1. Usia
Penelitian ini menggunakan responden wanita dewasa sehat di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman Yogyakarta dengan rentang usia
40-60 tahun. Kategori dewasa pertengahan berada pada rentang usia 40-60 tahun. Responden pada penelitian ini termasuk dalam kategori middle adulthood, dimana
periode ini adalah periode transisi antara usia dewasa dini dengan usia lanjut Santrock, 2004.
Uji normalitas pada usia responden dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk pada taraf kepercayaan 95 dengan hasil nilai signifikansi sebesar
p=0,031 sehingga dapat disimpulkan bahwa data distribusi usia responden tidak terdistribusi normal. Pada ukuran pemusatan data, hasil yang diperoleh adalah
nilai tengah usia responden 45 tahun dan ukuran penyebaran dinyatakan dalam minimum-maksimum yaitu 40-53 tahun. Distribusi data usia responden dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik distribusi usia responden
Menurut penelitian Walia et al 2014 usia merupakan salah satu faktor berkembangnya suatu penyakit. Pada penelitian ini rentang usia 40-69 tahun
memiliki risiko terjadinya peningkatan penyakit kardiovaskluar seperti hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung koroner, dan resistensi insulin. Prevalensi penyakit
kardiovaskular dapat disebabkan karena perubahan gaya hidup termasuk perubahan dalam pola diet konsumsi karbohidrat dan lemak jenuh. Faktor risiko
kardiovaskular yang lain adalah penyakit arteri koroner dan diabetes melitus, yang disebabkan karena adanya obesitas sentral, hipertensi, dislipidemia dan
pradiabetes. Penelitian tersebut sama dengan penelitian dari Ekpenyong, Akpan, Ibu, and Nyebuk 2011 yang menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus
meningkat dengan bertambahnya usia. Pada penelitian tersebut menunjukkan hasil prevalensi pada diabetes melitus pada orang dewasa dengan usia 40-60 tahun pada
laki-laki adalah sebesar 23,70 dan pada wanita sebesar 29,39. Oleh karena itu, prevalensi terjadinya diabetes melitus pada usia 40-60 tahun secara signifikan
lebih tinggi pada wanita dibandingkan pada laki-laki p=0,003. Usia dan jenis kelamin secara global dapat diidentifikasi sebagai faktor risiko diabetes melitus.
Hasil penelitian Trisnawati dan Setyorogo 2013, menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara faktor risiko usia terhadap kejadian diabetes
melitus tipe 2 dengan nilai signifikansi p=0,026. Pada rentang usia ≥45 tahun
risiko terhadap kejadian diabetes melitus yaitu sebanyak 24 orang 75. Usia 45 tahun risiko terhadap kejadian diabetes melitus adalah 7 orang 38,9,
sehingga dapat dikatakan pada penelitian tersebut rentang usia ≥45 tahun memiliki risiko lebih besar terhadap diabetes melitus tipe 2. Penelitian tersebut
dapat mendukung penelitian sekarang, dimana dengan semakin bertambahnya usia, risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti diabetes melitus akan
semakin tinggi. Hal ini dapat diperjelas lagi dengan kategori middle adulthood dimana saat seseorang sudah memasuki periode middle adulthood akan
mengalami penurunan fungsi organ dan penurunan keterampilan fisik. Peningkatan risiko diabetes seiring dengan usia, khususnya pada usia 40 tahun,
dapat disebabkan karena pada rentang usia tersebut mulai terjadi peningkatan intorelansi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya
kemampuan sel β pankreas dalam memproduksi insulin Sujaya, 2009.
2. Body mass index BMI