kekuatan tarik Kekuatan tarik yang dihasilkan beton relatif kecil, hanya berkisar 9-15 dari kuat
tekannya. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Agar beton mampu menahan gaya tarik, maka beton diperkuat
dengan tulangan baja. Kuat tarik bahan beton yang tepat sulit untuk diukur. Nilai pendekatan yang diperoleh
dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,5 – 0,6 kali √f’c, sehingga untuk
beton normal digunakan nilai 0,57 √f’c. Pengujian menggunakan benda uji yang sama seperti
uji kuat tekan. Benda uji diletakan pada arah memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak. Apabila kuat tarik terlampaui, benda uji terbelah dua.
Universitas Sumatera Utara
Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai kuat tarik belah split cilinder strength
, diperhitungkan sebagai berikut: �� =
2 �
��� Dimana: ft = kuat tarik belah Nmm²
P = beban pada waktu belah N L = panjang benda uji silinder m
D = diameter benda uji silinder m
Gambar 2.6 Pembebanan Pada Pengujian Tarik Belah Beton Silinder
c. Kekuatan geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikuti oleh desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.
2. Sifat jangka panjang, yang terdiri dari: a.
Rangkak Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja. Faktor-faktor
yang mempengaruhi rangkak adalah: kekuatan rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar, perbandingan campuran bila fas dan volume pasta semen berkurang maka
rangkak berkurang, semen, agregat rangkak bertambah bila agregat makin halus, perawatan, umur kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton.
b. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah: agregat sebagai
penahan susut pasta semen, faktor air semen semakin besar fas semakin besar pula efek susut, ukuran elemen beton kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume
P
P
Universitas Sumatera Utara
elemen betonnya semakin besar, kondisi lingkungan, banyaknya penulangan, bahan tambahan.
2.4. Variabel Beton Serat