Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
(2)
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(3)
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 31 Agustus 2009 Feri Kurniawan
(4)
ABSTRAK
FERI KURNIAWAN, C44052552, Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Blanakan Subang dikelola sepenuhnya oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik diharapkan dapat berperan dalam memenuhi keperluan nelayan melalui unit-unit usaha KUD, penentuan harga jual ikan di TPI dan meningkatkan pendapatan nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan di sekitar PPI Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik ? Sehubungan dengan
kondisi yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian yang
dilakukan ini yaitu untuk mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan, menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan, dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan. Pendekatan analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa unit-unit usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sangat dirasakan peranannya untuk menunjang kebutuhan nelayan. Terdapat hubungan yang signifikan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan. Tingkat pendapatan per trip nelayan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori sedang dan tingkat pendapatan per trip nelayan bukan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori rendah.
Kata kunci: KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, karakteristik nelayan, PPI Blanakan Subang
(5)
Judul Skripsi : Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI
Blanakan Subang
Nama : Feri Kurniawan
NRP : C44052552
Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui: Pembimbing
Ir. Dinarwan, MS. NIP: 19630823 198803 1 002
Diketahui:
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof.Dr.Ir. Indrajaya, M.Sc. NIP: 19610410 198601 1 002
(6)
KATA PENGANTAR
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan April 2009 ini adalah “Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang.”
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing yang selama ini membantu
penulis dalam proses penulisan skripsi;
2. H. Muhammad Ali selaku Ketua KUD, Ibu Euis, Bapak Yanto, Bapak
Tarsono dan semua karyawan KUD tempat penulis melakukan penelitian;
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Nana Suhana dan Hj. Neng Ucu Cuhyati)
atas semua doa dan dukungan yang tidak pernah putus diberikan bagi penulis, serta kakak tercinta Asep Hidayat;
4. Raissa Wina Wisudawan yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan
bantuannya;
5. Beni, Aep, Matul, dan semua teman-teman di PSP yang namanya tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu;
6. Sahabat serta saudara di Subang yaitu Fristy, Ricky, Robby, Milda dan Angga;
7. Segenap pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 31 Agustus 2009 Feri Kurniawan
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Manfaat Penelitian ... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi ... 4
2.2 Prinsip Koperasi ... 4
2.3 Nilai Koperasi ... 5
2.4 Koridor Koperasi ... 5
2.5 Manfaat Koperasi ... 7
2.6 Koperasi Unit Desa ... 7
2.7 Koperasi Unit Desa Mina ... 8
2.8 Pengertian Pelabuhan Perikanan ... 9
2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.10 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.11 Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan ... 12
2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan ... 2.13 Stastistik Nonparametrik ... 13
2.14 Uji Chi-Kuadrat ... 13
3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 15
3.2 Bahan dan Alat ... 15
3.3 Pengumpulan Data ... 15
3.4 Analisis Data ... 16
4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang ... 18
4.2 Keadaan Umum Kecamatan Blanakan... 19
4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan ... 19
4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan ... 21
4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan ... 21
4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan... 21
4.3.2.1 Nelayan... 21
4.3.2.2 Alat tangkap ... 22
4.3.2.3 Kapal ... 22
(8)
4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 24
4.4.1 Sejarah dan organisasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 25
4.4.2 Visi dan misi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 26
4.4.3 Aktivitas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 26
4.4.4 Prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 28
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Unit Usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 30
5.1.1 Unit usaha simpan Pinjam... 30
5.1.2 Unit usaha SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan)... 32
5.1.3 Unit usaha pabrik es... ... 34
5.1.4 Unit usaha Wartel... 37
5.1.5 Unit binaan KPR-Bukopin... ... 38
5.1.6 Unit pertokoan dan Pujasera ... 39
5.1.7 Unit TPI... 39
5.2 Analisis Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Beberapa Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang... 42
5.2.1 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan ... 43
5.2.2 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan... 45
5.2.3 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 46
5.2.4 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap jenis alat tangkap... 47
5.2.5 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan ... 49
5.2.6 Hubungan keseluruhan parameter yang dianalisis terhadap Status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 50
6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 52
6.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan Berdasarkan
tingkat pendidikan tahun 2008 ... 20
2. Data mengenai mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008... 20
3. Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008... 22
4. Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008... 23
5. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap ... 24
6. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 31
7. Pendapatan hasil usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 33
8. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
9. Pendapatan hasil usaha Wartel Mandiri Inti Fajar Sidik... 37
10.Ongkos lelang berdasarkan PERDA No.5 Tahun 2005 ... 40
11.Ongkos lelang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 40
12.Pendapatan unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
13.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 44
14.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 45
15.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada... 46
16.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap... 48
17.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan nelayan pemilik... 49
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina fajar
Sidik ... 30
2. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 31
3. Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 33
4. Penjualan solar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 34
5. Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 35
6. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
7. Unit usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 37
8. Pendapatan hasil usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 38
9. Unit usaha penyediaan sarana binaan perumahan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
10 Unit usaha penyediaan prasarana pertokoan dan Pujasera KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
11 Pendapatan hasil usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
12 Unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 42
(11)
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
(12)
HUBUNGAN STATUS KEANGGOTAAN KUD MANDIRI
MINA FAJAR SIDIK DENGAN KARAKTERISTIK NELAYAN
DI SEKITAR PPI BLANAKAN SUBANG
FERI KURNIAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(13)
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang” adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 31 Agustus 2009 Feri Kurniawan
(14)
ABSTRAK
FERI KURNIAWAN, C44052552, Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang. Dibimbing oleh Dinarwan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Blanakan Subang dikelola sepenuhnya oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik diharapkan dapat berperan dalam memenuhi keperluan nelayan melalui unit-unit usaha KUD, penentuan harga jual ikan di TPI dan meningkatkan pendapatan nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan di sekitar PPI Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik ? Sehubungan dengan
kondisi yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.Tujuan dari penelitian yang
dilakukan ini yaitu untuk mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan, menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan, dan menganalisis tingkat pendapatan nelayan. Pendekatan analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil analisis menunjukan bahwa unit-unit usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sangat dirasakan peranannya untuk menunjang kebutuhan nelayan. Terdapat hubungan yang signifikan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan karakteristik nelayan. Tingkat pendapatan per trip nelayan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori sedang dan tingkat pendapatan per trip nelayan bukan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mayoritas tergolong dalam kategori rendah.
Kata kunci: KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, karakteristik nelayan, PPI Blanakan Subang
(15)
Judul Skripsi : Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI
Blanakan Subang
Nama : Feri Kurniawan
NRP : C44052552
Mayor : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui: Pembimbing
Ir. Dinarwan, MS. NIP: 19630823 198803 1 002
Diketahui:
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof.Dr.Ir. Indrajaya, M.Sc. NIP: 19610410 198601 1 002
(16)
KATA PENGANTAR
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan April 2009 ini adalah “Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang.”
