tertulis ataupun dengan gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat diselesaikan dengan membuat kerangka pemahaman mengenai
kebutuhan masing-masing individu.
Memiliki sebuah manajemen konflik yang baik dalam menjalin sebuah hubungan, maka dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik juga
antar pasangan. Pasangan diharapkan mampu memanajemen konflik berpacaran lebih optimal lagi dewasa dalam menyikapi sebuah
permasalahan yang di alaminya dalam sebuah hubungan. Menurut Karsner 2001 ada empat komponen penting dalam
menjalin hubungan pacaran. Kehadiran komponen-komponen tesebut dalam hubungan akan mempengaruhi kualitas dan kelanggengan
hubungan pacaran yang dijalani. Adapun komponen-komponen pacaran tersebut, antara lain:
e. Saling Percaya
Trust each other
Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan apakah suatu hubungan akan berlanjut atau akan dihentikan.
Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran kognitif individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh pasangannya.
f. Komunikasi
Communicate your self
Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu hubungan yang baik Supraktik dalam Hakim, 2015. Feldman dalam
Hakim, 2015 menyatakan bahwa komunikasi merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
situasi dimana seseorang bertukar informasi tentang dirinya terhadap rang lain.
g. Keintiman
Keep the romance alive
Keintiman merupakan perasaan dekat terhadap pasangan Feldman dalam Hakim, 2015. Keintiman tidak hanya terbatas
pada kedekatan fisik saja. Adanya kedekatan secara emosional dan rasa kepemilikan terhadap pasangan juga merupakan
bagian dari keintiman. Oleh karena itu, pacaran jarak jauh juga tetap memiliki keintiman, yakni dengan adanya kedekatan
emosional melalui kata-kata mesra dan perhatian yang diberikan melalui sms, surat atau email.
h. Meningkatkan komitmen
Increase Commitment
Menurut Kelly dalam Stenberg, 1988 komitmen lebih merupakan tahapan dimana seseorang menjadi terikat dengan
sesuatu atau seseorang dan terus bersamanya hingga hubungannya berakhir. Individu yang sedang pacaran, tidak
dapat melakukan hubungan spesial dengan pria atau wanita lain selama ia masih terikat hubungan pacaran dengan seseorang.
Berdasarkan teori Menurut Karsner 2001, dapat dikatakan bahwa penelitian ini kurang baik. Hal ini dikarenakan keempat komponen yang
telah dipaparkan oleh Karsner 2001 belum terlaksana dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Berdasarkan analisis butir kemampuan manajemen konflik yang
teridentifikasi rendah
Tugas perkembangan seseorang pasti memiliki kepribadian atau karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga tidak menutup kemungkinan
bahwa seseorang satu dengan yang lainnya memiliki sebuah pemikiran yang berbeda-beda. Hal ini juga berpengaruh terhadap permasalahan
dalam sebuah hubungan dengan orang lain khususnya dalam manajemen konflik dalam berpacaran. Pada penelitian ini, pasangan yang memiliki
kategori kurang baik adalah yang memiliki ego yang tinggi antara pasangan satu dengan yang lainnya, agresif, memaksakan kehendak, tidak
terbuka dengan pasangannya, tidak memiliki sebuah komunikasi yang baik dengan pasangannya. Hal ini menyebabkan pasangan tersebut tidak
dapat memiliki manajemen yang baik dalam memahami sebuah konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan berpacaran.
Dari hasil penelitian di atas terdapat 8 item 19,05 yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran rendah. Usulan topik
manajemen konflik dalam berpacaran yang baik antara lain, yang pertama saya mencoba memeluk pacar, agar dapat meredam emosinya. Pertanyaan
tersebut agar pasangan dapat memiliki manajemen yang baik dalam hal mengelola emosi. Kedua dalam hal mandiri dalam mengambil sebuah
keputusan. Pernyataan tersebut setiap pasangan harus dapat menyikapi sebuah permasalahan dengan lebih dewasa lagi.
Ketiga, mengelola pikiran dan perasaan. Pasangan diharapkan mampu menggunakan akal dan perasaan dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan yang terjadi. Keempat, kesadaran diri. Pasangan agar memiliki manajemen yang baik baik harus mampu mengakui sebuah
kesalahan yang diperbuat dan mau meminta maaf. Kelima, mampu berempati. Pasangan diharapkan bisa merasakan dan memahami keadaan
pihak lainnya. Keenam, berfikir positif, pasangan diharapkan memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pasangannya. Ketujuh, manajemen
waktu. pasangan diharapkan mampu membagi waktu dengan kegiatan yang lainnya.
Kedelapan adalah konsep diri. Pasangan diharapkan memiliki sebuah tujuan yang jelas dalam hubungannya. Hal ini dikarenakan dalam
menjalin sebuah hubungan yang paling utama adalah seorang pasangan harus memiliki sebuah komitmen awal manajemen yang baik. Hal
tersebut bertujuan agar sebuah hubungan berjalan dengan baik. Dengan demikian, pasangan yang memiliki sebuah manajemen yang kurang baik
tidak akan optimal dalam menjalin sebuah hubngan dengan baik. Hasil penelitian yang menunjukkan kategorisasi sedang terdapat 30
item 71,43 yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup baik. Dari hasil penelitian diatas manajemen konflik dalam
berpacaran sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil diatas
setiap pasangan
sudah mampu
memanejemen sebuah
hubungannya. Dengan demikian, pasangan tersebut sudah mampu untuk mengatasi masalah yang akan terjadi di dalam sebuah hubungan.
Hasil Manajemen konflik dalam berpacaran yang baik pada pasangan prodi BK terdapat 4 item 9,52. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pasangan tersebut sudah memiliki manajemen yang baik dalam hubungannya. Dengan demikian, pasangan satu dengan yang lain sudah
memiliki sebuah komitmen yang mengarah kesebuah hubungan yang lebih matang lagi. Hal ini mengartikan bahwa pasangan tersebut sudah
mampu mereda konflik yang bakalan terjadi di dalam sebuah hubungan yang sedang di jalani.
Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang mengatakan bahwa pada masa dewasa awal, individu mengalami emosi yang kuat secara
kognitif Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, Colsman dalam Chien-Wen Lai, 2010. Akibatnya, dewasa awal akan cenderung untuk
melakukan hal secara sembarangan dan melakukan segala tindakan berdasarkan dengan respon emosional yang dimilikinya Wulfert, Block,
Santa Ana, Rodriguez, Colsman dalam Chien-Wen Lai, 2010; Gunarsa, 2003.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori di atas bahwa, setiap orang memiliki sebuah emosi yang berbeda-beda. Dengan demikian, apabila
pasangan tidak bisa menyikapi dengan baik maka manajemen konflik dalam berpacaran juga tidak optimal.