I.2. Perumusan Masalah
Untuk menjawab masalah diatas, maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Sukaramai, jalan Denai no.43 Medan .
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang
akan diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan
masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : a. Penelitian difokuskan pada hubungan iklim komunikasi organisasi
terhadap kepuasan kerja di kalangan karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.
b. Objek penelitian ini adalah karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai
c. Waktu Penelitian Februari-Maret 2011
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai, dan biasanya disesuaikan dengan
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui hubungan iklim komunikasi organisasi di Bank
Sumut cabang Sukaramai Medan terhadap kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan Bank Sumut cabang Sukaramai Medan
b. Untuk melihat sejauh mana tingkat signifikansi antara variabel X yaitu Iklim Komunikasi Organisasi mempengaruhi variabel Y yaitu
Kepuasan Kerja di kalangan karyawan Bank Sumut cabang Medan Sukaramai.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU. b. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi ilmu
komunikasi yang menyangkut komunikasi organisasi khususnya mengenai iklim komunikasi organisasi dan tingkat kepuasan kerja
karyawan c. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan, dan memberikan sumbangan pada organisasi dalam menjaga iklim komunikasi
organisasi serta dapat mengukur tingkat kepuasan kerja karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
I.5. Kerangka Teori
Teori terdiri dari konsep-konsep, defenisi, acuan, dan proporsi yang menggambarkan suatu fenomena secara sistematis melalui penentuan hubungan
antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan memprediksikan fenomena
tersebut Rakhmat, 2007:7.
Dengan adanya kerangka teori peneliti akan memiliki landasan dalam menentukan tujuan arah penelitiannya. Teori-teori yang relevan dengan penelitian
ini adalah komunikasi organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, jaringan komunikasi, iklim komunikasi organisasi, peranan pimpinan terhadap iklim
komunikasi organisasi, kepuasan kerja dan pengaruh iklim terhadap kepuasan kerja.
I.5.1. Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan suatu medan yang sangat penting dalam manajemen organisasi, organisasi jelas memerlukan informasi, dengan
berkembangnya organisasi kebutuhan informasi juga bertambah. Berbagai ahli memberikan persepsi mengenai apa itu komunikasi
organisasi, dari semuanya ada beberapa hal yang umum dapat disimpulkan mengenai komunikasi organisasi, yaitu:
a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik
internal maupun eksternal
Universitas Sumatera Utara
b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan ketrampilanskillnya.
Menurut Mulyana 2007:83 komunikasi organisasi organizational communication terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai
kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi organisasi sering melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga
komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi
horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk selentingan dan
gosip.
I.5.2. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi adalah arus informasi dan emosi-emosi yang terdpat dalam masyarakat yang berlangsung secara vertical atas bawah, vice-versa
maupun secara horizontal. Dapat berarti pula perhubungan atau persambungan wahanasarana-sarana. dalam Kartono 2010: 134.
Dalam kehidupan berorganisasi peranan komunikasi cukup besar dalam mendorong motivasi kuat dalam diri para anggota organisasi untuk
Universitas Sumatera Utara
berkarya lebih tekun. Oleh karena itu juga penting diperhatikan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain baik
melalui jalur formal maupun jalur informal. Komunikasi yang terjadi dalam organisasi mempunyai dua peran
penting yaitu: a. Sebagai wahana untuk menyampaikan keluhan untuk mana pimpinan
diharapkan menjadi pendengar yang baik. b. Sebagai saluran saluran menyatakan kepuasan atas keberhasilannya
menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya. Siagian: 2003
Fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu sebagai wahana penyampaian informasi yang diperlkukan berbagai pihak untuk memperlancar
jalannya proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan sukar dilakukan dengan lancar dan efektif apabila kekurangan jenis informasi,
terutama dalam usaha mencari dan menemukan serta menganalisis berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dan dalam memilih salah satu diantaranya
untuk ditempuh.
1.5.3. Jaringan Komunikasi
Komunikasi sesuai dengan fungsinya adalah menyampaikan pesan, oleh karena itu dibutuhkan jaringan komunikasi dalam penyampaian pesan
tersebut. Individu dalam organisasi berperan dalam sistem komunikasi yang ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu dengan individu
Universitas Sumatera Utara
lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksiindividu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi.
Jaringan komunikasi dapat dibedakan atas 2 bagian secara umum yaitu:
a. Jaringan komunikasi formal, yaitu jaringan yang ditentukan oleh mekanisme, salurannya ditentukan oleh struktur yang direncanakan,
seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi, yang terdiri dari tiga bentuk utama arus pesan:
1. Downward Communication atau komunikasi kepada bawahan 2. Upward Communication atau komunikasi kepada atasan
3. Horizontal Communication atau komunikasi horizontal dalam Muhammad 2009:108
b. Jaringan komunikasi informal, yaitu jaringan yang muncul tanpa adanya perencanaan dan tidak terdapat dalam struktur organisasi.
