Jaringan Komunikasi URAIAN TEORITIS

Fungsi lain dari komunikasi dalam organisasi adalah sebagai wahana penyampaian informasi yang diperlukan oleh berbagai pihak untuk memperlancar jalannya proses pengambilan keputusan. Fungsi terakhir komunikasi dalam organisasi adalah selaku pengendali perilaku anggota organisasi, karena dalam suatu organisasi para anggotanya diharapkan taat kepada petunjuk, peraturan dan norma-norma yang berlaku bagi anggota organisasi yang bersangkutan.

II.3. Jaringan Komunikasi

Organisasi merupakan kumpulan dari sejumlah orang-orang yang menduduki peranan tertentu. Di antara orang-orang ini terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan ini terjadi melalui suatu jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Lokasi setiap individu dalam jaringan yang terjadi member peranan pada orang tersebut. Analisis jaringan mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah peranan jaringan komunikasi. Beberapa ahli memberikan tujuh peranan jaringan komunikasi, ada juga yang memberikan enam jaringan komunikasi tersebut. Menurut Dawnoski, Farace, Monge dan Russel, Taylor dan Stewart dalam buku Pace dan Faules 2005 terdapat tujuh peranan jaringan komunikasi, yaitu: 1 Anggota Klik. 2 Penyendiri 3 Jembatan 4 Penghubung 5 Penjaga Gawang 6 Pemimpin Pendapat 7 Kosmopolit. Universitas Sumatera Utara Tidak jauh berbeda dengan Pace dan Faules, dalam bukunya Muhammad 2009 memberikan enam peranan jaringan komunikasi yaitu: 1 Opinion Leader, yaitu pimpinan informal dalam organisasi, mereka bukanlah orang-orang yang mempunyai otoritas formal, namun mereka membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka. 2 Gate keepers, merupakan individu yang mengontrol arus informasi di antara anggota organisasi. Gate keepers mempunyai kekuasaan untuk memutuskan apakah sebuah informasi penting atau tidak. Jika informasi tersebut tidak penting maka informasi tersebut tidak akan diberikan. 3 Cosmopolites, yaitu individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Cosmopolites ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang-orang- orang tertentu di lingkungannya. 4 Bridge, yaitu anggota kelompok atau klik dalam sebuah organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lain 5 Liaison, memiliki peranan yang sama dengan bridge, namun bedanya individu itu bukan merupakan anggota dari suatu kelompok, kesamaannya addalah ia merupakan penghubung di antara suatu kelompok dengan kelompok lain. 6 Isolate, merupakan anggota organisasi yang memiliki kontak minimal dengan orang lain yang berada dalam organisasi tersebut, bisa dikarenakan orang ini menyembunyikan diri ataupun diasingkan oleh teman-temannya. Universitas Sumatera Utara Berbagai studi mengenai jaringan komunikasi diantaranya studi yang dilakukan oleh Scwarth Goldhaber, 1986 dalam buku Muhammad, 2009 memperlihatkan bahwa orang sebagai pengantara memegang posisi atau status yang lebih tinggi dari orang-orang lain yang bukan sebagai pengantara. Studi ini mempelajari karakteristik dari liaison atau orang yang sebagai pengantara dalam jaringan arus informasi formal. Selain penelitian itu, terdapat pula penelitian yang mempelajari peranan jaringan komunikasi dalam arus informasi informal, studi ini dilakukan oleh Davis 1953 dalam buku Muhammad, 2009. Studi ini mempelajari pemindahan desas-desus dalam suatu organisasi, dikatakan bahwa orang atau inidividu yang mempunyai informasi yang relevan dengan kelompoknya akan mengkomunikasikan pesan itu dengan cepat kepada anggota kelompoknya yang lain, namun tidak dikomunikasikan kepada orang dari kelompok lain. Beberapa individu secara konsisten keluar dari arus pesan yang bersifat desas-desus dan tidak mengambilnya sebagai sumber informasi, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan peranan informasi dalam suatu organisasi. Berbagai faktor dapat mempengaruhi luasnya jaringan komunikasi, beberapa jaringan ditentukan oleh mekanisme yang sangat formal, sementara itu ada jaringan komunikasi yang timbul tanpa perhatian dan juga perencanaan seperti jaringan komunikasi informal. Maka secara Universitas Sumatera Utara umum jaringan komunikasi ini dibedakan atas jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal. a. Jaringan Komunikasi Formal Dalam komunikasi organisasi informasi yang mengalir sesuai dengan struktur yang telah direncanakan dan telah ditetapkan sebelumnya disebut dengan jaringan komunikasi formal. Komunikasi ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen maupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan dan distribusi pekerjaan Muhammad 2009:107 Terdapat tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yaitu: 1. Komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai; namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen Davis, 1967 dalam Pace dan Faules 2005:184. Katz dan Kahn, mengemukakan bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok: 1 Untuk memberrikan pengarahan-pengarahan atau instruksi instruksi kerja tertentu spesifik Universitas Sumatera Utara 2 Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan rationale of a job 3 Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek-praktek organisasional 4 Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan bawahan 5 Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai. dalam