Perilaku Mekanis Beton Serat

5. Metode Cara Pencampuran Penyebaran serat pada adukan beton tergantung metode cara pencampurannya. Ada dua cara pencampuran, yaitu: a. Pencampuran kering, yaitu pencampuran serat dalam adukan beton sebelum dituang air. b. Pencampuran basah, yaitu pencampuran serat dalam adukan beton setelah dituang air.

2.5. Perilaku Mekanis Beton Serat

Salah satu kelemahan beton adalah tidak tahan terhadap tarik, dan hal ini dapat diatasi dengan pemberian tulangan pada beton atau sering disebut dengan istilah beton bertulang. Pada keadaan normal dimana beton belum mengalami terjadinya retakan, struktur masih dapat dikatakan stabil. Namun pada beban yang besar, terkadang terjadi keretakan di daerah tarik. Bila retakan yang terjadi cukup lebar atau dalam, hal ini akan membuat struktur menjadi tidak stabil karena tulangan pada beton tidak terlindungi dimana tulangan mengalami kontak langsung dengan udara yang akan membuat terjadinya korosi. Pada masalah di atas lah sangat dibutuhkan penggunaan serat pada beton. Ini dikarenakan serat pada beton akan berfungsi sebagai tulangan mikro yang disebar secara merata dengan orientasi acak, sehingga dapat mengurangi jumlah retakan pada beton. Selain perbaikan sifat mekanis di atas, ada beberapa perilaku mekanis lainnya pada beton serat, diantaranya Sukoyo, 2011: 1. Kuat Lentur Seperti halnya dengan kuat tarik, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton juga akan berpengaruh terhadap kuat lenturnya. Pada waktu beton menerima beban lentur maka beban tadi ditahan oleh kekuatan tarik pada daerah tarik, dan juga akan ditahan oleh kekuatan tekan di daerah tekan. Sehingga apabila kuat tekan dan tariknya meningkat, maka kuat lentur juga akan meningkat. 2. Regangan Susut Susut adalah perubahan volume akibat perubahan waktu tanpa dilakukan pembebanan pada suhu kamar. Pada beton yang kuat tekannya besar maka regangan akibat susut akan kecil, dikarenakan pada beton yang kuat tekannya besar maka water cement ratio faktor air semen kecil sehingga penguapan yang terjadi juga kecil. Universitas Sumatera Utara 3. Modulus Elastisitas Modulus elastisitas beton tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah kuat tekan beton. Semakin tinggi kuat tekan beton maka modulus elastisitas juga semakin besar, dimana perubahan panjang yang terjadi akibat pembebanan tekan akan semakin kecil. Penambahan serat pada beton secara umum akan meningkakan kuat tekan beton. Dengan demikian maka modulus elastisitasnya juga akan meningkat. Sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.1.5 digunakan rumus nilai modulus elastisitas beton sebagai berikut: �� = 0,043� � 1,5 √�′� Dimana: Ec = modulus elastic beton MPa Wc = berat isi beton kgm³, dimana nilai � � berkisar 1500 kgm³ - 2500 kgm³ f’c = kuat tekan beton MPa Untuk beton normal dengan massa kira-kira ±2320 kgm³ digunakan nilai: �� = 4700√�′� 4. Poisson’s Ratio Poisson’s ratio adalah perbandingan antara perubahan regangan arah tegak lurus beban dengan perubahan regangan searah beban. Akibat penambahan serat maka regangan yang terjadi baik longitudinal maupun transversal juga mengecil.

2.6. Perilaku Regangan - Tegangan Beton