Diabetes Melitus tipe 2 Hemoglobin Hb

osteoarthritis, dislipidemia, dan diabetes melitus Bogchi, and Preuss, 2013; WHO, 2015; Foulds et al., 2012; Dipiro et al., 2015. Obesitas merupakan salah satu faktor predisposisi utama untuk diabetes melitus tipe 2 yang dapat menyebabkan gangguan pada sekresi insulin dan menyebabkan resistensi insulin. Obesitas dapat meningkatkan jumlah jaringan lemak, sehingga dapat memicu terganggunya kemampuan insulin untuk mempengaruhi pengambilan glukosa dan metabolismenya dengan jaringan yang sensitif dengan insulin, hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin adalah hal terpenting dari metabolik sindrom dan berkembang menjadi diabetes melitus tipe 2 Mukherjee et al 2013.

C. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan reseptor insulin yang tidak dapat berikatan dengan insulin akibat resistensi insulin, produksi insulin menurun, dan sel beta pankreas rusak. Hal ini menyebabkan penurunan transpor glukosa ke dalam hati, sel-sel otot dan sel-sel lemak. Diabetes melitus tipe 2 diawali dari sindrom metabolik. Sindrom metabolik yang terjadi mencakup obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi hiperlipidemia American Diabetes Association, 2013; Olokoba and Obateru, 2012. Diabetes melitus tipe 2 dapat disebabkan oleh faktor genetik dan pengaruh lingkungan seperti obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Obesitas dapat menyebabkan tergganggunya kemampuan kerja insulin, sehingga sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak dapat merespon insulin secara normal, akibatnya dapat meyebabkan terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi saat insulin dalam tubuh tidak dapat mengerahkan insulin yang cukup untuk konsentrasi dalam darah. Target penurunan insulin yang utama adalah pada sel hati dan sel otot Kochi, 2010. Diabetes melitus tipe 2 lebih sering dialami oleh orang dewasa dan berhubungan dengan riwayat diabetes dari keluarga, obesitas 120 berat badan ideal, serta hiperglikemia. Penderita diabetes melitus tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Kombinasi mikrovaskular terutama terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 1. Komplikasi makrovaskular antara lain hipertensi, dislipidemia, serta penyakit kardiovaskular Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005.

D. Hemoglobin Hb

Hemoglobin Hb adalah protein yang memiliki zat besi dalam jumlah yang banyak. Hemoglobin terdapat dalam sel-sel darah merah dan merupakan pigmen pemberi warna merah dan juga sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Kekurangan hemoglobin dapat menyebabkan terjadinya anemia. Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Konsentrasi hemoglobin dapat berpengaruh terhadap HbA1c terutama pada pasien dengan anemia hemolitik WHO, 2011. HbA1c adalah protein yang terbentuk atas reaksi antara glukosa dan hemoglobin dalam sel darah merah. Glukosa masuk dalam se-sel darah merah dan terglikasi dengan molekul hemoglobin. Semakin banyak glukosa dalam darah, semakin tinggi hemoglobin akan terglikasi, sehingga terjadi penumpukkan hemoglobin terglikasi dalam sel darah merah yang dapat mencerminkan kadar rata-rata dari glukosa dalam sel selama siklus hidup sel Adeoye, Abraham, Erlikh, Sarfraz, Borda, and Yeung, 2014; American Diabetes Association, 2013.

E. HbA1c