Penyerahan hasil pemeriksaan kepada responden Pengolahan Data

a. Berat badan. Responden menimbang berat badan dengan timbangan yang telah disediakan, responden harus melepas alas kaki untuk mengurangi faktor koreksi. Responden harus berdiri di atas posisi timbangan dengan posisi tegak lurus. b. Tinggi badan. Responden diukur tinggi badan dengan menempelkan meretan pada dinding datar. Responden harus melepas alas kaki untuk mengurangi faktor koreksi, berdiri tegak lurus sampai meteran menyentuh ujung kepala responden. c. Kadar Hemoglobin Hb dan Kadar HbA1c. Pengambilan darah dilakukan pada responden yang telah berpuasa 8-12 jam sebelum waktu pengambilan darah dan dilakukan oleh analis dari Laboratorium Pramita Yogyakarta.

7. Penyerahan hasil pemeriksaan kepada responden

Hasil pengukuran antropometri serta hasil analisis sampel darah dari Laboratorium Pramita Yogyakarta diberikan kepada responden. Peneliti memberikan penjelasan mengenai hasil pengukuran antropometri dan analisis darah responden serta memberikan saran untuk menjaga kesehatan, pola makan jika ditemukan hasil pemeriksaan yang tidak normal.

8. Pengolahan Data

Data yang diperoleh disusun yang sejenis untuk kemudian digolongkan ke dalam kategori yang ditetapkan, yaitu BMI, HbA1c, Hb, dan usia. Proses selanjutnya dilakukan analisis data.

J. Analisis Data

Data body mass index, HbA1c dan usia responden dihitung secara statistik dengan taraf keperayaan 95 menggunakan spss versi 17. Sebelum uji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, pada jumlah sampel 50 responden, dan menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan jumlah sampel ≤50 responden. Pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk, hal ini disebabkan karena jumlah subyek yang digunakan untuk mengolah data adalah 45 responden wanita. Setelah uji normalitas dilakukan, uji selanjutnya dilakukan uji komparatif, dimana pada uji ini diawali dengan mengelompokkan data kadar HbA1c berdasarkan nilai BMI ≥25 kgm 2 dan BMI 25 kgm 2 . Kelompok BMI tersebut diuji normalitasnya untuk melihat sebaran data dari kelompok tersebut, jika kedua kelompok data terdistribusi normal atau tersebar merata maka dilanjutkan uji t tidak berpasangan, apabila salah satu atau kedua data tersebut tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Uji komparatif pada penelitian ini menggunakan uji t tidak berpasangan untuk membandingkan dua kelompok tersebut karena data kedua kelompok terdistribusi normal. Pada uji komparatif, kelompok data dikatakan berbeda bermakna jika nilai p0,05. Tahap akhir yang dilakukan adalah uji korelasi menggunakan uji Pearson. Analisis korelasi dilakukan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pada uji korelasi menggunakan uji Pearson dikarenakan data antara