Jaringan komunikasi ini sering disebut atau lebih dikenal dengan sebutan grapevine yang berarti kabar angina tau desas-desus.
Grapevine seringkali dikatakan sebagai metode penyampaian pesan yang bersifat pribadi ataupun rahasia mengenai seseorang ataupun hal
yang tidak terjadi secara resmi, dimana hal ini tidak dapat dilakukan melalui jaringan komunikasi formal. Faktor yang mempengaruhi
luasnya jaringan komunikasi adalah hubungan dalam organisasi, arah dari arus pesan, hakikat seri dari arus pesan dan isi dari pesan.
Muhammad 2009 : 124, 128
Universitas Sumatera Utara
I.5.4. Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi sangat penting karena akan mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku karyawan dalam bekerja yang
kemudian dapat bergerak ke arah kepuasan kerja dalam organisasi tersebut. Defenisi iklim organisasi menurut Hillrieger dan Slocum Jablin,
1987 diungkapkan dengan mempertimbangkan subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi, yang
mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem, terhadap anggota dan lingkungannya. Muhammad, 2009
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berorganisasi. Iklim komunikasi yang penuh
persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramahtamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang
negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
Wayne Pace dan Faules 2005 mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi, yaitu:
a. Kepercayaan b. Pembuatan keputusan bersama
c. Pemberian dukungan d. Keterbukaan
e. Perhatian atas tujuan berkinerja tinggi Kriyantono 2007 : 311
Universitas Sumatera Utara
Dalam buku Muhammad 2009: 86-87 menjelaskan yang menjadi persoalan utama dari iklim komunikasi adalah hal-hal berikut:
a. Persepsi mengenai sumber komunikasi dan hubungannya dalam organisasi
a. Apakah anggota organisasi merasa puas dengan atasan, teman beekrja dan bawahan sebagai sumber informasi
b. Berapa pentingnya sumber-sumber itu c. Apakah sumber-sumber tersebut dapat dipercaya
d. Apakah sumber-sumber terbuka terhadap komunikasi b. Persepsi mengenai tersedianya informasi bagi anggota organisasi
a. Apakah jumlah informasi yang diterima cocok atau tepat dengan topic-topik yang penting dari sumber informasi
b. Apakah informasi itu berguna c. Apakah balikan informasi dikirimkan kepada sumber yang
tepat. c. Persepsi mengenai organisasi itu sendiri
a. Berapa banyaknya anggota yang terlibat dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi mereka
b. Apakah tujuan dan objektif dipahami c. Apakah orang diberi sokongan dan dihargai
d. Apakah sistem terbuka terhadap input dari anggotanya.
I.5.5. Peranan Pimpinan Terhadap Iklim Komunikasi Organisasi
Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa
kepemimpinan maka hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi dapat menjadi renggang atau lemah, karena tidak ada yang
membimbing, tidak ada yang memandu dan memberi contoh dengan baik bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Davis mengatakan tanpa kepemimpinan, suatu organisasi adalah kumpulan orang-orang dan mesin-mesin yang tidak teratur kacau balau.
Universitas Sumatera Utara
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi membujuk orang- orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias dalam Reksohadiprodjo
dan Hani 1992: 286 Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya bergantung pada
kepemimpinannya, yaitu apakah kepemimpinan tersebut mampu menggerakkan semua sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dana,
dan waktu secara efektif, efisien serta terpadu dalam prosesnya, karena itu kepemimpinan adalah inti dari organisasi Kartono, 2010.
Demikian halnya dalam sebuah iklim komunikasi seorang pimpinan memegang peran yang sangat penting, pimpinan mencerminkan bagaimana
organisasi yang dipimpinnya. Mutu dan kualitas perusahaan menjadi cerminan dari mutu dan kualitas dari pimpinannya. Seorang pimpinan perlu
memperhatikan bagaimana iklim yang sedang berlangsung dalam organisasinya, hal ini dapat dilakukan dengan meluangkan waktu lebih
banyak dan memberi perhatian pada setiap jaringan komunikasi, baik jaringan komunikasi formal seperti komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan
komunikasi horizontal dan juga jaringan komunikasi informal yaitu dengan munculnya desas-desus atau selentingan.
I.5.6. Kepuasan Kerja
Pengertian kepuasan kerja diantaranya apa yang dikemukakan Robbins 2001 bahwa kepuasan kerja adalah sikap suatu umum terhadap suatu
pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang
Universitas Sumatera Utara
pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasaan kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh para individu
sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan mereka. Siagian 1999 mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seorang
yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya. Pendapat lain bahwa kepuasan kerja yaitu keadaan emosional yang meyenangkan dan yang
tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya Handoko 2000. Selain itu pendapat Indrawidjaja 2000 bahwa kepuasan kerja secara umum menyangkut sikap seseorang mengenai
pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, maka pengertian kepuasan kerja menyangkut berbagai hal seperti kognisi, emosi dan kecenderungan perilaku
seseorang. dalam Winardi, 2007 : 217 Perilaku seserang atau karyawan dalam organisasi diterjemahkan
menjadi bagaimana karyawan tersebut melaksanakan tugas yang diberikan atasan dan sejauhmana tanggung jawabnya terhadap tugas tersebut. Beberapa
hal yang menentukan kepuasan kerja sebagaimana yang diungkapkan oleh Robbins 2001: https:inayputrabangsa.files.wordpress.com
1. Kerja yang secara mental menantang pegawai yang cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan menggunakan
ketrampilan dan kemampuan dalam bekerja.
Universitas Sumatera Utara
2. Gagasan yang pantas pegawai menginginkan sistem upahgaji dan kebijakan promosi yang adil, tidak meragukan dan sesuai dengan
pengharapan mereka. 3. Kondisi kerja yang mendukung pegawai peduli lingkungan kerja
baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.
4. Rekan sekerja yang mendukung adanya interaksi sosial antara sesama pegawai yang saling mendukung menghatar meningkatkan
kepuasan kerja. 5. Jangan lupakan kesesuaian antara kepribadian pekerjaan. Holand
dalam Robbins 2001 mengemukakan bahwa kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang pegawai dan pengharapan akan
menghasilkan individual yang lebih terpuaskan. 6. Ada dalam gen bahwa 30 dari kepuasan individual dapat
dijelaskan oleh keturunan. Hasil riset lainnya megemukakan bahwa sebagian besar kepuasan beberapa orang diketemukan
secara genetis.
I.5.7. Pengaruh Iklim Terhadap Kepuasan Kerja
Iklim komunikasi menjadi pendukung dalam komunikasi organisasi, iklim yang positif memiliki pengaruh terhadap kepuasan komunikasi.
Kepuasan komunikasi muncul disebabkan adanya ketepatan antara yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan dengan kenyataan. Maka saat kepuasan komunikasi tercapai, akan berpengaruh terhadap tercapainya juga kepuasan kerja.
Iklim memang sering dinyatakan sebagai fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi Litwin dan Stringer, 1968 dalam
Pace dan Faules, 2005. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, sepertri komunikasi atau organisasi, dan kepuasan
menggambarkan reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi, yang hendak
disampaikan di sini adalah seringkali iklim dianggap sebagai faktor mutlak yang menyebabkan kepuasan dalam organisasi. Padahal banyak analisis
mengenai kepuasan komunikasi yang menunjukkan banyak dimensi lain yang lebih stabil sebagai faktor kepuasan komunikasi, misalnya, sejauh mana
komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para pegawai untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada organisasi atau sejauh
mana penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan mau menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan
pekerjaan. Pace dan Faules, 2005. Kepuasan komunikasi menjadi sebab dari kepuasan kerja. Kepuasan
ini tidak hanya semata-mata disebabkan oleh iklim, memang iklim memiliki andil yang besar, namun masih terdapat hal lain yang menyebabkan kepuasan
kerja tersebut. Dampak ini hanya terbatas pada kepuasan saja, meskipun banyak pendapat yang mengatakan kepuasan akhirnya menyababkan kinerja
Universitas Sumatera Utara
karyawan yang tinggi, namun pendapat ini tidak didukung oleh fakta-fakta yang akurat. Winardi, 2007. Berarti kepuasan tidak memacu para individu
untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi.
I.6. Kerangka Konsep
Dari beberapa teori yang telah diuraikan pada kerangka teori maka langkah selanjutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil dari suatu
pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi, 1995:40.
Konsep adalah penggambaran fenomena yang hendak diteliti, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,
keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:33.
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang dijui kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasioanalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Adapun variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Variabel Bebas X Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau
faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya faktor atau unsur yang lain Nawawi, 1995:40. Variabel bebas dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
adalah iklim komunikasi organisasi di Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai.
2. Variabel Terikat Y
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau unsur atau faktor yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan
bukan karena variabel lain Nawawi, 1995:40. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan Bank Sumut Cabang Medan
Sukaramai.
I.7. Model Teoritis