10
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perilaku Organisasi
Menurut Robbins 2002:2, perilaku organisasi adalah studi sistematis tentang tindakan dan sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam organisasi.
Perilaku organisasi juga terkait dengan kepuasan kerja karyawan, yang merupakan sebuah sikap. Gibson et al 1992:6, perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir.
Perilaku dipandapang sebagai sesuatu yang bekerja pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Pendekatan ini memberikan kesan bahwa apabila
mempelajari perilaku keorganisasian maka perlu diidentifikasi secara jelas tingkat analisis yang sedang digunakan oleh individu, kelompok atau organisasi.
Berikutnya, perilaku keorganisasian merupakan suatu bidang interdispliner yang menggunakan prinsip, model, teori dan metode dari ilmu yang mapan.
Supaya kita dapat mengetahui tentang organisasi dan bagaimana fungsinya, maka seseorang harus mempelajarinya dan melaporkan hasilnya. Dalam mempelajari
organisasi, bagaimana mereka mempelajarinya dan dimanakah mereka melaporkan hasil dari apa yang mereka pelajari. Untuk dapat lebih menjelaskan
arti perilaku, maka pengertian perilaku organisasi dapat dilihat dari beberapa pendekatan antara lain adalah :
a. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan untuk menentukan dan mengevaluasi efektivitas didasarkan pada gagasan bahwa organisasi diciptakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Organisasi dibentuk dengan maksud mencapai tujuan. Dalam pendekatan ini gagasan bahwa organisasi maupun kelompok dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
individu itu harus dievaluasi dari segi pencapaian tujuan, telah diterima umum secara luas Gibson et al, 1992:2. Pendekatan tujuan menunjukkan bahwa
organisasi itu dibentuk dengan tujuan tertentu, bekerja secaa rasional dan berusaha mencapai tujuan tertentu yakni prinsip dasar dari masyarakat.
Menurut Frank Harison dalam Gibson et al 1992:28, menyatakan pendekatan tujuan kelihatan sederhana, tetapi mengandung juga beberapa
persolan. Beberapa kesulitan yang dikenal secara luas meliputi : 1.
Pencapain tujuan tidak dapat segera diukur pada organisasi yang tidak memproduksi barang-barang yang berwujud tangible outputs.
2. Organisasi berusaha mencapai lebih ari satu tujuan dan tercapainya satu
tujuan sering kali menghalai atau mengurangi kemampuan untuk mencapai tujuan yang lain.
3. Adanya beberapa tujuan yang harus dicapai dan disepakati oleh semua
anggota, adalah diragukan. Banyak ahli riset melakukan kesulitan untuk mendapatkan persetujuan diantaranya para manajer mengenai tujuan
khusus dari organisasi mereka. Walaupun pada pendekatan tujuan terdapat beberapa persoalan, tetapi
pendekatan itu mempuyai pengaruh yang besar sekali terhadap perkembangan manajemen dan teori serta praktek perilaku keorganisasian. Pembahasan pada
saat ini menunjukkan pentingnya tujuan organisasi dalam pengambilan keputusan strategis dan pembedaan antara memaksimumkan maximizing
goals dan mengoptimumkan tujuan optimizing goals. Pengambilan keputusan strategis memerlukan perhatian khusus terhadap tujuan organisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Pada waktu organisasi menghadapi lingkungannya karena lingkungan itu sangat tidak menentu dan bermacam-macam, maka organisasi harus puas
dengan mencapai tujuan yang mungkin tercapai dan bukannya tujuan akhir. b.
Pendekatan Sistem Pendekatan sistem memungkinkan kita menguraikan perilaku
organisasi, baik secara intern maupun ekstern. Secara intern kita dapat melihat bagaimana dan mengapa orang didalam organisasi melaksanakan tugasnya
secara individu dan secara kolektif. Secara ekstern kita dapat menghubungkan transaksi organisasi dengan organisasi atau lembaga lain. Dalam pendekatan
ini semua organisasi mendapat sumber dari lingkungan yang lebih luas, dimana organisasi merupakan bagian daripadanya, dan sebaliknya organisasi
ini menyediakan barang dan jasa yang diminta oleh lingkungan yang lebih luas itu. Para manajer harus sekaligus menangani segi-segi intern dan ekstern
dari perilaku keorganisasian. Proses yang pada dasarnya rumit ini dapat di sederhanakan, untuk keperluan analisis, dengan menggunakan konsep dasar
dan teori sisntem Dalam hubungannya dengan teori sistem, organisasi dipandang sebagai
suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan dan saling ketergantungan yang satu dengan yang lain. Arus masukan input dan
keluaran output merupakan titik bertolak dalam uraian tentang berorganisasi dengan kata-kata yang paling sederhana, organisasi mengambil sumber input
dari sistem yang lebih luas lingkungan memproses sumber ini dan mengembalikannya dalam bentuk yang sudah dirubah output.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2.2.2 Budaya Organisasi