Reksohadiprodjo dan Hani, 1992: 181 Komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan tidak selalu dapat berjalan lancar. Berbagai alasan dan faktor dapat menghambat jalannya komunikasi ini, seperti kurangnya sifat keterbukaan diantara pimpinan dan bawahan. Umumnya para pemimpin tidak terlalu memperhatikan arus komunikasi ke bawah, informasi hanya diberikan jika pimpinan merasa informasi tersebut penting bagi penyelesaian tugas. Para pimpinan juga seringkali lebih percaya pada pesan tulisan. Dibandingkan pesan yang disampaikan secara lisan atau tatap muka pimpinan lebih percaya pada pesan tulisan, hal inilah yang menyebabkan pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis seperti buletin, manual yang cukup mahal, sementara komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan. Pesan yang berlebihan juga menyebabkan karyawan tidak membaca pesan-pesan yang ada. Timing atau ketepatan waktu juga mempengaruhi bagaimana komunikasi ke bawah, Universitas Sumatera Utara seharusnya pesan dikirimkan pada saat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu pada pimpinan dan karyawan Muhammad: 2009 Seorang atasan yang baik akan menyadari bahwa komunikasi kepada bawahan sangat penting untuk dilakukan. Ia akan bersedia untuk mendengarkan pendapat bahkan kritik dari staf atau bawahannya. Hal ini dapat menjalin komunikasi yang sehat, terbuka dan timbal balik. Pengaruh sikap seorang pimpinan yang baik akan membuat para karyawan merasa diperlakukan sebagai manusia berharga yang akibatnya dapat menimbulkan kegairahan kerja pada dirinya dalam Effendy 2005:124. 2. Komunikasi ke atas Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang terjadi dari tingkat bawahan yang ditujukan ke tingkat yang lebih tinggi atau atasan. Semua pegawai dalam organisasi akan berkomunikasi ke atas, setiap bawahan akan meminta informasi ataupun memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi dibandingkan dirinya. Setiap komunikasi yang diarahkan seseorang kepada orang lain yang otoritasnya lebih besar dalam sebuah organisasi adalah merupakan esensi komunikasi ke atas. Universitas Sumatera Utara Menurut Pace 2005 komunikasi ke atas penting dilakukan karena: a. Aliran informasi ke atas member informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bahwahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka. c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi yang sebenarnya. d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan member kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi. e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah. f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut. Komunikasi ke atas dapat menjadi rumit dan mnyita waktu, atau mungkin hanya segelintir kecil saja pimpinan yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Seorang pimpinan serimbgkali dipandang oleh bawahannya mempunyai status dan martabat yang berbeda. Pimpinan dapat kapan saja memanggil seorang bawahan, pimpinan bebas berkata dan berbicara dengan gaya sesukanya, namun seorang bawahan tidak dapat bebas mendatangi pimpinannya kapan ia suka. Universitas Sumatera Utara Sharma 1979 dalam buku Pace dan Faules 2005 mengemukakakan empat alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sangat sulit: a. Kecenderungan bagi pegawai menyembunyikan pikiran mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pegawai merasa bahwa mereka akan mendapat kesulitan bila mereka berbicara kepada penyelia mereka dan cara terbaik untuk naik pangkat adalah sepakat dengan penyelia mereka. b. Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada masalah pegawai. Pegawai seringkali melaporkan bahwa manajer mereka tidak memperhatikan masalah mereka. Manajer mungkin tidak memberi tanggapan terhadap masalah pegawai dan mungkin menahan beberapa komunikasi ke atas karena hal itu mungkin membuat mereka terkihat buruk dalam pandangan atasan mereka. c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai. Seringkali penyelia dan manajer tidak berhasil member penghargaan yang nyata atau terselebung untuk mempertahankan agar saluran komunikasi ke atas tetap terbuka. d. Perasaan bahwa penyelia tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. Bisa terjadi penyelia terlalu sibuk untuk mendengarkan atau bawahan tidak dapat menemui mereka. Komunikasi ke atas tidak dapat terjadi apabila pimpinan merasa harus menjaga seorang bawahan untuk tidak berbicara kepada pimpinan mereka. Setiap karyawan harus didorong agar dapat mengemukakan keluhan dan saran mereka baik itu kepada bagian personalia, ataupin langsung kepada pimpinan mereka. Universitas Sumatera Utara Untuk memperlancar komunikasi ke atas, sebuah organisasi menciptakan sebuah program yang memungkinkan pegawai untuk mengemukakan masalah mereka, keluhan, pendapat yang ditujukan kepada manajemen puncak. Program ini dinamakan Saluran ke Atas . Semua identitas pegawai tersebut benar-benar dirahasiakan karena seringkali pegawai takut pada kemungkinan-kemungkinan buruk atau akan menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya apabila berbicara terlalu banyak dalm organisasi. Program ini berhasil karena identitas pegawai dirahasiakan dan jawabannya juga jujur. Program ini juga mempunyai misi bahwa membuat pekerjaan itu sendiri menjadi tidak perlu, yang berarti ada pada suatu waktu komunikasi sudah bebas dan terbuka yang menjadikan komunikasi ke atas sebagai suatu pekerjaan yang mudah Pace dan Faules:2005 3. