Intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis Hubungan koping nyeri dan intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis

mean=1.00 dan SD=0.000. Pernyataan dengan nilai tertinggi mewakili koping nyeri penjagaan pasien terhadap penyakitnya M=17.2, SD=7.35. Pernyataan dengan nilai terendah mewakili koping nyeri latihan dan perengangan pasien terhadap penyakitnya M=32.2, SD= 4.96. Distribusi komponen koping nyeri pada pasien nyeri kronis dapat dilihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Distribusi nilai mean, standar deviasi, minimal dan maksimal komponen koping nyeri pada pasien nyeri kronis n=54. No Koping Nyeri Mean SD Min Max 1 Latihan dan peregangan 32.2 4.96 12 33 2 Mencari dukungan sosial 22 2.90 16 32 3 Pernyataan menyemangati diri sendiri 20.4 3.41 20 44 4 Penjagaan 17.2 7.35 9 36 5 Istirahat 3.7 1.45 2 7

1.3 Intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis

Intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis di RSUP H. Adam Malik Medan di identifikasi dengan menggunakan lembar intensitas nyeri. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga 37.0 intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis adalah intensitas nyeri ringan dan intensitas nyeri sedang, dan diikuti kurang dari seperempat 18.5 adalah intensitas nyeri berat. Distribusi intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis dapat dilihat pada tabel 1.4. Tabel 1.4 Distribusi frekuensi dan persentasi intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis n=54. Intensitas Nyeri Frekuensi Persentasi 1 2 3 4 Intensitas tidak Nyeri 0 Intensitas nyeri ringan 1-3 Intensitas nyeri sedang 4-6 Intensitas nyeri berat 7-9 M=3.72, SD=2.15, Min=0, Max=7 4 20 20 10 7.4 37 37 18.5 Universitas Sumatera Utara

1.4 Hubungan koping nyeri dan intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis

Sebelum menentukan uji korelasi untuk mengidentifikasi hubungan antara koping nyeri dengan intensitas nyeri, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan metode analitis Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji, didapat bahwa variable koping nyeri terdistribusi normal dengan nilai p=0.063 dan intensitas nyeri terdistribusi tidak normal dengan nilai p=0.003. Dengan hasil ini, maka uji yang dilakukan untuk menganalisa kedua variable adalah uji parametrik Korelasi Pearson. Pada analisa data hubungan koping nyeri dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis di RSUP H. Adam Malik Medan diperoleh nilai p=0.000 dan hasil kekuatan korelasi -0.48 yang artinya terdapat hubungan antara koping nyeri dengan intensitas nyeri dengan arah hubungan negatif - dan kekuatan korelasi sedang. Ini berarti bahwa pasien dengan tingkat koping nyeri yang tinggi menunjukkan intensitas nyeri yang dialami rendah. Hubungan koping nyeri dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis dapat dilihat pada tabel 1.5. Tabel 1.5 Hubungan koping nyeri dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kronis n=54. Variable Korelasi Koping Nyeri Intensitas Nyeri Koping Nyeri - r=-0.48 p=0.000 Intensitas Nyeri r=-0.48 p=0.000 - Universitas Sumatera Utara

2. Pembahasan