Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 yang telah diudah, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahhun 2004 adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Pengertian APBN menurut Mamesah 1995: 20 adalah rencana operasional keuangan pemerintah daerah, dimana disatu pihak menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan proyek- proyek daerah dalam satu tahun anggaran tertentu, dan dipihak lain menggambarkan perkiraan penerimaan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah terdiri atas: 1. Anggaran pendapatan, yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah PAD, yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain. Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi UmumDAU dan Dana Alokasi Khusus DAK. Lain-lain pensapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat. 2. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah. 3. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran tahun berikutnya Menurut Mamesah 1995:20-21 definisi tersebut diatas mengandung unsur sebagai berikut. 1. Rencana pengeluaran daerah yang mengambarkan adanya aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, yang telah diuraikan secara rinci. 2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk menutupi biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas tersebut. Biaya-biaya yang ada merupakan batas maksimal pegeluaran-pengeluaran yang akan dilaksanakan. 3. Dituangkan dalam bentuk angka, jenis kegiatan dan jenis proyek. 4. Untuk keperluan satu tahun anggaran, yaitu 1 April sampai 31 Maret tahun berikutnya dan untuk tahun anggaran 2000, yaitu 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Fungsi dari APBD menurut Mamesah 1995: 18, sebagai berikut. 1. Menentukan jumlah pajak yang dibebankan pada rakyat daerah yang bersangkutan. 2. Merupakan suatu saran untuk mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. 3. Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya dan kepala daerah khususnya karena APBD itu menggambarkan seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Merupakan suatu sarana untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintah daerah dengan cara yang lebih mudah dan berhasil guna. 5. Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah di dalam batas-batas tertentu.

D. Kinerja Sektor Publik

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi IAI, 2002:4. Kinerja biasa juga disebut performance prestasi kerja, kinerja menurut Suyadi 1992:2 adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja performance measurement adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas; efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan Robertson,2002 Sementara menurut Lohman 2003 pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi. Whittaker BPKP, 2000 menjelaskan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu alat menajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpukkan elemen pokok suatu pengukuran kinerja antara lain: 1. menetapkan tujuan, sasaran, dan stretegi organisasi; 2. merumuskan indicator dan ukuran kinerja; 3. mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi; 4. evaluasi kinerja feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas

2. Manfaat Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Sektor publik tidak bisa lepas dari kepentingan umum sehingga pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik. Sementara dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI perspektif internal organisasi, pengukuran kinerja juga sangat bermanfaat untuk membantu kegiatan manajerial keorganisasian. Berikut manfaat pengukuran kinerja baik untuk internal maupun eksternal organisasi sektor publik BPKP,2000. 1. memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja; 2. memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati; 3. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja; 4. memberikan penghargaan dan hukuman yang obyektif atas prestasi pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati; 5. menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi; 6. mengidetifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi; 7. membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah; 8. memastikan bahwa pengambilan keputusan dikasanakan secara obyektif; 9. menunjukan peningkatan yang perlu dilaksanakan; 10. mengungkapkan permasalahan yang terjadi.

E. Value For Money

Value for Money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Value for Money memfokuskan pemeriksaan pada tindakan dan kejadian ekonomi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Definisi audit kinerja menurut Malan Mardiasmo 2002:179-180 adalah suatu proses sistimatis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, agar dapat melakukan penilaian secara indipenden atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan keputusan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak- pihak pengguna laporan tersebut, menurut Mardiasmo 2002:5 secara skematis Value for Money dapat digambarkan sebagai berikut. Ekonomi Efektivitas Output Input Nilai Input Rp Outcome Efisiensi Gambar 2.1 Skematis Value for Money 1. Ekonomi Ekonomi berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dengan kuantitas dan kualitas tertentu pada harga yang paling rendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir sumber-sumber input yang digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. 2. Efisiensi Menurut Anthony 1993:203 efisiensi adalah perbandingan antara keluaran dan masukan, atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari suatu unit input yang digunakan. Berhubungan erat dengan konsep efektivitas, yaitu rasio yang membandingkan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dilakukan secara efisien apabila suatu target kinerja tertentu outcome dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan biaya yang serendah-rendahnya. Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisien, jika pusat pertanggungjawaban tersebut: 1 menggunakan sumber atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran yang lebih besar; 2 menggunakan sumber atau biaya atau masukan sama untuk menghasilkan keluaran yang lebih besar. Pada kebanyakan pusat pertanggungjawaban, pengukuran efisiensi dapat dikembangkan dengan cara membandingkan antara kenyataan biaya yang digunakan dengan standar pembiayaan yaitu gambaran tingkat biaya tertentu yang dapat mengekspresikan berapa besar biaya yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah keluaran tertentu. Menurut Mardiasmo 2002:4 efisiensi merupakan perbandingan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI