maka hal ini akan meningkatkan komitmen pegawai pada organisasi. Pace dan Faules 2005: 156
II.5. Peranan Pimpinan Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi
Setiap kegiatan manusia selalu membutuhkan kepemimpinan, demikian halnya dalam berorganisasi tentu membutuhkan pimpinan
sebagai orang yang memimpin, memandu, berdiri di barisan depan demi sukses dan efisiensi kerja. Pimpinan mempunyai sifat, kebiasaan,
temperamen, watak dan kepribadian yang unik serta khas sehingga tingkah laku dan gayanya membedakan dirinya dan orang lain. Yang jelas,
pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan anggota organisasi lainnya, sehingga melalui kelebihan itu seorang pimpinan memiliki
wibawa dan dipatuhi oleh bawahannya Kartono 2010: 31,34,37. Dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya agar berhasil
tergantung pada bagaimana kepercayaan masyarakat pada organisasi tersebut, bagaimana mutu dan kualitas organisasi. Keseluruhan hal ini
dicerminkan oleh bagaimana para pimpinan dalam organisasi, maka mutu dan kualitas pimpinan akan ikut menentukan mutu dan kulitas organisasi
itu pula. Mutu kepemimpinan dalam organisasi dapat terlihat dalam kemampuan pimpinan untuk melakukan beberapa hal dalam organisasi
tersebut seperti: 1. Memahami sepenuhnya berbagai faktor yang merupakan kekuatan
bagi organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Mengenali secara tepat bebrbagai bentuk kelemahan yang terdapat dalam organisasi.
3. Memanfaatkan berbagai peluang yang mungkin timbul. 4. Menghilangkan berbagai ancaman yang dapat menjadi penghalang
bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan sasarannya 5. Memiliki sifat yang proaktif dan antisipatif terhadap perubahan yang
pasti selalu terjadi, baik karena faktor-faktor intern maupun karena tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Mendorong para bawahan sehingga bekerja dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang mendorong keberhasilan usaha
7. Menciptakan cara dan iklim kerja yang mendukung wawasan kebersamaan dalam usaha pencapaian tujuan.
dalam Siagian, 2003: 4 Pimpinan merupakan orang yang bertanggung jawab dalam organisasi
untuk memberikan kontribusi dalam membangkitkan iklim komunikasi yang baik dalam organisasinya. Kesuksesan maupun kegagalan suatu
organisasi biasanya selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Pemimpin sedapat mungkin dituntut untuk menjadi fleksibel dalam pekerjaannya dan
juga dalam menghadapi bawahannya. Seorang pemimpin tidak dapat menerapkan gaya yang yang sama dalam menghadapi dua orang karyawan
yang berbeda, dengan tetap menerapkan kedisplinan pemimpin harus mampu mengetahui bagaimana cara yang paling efektif untuk menghadapi
masing-masing bawahan. Untuk menjaga iklim komunikasi dalam sebuah organisasi pemimpin
tentunya harus memperhatikan setiap jaringan komunikasi yang berlangsung dalam organisasi, baik itu formal dan informal.
Keberlangsungan komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan juga komunikasi horizontal yang terjalin di organisasi menjadi tanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
dan memerlukan perhatian dari pimpinan. Secara khusus dalam komunikasi ke bawah atau downward communication pimpinan akan
berperan lebih aktif. Komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang berasal dari atasan atau pimpinan kepada bawahan, yang berarti bahwa
informasi mengalir atau diberikan oleh pimpinan terhadap bawahan. Masalah utama yang biasanya terjadi dalam komunikasi ke bawah adalah
1 jenis informasi apa yang disebarkan dari tingkat manajemen kepada pegawai dan 2 bagaimana informasi tersebut disediakan dalam Pace dan
Faules 2005:185. Seringkali informasi yang diberikan oleh pimpinan hanya sekedarnya tanpa kejelasan lebih lanjut dan juga informasi tersebut
disediakan dalam keadaan yang terbatas. Bawahan atau pegawai yang merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi ini kemudian tidak dapat
mengerjakan tugas dengan maksimal. Beberapa pegawai ingin menanyakan kejelasan lebih langsung kepada atasan namun berbagai
alasan kemudian mengakibatkan hal ini urung dilakukan, bisa karena pimpinan tidak berada di tempat atau pimpinan yang tidak mempunyai
waktu untuk bawahan. Suasana ini yang berujung pada keadaan organisasi yang tidak kondusif, iklim komunikasi yang berlangsung juga tidak dapat
berjalan dengan baik. Sebagaimana yang telah dibahas si atas bahwa
iklim komunikasi akan menentukan bagaimana perilaku individu dalam bekerja dan menentukan bagaimana komitmen pada organisasinya. Iklim
yang positif menjadi pengaruh yang penting dalam produktivitas
Universitas Sumatera Utara
organisasi. Maka karena komunikasi tidak berlangsung secara baik berujung pada iklim yang tidak baik pula sehingga produktivitas
organisasi terganggu. Bila dirunut dari awal peran pimpinan yang kurang memperhatikan jaringan komunikasi menyebabkan atau juga berpengaruh
pada kestabilan iklim komunikasi dalam organisasi. Selain komunikasi ke bawah, dalam komunikasi ke atas dan juga
komunikasi horizontal membutuhkan perhatian dari pimpinan, karena keseluruhan dari jaringan komunikasi ini akan berpengaruh pada iklim
komunikasi dalam organisasi. Seharusnya komunikasi ke atas juga melaksanakan peranan integratif dengan menyediakan sarana-sarana
penyampaian masalah-masalah yang dihadapi para karyawan. dalam Reksohadiprodjo dan Hani 1992:183. Namun seringkali komunikasi ke
atas hanya sebatas penyampaian informasi dari bawahan kepada pimpinan, seharusnya juga seorang pimpinan meluangkan waktunya untuk
memperhatikan hal-hal kecil dari bawahannya karena bawahan akan merasa lebih dihargai, contohnya saat seorang pimpinan mengingat nama
anak pertama dari bawahannya seorang bawahan akan merasa lebih diperhatikan dan juga dihargai keberadaannya. Reksohadiprodjo dan
Hani, 1992. Secara tidak langsung seorang bawahan akan meningkat gairah kerjanya karena ia merasa iklim atau suasana yang berlangsung
dalam organisasi tempat ia bekerja baik dengan keberadaan pimpinan yang memiliki perhatian padanya. Oleh karena itu lagi-lagi seorang
Universitas Sumatera Utara
pimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam iklim komunikasi di organisasinya.
Pada arus komunikasi informal yaitu grapevine atau yang sering disebut selentingan memang pada situasi tertentu terkadang mengganggu
iklim komunikasi, namun grapevine juga memberi informasi yang baik pada organisasi, maka seorang pimpinan dapan berperan bijaksana dengan
tetap membiarkan grapevine ini berkembang namun dengan tetap memantau dan mengontrol sampai batas mana informasi grapevine ini
tidak merugikan keadaan organisasi. Muhammad: 2009 Ada 4 ciri utama yang mempengaruhi kesuksesan pemimpin dalam
organisasi: 1. Kecerdasan intellegence. Penelitian-penelitian pada umumnya
menunjukkan bahwa seorang pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat
berbeda. 2. Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas. Pemimpin
cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi.
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi. Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikut-pengikutnya,
mempunyai perhatian yang tinggi dan berorientasi pada karyawan. dalam Reksohadiprodjo dan Hani 1992:290-291
II.6. Kepuasan Kerja