masing-masing kelompok waktu pemberian antibiotika profilaksis dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah
total kasus dan dikalikan dengan 100. c.
Cara pemberian. Cara pemberian antibiotika profilaksis terdiri dari per oral PO dan intravena IV. Persentase masing-masing kelompok cara
pemberian antibiotika profilaksis dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah total kasus dan dikalikan dengan 100.
d. Dosis pemberian. Dosis pemberian antibiotika profilaksis ditulis
berdasarkan besarnya dosis tiap jenis antibiotika profilaksis yang tercantum pada lembar rekam medis. Persentase masing-masing dosis pemberian antibiotika
profilaksis dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap dosis pemberian dibagi dengan jumlah total kasus dan dikalikan dengan 100. Pada
pediatri dilakukan perhitungan dosis menurut umur menggunakan rumus Young 8 tahun dan rumus Dilling 8 tahun.
e. Lama pemberian. Lama pemberian antibiotika profilaksis terdiri dari
pemberian 1 hari dan 1 hari. Persentase masing-masing kelompok lama pemberian antibiotika profilaksis dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus
pada tiap kelompok dibagi dengan jumlah total kasus dan dikalikan dengan 100.
4. Kesesuaian pemilihan dan penggunaan antibiotika profilaksis
Kesesuaian pemilihan dan penggunaan antibiotika profilaksis ditinjau berdasarkan pada jenis antibiotika profilaksis, waktu, cara dosis, dan lama
pemberian antibiotika profilaksis yang dibandingkan dengan WHO Guidelines for
Safe Surgery WHO, 2009, Antimicrobial Prophylaxis in Surgery Kanji, et al.,
2008, dan ASHP Therapeutic Guidelines ASHP, 2013. Persentase penggunaan antibiotika profilaksis yang sesuai maupun tidak
sesuai dengan standar tersebut dihitung berdasarkan pada jenis antibiotika profilaksis, waktu, cara, dosis, dan lama pemberian antibiotika profilaksis. Cara
perhitungannya adalah dengan menghitung jumlah kasus pada tiap penggunaan antibiotika profilaksis yang sesuai maupun tidak sesuai berdasarkan pada jenis
antibiotika profilaksis, waktu, cara, dosis, dan lama pemberiannya, dibagi dengan jumlah total kasus dan dikalikan dengan 100.
5. Faktor-faktor yang mendasari pemilihan antibiotika profilaksis
Analisis faktor-faktor yang mendasari pemilihan antibiotika profilaksis dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap Dokter Bedah yang
menggunakan antibiotika profilaksis, Kepala Instalasi Farmasi, dan Wakil Kepala Kamar Bedah. Alasan pemilihan antibiotika profilaksis disajikan dalam bentuk
narasi dengan menyertakan testimoni yang mendukung.
I. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu tidak adanya standar operasional prosedur kamar bedah di rumah sakit yang khusus mengatur operasi
apendisitis terutama tentang pemberian antibiotika profilaksis sehingga dalam pemilihan antibiotika profilaksis oleh dokter dan data hanya dapat dievauasi
dengan guideline seperti WHO Guidelines for Safe Surgery WHO, 2009, ASHP