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing yang selama ini membantu
penulis dalam proses penulisan skripsi;
2. H. Muhammad Ali selaku Ketua KUD, Ibu Euis, Bapak Yanto, Bapak
Tarsono dan semua karyawan KUD tempat penulis melakukan penelitian;
3. Ayahanda dan Ibunda tercinta (H. Nana Suhana dan Hj. Neng Ucu Cuhyati)
atas semua doa dan dukungan yang tidak pernah putus diberikan bagi penulis, serta kakak tercinta Asep Hidayat;
4. Raissa Wina Wisudawan yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan
bantuannya;
5. Beni, Aep, Matul, dan semua teman-teman di PSP yang namanya tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu;
6. Sahabat serta saudara di Subang yaitu Fristy, Ricky, Robby, Milda dan Angga;
7. Segenap pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 31 Agustus 2009 Feri Kurniawan
(17)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Manfaat Penelitian ... 3
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Koperasi ... 4
2.2 Prinsip Koperasi ... 4
2.3 Nilai Koperasi ... 5
2.4 Koridor Koperasi ... 5
2.5 Manfaat Koperasi ... 7
2.6 Koperasi Unit Desa ... 7
2.7 Koperasi Unit Desa Mina ... 8
2.8 Pengertian Pelabuhan Perikanan ... 9
2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.10 Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan ... 10
2.11 Fasilitas Pangkalan Pendaratan Ikan ... 12
2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan ... 2.13 Stastistik Nonparametrik ... 13
2.14 Uji Chi-Kuadrat ... 13
3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 15
3.2 Bahan dan Alat ... 15
3.3 Pengumpulan Data ... 15
3.4 Analisis Data ... 16
4. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang ... 18
4.2 Keadaan Umum Kecamatan Blanakan... 19
4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan ... 19
4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan ... 21
4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan ... 21
4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan... 21
4.3.2.1 Nelayan... 21
4.3.2.2 Alat tangkap ... 22
4.3.2.3 Kapal ... 22
(18)
4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 24
4.4.1 Sejarah dan organisasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 25
4.4.2 Visi dan misi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 26
4.4.3 Aktivitas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 26
4.4.4 Prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 28
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Unit Usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 30
5.1.1 Unit usaha simpan Pinjam... 30
5.1.2 Unit usaha SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan)... 32
5.1.3 Unit usaha pabrik es... ... 34
5.1.4 Unit usaha Wartel... 37
5.1.5 Unit binaan KPR-Bukopin... ... 38
5.1.6 Unit pertokoan dan Pujasera ... 39
5.1.7 Unit TPI... 39
5.2 Analisis Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Beberapa Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang... 42
5.2.1 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan ... 43
5.2.2 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan... 45
5.2.3 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 46
5.2.4 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap jenis alat tangkap... 47
5.2.5 Analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan ... 49
5.2.6 Hubungan keseluruhan parameter yang dianalisis terhadap Status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 50
6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 52
6.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
(19)
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan Berdasarkan
tingkat pendidikan tahun 2008 ... 20
2. Data mengenai mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008... 20
3. Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008... 22
4. Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008... 23
5. Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap ... 24
6. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 31
7. Pendapatan hasil usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik... 33
8. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
9. Pendapatan hasil usaha Wartel Mandiri Inti Fajar Sidik... 37
10.Ongkos lelang berdasarkan PERDA No.5 Tahun 2005 ... 40
11.Ongkos lelang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) ... 40
12.Pendapatan unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
13.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 44
14.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 45
15.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada... 46
16.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap... 48
17.Pengujian hubungan keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan nelayan pemilik... 49
(20)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina fajar
Sidik ... 30
2. Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 31
3. Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 33
4. Penjualan solar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 34
5. Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 35
6. Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 36
7. Unit usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 37
8. Pendapatan hasil usaha Wartel KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 38
9. Unit usaha penyediaan sarana binaan perumahan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
10 Unit usaha penyediaan prasarana pertokoan dan Pujasera KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 39
11 Pendapatan hasil usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 41
12 Unit usaha TPI KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ... 42
(21)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta lokasi penelitian PPI Blanakan Subang... 57 2. Sample penelititan ... 58
3. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendidikan nelayan... 59
4. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap usia nelayan ... 60
5. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap kepemilikan armada ... 61
6. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap alat tangkap ... 62
7. Perhitungan analisis hubungan keanggotaan KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik terhadap tingkat pendapatan nelayan ... 63
8. Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Cantrang (Seine net)... 64
9. Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Mini Purse Siene... 66
10.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Arad (Seine net) ... 68
11.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Bondet (Beach seine net) ... 70
12.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Pancing Rawai (Hook and lines) ... 72
13.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Jaring Sontong ... 74
14.Contoh analisis dalam perhitungan tingkat pendapatan
Nelayan Jaring Tegur ( Perangkap)... 76
15.Fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh KUD Mandiri
Mina Fajar Sidik... 78
16.Aktivitas-aktivitas disekitar KUD Mandiri Mina
(22)
17.Aktivitas-aktivitas sosial KUD Mandiri Mina
Fajar Sidik Blanakan Subang ... 81
(23)
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Subang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat yaitu pada
posisi 107031-107054 BT dan 6011-6049 LS. Secara topografi wilayah Kabupaten
Subang terdiri dari 3 (tiga) wilayah yaitu sebelah selatan merupakan daerah pegunungan, bagian tengah merupakan daerah dataran dan sebelah utara merupakan daerah pantai Laut Jawa yang merupakan daerah pengembangan perikanan baik perikanan budidaya maupun perikanan laut. Salah satu wilayah di utara Subang tersebut adalah Blanakan yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Jawa Barat, mempunyai komoditas unggulan yaitu udang jerbung (Penaeus merguensis).
Usaha perikanan tangkap di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang umumnya merupakan perikanan tradisional yang sebagian besar hasil tangkapannya dijual ke bakul dengan harga yang dikuasai oleh pihak bakul. Keharusan tersebut sebagai akibat keterikatan nelayan pada saat meminjam uang sebagai modal usaha atau meminjam uang guna memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Nelayan menyadari bahwa komoditas hasil tangkapan mereka merupakan komoditas hasil tangkapan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, tetapi nilai ekonomis tinggi ini hanya dirasakan oleh pihak bakul bukan pada nelayan. Disisi lain pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Kelautan Kabupaten Subang menyediakan prasarana dan sarana perikanan yang ditujukan untuk memperlancar kegiatan usaha nelayan.
Prasarana dan sarana yang diadakan tersebut adalah Pangkalan Pendaratan Ikan Blanakan (PPI Blanakan). PPI Blanakan memiliki fasilitas terlengkap dibandingkan PPI lain di Kabupaten Subang. Secara umum fasilitas yang dimiliki PPI Blanakan dapat digolongkan menjadi tiga fasilitas, yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok yang dimiliki PPI Blanakan adalah dermaga, kolam pelabuhan dan alat navigasi. Fasilitas fungsional yang dimiliki PPI Blanakan adalah pabrik es, tempat pelelangan ikan (TPI), fasilitas komunikasi dan bengkel.
(24)
Sedangkan fasilitas penunjang yang dimiliki PPI Blanakan adalah MCK, kantin, mushola, rumah nelayan, kantor pengelola pelabuhan dan kantor syahbandar.
Sebagai salah satu fasilitas fungsional, TPI Blanakan langsung berinteraksi dengan nelayan. TPI tersebut dalam pengelolaannya diserahkan pada KUD Mandiri Mina Fajar Sidik. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didalam pengelolaan TPI Blanakan mengharapkan agar tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Blanakan dapat ditingkatkan. KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tentunya berperan dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan dalam penentuan harga jual ikan, sehingga keberadaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi nelayan. Pemanfaatan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik oleh nelayan tentunya mensyaratkan agar nelayan harus menjadi anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terlebih dahulu. Oleh karenanya, apakah KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat memberikan manfaat terhadap keseluruhan komunitas nelayan yang ada di wilayah Kecamatan Blanakan yang tentunya memiliki beragam karakteristik, seperti : pendidikan, kepemilikan armada, usia dengan pendapatan yang berbeda-beda? Sehubungan dengan permasalahan yang demikian, maka dilakukan penelitian ini.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang terkait
dengan kegiatan usaha penangkapan ikan oleh nelayan.
2. Menganalisis hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar
Sidik dengan parameter-parameter karakteristik nelayan.
(25)
1.3 Manfaat Penelitan
Manfaat dari penelitian Hubungan Status Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan Karakteristik Nelayan di sekitar PPI Blanakan Subang ini antara lain :
1. Bagi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sebagai masukan gambaran persepsi
masyarakat terhadap peran KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.
2. Bagi Dinas Perikanan dan instansi lainnya sebagai sumber data didalam
mengadakan program-program kerja yang melibatkan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.
(26)
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum Koperasi
Menurut International Cooperative Alliance (1995) yang dikutip dalam
(Baga, 2009), koperasi adalah perkumpulan yang otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis.
Definisi undang-undang nomor 25 tahun 1992 yang dikutip dalam (Baga, 2009), menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2.2 Prinsip-prinsip Koperasi
Dalam koperasi terdapat prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam pelaksanaan kegiatan koperasi. Prinsip koperasi merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Menurut Munkner (1995) yang diacu dalam (Baga, 2009), ada tujuh prinsip koperasi yang disepakati di Manchaster tahun 1995 (pada 100 tahun gerakan koperasi internasional), dimana tiga prinsip pertama secara esensial dikaitkan pada dinamika internal dan empat prinsip terakhir menyangkut operasi internal maupun eksternal oleh koperasi. Adapun prinsip-prinsip koperasi yang disepakati yaitu :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
2. Pengawasan dilakukan secara demokrasi oleh anggota;
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi;
4. Otonomi dan kemandirian;
5. Pendidikan, pelatihan dan penerangan;
6. Kerjasama antar koperasi;
(27)
2.3 Nilai-nilai Koperasi
Koperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggungjawab
kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas.Nilai koperasi
mengandung gagasan umum yang akan dilaksanakan dalam prakteknya dengan prinsip-prinsip koperasi sebagai pedomannya. Gagasan umum dan prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut :
Gagasan Umum Prinsip Koperasi
1. Menolong diri sendiri
berdasarkan solidaritas
• Menolong diri sendiri
• Sukarela dan keanggotaan terbuka
• Meningkatkan kesejahteraan sebagai
pemilik dan pelanggan
2. Demokrasi • Manajemen dan pengawasan secara
demokrasi
3. Tidak menekankan kekuatan
modal (modal dalam posisi netral)
• Kerjasama perorangan (organisasi
berdasarkan orang)
• Modal sosial yang tidak dapat dibagi
4. Ekonomi • Efisiensi ekonomi dari koperasi
(penggunaan sumberdaya terbatas secara ekonomi, ketidaktergantungan
secara ekonomi dengan
mengandalkan sumberdaya sendiri)
5. Kebebasan • Perkumpulan secara sukarela
• Otonomi dalam menentukan tujuan
dan pengambilan keputusan
6. Keadilan • Pembagian hasil usaha secara adil
dan jujur
7. Kemajuan sosial melalui
pendidikan
• Pendidikan keanggotaan
Sumber: Diklat Perkuliahan Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis, 2009
2.4 Koridor Koperasi
Pemberian koridor dalam pengembangan koperasi ini diharapkan mampu
menghindarkan koperasi dari krisis kepemimpinan, krisis identitas dan identitas idiologi. Dalam rangka mencegah terjadinya tiga krisis diatas, maka dirumuskanlah koridor-koridor koperasi sebagai berikut (Baga, 2009):
1. Promosi anggota-anggota yang berhasil
Promosi anggota adalah keharusan bagi semua organisasi, termasuk koperasi. Promosi anggota anggota ini dilakukan dengan maksud untuk memacu
(28)
anggota agar lebih aktif lagi terlibat dengan koperasi, khususnya dalam upaya memenangkan persaingan dengan lembaga-lembaga non-koperasi (Ropke, 2000).
