1. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian Pendapatan Asli Daerah menurut Azhari 1995: 51 adalah sumber-sumber pendapatan daerah yang dihasilkan oleh daerah yang
bersangkutan dan merupakan pendapatan daerah yang sah. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 adalah penerimaan yang
berasal dari sumber-sumber pendapatan daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba BUMD, penerimaan dari dinas-dinas, dan
penerimaan lain-lain serta penerimaan pembangunan pinjaman daerah. Pendapatan Asli Daerah Devas 1989:31 adalah Pemerimaan dari
pungutan pajak daerah, pungutan jasa layanan, iuran dari penerimaan lain dinas, laba dari perusaaan daerah dan penerimaan dari pembangunan yang digali atau
dihasilkan oleh daerah yang bersangkutan. Pendapatan Asli Daerah sangat diharapkan dapat sebagai penyangga utama dalam membiayai urusan rumah
tangga daerah. Semakin banyak kegiatan daerah yang dibiayai oleh PAD, berarti semakin tinggi kualitas otonomi daerah sehingga akan memperkuat posisi
keuangan daerah. Pendapatan Asli Daerah PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun sumber sumber PAD
berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang No.33 Tahun 2004 adalah sebagai berikut.
a. Pajak Daerah Local Tax
1. Pengertian Pajak Daerah Pajak daerah menurut Azhari 1995:41 adalah pungutan daerah yang
menurut peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Menurut Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 dan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000, tentang pajak dan retribusi. Pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi dan Badan Kepala Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001, tentang pajak daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah, tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan yang dipungut oleh
pemerintah daerah dan dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan tanpa imbalan langsung.
Ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Pajak dipungut berdasarkankekuataan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya yang dapat dipaksakan;
2 Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah;
3 Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;
4 Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, bila dari pemasukannya masih terdapat suplus, dapat digunakan untuk membiayai
publik invesment; 5 Pajak dapat juga mempunyai tujuan yang tidak mengatur.
Pajak daerah dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu pajak daerah yang ditetapkan melalui peraturan daerah dan pajak negara yang
pengelolaannya dan penggunaannya diserahkan kepada daerah. Pungutan ini dikenakan kepada semua objek pajak seperti orang atau badan dan benda
bergerak atau tak bergerak. 2. Dasar Hukum
Dasar hukum tentang pajak daerah adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak dan retribusi daerah, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 tahun 1999 tentang sistem dan
prosedur administrasi pajak daerah, retribusi daerah, dan penerimaan pendapatan lain-lain. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
1999 tentang perimbang keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Dana bagi hasil Berdasarkan pasal 11 ayat 1 sampai dengan 3 Dana Bagi Hasil diatur
sebagai berikut. 1 Pajak
a. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB, dengan pembagian 10 untuk pemerintah pusat dan 90 untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut.
9 16.2 untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disetorkan ke rekening kas daerah propinsi;
9 64.8 untuk daerah kabupatankota yang bersangkutan dan disetorkan ke rekening kas kabupatenkota;
9 9 untuk biaya pemungutan dan disetorkan ke rekening kas negara dan kas daerah.
b. Bagian daerah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dengan pembagian 20 untuk pemerintah pusat dan 80 untuk
pemerintah daerah. Bagian daerah dari penerimaan Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah sebagai berikut:
9 16 untuk daerah propinsi yang bersangkutan dan disetorkan ke rekening kas daerah propinsi;
9 64 untuk daerah kabupatankota yang bersangkutan dan disetorkan ke rekening kas kabupatenkota.
c. Bagian daerah dari Pajak Penghasilan PPh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI