Pembuatan kuisioner Tata Cara Penelitian 1. Analisis situasi

35 dalam mengukur sesuatu berulangkali, alat ukur tersebut memberikan hasil yang sama, dengan syarat kondisi saat pengukuran tidak berubah. Kuisioner dikatakan tepat apabila pertanyaan tersebut mudah dimengerti dan terperinci. Suatu alat ukur dikatakan homogen apabila pertanyaan- pertanyaan yang dibuat untuk mengukur suatu karakteristik mempunyai kaitan yang erat satu sama lain Adi, 2004. Uji reliabilitas dalam penelitian ditinjau dari segi pemahaman bahasa dari kuisioner apakah sudah dimengerti oleh responden atau belum. Dilakukan dengan cara mengujikan kuisioner pada responden sebagai uji coba. Selama uji coba, peneliti mendampingi responden saat proses pengisian kuisioner, untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari kuisioner dan melihat item pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Berdasarkan hasil uji coba, ada beberapa item pertanyaan yang belum dapat dimengerti oleh responden. Hasil ini kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk dilakukan beberapa perbaikan.

3. Pembuatan leaflet

Leaflet adalah salah satu bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat Notoatmodjo,1993. Leaflet berfungsi sebagai media pemberian edukasi tentang PMS pada responden yang berisi tentang hal-hal yang terkait dengan PMS. Media edukasi dibuat semenarik mungkin, jelas, singkat, dan lengkap dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subjek penelitian sehingga diharapkan timbul kesadaran dari responden akan bahaya PMS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

4. Penyebaran kuisioner

Dalam penelitian ini, penyebaran kuisioner tidak dilakukan oleh peneliti sendiri karena peneliti tergabung dalam satu tim penelitian yang terdiri dari 5 orang dengan tema yang berbeda, tetapi subjek penelitian sama. Kuisioner disebarkan di 3 lokasi yang berbeda yaitu, responden di lokasi Pasar Kembang dan responden di lokasi Badran dan jalan Magelang. Penyebaran kuisioner di lokasi Pasar Kembang dilakukan oleh peneliti bersama dengan Severina Sri Haryuni Wiratwanti, sedangkan lokasi Badran dilakukan oleh Themy Roestian Lavatinova dan Ferawati Klaudia Ida, untuk lokasi jalan Magelang dilakukan oleh Vincensius Anjar Trilaksono. Penyebaran kuisioner dilakukan 2 kali pada subjek uji yaitu: sebelum pemberian edukasi pretest dan setelah pemberian edukasi posttest dengan kuisioner yang sama. Pemberian pretest untuk lokasi Pasar Kembang dimulai pada pertengahan bulan Oktober hingga awal bulan November 2006, sedang pemberian posttest dilakukan pada akhir bulan Desember. Peneliti bersama dengan Severina menyebarkan kuisioner pada 50 responden di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta. Kuisioner yang didapatkan kembali oleh peneliti sebanyak 50, karena kuisioner diberikan secara personal dan peneliti mendampingi responden pada saat pengisian kuisioner untuk menghindari kesalahan-kesalahan saat pengisian kuisioner. Perbedaan fokus penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Severina yaitu pada penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi tentang PMS terhadap ketaatan pengunaan kondom, sedangkan penelitian 37 yang dilakukan oleh Severina difokuskan pada pengaruh edukasi tentang PMS terhadap kerasionalan penggunaan antibiotika.

5. Pemberian edukasi

Edukasi dilakukan untuk memberi pengetahuan tentang PMS melalui media edukasi yang berupa leaflet. Pemberian edukasi dilakukan setelah responden mengisi kuisioner pretest. Peneliti mulai memberikan edukasi pada awal bulan November hingga mendekati akhir Desember. Edukasi disampaikan secara personal atau kadang-kadang secara berkelompok dan dilakukan secara berulang-ulang untuk mengingatkan responden.

6. Wawancara terstruktur

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan- keterangan Narbuko, 2005 dan dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar yang dibutuhkan dan berkaitan dengan permasalahan. Pada penelitian ini, wawancara berfungsi untuk mendukung hasil dari kuisioner dan melihat fenomena yang ada dalam komunitas PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta. Wawancara dilakukan pada tahap setelah pengisian pretest dan sebelum diberi edukasi, tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana para PSK di lokasi Pasar Kembang tahu tentang PMS. Peneliti melakukan wawancara secara personal dan jauh dari kesan formal, tetapi tetap dalam kerangka yang sudah ditentukan. 38

7. Pengolahan data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menjumlahkan angka dari setiap item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh responden, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik yang tepat. Selain itu, peneliti mengelompokkan item pertanyaan dalam kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu variabel pengetahuan dan variabel sikap. Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase dan dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif.

8. Analisis data penelitian

Analisis data menggunakan dua metode, yaitu metode statistik parametrik dan metode statistik deskriptif. Metode statistik parametrik menggunakan Paired Sampel T Test dengan taraf kepercayaaan 90 yang bertujuan untuk melihat signifikansi perubahan nilai pengetahuan dan sikap pada responden di lokasi Pasar Kembang tentang PMS dengan membandingkan hasil data pretest dengan hasil data posttest. Uji normalitas data dilakukan dengan program statistik menggunakan uji Kolmogorov Smirnor. Distribusi data dikatakan normal bila nilai Asymp.Asg lebih besar dari 0,1 dan analisis selanjutnya dapat menggunakan metode uji hipotesis Paired Sampel T Test. Hasil uji normalitas diperoleh nilai Asymp.Asg lebih besar dari 0,1 yaitu sebesar 0,12. Hal ini berarti bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal sehingga metode uji hipotesis Paired Sampel T Test dapat digunakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual terhadap perilaku dalam penggunaan antibiotika pada pekerja seks komersial di lokasi jalanan Yogyakarta.

0 4 89

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual [PMS] terhadap pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial [PSK] jalanan Yogyakarta tahun 2006.

0 0 76

Evaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika untuk Infeksi Menular Seksual [IMS] pada tahun 2006 di kalangan Pekerja Seks Komersial [PSK] di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta.

0 1 115

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual terhadap perilaku dalam penggunaan antibiotika pada pekerja seks komersial di lokasi pasar kembang Yogyakarta tahun 2006.

0 2 142

Pengaruh edukasi tentang HIV/AIDS terhadap perilaku pekerja seks komersial jalanan Yogyakarta tahun 2006.

0 2 97

PENGETAHUAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

0 1 5

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual terhadap perilaku pada pekerja seks komersial di lokasi pasar kembang Yogyakarta tahun 2006 - USD Repository

0 0 107

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual terhadap perilaku dalam penggunaan antibiotika pada pekerja seks komersial di lokasi pasar kembang Yogyakarta tahun 2006 - USD Repository

0 0 140

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual [PMS] terhadap pengetahuan dan sikap pekerja seks komersial [PSK] jalanan Yogyakarta tahun 2006 - USD Repository

0 0 74

Pengaruh edukasi tentang penyakit menular seksual terhadap perilaku dalam penggunaan antibiotika pada pekerja seks komersial di lokasi jalanan Yogyakarta - USD Repository

0 0 87