Hal ini menyebabkan dewasa awal membutuhkan kestabilan emosi yang baik.
C. Hakikat Masa Dewasa Awal
1. Definisi Dewasa Awal
Menurut definisi sosiologis, seseorang dapat dikatakan dewasa apabila ia sudah mandiri atau telah memiliki karirnya
sendiri, telah menikah atau membangun hubungan romantis yang signifikan atau telah membentuk sebuah keluarga.
Sedangkan dari segi kematangan fisiologis, seseorang dapat dikatakan dewasa apabila ia sudah mencapai berbagai hal,
seperti menemukan identitas diri, menjadi mandiri dari orang tua, mengembangkan suatu system nilai, dan membangun
hubungan. Erickson dalam Monks, Knoers Haditono, 2001
mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa
yang disebut isolasi merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain.
Menurut Santrock 2002, orang dewasa awal termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
physically trantition
transisi secara intelektual
cognitive trantition,
serta transisi peran sosial
social role trantition.
Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan
relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst dalam Monks, Knoers Haditono, 2001 tugas perkembangan
dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan
melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana
seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock 1993 dalam hal ini telah mengemukakan
beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa
penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Hurlock 1993 mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat
perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Secara umum, individu
yang tergolong dewasa awal ialah individu yang berusia 20 tahun sampai dengan 40 tahun Santrock, 2002.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan masa dewasa awal adalah masa individu memulai menjalin
hubungan yang lebih intim dengan lawan jenisnya dan masa dewasa awal berada pada usia antara 20 tahun hingga 40 tahun.
2. Karakteristik Dewasa Awal
Pada hakikatnya, masa dewasa awal ditandai dengan perkembangan fisik dan kognitif, serta psikososial seseorang.
Pada kondisi fisik, seseorang yang dalam tahap dewasa awal berada dalam kondisi prima. Kebanyakan orang dewasa awal
berada di puncak kesehatan, kekuatan, energy, daya tahan, dan fungsi motorik mereka Papalia, Olds Feldman, 2009.
Pada masa dewasa awal, individu menggunakan kemampuan kognitif mereka dengan cara-cara khusus pada
tahap-tahap kehidupan mereka. Salah satu poin teori dan penelititan noe-Piagetian berhubungan dengan penalaran tingkat
tinggi atau disebut berpikir reflektif. Berpikir reflektif merupakan suatu pemikiran mengenai pertimbangan yang aktif,
terus-menerus, dan cermat terhadap informasi atau keyakinan dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang mendukung serta
keputusan yang dituntun oleh bukti-bukti tersebut. Poin lainnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah pemikiran
pascaformal. Pemikiran
pascaformal merupakan suatu pemikiran yang membantu seseorang dalam
menyelesaikan masalah dengan menggunakan intuisi, emosi dan juga logika, juga menerapkan berbagai hasil pengalaman yang ia
miliki Papalia, Olds Feldman, 2009. Individu dalam masa dewasa awal juga mengalami
perkembangan psikososial,
termasuk didalamnya
yaitu perkembangan kepribadian yang berujung pada kebutuhan akan
keintiman. Menurut Erickson, tahap keenam perkembangan psikososial dalam teorinya yaitu
intimacy versus isolation
. Apabila dewasa awal tidak dapat menjalin komitmen pribadi
dengan orang lain, maka akan beresiko menjadi terpaku pada diri sendiri
self-ansorbed
Papalia, Olds Feldman, 2009. Hubungan yang intim dianggap sebagai tugas penting
dalam masa dewasa awal. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan untuk membentuk hubungan yang kuat, stabil, dekat dan penuh
perhatian sebagai motivator penting dalam tingkah laku manusia. Unsur penting dalam keintiman ini adalah
pengungkapan diri, yaitu membuka informasi terhadap diri sendiri kepada orang lain Collins Miller dalam Papalia, Olds
Feldman, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D.
Hakikat Manajemen Konflik dalam Berpacaran pada Dewasa Awal
Hubungan intim atau berpacaran dalam masa dewasa awal menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi inidividu. Akan tetapi,
apabila individu tidak dapat untuk berkomitmen secara pribadi dengan orang lain, maka individu akan terisolasi dan terpaku hanya pada diri
sendiri. Hal ini, membutuhkan keterampilan yang seharusnya sudah ada ketika individu menjalani hubungan berpacaran bersama orang
lain, seperti kepekaan, empati, kemampuan mengkomunikasikan emosi, serta menyelesaikan konflik yang terjadi dalam hubungan
berpacaran tersebut. Oleh karena itu, manajemen konflik dalam hubungan berpacaran sangat memiliki peran penting, sehingga
individu dapat menentukan atau memutuskan arah dari hubungan yang mereka jalani.
Adanya Manajemen konflik dalam berpacaran menjadi berguna untuk mengelola konflik yang terjadi pada suatu hubungan
berpacaran, khususnya pada dewasa awal. Contohnya: pada zaman sekarang, banyak mahasiswa dewasa awal yang menjalani suatu
hubungan berpacaran. Konflik yang sering timbul dalam hubungan berpacaran biasanya seperti: perbedaan pendapat antar pasangan,
ketidakstabilan emosional
yang mengakibatkan
pengambilan keputusan yang terlalu terburu-buru, serta kurangnya kepekaan akan
kebutuhan masing-masing pasangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI