perjalanan nyeri, persepsi adalah kesadaran seseorang terhadap nyeri, sedangkan reaksi adalah respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan nyeri.
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan implus melalui serabut saraf perifer. Serabut saraf memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri yang dapat berinteraksi dengan sel-sel
saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus mencapai korteks
serebral, maka otak menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam
upaya mempersepsikan nyeri Mc. Nair, 1990 dalam Potter dan Perry, 2005.
2.4 Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 2.4.1 Klasifikasi berdasarkan durasi lamanya nyeri
a. Nyeri Akut Nyeri akut terjadi secara tiba-tiba setelah terjadinya cedera atau
penyakit akut, dan tetap ada sampai periode penyembuhan terjadi Lewis et al, 2000. Nyeri akut akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
setelah keadaan pulih pada area yang rusak Potter Perry, 2006. Umumnya nyeri akut akan berkurang dalam waktu kurang dari 6 bulan
Brunner Suddarth, 2002. Nyeri akut dapat diakibatkan oleh trauma, bedah atau inflamasi,
seperti saat sakit kepala, sakit gigi, tertusuk jarum, terbakar, nyeri otot,
Universitas Sumatera Utara
nyeri saat melahirkan, nyeri sesudah tindakan pembedahan, dan yang lainnya. Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivitas system saraf simpatis
yang akan memperlihatkan gejala-gejala seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan respirasi, peningkatan denyut jantung, diaphoresis dan
dilatasi pupil. Klien yang mengalami nyeri akut akan memperlihatkan respon emosi dan perilaku seperti menangis, mengerang, kesakitan,
mengerutkan wajah atau menyeringai Prasetyo, 2010. Nyeri apabila tidak diatasi secara adekuat mempunyai efek yang
membahayakan di luar ketidaknyamanan dan mengganggu. Nyeri akut yang tidak reda dapat mempengaruhi system pulmonary, kardiovaskuler,
gastrointentestinal, endokrin, dan imunologik Benedetti et al 1984; Yeager et al, 1987 dalam Brunner Suddarth, 2002. Ini dipengaruhi juga
dengan adanya respon stress pada individu yang mengalami trauma Brunner Suddarth, 2002.
b. Nyeri Kronik Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang bervariasi, dan
biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan McCaffery, 1986 dalam Potter Perry, 2006.
Nyeri kronik dapat disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol atau pengobatan kanker tersebut, atau gangguan progresif lain, yang
disebut dengan nyeri maligna. Nyeri ini dapat berlangsung terus sampai kematian Potter Perry, 2006. Nyeri kronis bersifat konstan atau
intermiten yang bertahan selama periode waktu yang lama. Hal ini dapat
Universitas Sumatera Utara
berlangsung jauh dari waktu penyembuhan yang diharapkan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab spesifik atau cedera. Pengobatan
nyeri kronis sulit karena penyebab nyeri atau asal nyeri tersebut tidak jelas. Namun, jika berlanjut dapat menjadi gangguan utama Brunner
Suddarth, 2000. Nyeri kronis dibagi menjadi dua yaitu nyeri kronik non maligna
dan maligna Potter dan Perry, 2005. Nyeri kronis non-maligna seperti nyeri punggung bagian bawah, merupakan akibat dari cedera jaringan
yang tidak sembuh atau yang tidak progresif. Akan tetapi nyeri tersebut berlangsung terus dan sering kali tidak berespon terhadap pengobatan yang
dilakukan. Sering kali penyebab nyeri non-maligna tidak diketahui. Daerah yang mengalami cedera mungkin telah memulih sejak lama, tetapi
nyeri menetap Meinhart dan McCaffery 1983 dalam Potter Perry, 2006. Nyeri kronik non-maligna disebut juga dengan chronic benign
pain. McCaffery dan Pasero 1997 dalam dalam Prasetyo, 2010,
mengidentifikasi tiga karakteristik khusus pada nyeri kronis non-maligna yaitu: 1 nyeri ini berhubungan dengan penyebab-penyebab yang tidak
mengancam kehidupan klien, 2 nyeri kronik non-maligna tidak begitu responsive terhadap metode-metode pembebasan nyeri, 3 dapat berlanjut
pada sisa kehidupan klien. Sementara nyeri kronik maligna yang disebut juga nyeri kanker
memiliki penyebab nyeri yang dapat diidentifikasi yaitu terjadi akibat
Universitas Sumatera Utara
perubahan pada saraf, perubahan ini terjadi bisa karena penekanan pada saraf akibat metastasis sel-sel kanker maupun pengaruh zat-zat kimia yang
dihasilkan oleh kanker itu sendiri Portenoy, 2007. Penyakit-penyakit yang termasuk dalam nyeri kronik non-maligna adalah neuralgia, low back
pain, rheumatoid arthritis, ankylosing spondilitis, nyeri phantom, myofascial pain syndrome Prasetyo, 2010. Gejala nyeri kronik meliputi
keletihan, insomnia, anoreksia, penurunan berat badan, depresi, putus asa dan kemarahan Potter Perry, 2006.
2.4.2 Klasifikasi berdasarkan lokasi nyeri Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi enam
jenis, yaitu: a. Nyeri Superfisial Kutaneus
Nyeri kutaneus berasal dari kulit atau jaringan subkutan, misalnya: teriris kertas yang menyebabkan nyeri tajam dengan sedikit rasa terbakar
Kozier et al, 2010. Ada dua tipe nyeri superfisial yakni: 1 nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan dengan kualitas nyeri yang tajam dan perih dan
2 nyeri dengan onset yang lebih lambat dan terdapat nyeri terbakar. Nyeri kutaneus relative tidak sulit karena hal ini dapat langsung dirasakan
dan terlokalisasi sehingga individu dengan tepat dapat mengetahui lokasi nyeri Luckman Sorrensen, 1993.
b. Nyeri Somatik Profunda Nyeri ini berasal dari ligament, tendon, tulang, pembuluh darah,
dan saraf. Nyeri somatik profunda cenderung berlangsung lebih lama
Universitas Sumatera Utara
dibanding nyeri kutaneus Kozier et al, 2010. Nyeri somatik merupakan fenomena nyeri yang rumit, melibatkan otot dan tulang. Nyeri somatik
tidak terlokalisasi, dapat menyebabkan nausea, sering kali berhubungan dengan perubahan tekanan darah. Nyeri somatik berasal dari struktur yang
dalam dan sifatnya menyebar Luckmann Sorrensen, 1993. c. Nyeri Visceral
Nyeri viseral berasal dari stimulasi reseptor nyeri di rongga abdomen, kranium dan toraks. Nyeri visceral cenderung menyebar dan
sering kali terasa seperti nyeri somatik profunda, yaitu rasa terbakar, nyeri tumpul atau merasa tertekan. Nyeri visceral sering kali disebabkan oleh
perengan jaringan, iskemia atau spasme otot. Misalnya obstruksi usus akan menyebabkan nyeri visceral Kozier et al, 2010.
3. Intensitas Nyeri 3.1 Pengertian intensitas nyeri