2. Pembatasan bisnis dengan bukan anggota
Harus dilihat sebagai bisnis dengan pihak luar, dapat diterima jika bersifat usaha sampingan. Sebagai cara untuk promosi anggota atau menarik anggota baru. Transaksi tidak boleh lebih dari 40% omset. Monitoring berkala kuota pelanggan bukan anggota.
3. Keseimbangan stuktur modal
Koperasi harus mampu menanggung modal sendiri yang seimbang antara modal yang bersumber dari anggota dan modal yang berasal dari non-anggota. Keterlibatan anggota dalam membangun permodalan harus ditingkatkan sehingga tingkat ketergantungan koperasi terhadap modal luar dapat dikurangi.
4. Kepemimpinan koperasi
Para pemimpin koperasi baik pengurus maupun manajer koperasi harus memahami secara mendalam falsafah-falsafah koperasi agar pengelolaan koperasi tidak sekedar mewakili rasionalitas manajemen yang mengabaikan promosi anggota tetapi juga mampu membawa kesejahteraan seluruh anggota. 5. Partisipasi anggota
Partisipasi memainkan peranan yang penting dalam pengembangan koperasi. Tolak ukur partisipasi anggota adalah besarnya kontribusi anggota dalam volume usaha koperasi dan dalam pertemuan anggota.
6. Rapat delegasi dan penghindaran desintegrasi
Penetapan rapat delegasi harus didahului penilaian akan kelayakan terapannya sehingga disintegrasi dapat dicegah. Sebelum rapat delegasi harus diadakan rapat bagian kelompok agar dapat menampung aspirasi seluruh anggota. 7. Komite pengawas kompeten
Komite pengawas harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Laporan pengurus harus dususun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh anggota. Rapat komite pengawas minimal dua kali setahun tanpa dihadiri oleh
(29)
pengurus. Honorer dimungkinkan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan.
8. Merjer
Merjer koperasi berprimer bertujuan memperkuat promosi anggota dengan memanfaatkan keunggulan skala ekonomi besar dan tidak sekedar berorientasi efisiensi bisnis semata, tetapi juga memperhitungkan dampak terhadap promosi anggota.
9. Sistem terpadu
Pada dasarnya sistem koperasi terpadu menggunakan pendekatan terpadu dan berorientasi pada produksi terpadu. Koperasi yang melakukan bisnis dengan pihak luar dari 10% dianggap telah meninggalkan koridor koperasi.
10. Federasi
Federasi berfungsi di bidang audit, advokasi, informasi dan respresentasi kepentingan bagi koperasi. Federasi koperasi bertugas meluncurkan ide-ide inovatif bagi pengembangan koperasi, baik untuk koperasi yang ada maupun untuk membentuk koperasi yang baru. Federasi memungkinkan koperasi tampil secara menarik dengan cabang bisnis modern dan inovatif.
2.5 Manfaat Koperasi
Menurut Baga (2007) kelembagaan koperasi memiliki keunggulan dan manfaat yang dapat memacu proses pengkaitan kegiatan agroindustri dari hulu sampai hilir yang akan menghasilkan dampak berganda yang sangat luas seperti : 1. Peningkatan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja;
2. Memperluas basis kepemilikan faktor produksi; 3. Memacu peningkatan nilai tambah;
4. Merasionalkan redistribusi nilai tambah yang dihasilkan;
5. Merasionalkan pembagian resiko yang lebih adil antara pihak-pihak yang terkait.
2.6 Koperasi Unit Desa
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah salah satu sokoguru perekonomian Indonesia yang terus-menerus harus diberdayakan agar kinerjanya semakin baik,
(30)
sehingga mampu memberikan manfaat bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam menjalankan usaha koperasi diarahkan pada usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraannya (Komenaung, 2009).
KUD menjadi tumpuan harapan nelayan di daerah kerjanya serta merupakan salah satu kelembagaan agribisnis dalam mendukung pengembangan sistem agribisnis. KUD dapat melakukan peranannya dengan baik, maka KUD harus dikelola secara produktif, efektif dan efisien untuk mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat sebesar-besarnya bagi anggotanya, sehingga mampu bersaing dengan badan usaha yang lainnya. Pengelolaan yang dimaksud adalah seluruh komponen yang ada dalam perusahaan seperti pemasaran, produksi, keuangan, personil, pembelian, sistem informasi manajemen dan organisasi.
Kinerja KUD merupakan ukuran yang dipakai menilai kondisi KUD, dipengaruhi oleh faktor internal terdiri dari manajemen, keuangan dan sumber daya manusia serta faktor eksternal. Faktor-faktor ini harus dikelola secara baik, sehingga dapat mencapai kinerja KUD yang optimal. Dipandang dari pemikiran strategi bahwa kinerja KUD dapat ditentukan oleh faktor internal terdiri dari peran serta anggota, manajemen, keuangan dan sumberdaya manusia serta faktor eksternal.
2.7 KUD Mina
Koperasi perikanan atau KUD Mina berfungsi sebagai pusat pelayanan berbagai perekonomian nelayan di desa-desa pantai. Usaha yang dilakukan didasarkan kepada sarana-sarana, jasa-jasa, dan kemudian yang diperlukan untuk usaha perikanan para nelayan anggotanya (Gunawan, 2003).
Berdasarkan UU No. 25 pasal 3 tentang pokok-pokok perkoperasian menyatakan bahwa tujuan KUD Mina sebagaimana tujuan dari koperasi umumnya, yaitu : memajukan kesejahteraan anggota, memajukan kesejahteraan masyarakat dan turut serta dalam pembangunan tatanan perekonomian nasional. KUD juga berfungsi sebagai sarana informasi yang dapat menunjang keputusan serta kebijakan dalam pengembangan.
(31)
Koperasi perikanan mempunyai tiga manfaat utama bagi anggotanya antara lain manfaat ekonomi, sosial dan teknologi. Manfaat ekonomi akan dirasakan oleh para anggota bila terjadi perbaikan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan anggota dibandingkan dengan bila tidak menjadi anggota koperasi. Adanya pemenuhan kebutuhan anggota akan sarana produksi murah, kepastian menjual hasil produksi dan kepuasan memperoleh harga jual dan harga beli produk serta pinjaman modal untuk menunjang kegiatan produksi. Manfaat sosial yang dirasakan anggota apabila terjalin kerjasama antara anggota dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta terbuka peluang dan kesempatan kerja bagi anggota dan masyarakat dalam koperasi. Manfaat teknologi dapat dirasakan anggota melalui informasi teknologi, kegiatan pengenalan dan pengembangan teknologi baru yang diselenggarakan oleh koperasi yang bersangkutan.
2.8 Pengertian Pelabuhan Perikanan
Menurut Lubis (2002) pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus adalah suatu wilayah perpaduan antara daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan.
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994a) yang dikutip oleh Simanjuntak (2005) menyebutkan bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan, dan pemasaran, baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Aspek-aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Produksi : bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar hasil tangkapannya;
2. Pengolahan : bahwa pelabuhan perikanan menyediakan sarana-sarana yang
dibutuhkan untuk mengolah hasil tangkapannya;
3. Pemasaran : bahwa pelabuhan perikanan merupakan pusat pengumpulan dan
(32)
Hal ini berarti pelabuhan perikanan ada sebagai tempat pemusatan armada perikanan yang berfungsi membantu nelayan untuk mendaratkan hasil tangkapannya, memberikan pelayanan tambat labuh yang aman dan menjamin kelancaran bongkar muat hasil tangkapan serta sebagai tempat penyediaan keperluan logistik yang cepat. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai pelabuhan perikanan bertipe D juga memiliki fungsi dan peranan yang tidak jauh berbeda dengan pelabuhan perikanan tipe lainnya dalam menunjang kegiatan perikanan tangkap.
2.9 Kriteria Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1994b) yang dikutip oleh Simanjuntak (2005) mengelompokkan pangkalan pendaratan ikan (PPI) sebagai pelabuhan perikanan tipe D dengan kriteria sebagai berikut :
1. Tersedianya lahan seluas 10 Ha;
2. Diperuntukan bagi kapal-kapal perikanan < 30 GT;
3. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit/hari;
4. Jumlah ikan yang didaratkan > 10 ton/hari;
5. Tersedianya fasilitas pembinaan mutu, sarana pemasaran dan kawasan industri
perikanan;
6. Dekat dengan pemukiman nelayan.
Berdasarkan kriteria diatas dapat dilihat bahwa pada dasarnya Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) tidak berbeda dengan pelabuahan perikanan, hanya jangkauan pelayanannya lebih terbatas pada kegiatan perikanan tradisional. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah tempat para nelayan mendaratkan hasil tangkapannya atau merupakan pelabuhan perikanan dalam skala usaha yang lebih kecil.
2.10 Fungsi dan Peranan Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan
Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1991b) yang dikutip oleh Simanjuntak (2005) fungsi pelabuhan perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah sebagai sarana untuk meningkatkan produksi yang meliputi berbagai
(33)
1.Pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat pertumbuhan ekonomi, tempat pertumbuhan agribisnis dan agroindustri;
2.Pusat pelayanan tambat labuh kapal perikanan;
3.Pusat pendaratan hasil tangkapan dan budidaya;
4.Pusat pelayanan kegiatan operasional kapal-kapal perikanan;
5.Pusat pelaksanaan pembinaan dan penanganan mutu hasil tangkapan;
6.Pusat pemasaran dan distribusi perikanan;
7.Tempat pengembangan industri perikanan dan pelayanan ekspor hasil
perikanan;
8.Tempat pelaksanaan pengawasan, penyuluhan dan pengumpulan data
perikanan.
Direktorat Bina Prasarana Perikanan (1982) yang dikutip oleh Simanjuntak (2005) mengelompokkan peranan pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1.Pusat aktivitas produksi, yaitu:
a. Tempat mendaratkan ikan hasil tangkapan;
b.Tempat untuk mempersiapkan operasi penangkapan ikan (mempersiapkan
alat tangkap, bahan bakar, air, perbaikan kapal, dan istirahat untuk anak buah kapal).
2.Pusat distribusi, yaitu:
a. Tempat transaksi jual beli ikan;
b.Terminal untuk mendistribusikan ikan;
c. Pusat pengolahan hasil laut.
3.Pusat kegiatan masyarakat nelayan,yaitu:
a. Pusat kehidupan masyarakat nelayan;
b.Pusat pembangunan ekonomi nelayan;
c. Pusat lalu lintas dan jaringan informasi antar nelayan maupun antar nelayan
(34)
2.11 Fasilitas Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan
Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1996) yang dikutip oleh Simanjuntak (2005) dalam menjalankan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, antara lain:
1. Fasilitas pokok
Berfungsi untuk melindungi kegiatan umum di pelabuhan perikanan dari gangguan alam, seperti gelombang, arus angin, pengendapan lumpur/pasir, dan sebagainya. Fasilitas pokok dapat berbentuk kolam pelabuhan, pemecah
gelombang (breakwater), dermaga dan alat bantu navigasi.
2. Fasilitas fungsional
Merupakan pelengkap fasilitas pokok guna memperlancar pekerjaan atau memberikan pelayanan jasa di pelabuhan perikanan serta meningkatkan nilai guna fasilitas pokok. Fasilitas fungsional antara lain terdiri atas TPI, tangki BBM, tangki air, radio komunikasi, instalasi listik, pabrik es, cold storage, dok kapal dan bengkel.
3. Fasilitas penunjang
Berfungsi secara tidak langsung menunjang kelancaran pelabuhan perikanan seperti kantor, untuk administrasi pelabuhan, syahbandar, bea cukai, aparat keamanan, jalan di dalam komplek, perumahan, toko, MCK umum dan tempat ibadah.
2.12 Karakteristik Pendekatan Sosiografis Nelayan
Karakteristik pendekatan sosiografis adalah cara mengenali khalayak dengan mempertimbangkan latar belakang seseorang, antara lain seperti usia, pendidikan, pendapatan dan posisi seseorang dalam kehidupan sosial. Dalam kaitannya dalam kelompok usaha, posisi seseorang dapat diukur dengan berdasarkan statusnya dalam struktur kelompok seperti anggota dan pengurus. Pendekatan ini digunakan untuk mengenali faktor-faktor yang mempengarui pembentukan kepribadian
seseorang, yang pada akhirnya akan membentuk kecenderungan-
kecenderungannya. Kecenderungan inilah yang dapat diramalkan, ragam informasi yang memenuhi kebutuhan dan bagaimana seyogyanya informasi dapat disajikan (Darmawangsa, 2005).
(35)
2.13 Statistik Nonparametrik
Metode statistik nonparametrik atau bebas-sebaran merupakan prosedur pengujian yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi yang mendasarinya. Uji nonparametrik telah mendapat perhatian di tahun-tahun terakhir ini karena beberapa asalan. Pertama, perhitungan yang diperlukan sederhana dan dapat dikerjakan dengan cepat. Kedua, datanya tidak harus merupakan pengukuran kuantitatif, tetapi dapat berupa respon yang kualitatif, seperti produk “cacat” lawan “tidak cacat”. Ketiga, penggunaan uji nonparametrik adalah bahwa uji-ujinya disertai dengan asumsi-asumsi yang jauh tidak mengikat dibandingkan dengan uji parametrik (Walpole, 1997).
Uji nonparametrik atau bebas-sebaran digunakan bila :
1. Bentuk distribusi populasinya, darimana sample diambil, tidak diketahui
menyebar secara normal.
2. Variabel dinyatakan dalam bentuk nominal (diklasifikasikan dalam bentuk
kategori dan dihitung frekuensinya)
3. Variabel dinyatakan dalam bentuk ordinal (disusun dalam urutan, dinyatakan
dalam jenjang)
2.14 Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat (χ2),digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
hubungan antara variabel nominal dengan variabel nominal (Hasan, 2004). Menurut Wibisono (2005) Uji Chi-Kuadrat banyak digunakan di berbagai bidang
yang menyangkut keselarasan (goodness of fit) maupun uji kebebasan tentang
distribusi empiris dan teoritis. Uji ini didasarkan pada seberapa baik keselarasan antara frekuensi pengamatan (observasi) dan frekuensi yang diharapkan dari distribusi teoritis yang dihipotesiskan pengujian tentang kebebasan antara dua peubah/lebih, kehomogenitas proporsi, bahkan sebagai alternatif dalam pengujian beberapa nilai lokasi sekaligus yang analog dengan uji keragaman juga menjadi fokus dari uji chi-kuadrat. Adapun, uji statistik yang menggunakan rumus Chi Kuadrat adalah berikut :
(36)
Keterangan :
O = Nilai-nilai observasi
E = Nilai-nilai frekuensi harapan
Kriteria pengujian
- HO diterima (H1 ditolak) apabila χ02 <= χ2 (α)(db) - HO ditolak (H1 diterima) apabila χ02 > χ2 (α)(db)
Apabila diketemukan nilai χ02 yang signifikan belum tentu menunjukan
adanya hubungan sebab akibat (seperti halnya korelasi). nilai χ02 yang signifikan
(37)
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian lapangan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan April tahun 2009. Penelitian bertempat di area sekitar PPI Blanakan Subang, Propinsi Jawa Barat.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera dan berbagai alat lainnya yang digunakan untuk mengolah data penelitian.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pengamatan/observasi secara langsung, wawancara, serta studi pustaka. Pengumpulan data ditujukan terhadap data-data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek-objek penelitian dan juga menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel atau responden
dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling dengan mengambil sampel
sebanyak 10% dari populasi secara acak dari setiap jumlah sub populasi jenis alat tangkap yang ada di Blanakan. Dengan metode ini diharapkan stratifikasi dari alat tangkap yang ada dapat terwakili.
Data sekunder diperoleh dari Laporan Tahunan Statistik KUD Mandiri Mina Fajar Sidik selama periode 2004-2008 yang meliputi data produksi hasil tangkapan, jenis-jenis hasil tangkapan, jumlah kapal penangkapan ikan, jenis alat tangkap dan jumlah nelayan. Sedangkan data sekunder mengenai keadaan geografi dan topografi, jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan, prasarana-sarana daerah penelitian dan keadaan umum perikanan tangkap di wilayah Pantai Utara Jawa Barat diperoleh dari instansi-instansi terkait.
(38)
3.4 Analisis Data
Data yang diperoleh dapat merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Terhadap data-data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan terhadap parameter-parameter antara lain : cakupan kerja KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dari keterwakilan masing-masing komunitas nelayan. Hasil analisis deskriptif tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Terhadap data-data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan alat analisis kuantitatif yakni matematika sederhana dan statistik nonparametrik. Analisis kuantitatif dilakukan terhadap parameter-parameter : tingkat pendapatan dan pengujian pengaruh hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Parameter pendapatan nelayan dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana sebagai berikut :
Ŷ = TR – TC
dimana : TR = y × Hy dan TC = FC + VC
Keterangan :
Ŷ = Pendapatan nelayan
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
y = Kuantitas hasil tangkapan Hy = Harga jual ikan hasil tangkapan FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
Untuk menganalisis pengaruh hubungan antar variabel yang diteliti, seperti pengaruh hubungan antara status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan tingkat pendidikan nelayan digunakan alat analisis statistik non parametrik
yakni uji Chi Kuadrat (χ2). Chi Kuadrat (χ2) digunakan untuk menguji signifikansi
atau ada tidaknya hubungan antara variabel. Chi Kuadrat (χ2) digunakan untuk melihat hubungan status keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik terhadap
(39)
berbagai item lainya yang melekat pada nelayan, yaitu : tingkat pendidikan, usia nelayan, status kepemilikan armada dan jenis armada. Adapun, rumus pengujian Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
X2= ∑∑∑∑∑∑∑∑ (O-E)2/E
Keterangan :
O = Nilai-nilai observasi
E = Nilai-nilai frekuensi harapan
Prosedur uji statistik adalah sebagai berikut:
a. Formulasi hipotesis
HO = Tidak ada hubungan antara X dan Y
H1 = Ada hubungan antara X dan Y
b. Taraf nyata (α) dan nilai χ2 (α)(db)
- Nilai taraf nyata biasanya dipilih 5% (0.05) atau 1% ( 0.01)
- χ2 (α)(db) = Chi kuadrat tabel pada taraf nyata (α) dan db = (b-1)(k-1) c. Kriteria pengujian
- HO diterima (H1 ditolak) apabila χ o2 <= χ2 (α)(db) - HO ditolak (H1 diterima) apabila χ o2 > χ2 (α)(db) d. Uji statistik :
χ2= ∑∑ (O-E)2/E
(40)
4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Keadaan Umum Kabupaten Subang
Kabupaten Subang terdiri dari 22 kecamatan. Berdasarkan Yana (2006), secara geografis Kabupaten Subang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Barat
yaitu 107°31’ - 107°54’ BT dan 6°11’ - 6°49’ LS, dengan batas–batas wilayahnya
adalah sebagai berikut:
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Purwakarta. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Sumedang. Luas wilayah administratif 205.176,95 Ha. Secara topografi wilayah Subang terbagi ke dalam 3 (tiga) wilayah yaitu sebelah selatan merupakan daerah pegunungan, bagian tengah daerah daratan dan sebelah utara merupakan daerah pantai. Bentang alam Kabupaten Subang cukup bervariasi meliputi pegunungan, daratan dan daerah pantai.
Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Subang terdiri dari:
1. Kemiringan lereng 0−2% seluas 61,18%.
2. Kemiringan lereng 2−15% sekitar 18,70%.
3. Kemiringan lereng 15−40% sekitar 11,02%.
4. Kemiringan lereng lebih dari 40% adalah seluas 9,10%.
Berdasarkan bentang alamnya, Kabupaten Subang memiliki tiga wilayah daerah dengan ketinggian antara 0−1.500 m diatas permukaan laut (dpl), yaitu:
1. Daerah pegunungan dengan ketinggian antara 500−1500 m dpl, merupakan
daerah resapan air. Lokasi: Kecamatan Jalancagak, Sagalaherang, Cisalak dan Tanjungsiang.
2. Daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian antara 50−500 m dpl
merupakan penyangga. Lokasi: Kecamatan Subang, Cibogo, Cijambe, Cipunagara, Pagaden, Kalijati dan Cipeundeuy.
3. Daerah dataran sampai pantai Laut Jawa dengan ketinggian 0−50 m dpl
merupakan daerah pengembangan/budidaya. Lokasi: Kecamatan Binong, Compreng, Pusakanagara, Pamanukan, Ciasem, Blanakan, Pabuaran,
(41)
Patokbeusi, Perwakilan Kecamatan Legon Kulon dan Cikaum (Pemkab Subang, 2005).
4.2 Keadaan umum Kecamatan Blanakan
Berdasarkan Yana (2006), luas wilayah Kecamatan Blanakan mencapai
85,81 km2, kecamatan ini kemudian terbagi menjadi 7 desa. Diantara desa-desa
yang berada dibawah naungan Kecamatan Blanakan, terdapat 7 desa yang merupakan desa pesisir yaitu Desa Cilamaya Hilir, Rawameneng, Jayamukti, Blanakan, Langensari, Muara dan Tanjung Tiga.
Desa Blanakan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Blanakan yang berada dibawah naungan Kabupaten Subang. Secara geografis, Desa Blanakan terletak di 6°10’ – 6°22’ LS dan 107°30’ - 107°53’ BT.
Secara umum Blanakan beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per tahun sekitar 2.300 mm dan rata-rata jumlah bulan hujan adalah 4 bulan, dengan suhu rata-rata harian sebesar 29° C. Sebagai daerah pesisir, bentang wilayah untuk Desa Blanakan digolongkan ke dalam Zona 3 (tiga) dengan ketinggian 2,5 m dpl.
Jarak dari Desa Blanakan ke Kecamatan Blanakan adalah 1 km, jarak dari Desa Blanakan ke kabupaten Subang adalah 46,3 km dan jarak 112 km dari ibu kota propinsi (Bandung). Adapun, alat transportasi darat yang biasa digunakan selain mobil yaitu ojek dan becak.
Letak Blanakan yang berada pada posisi strategis, memberikan keuntungan tersendiri terhadap kehidupan ekonomi di Desa Blanakan. Lengkapnya prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi akan memudahkan pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan aktivitas ekonomi, seperti produksi dan pemasaran.
4.2.1 Kependudukan Desa Blanakan
Penduduk Desa Blanakan berdasarkan pendataan tahun 2008 berjumlah 10.879 orang, dimana penduduk laki-laki berjumlah 5.443 orang dan perempuan berjumlah 5.436 orang. Menurut pendataan penduduk tahun 2008, mayoritas penduduk Desa Blanakan tidak mengenyam pendidikan formal. Tingkat pendidikan penduduk Blanakan tergolong sangat rendah, hal ini tentunya berkaitan erat dangan kemampuan alih teknologi baru dan daya analisis dari
(42)
masyarakat setempat. Data mengenai jumlah penduduk Desa Blanakan berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data jumlah penduduk Desa Blanakan berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
Belum sekolah 282 2,59
Tidak sekolah 6.689 61,49
SD 2.147 19,74
SLTP/sederajat 1.237 33,57
SLTA/sederajat 470 12,75
D1 15 0,41
D2 13 0,35
D3 11 0,30
S1 15 0,41
Jumlah 10.879 100
Sumber : Data Desa Blanakan (2008)
Seperti daerah pesisir lainnya, kehidupan Desa Blanakan sebagai desa pesisir cukup heterogen. Heterogenitas penduduk Desa Blanakan tergambar dalam mencari mata pencarian. Kebanyakan penduduk Desa Blanakan berprofesi sebagai petani, buruh tani dan nelayan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data mata pencaharian penduduk Desa Blanakan tahun 2008
Sumber : Data Desa Blanakan (2008)
Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan sekitar 210 orang atau hanya 5.70% dari jumlah total 3.685 orang. Sama halnya seperti buruh tani, warga Desa Blanakan yang beroperasi sebagai nelayan pada waktu tertentu kemungkinan beralih ke profesi lain. Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan kemudian
Mata pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)
Petani 1.463 39,70
Buruh Tani 1.829 49,63
Karyawan Perusahan Swasta 89 2,42
Dukun Kampung 2 0,05
Pengrajin 1 0,03
Pedagang 54 1,47
Peternak 1 0,03
Nelayan 210 5,70
Montir 15 0,41
Dokter 1 0,03
TNI/ POLRI 5 0,14
Lain-lain 15 0,41
(43)
terbagi lagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh, ulasan mengenai profesi nelayan dibahas pada bagian tersendiri.
4.3 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di sekitar PPI Blanakan Subang 4.3.1 Prasarana dan sarana PPI Blanakan
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang ada di Kabupaten Subang sampai saat ini ada tujuh buah dan terdapat di tiga kecamatan yaitu Blanakan, Legonkulon dan Pusaka Nagara. Kecamatan Blanakan memiliki tiga PPI yaitu PPI Blanakan di Desa Blanakan, PPI Cilamaya Girang di Desa Cilamaya Girang dan PPI Muara Ciasem di Desa Muara Ciasem.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan merupakan salah satu PPI yang memiliki fasilitas terlengkap dibandingkan PPI lainnya di Kecamatan Blanakan, bahkan di Kabupaten Subang. Secara umum fasilitas pelabuhan di PPI Blanakan dapat digolongkan menjadi:
a. Fasilitas pokok, terdiri dari dermaga, kolam pelabuhan dan alat navigasi; b. Fasilitas fungsional, terdiri dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik es,
fasilitas komunikasi (Wartel), bengkel, tempat pemasaran dan lainnya;
c. Fasilitas penunjang, terdiri dari MCK, kantin, tempat ibadah (mushola), rumah nelayan, kantor pengelola pelabuhan dan kantor syahbandar.
Fasilitas-fasilitas di PPI tersebut dikatagorikan dalam kondisi baik kecuali bengkel yang pengoperasiaanya kurang baik.
4.3.2 Unit penangkapan ikan di PPI Blanakan 4.3.2.1 Nelayan
Nelayan merupakan salah satu bagian penting dari unit penangkapan ikan, dalam aktivitas penangkapan ikan mereka terjun langsung untuk melakukan penangkapan ikan. Berdasarkan kepemilikan unit penangkapan ikan, nelayan di PPI Blanakan terbagi menjadi nelayan pemilik dan nelayan buruh. Pada tahun 2008 jumlah warga Desa Blanakan yang berprofesi sebagai nelayan tercatat sebanyak 1.435 orang, dari jumlah tersebut terbagi lagi menjadi nelayan pemilik sebanyak 230 orang dan nelayan buruh sebanyak 1.205 orang (KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008).
(44)
4.3.2.2 Alat tangkap
Alat tangkap yang berbasis di PPI Blanakan memiliki jumlah sebanyak 230 unit. Alat tangkap yang digunakan anggota KUD Mandiri Mina Fajar Sidik di PPI
Blanakan, ada tujuh alat tangkap yaitu Jaring Mini Purse Seine, Cantrang, Jaring
Kantong, Bondet, Jaring tegur, Pancing dan Jaring Sontong. Data mengenai jumlah alat tangkap di PPI Blanakan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Data jumlah alat tangkap di PPI Blanakan tahun 2008
No Jenis alat Tangkap Tahun 2008
1 Jaring Mini Purse Seine 32
2 Cantrang (Seine net) 42
3 Jaring Kantong (Seine net) 97 4 Bondet (Beach seine net) 11 5 Jaring tegur (Perangkap) 8 6 Pancing (Hook and lines) 32
7 Jaring Sontong 8
Jumlah alat tangkap 230
Jumlah Abk (Number of Crews) 1205
Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008
Pada tahun 2008 alat tangkap yang paling banyak digunakan di PPI Blanakan adalah jaring kantong dengan jumlah 97 unit. Sedangkan, jaring tegur dan jaring sontong merupakan alat tangkap yang cukup sedikit digunakan dengan jumlah 8 unit. Alat tangkap digunakan di PPI Blanakan merupakan alat tangkap tradisional yang berskala kecil.
4.3.2.3 Kapal
Kapal yang berbasis di PPI Blanakan memiliki jumlah sebanyak 230 unit dan hampir semua kapal tersebut merupakan kapal kayu. Berdasarkan ukuran, kapal tersebut dapat dikelompokan menjadi kapal dengan ukuran <10 GT, 10-20 GT, dan 20-30 GT. Besar kecilnya ukuran kapal tentunya akan berpengaruh
terhadap penentuan daerah penangkapan ikan (DPI). Kapal dengan grosstonase
yang besar, kemungkinanan akan memiliki daya jelajah yang lebih luas dibandingkan dengan kapal yang ukurannya lebih kecil. Data mengenai jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan dapat dilihat pada Tabel 4.
(45)
Tabel 4 Data jumlah kapal berdasarkan ukurannya di PPI Blanakan tahun 2008
No Ukuran GT Tahun 2008
1 <10 GT 32
2 10-20 GT 171
3 20-30 GT 26
Jumlah 230
Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik periode tahun 2008
Kapal dengan ukuran <10 GT yang dominan digunakan merupakan unit dari penangkapan jaring tegur, jaring bondet dan jaring sontong. Unit penangkapan jaring cantrang, jaring kantong dan pancing rawai dominan menggunakan kapal
dengan ukuran 10-20 GT, Sedangkan kapal kayu dengan grosstonase antara 20-30
digunakan sebagai armada penangkapan ikan yang memiliki dimensi kerja besar seperti mini purse seine.
4.3.3 Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap
Produksi dan nilai produksi perikanan tangkap pada tahun 2008 ikan tigawaja merupakan jenis ikan yang paling banyak didaratkan. Jumlah hasil
tangkapan ikan tigawaja yang berhasil didaratkan mencapai 2.337.961 kg atau
sekitar 12,96 % dari total ikan yang didaratkan, dengan nilai produksi Rp
14.027.766,00. Nilai produksi tertinggi diperoleh ikan tongkol (Auxis sp.) dengan
nilai Rp 17.947.504,00 atau sekitar 12,48% dari nilai produksi total. Jumlah nilai
produksi tersebut diperoleh dari produksi ikan tongkol sebanyak 2.243.438 kg.
(46)
Tabel 5 Produksi dan nilai produksi di TPI Blanakan tahun 2008
No Produksi Produksi Persentase (%) Nilai Produksi Persentase (%) 1 Layang 454.683 2,52 3.182.781,00 2,21 2 Bawal 291.583 1,62 4.665.328,00 3,24 3 Kembung 802.172 4,45 8.021.720,00 5,58 4 Selar 871.032 4,83 5.226.192,00 3,63 5 Tembang 1.606.966 8,91 4.820.898,00 3,35 6 Udang Dogol 194.939 1,08 1.559.512,00 1,08 7 Rebon 224.651 1,25 1.347.906,00 0,94 8 Tongkol 2.243.438 12,44 17.947.504,00 12,48 9 Tenggiri 615.289 3,41 10.459.913,00 7,27 10 Layur 213.679 1,18 1.068.395,00 0,74 11 Remang 424.496 2,35 2.546.988,00 1,77 12 Tigawaja 2.337.961 12,96 14.027.766,00 9,76 13 Ekor Kuning 115.431 0,64 1.962.327,00 1,36 15 Petek 1.917.676 10,63 7.670.704,00 5,33 16 Manyung 618.783 3,43 4.331.481,00 3,01 18 Cucut 766.941 4,25 3.834.705,00 2,67 19 Pari 623.762 3,46 3.118.810,00 2,17 20 Kakap 161.959 0,90 2.429.385,00 1,69 21 Bambangan 301.200 1,67 6.626.400,00 4,61 22 Kerapu 84.202 0,47 2.526.060,00 1,76 23 Kurau 403.901 2,24 3.231.208,00 2,25 24 Belanak 576.652 3,20 3.459.912,00 2,41 25 Cumi-cumi 525.295 2,91 9.455.310,00 6,58 26 Terubuk 582.064 3,23 2.328.256,00 1,62 27 Udang Jerbung 313.023 1,74 15.651.150,00 10,88 28 Lain-lain 764.407 4,24 2.293.221,00 1,59 Jumlah 18.036.185 100 143.793.832,00 100,00 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Subang tahun 2008
4.4 Keadaan Umum KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Sejarah singkat kronologis berdirinya KUD Mandiri Mina Fajar Sidik hingga mendapat predikat KUD Mandiri dapat digambarkan sebagai berikut: KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didirikan oleh H. Dirman Abdurachman pada tahun 1958, dimana beliau juga merupakan perintis dan pemrakarsa gerakan Koperasi di Desa Blanakan. Pada tahun 1966 H. Dirman Abdurachman beserta tokoh terkemuka di Kecamatan Blanakan dan pemerintah setempat memanfaatkan mengalirnya Sungai Blanakan.
Tepatnya tanggal 23 Mei 1966 berdirilah Koperasi Perikanan Laut Misaya Laksana. KPL Misaya Laksana mendapat Badan Hukum pada tanggal 14 November 1968 dengan nomor 3928. Pada tahun 1974 KPL Misaya Laksana
(47)
3928 A. Nama Fajar Sidik diambil dari nama almarhum H. Fajar Sidik sebagai penghargaan selama menjabat sebagai Ketua. Pada tahun 1978 dibawah Instruksi Presiden RI nomor 2/1978, Badan Hukum nomor 3928 B.
Pada tahun 1989 KUD Mina Fajar Sidik menyusun kembali Anggaran Dasarnya dengan penyesuaian terhadap perundang-undangan dengan badan hukum nomor 3928 C/BH/KWK.10/11, tanggal 24 April 1989. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi RI nomor: 334/KPTS/M/III/1990, tanggal 26 Maret 1990 KUD Mina Fajar Sidik menjadi KUD Mandiri. Berdasarkan Surat Kanwil Depkop dan PPK Prop. Jawa Barat tanggal 24 Desember 1994 ditetapkan sebagai KUD Mandiri. Berdasarkan Surat Kakanwil Depkop dan PPK Propinsi Jawa
Barat tanggal 30 Juli 1997 dan Badan hukum nomor :
3928/BH/PAD/KWK.10/VII-1997, koperasi tersebut berganti nama menjadi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik (Selayang Pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, 2007).
4.4.1 Organisasi dan manajemen
Berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2005 yang dikutip dari selayang pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik (2007), organisasi dan manajemen KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dalam susunan kepengurusan periode 2005−2009 dikelola sepenuhnya oleh :
Ketua : H. Mochamad Ali
Sekretaris : Fandi Affandi
Bendahara : Euis Suhartini, Amd.
Manager : Abdul Rozak S., SE.
Karyawan : 50 orang
Pengawas :
Susunan pengawas periode 2005-2009, antara lain:
Ketua : Takim
Anggota : 1. Supardi
(48)
Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik :
Keanggotaan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sampai akhir tahun (per 31 Desember 2008) terdiri dari :
Anggota Penuh : 509 orang
Calon anggota : 99 orang
4.4.2 Misi dan Tujuan
Misi dan tujuan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yakni mensejahterahkan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Misi dan tujuan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tersebut diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas setiap unit usaha yang diprioritaskan dengan sasaran agar secara bertahap mampu berperan sebagai tulang punggung perekonomian rakyat, sehingga di masa mendatang KUD mampu bersaing dengan pelaku dunia usaha lainnya (Selayang Pandang KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, 2007).
4.4.3 Aktivitas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Berdasarkan misi dan visi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mempunyai tiga manfaat utama bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya antara lain dari aktivitas ekonomi, sosial dan pembangunan. Adapun, aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah :
1. TPI (Tempat Pelelangan Ikan).
2. Pabrik es, dibangun di atas areal 5,3 hektar, Unit I berkapasitas produksi 20 ton per hari, dan Unit II Berkapasitas produksi 70 ton per hari.
3. Simpan pinjam.
4. Jasa komunikasi (wartel). 5. Bahan Alat Perikanan (BAP).
6. Penyediaan Perumahan 150 Unit Type 36/120, di atas area lahan 53.500 m2.
7. Pertokoan dan Pusat Jajan Serba Ada (Pujasera).
(49)
Aktivitas sosial yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah : 1. Penyediaan tanah untuk Sekolah Dasar (SD).
2. Penyediaan tanah untuk pembangunan masjid. 3. Pembinaan aktivitas keagamaan.
4. Pemeliharaan dan penyelenggaraan tradisi budaya setempat, contoh : Ruatan Laut.
5. Pemberian program Keluarga Berencana (KB), PKK dan Donor Darah. 6. Santunan kepada para jompo dan anak yatim serta khitanan massal. 7. Pembinaan kelompok nelayan dan kelompok wanita nelayan. 8. Memperkenalkan dan membudayakan kesadaran hukum.
9. Penyaluran bahan pangan di musim paceklik untuk para nelayan. 10. Pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
11. Pemberian beasiswa putra-putri nelayan berprestasi bekerjasama dengan BP Migas Indonesia.
12. Penyediaan lahan Posyandu.
Aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah :
1. Pada tahun 1969 telah dibangun kantor dan sumur Artesis.
2. Pada tahun 1970 telah dibangun Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
3. Pada tahun 1971 telah dibangun kios pasar.
4. Pada tahun 1972 telah dibangun gorong-gorong di dusun pelelangan.
5. Pada tahun 1973 telah dibangun gedung sekolah dan pos penelitian ikan.
6. Pada tahun 1974 telah dibangun sungai.
7. Pada tahun 1975 telah dibangun lantai TPI, saluran air dan pagar halaman
KUD.
8. Pada tahun 1977 telah dibangun terminal kapal.
9. Pada tahun 1979 telah dibangun pagar halaman KUD secara permanen.
10.Pada tahun 1980 telah dibangun pabrik es.
11.Pada tahun 1982 telah dibangun enam buah sumur bor di pemukiman nelayan.
12.Pada tahun 1984 telah dibangun Masjid Al-Amaanah.
(50)
14.Pada tahun 1986 telah dibangun pemugaran TPI, kios depot es dan pengepakan ikan.
15.Pada tahun 1987 telah dibangun tempat parkir kendaraan.
16.Pada tahun 1988 telah dibangun pemukiman nelayan sebanyak 150 unit rumah
dengan fasilitas KPR-BUKOPIN.
17.Pada tahun 1989 telah dibangun mess KUD, pembuatan lapangan olahraga
dan pengadaan air bersih di pemukiman KPR BUKOPIN.
18.Pada tahun 1990 pengaspalan jalan menuju TPI sepanjang 1 km.
19.Pada tahun 1991 telah dibangun dermaga PPI sepanjang 277,25 m.
20.Pada tahun 1992 telah dibangun pembuatan pompa sumur dalam.
21.Pada tahun 1993 telah dibangun taman bacaan, gapura, pembangunan
pertokoan dan pujasera.
22.Pada tahun 1994 telah dibangun Peron Mandiri Swadaya KUD.
23.Pada tahun 1995 telah dibangun pabrik es unit II kapasitas produksi 70 ton per
hari.
24.Pada tahun 1997 telah dibangun Kantor TPI KUD dan aula berlantai dua.
25.Pada tahun 2002 telah dibangun masjid Jamie Al-Amaanah.
26.Pada tahun 2003 telah dibangun SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan).
27.Pada tahun 2004 telah dibangun renovasi aula Graha Abdurahman dan
merenovasi kantor administrasi TPI.
28.Pada tahun 2005 telah dibangun renovasi bangunan TPI lama.
29.Pada tahun 2006 telah dibangun sarana pengepakan ikan dan tempat parkir.
4.4.4 Prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
KUD Mandiri Mina Fajar Sidik memiliki manajemen yang mampu meningkatkan posisi tawar nelayan dan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan, hal ini dapat dilihat dari prestasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang telah diperoleh yaitu :
1. Pada tahun 1982 juara terbaik II KUD Mina se-Jawa Barat dari Dekopinda.
2. Pada tahun 1983 berprestasi baik dalam pengembangan kelompok nelayan di
(51)
3. Pada tahun 1986 H. Dirman Abdurahman terpilih sebagai manajer terbaik perkoperasian se-Jawa Barat.
4. Pada tahun 1987 KUD terbaik III se-Jawa Barat, KUD teladan se-Kabupaten
Subang.
5. Pada tahun 1988 KUD teladan se-Kabupaten Subang.
6. Pada tahun 1989 juara umum pengembangan kredit motorisasi.
7. Pada tahun 1990 juara terbaik I KUD Mina se-Kabupaten Subang.
8. Pada tahun 1991 juara terbaik I KUD Mina se-Kabupaten Subang.
9. Pada tahun 1992 KUD teladan partisipasi kesehatan se-Kabupaten Subang,
juara pawai pembangunan dan posyandu tingkat Kecamatan Blanakan.
10.Pada tahun 1993 juara harapan tingkat nasional, KUD terbaik III tingkat Jawa
Barat, H. Dirman Abdurahman terpilih sebagai nelayan teladan dalam meningkatkan produksi perikanan laut tahun 1992/1993 tingkat Jawa Barat.
11.Pada tahun 1994 juara II lomba penyelenggaraan TPI tingkat Jawa Barat
kategori A.
12.Pada tahun 1995 juara I lomba penyelenggaraan TPI tingkat Jawa Barat
kategori A.
13.Pada tahun 1996 H. Dirman Abdurahman menerima penghargaan Bhakti
Koperasi dari Menteri Koperasi dan PKK RI.
14.Pada tahun 1996 juara I lomba kelompok usaha penangkapan tingkat nasional.
15.Pada tahun 1996 juara I lomba usaha penangkapan ikan tingkat Propinsi Jawa
Barat.
16.Pada tahun 1996 Euis Suhartini sebagai KTNA wanita teladan se-Jawa Barat
dan tingkat nasional.
17.Pada tahun 1996 KUD mandiri teladan se-Jawa Barat.
18.Pada tahun 1997 KUD sektor perikanan terbaik II tingkat nasional.
19.Pada tahun 1997 juara I lomba kelompok usaha penangkapan tingkat nasional.
20.Pada tahun 1997 KUD mandiri teladan se-Jawa Barat.
21.Pada tahun 1997 kelompok wanita nelayan Fajar Mustika sebagai juara I
(52)
5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Unit Usaha KUD Mandiri Mina Fajar Sidik 5.1.1 Unit usaha simpan pinjam
Unit usaha simpan pinjam (Gambar 1), yang diadakan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik ditujukan untuk seluruh anggota koperasi dan bukan anggota koperasi yang bertujuan untuk :
1) Meningkatkan penumpukkan modal dalam kegiatan usaha operasi
penangkapan ikan.
2) Meningkatkan pola program kredit yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan
anggota.
3) Meningkatkan pengembangan usaha penangkapan ikan.
4) Meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Permodalan koperasi berasal dari simpanan anggota dan bukan anggota yang terdiri dari :
1) Simpanan pokok sebesar Rp 30.000,00/anggota.
2) Simpanan wajib sebesar Rp 3.500,00/bulan.
3) Tabungan koperasi sebesar Rp 3.500,00/pekan.
4) Beban bunga pinjaman yang terdiri dari anggota 2,5 % per 10 bulan dan bukan
anggota 5% per 10 bulan.
Gambar 1 Unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Sampai pada tahun 2008 permodalan usaha simpan pinjam telah mencapai Rp270.975.228,00 dan telah mengalokasikan pinjaman sebesar Rp225.700.000,00 yang terdiri dari 108 nasabah anggota dan 43 bukan anggota. Adapun alokasi perkembangan pinjaman tertera dalam Tabel 6 di bawah ini.
(53)
Al ok asi S i mpan Pi njaman (Rp) 162.900 142.100 158.900 148.800 174.800 79.750 70.700
64.400 62.900 50.900
0,00 20.000,00 40.000,00 60.000,00 80.000,00 100.000,00 120.000,00 140.000,00 160.000,00 180.000,00 200.000,00
2004 2005 2006 2007 2008
R ib u an T ahun Anggot a
Bukan Anggot a
Tabel 6 Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Tahun Anggota (Rp) Bukan Anggota (Rp) ∑ pinjaman (Rp)
2004 162.900.000,00 79.750.000,00 242.640.000,00 2005 142.100.000,00 70.700.000,00 212.800.000,00 2006 158.900.000,00 64.400.000,00 223.300.000,00 2007 148.800.000,00 62.900.000,00 211.700.000,00 2008 174.800.000,00 50.900.000,00 225.700.000,00
Sumber : Laporan tahunan (keuangan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, periode 2004 sampai 2008 yang diolah kembali)
Berdasarkan Tabel 6 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pinjaman anggota setiap tahunnya lebih besar dibandingkan pinjaman bukan anggota karena prioritas pinjaman di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah untuk anggota. Jumlah total pinjaman terkecil terjadi pada tahun 2007 yang hanya mencapai Rp 211.700.000,00 sedangkan alokasi pinjaman tertinggi pada tahun 2004 yang mencapai Rp 242.640.000,00, hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan biaya kebutuhan operasional melaut. Selama periode tahun 2004-2008 jumlah pinjaman uang di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mengalami fluktuasi, hal tersebut salah satunya diduga karena adanya keterlambatan pembayaran dalam jangka waktu pembayaran selama 10 bulan. Bila digambarkan dalam grafik, maka kondisi pinjaman pada KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2 Alokasi pinjaman KUD Mandiri Mina Fajar Sidik.
Keterlambatan pembayaran pinjaman yang terjadi pada KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tersebut dikarenakan meningkatnya biaya kebutuhan operasional
(54)
melaut yang tidak diiringi dengan banyaknya hasil tangkapan yang didapat oleh nelayan. Keterlambatan pembayaran pinjaman pada tahun 2008 mencapai Rp7.877.219,00. Untuk menutupi kekurangan tersebut maka pihak KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) memutuskan untuk pembagian PHU (Pendapatan Hasil Usaha) simpanan anggota sebesar 5% dialokasikan untuk menutupi keterlambatan piutang simpanan pinjaman.
Keberadaan usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mempunyai peranan yang baik untuk anggota maupun bukan anggota yang berada di sekitar Blanakan Subang karena :
1) Membantu kelangsungan nelayan untuk melaut.
2) Terhindar dari tengkulak.
3) Membantu permodalan bagi masyarakat sekitar dalam penyediaan sarana
produksi.
Kondisi permodalan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik saat ini memperlihatkan kondisi yang kekurangan modal. Oleh karenanya, dalam pengembangan unit usaha simpan pinjam KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dari sisi permodalan seyogyanya dapat menggalang investor sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan kedua belah pihak dan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar koperasi.
5.1.2 Unit usaha SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan)
Unit SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan) diresmikan tanggal 28 Februari
2003 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan mulai dioperasikan pada tanggal 13 Maret 2003. Tujuan dari pendirian SPDN (Gambar 3), adalah :
1) Meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya nelayan dan
berupaya tetap menjaga stabilitas harga solar yang murah dan terjangkau.
2) Menyediakan solar yang berkualitas baik kepada nelayan sebagai bahan bakar
armadanya dalam kegiatan operasi penangkapan ikan.
(55)
Gambar 3 Unit usaha SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Unit usaha SPDN di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mendapat pasokan solar dari depot Cikampek sebesar 5.333 liter/hari, namun jumlah tersebut dirasakan masih kurang karena dalam hitungan normal SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sebenarnya membutuhkan 8.000 liter/hari. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan yang ditetapkan oleh depot Cikampek.
Selain adanya kekurangan pasokan solar, hambatan lain yang dihadapi SPDN KUD Mandiri Mina Fajar Sidik adalah :
1) Keterlambatan pengiriman solar karena depot Cikampek hanya mempunyai 13
truk pengangkut solar.
2) Fasilitas mesin SPDN penyediaan solar masih kurang.
3) Luas area SPDN yang sempit mengakibatkan terjadi penumpukan pelayanan
dalam pengisian solar.
Adapun perkembangan unit usaha SPDN ditinjau dari penjualan solar dan Pendapatan Hasil Usaha tertera dalam Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7 Pendapatan hasil usaha unit SPDN di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Tahun Penjualan BBM Solar
(Liter)
Nilai (Rp) PHU (Rp)
2004 1.592.000 2.626.800.000,00 31.403.834,00 2005 1.718.990 3.906.457.000,00 32.143.827,00
2006 824.662 3.546.046.600,00 29.765.068,00
2007 698.305 3.002.711.500,00 9.336.494,00
2008 62.043 268.146.900,00 20.509.145,00
Sumber : Laporan tahunan (keuangan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, periode 2004 sampai 2008 yang diolah kembali)
Pada tahun 2005 jumlah penjualan solar mengalami kenaikan sebesar 126.990 liter dari tahun sebelumnya. Pada periode tahun 2005 sampai 2008
(56)
Penjualan BBM Solar (Liter) 1.719 698 1.592 825 62 0 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000
2004 2005 2006 2007 2008
R ib u a n Tahun
jumlah penjualan solar mengalami penurunan. Jumlah penjualan solar yang terbesar yaitu pada tahun 2005 sebesar 1.718.990 liter dan jumlah penjualan solar yang terkecil yaitu pada tahun 2008 sebesar 62.043 liter, hal ini diduga disebabkan karena :
1. Terjadinya kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia. 2. Harga solar yang tidak menentu karena kebijakan pemerintah.
Bila digambarkan dalam grafik, maka perkembangan jumlah penjualan Solar di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4 Penjualan solar KUD Mandiri Fajar Sidik
Strategi untuk mengantisipasi kekurangan pasokan solar dan meningkatnya harga solar di lingkungan nelayan, maka KUD Mina Mandiri Fajar Sidik membuat kebijakan sebagai berikut :
1) Pengisian solar hanya untuk sekali setiap kegiatan usaha operasi penangkapan ikan.
2) Menambah kredit modal koperasi dalam hal untuk mengatasi meningkatnya harga solar.
Dengan kebijakan yang dilakukan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tersebut ternyata mampu menstabilkan nelayan dalam pencarian nafkah di laut.
5.1.3 Unit usaha pabrik es
Es merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting untuk perbekalan operasi penangkapan ikan, karena es dapat mengawetkan ikan hasil tangkapan agar tetap segar. Kebutuhan nelayan setiap melakukan operasi
(57)
penangkapan ikan mencapai 3 hingga 10 balok es tergantung pada jenis armadanya. Adanya kebutuhan permintaan es tersebut, menyebabkan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik mendirikan pabrik es (Gambar 5).
Gambar 5 Unit usaha pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Pada tanggal 8 September 2000 yang bekerjasama dengan PT. TIRTA RATNA. Pada nota kesepahaman antara KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dengan PT. TIRTA RATNA terdapat ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu :
1) Jangka waktu pengontrakan lahan dan gedung milik KUD Mandiri Mina Fajar
Sidik oleh PT. TIRTA RATNA selama 12 tahun.
2) Nilai kontrak sebesar Rp 1.400.000.000,00 (satu milyar empat ratus juta
rupiah) dengan cara pembayaran diangsur.
Pada bulan Juni 2006 KUD Mandiri Mina Fajar Sidik juga menerima paket
bantuan Ice Container dari Departemen Kelautan dan Perikanan, tetapi belum
dapat berfungsi sebagaimana mestinya karena mahalnya tingkat biaya operasional
Ice Container.
Adapun harga per balok es pada usaha pabrik es di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sebesar Rp 11.000,00. Perkembangan pendapatan hasil usaha unit pabrik es KUD Mandiri Mina Fajar Sidik tertera dalam Tabel 8 di bawah ini.
(58)
Tabel 8 Pendapatan hasil usaha unit pabrik es di KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
Sumber : Laporan tahunan (keuangan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, periode 2004 sampai 2008 yang diolah kembali)
Pada periode tahun 2004 sampai 2008 pendapatan hasil usaha pabrik es mengalami fluktuasi. Jumlah pendapatan hasil usaha pabrik es yang terbesar yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp 44.387.688,00 dan jumlah pendapatan hasil usaha pabrik es yang terkecil yaitu pada tahun 2004 sebesar Rp 21.423.238,36, terjadinya penurunan pendapatan hasil usaha pabrik es tersebut diduga disebabkan karena :
1) Terjadinya kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak), sehingga nelayan tidak melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan.
2) Ikan hasil tangkapan sedikit, sehingga aktivitas penjualan ikan berkurang. Bila digambarkan dalam grafik, maka jumlah pendapatan hasil usaha pabrik es pada KUD Mandiri Mina Fajar Sidik dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.
21.423
31.475
25.575
44.388
25.700
0,00 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00 35.000,00 40.000,00 45.000,00 Ribuan
2004 2005 2006 2007 2008
T ahun
PHU Pabrik es (Rp)
Gambar 6 Pendapatan hasil usaha pabrik es KUD Mandiri Fajar Sidik
Tahun PHU (Rp)
2004 21.423.238,36
2005 31.474.615,00
2006 25.575.286,00
2007 44.387.688,00
(1)
Keterangan Biaya Tidak Tetap Nilai (Rp)
Biaya variabel/operasional
a. Oli (1*10.000,00) 10.000,00
b. Solar (4*4.500,00) 18.000,00
c. Ransum (50.000,00) 50.000,00
D. Retribusi (5%*penjualan) 25.000,00
e. Air bersih (10.000,00) 10.000,00
f. Bagi hasil (50%*(penjualan-perbekalan) 193.500,00
E Total 306.500,00
Total Biaya Keseluruhan (D+E) 334.800,00
Pendapatan per trip (( A-( D+ E ) ) 165.200,00
(2)
Lampiran 15 Fasilitas-fasilitas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik Blanakan Subang
(1) Kantor administrasi KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
(2) Fasilitas aula Graha Abdurahman KUD Mandiri Mina Mindiri Fajar Sidik
(3)
(4) Fasilitas penimbangan hasil tangkapan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
(5) Fasilitas kolam dermaga KUD Mandiri Mina Fajar Sidik
(4)
Lampiran 16 Aktivitas-aktivitas di sekitar KUD Mandiri Mina Fajar Sidik Blanakan Subang
(1) Aktivitas penyortiran ikan di atas kapal sebelum didaratkan
(2) Aktivitas perbaikan alat tangkap setelah melaut
(5)
Lampiran 17 Aktivitas sosial yang telah dilakukan oleh KUD Mandiri Mina Fajar Sidik Blanakan Subang
(1) Khitanan masal untuk anak nelayan tahun 2008
(2) Pembagian bantuan yang diberikan untuk nelayan tahun 2008
(6)