3.2 Intensitas nyeri
Intensitas nyeri tingkat keparahan dapat dibagi menjadi: 3.2.1 Nyeri ringan
Nyeri yang timbul dengan intensitas yang ringan. Individu secara objektif mampu berkomunikasi dengan baik. Skala nyeri pada nyeri ringan
adalah ≤ 4. Pengukuran nyeri dengan menggunakan skala numerik
Backonja et al, 2010. 3.2.2 Nyeri sedang
Nyeri yang timbul dengan intensitas nyeri sedang. Pada nyeri sedang secara objektif pasien mendesis, menyeringai dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. Skala nyeri berkisar antara 5-6 dalam skala nyeri numerik Backonja
at al, 2010. 3.2.3 Nyeri berat
Nyeri berat adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang berat. Pada nyeri berat secara objektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang. Skala nyeri di atas 7, dengan skala nyeri numerik Backonja et al, 2010.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Pengukuran intensitas nyeri
3.3.1 Skala intensitas nyeri menurut Agency for Health Care Policy dan Research AHCPR. Acute Pain Management: Operative or medical
Prosedures and Trauma, 1992, dalam Brunner dan Suddart, 2001 terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Skala Intensitas Nyeri Deskriptif
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri Nyeri
nyeri berat berat tidak terkontrol terkontrol
Keterangan: Pada skala verbal: 0: tidak nyeri, 1-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-9: nyeri terkontrol, 10: nyeri hebat tidak terkontrol
Karakteristik paling subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri
sebagai yang ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan. Skala deskritif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal Verbal Descriptor Scale, VDS
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri
Universitas Sumatera Utara
terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsikan nyeri Tamsuri, 2007. b.
Skala Intensitas Nyeri Numerik
Keterangan: 0: tidak nyeri, 1-9: nyeri sedang yang kriterianya dapat ditentukan, 10: nyeri hebat tidak tertahankan
Skala penilaian numerik Numerical rating scales, NRS lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien menilai nyeri
dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik. Apabila digunakan
skala untuk menilai nyeri, maka direkomendasikan patokan 10 cm AHCPR, 1992 dalam Tamsuri, 2007.
c. Skala Analog Visual
Tidak Nyeri sangat
nyeri hebat
Keterangan: 0= tidak nyeri, 10= nyeri sangat hebat Skala analog visual Visual analog scale, VAS tidak melebel subdivisi.
VAS adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien kebebasan
penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan
Universitas Sumatera Utara
pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata
atau satu angka. Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya.
Apabila klien dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat. Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat
keparahan nyeri, tetapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk atau
menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan Potter, 2005. 3.3.2 Skala Nyeri Menurut Bourbanis
0 1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Tidak Nyeri ringan Nyeri sedang
Nyeri Nyeri
Nyeri berat
berat tidak terkontrol terkontrol
Keterangan: 0: Tidak nyeri, 1-3: Nyeri ringan: secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, 4-6: Nyeri sedang: Secara obyektif klien mendesis,
menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik, 7-9: Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi, 10: Nyeri sangat berat: Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 The Pain Numerical Rating Scale PNRSSkala Numerik
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Tidak Nyeri
Nyeri Berat
PNRS digunakan untuk ukuran intensitas nyeri segera atau sekarang. Skala terdiri dari 11 poin yang mana 0 menunjukkan “tidak ada nyeri” dan 10
menunjukkan “nyeri sangat berat”, penilaian dari 1-4 disamakan dengan nyeri ringan, 5-6 untuk nyeri sedang, dan 7-10 untuk nyeri berat Serlin dkk, 1995
dalam Harahap, 2007.
4. Hubungan Koping Nyeri dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri Kronik