2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data secara kuantitatif data penelitian ini berupa angka- angka sedangkan deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa membuat kesimpulan umum Sugiyono 2014: 208. Analisis data kuantitatif
dilakukan dengan bantuan program software MicroCat Iteman versi 3.00. Software tersebut digunakan untuk menganalisis reliabilitas, daya beda,
tingkat kesukaran dan keberfungsian pengecoh. Berikut empat penjabaran singkat deskripsi analisis butir soal yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
a. Reliabilitas
Reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1 yang berarti bahwa semkin tinggi indeks reliabilitas suatu tes mendekati 1, semakin
tinggi pula ketepatannya Kusaeri dan Suprananto, 2012: 177. Koefisien reliabilitas dapat dilihat melalui koefisien Alpha pada Output
Iteman. Kriteria reliabilitas berdasarkan pendapat Basuki Hariyanto 2014: 119 seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas No
Rentang Angka Kriteria
1 0,90
– 1,00 Sangat tinggi
2 0,70
– 0,89 Tinggi
3 0,40
– 0,69 Cukup
4 0,20
– 0,39 Rendah
5 0,00
– 0,19 Amat rendah
Sumber: Basuki Haryanto 2014: 119 Kriteria reliabilitas dibedakan menjadi lima, yaitu koefisien
reliabilitas pada angka di antara 0,00 – 0,19, di antara 0,20 – 0,39, di
antara 0,40 – 0,69, di antara 0,70 – 0,89, dan 0,90 – 1,00 Basuki
Haryanto, 2014: 119. Angka di antara 0,00 – 0,19 bermakna korelasi
yang amat rendah, di antara 0,20 – 0,39 bermakna korelasi yang rendah,
di antara 0,40 – 0,69 bermakna korelasi yang cukup, di antara 0,70 –
0,89 bermakna korelasi yang tinggi, dan 0,90 – 1,00 bermakna korelasi
yang amat tinggi. Analisis reliabilitas menggunakan program ITEMAN dalam tabel 3.5 hasil output ITEMAN. Sedikit dijelaskan dalam tabel
bahwa nilai reliabilitas dapat dianalisis dengan melihat besarnya Alpha. Setelah itu kategorikan nilai Alpha termasuk dalam kategori yang mana.
c. Daya Pembeda
Daya beda adalah kemampuan suatu butir soal tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa dengan kemampuan rendah Sudijono, 2006: 385. Berdasarkan pendapat dari Sudijo di atas, peneliti setuju akan pendapat
tersebut, bahwa pengertian daya beda adalah kemampuan suatu butir soal untuk dapat membedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi
ddan siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam menjawab soal.
Tabel 3.7 Kriteria Daya Beda No
Indeks Daya beda Kriteria
1 0,00
– 0,20 Jelek
2 0,21
– 0,40 Cukup
3 0,41
– 0,70 Baik
4 0,70 - 1,00
Baik Sekali Sumber: Arikunto 2012: 218
Tabel 3.7 menunjukkan kriteria daya beda terdiri dari 0,00 – 0,20
yang bermakna jelek, 0,21 – 0,40 bermakna cukup, 0,41 – 0,70
bermakna baik, dan 0, 71 – 1,00 bermakna baik sekali. Analisis daya
beda butir soal menggunakan program ITEMAN dalam tabel 3.5 hasil output ITEMAN. Dengan melihat besarnya nilai Point Biser. Setelah itu
kategorikan nilai Point Biser. Kemudian dibuat persentase berdasarkan kategori daya beda, dan untuk lebih jelasnya setelah itu dibuat pie chart
dari hasil persentase.
d. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan pengukuran yang memberikan peluang menjawab benar karena dapat menunjukkan soal yang tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tingkat kesukaran pada Output Iteman dinyatakan dalam Prop. Correct Azwar, 2015:151. Kriteria
dalam pengujian tingkat kesukaran Rakhmat, 2001: 192 seperti pada tabel berikut ini. Tingkat kesukaran diberi simbol P yaitu merupakan
singkatan dari proporsi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.8 Kategori tingkat kesukaran No
Nilai p Kategori
1 0,00
– 0,30 Sukar
2 0,31
– 0,70 Sedang
3 0,7
– 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto 2012: 210 Kriteria tingkat kesukaran berkisar antara 0,00
– 0,30 yang termasuk sulit, antara 0,31
– 0,70 yang termasuk sedang, dan 0,71 – 1,00 yang termasuk mudah. Analisis tingkat kesukaran butir soal
menggunakan program ITEMAN dalam tabel 3.5 hasil output ITEMAN. Dengan melihat besarnya nilai Prop. Correct. Setelah itu kategorikan
nilai Prop. Correct. Kemudian dibuat persentase berdasarkan kategori tingkat kesukaran, dan untuk lebih jelasnya setelah itu dibuat pie chart
dari hasil persentase.
a. Keberfungsian Pengecoh
Efektifitas pengecoh merupakan suatu jawaban salah yang berfungsi jika dipilih secara merata oleh siswa. Arikunto 2012: 234
menyebutkan bahwa suatu pengecoh dikatakan dapat berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5 pengikut tes. Efektifitas
pengecoh pada Output Iteman dinyatakan dalam Prop. Endorsing Azwar, 2015: 151. Kriteria dalam pengujian efektifitas pengecoh
bahwa pengecoh dianggap baik jika jumlah siswa yang memilih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI