Anatomi Apendiks Apendiks 1. Anatomi Usus Besar
risiko untuk berkembang menjadi apendisitis perforasi pada setiap 12 jam berikutnya setelah timbulnya gejala Busch, et al., 2011; Papaziogas, et al., 2009.
Perforasi atau pecahnya apendiks ini dapat memungkinkan terjadinya komplikasi seperti peritonitis umum atau abses.
Pada penderita yang diagnosisnya tidak jelas sebaiknya dilakukan observasi dulu. Pemeriksaan laboratorium dan ultrasonografi bisa dilakukan bila
dalam observasi masih terdapat keraguan. Bila terdapat laparoskop, tindakan laparoskopi diagnostik
pada kasus meragukan dapat segera menentukan akan dilakukan operasi atau tidak Smeltzer, 2009.
Operasi apendisitis terbuka dilakukan dengan membuat sebuah sayatan dengan panjang sekitar 2-4 inci pada bagian kanan bawah abdomen dan appendiks
dipotong melalui lapisan lemak dan otot apendiks atau usus buntu. Kemudian apendiks diangkat atau dipisahkan dari usus. Laparaskopi merupakan teknik yang
paling sederhana untuk penanganan apendisitis. Dokter bedah akan membuat 1 hingga 3 sayatan kecil di perut. Sebuah pipa semprot dimasukkan ke dalam salah
satu celah, dan gas CO
2
memompa abdomen. Kemudian sebuah laparascope dimasukkan ke celah yang lain. Peralatan bedah ditempatkan di bagian terbuka
celah yang kecil dan digunakan untuk mengangkat apendiks Kozar, et al., 2003.
Apenditis akut merupakan operasi bersih terkontaminasi yang artinya operasi yang dilakukan oleh ahli dibidangnya dan dalam kondisi yang terkendali
dan tanpa kontaminasi yang tidak biasa. Kontaminan yang paling umum adalah bakteri endogen dari dalam pasien. Tingkat infeksi untuk operasi ini adalah
kisaran 4 sampai 10 dan dapat dioptimalkan dengan pencegahan tertentu CDC, 2004.