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah komunikasi penyampaian informasi di antara orang-orang yang memiliki otoritas yang sama dalam organisasi. Komunikasi horizontal terjadi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf lainnya, antara sesama karyawan. Misalnya komunikasi yang Universitas Sumatera Utara terjadi antara sesama karyawan suatu bank yang sama-sama bekerja di seksi kredit disebut komunikasi horizontal, komunikasi yang terjadi antara sesama dosen di departemen komunikasi juga disebut komunikasi horizontal. Tujuan komunikasi horizontal ini adalah: a. Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala bagian dalam suatu organisasi terkadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagaian menentukan kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas- aktivitas. Komunikasi horizontal sangat diperlukan untuk mencari ide yang lebih baik, karena biasanya ide dari banyak orang lebih baik dari ide satu orang. c. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama. d. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila suatu perubahan diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit-unit dalam organisasi tentang perubahan itu. f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. dalam Muhammad 2009:121-122 Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon, memo ataupun catatan, kegiatan sosial, dan lingkaran kualitas. Lingkaran kualitas adalah kelompok sukarela yang berbagi wilayah tanggung jawab. Universitas Sumatera Utara Hambatan yang terjadi pada komunikasi horizontal tidak jauh berbeda dengan hambatan yang terjadi pada komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. Adanya ketidakpercayaan di antara rekan sekerja, adanaya persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi antar pegawai, antar staf yang memiliki tingkatan yang sama dalam organisasi. b. Jaringan Komunikasi Informal Jaringan komunikasi informal muncul dari interaksi orang- orang. Informasi yang mengalir datang dari arah yang tidak diduga dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan grapevine. Grapevine merupakan kata kiasan, karena grapevine terlihat tumbuh dan menjalar ke segala arah, menangkap dan menyembunyikan buahnya di bawah kerimbunan dedaunan. Kiasan ini sepertinya sesuai karena informasi yang digambarkan seperti grapevine juga mengalir sepanjang jaringan kerja, selentingan juga berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi formal dalam Muhammad 2009:125. Informasi yang diperoleh melalui selentingan lebih memperhatikan apa yang dikatakan atau didengar oleh seseorang Universitas Sumatera Utara daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan. Paling tidak sumbernya terlihat rahasia meskipun informasi itu bukan rahasia. Selentingan atau grapevine ini biasanya mengalir dengan sangat cepat dan juga tanpa dapat diduga. Hasil penelitian Davis dalam buku Muhammad 2009 menunjukkan bahwa berita misalnya mengenai kelahiran anak pimpinan dapat tersiar dalam jangka waktu 13 jam ke seluruh organisasi. Banyak orang yang beranggapan bahwa selentingan kurang cermat daripada yang sebenarnya karena kesalahan-kesalahan dramatik akibatnya lebih berkesan dalam ingatan daripada kecermatan rutin, bahkan Effendy 2005 mengatakan bahwa menjalarnya desas-desus di kalangan karyawan mengenai suatu hal seringkali disebabkan oleh interpretasi yang salah.dalam Effendy 2005:125. Namun menurut penelitian Davis bahwa Grapevine itu tepat. 80-90 berita mengenai organisasi yang tidak kontroversial adalah tepat. Muhammad 2009:125 Pimpinan bisa saja tidak menyukai adanya grapevine , dan suka tidak suka grapevine membawa banyak informasi dan tetap hidup dalam organisasi. Seorang pimpinan yang bijaksana ia akan membiarkan grapevine tetap ada, mengambil manfaat yang ada dan mengenali keterbatasan karena bagaimanapun grapevine dapat memberikan pengaruh yang baik dan juga kurang baik bagi organisasi. Universitas Sumatera Utara Grapevine tidak dapat ditekan dan diontrol secara langsung, dan aktivitas grapevine ini bukanlah merupakan tanda ketidaksehatan organisasi, melainkan merupakan gejala yang normal, sehingga setiap anggota organisasi seharusnya dapat bijaksana menghadapi arus komunikasi ini, dan efek negative dari grapevine dapat dikontrol oleh pimpinan dengan menjaga jaringan komunikasi yang bersifat terbuka, jujur, teliti, dan sensitif terhadap komunikasi ke atas, ke bawah dan juga horizontal.

II.4. Iklim Komunikasi Organisasi

Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

3 47 103

Iklim Komunikasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II)

0 46 112

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

2 66 142

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)

11 105 141

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja ( Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara )

1 28 143

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS TENTANG PERANAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. INTAN PARIWARA KLATEN)

23 196 195

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

0 0 7

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

0 0 11

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11