Analisis Data METODE PENELITIAN

J. Analisis Data

Data body mass index, HbA1c dan usia responden dihitung secara statistik dengan taraf keperayaan 95 menggunakan spss versi 17. Sebelum uji korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, pada jumlah sampel 50 responden, dan menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan jumlah sampel ≤50 responden. Pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk, hal ini disebabkan karena jumlah subyek yang digunakan untuk mengolah data adalah 45 responden wanita. Setelah uji normalitas dilakukan, uji selanjutnya dilakukan uji komparatif, dimana pada uji ini diawali dengan mengelompokkan data kadar HbA1c berdasarkan nilai BMI ≥25 kgm 2 dan BMI 25 kgm 2 . Kelompok BMI tersebut diuji normalitasnya untuk melihat sebaran data dari kelompok tersebut, jika kedua kelompok data terdistribusi normal atau tersebar merata maka dilanjutkan uji t tidak berpasangan, apabila salah satu atau kedua data tersebut tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Uji komparatif pada penelitian ini menggunakan uji t tidak berpasangan untuk membandingkan dua kelompok tersebut karena data kedua kelompok terdistribusi normal. Pada uji komparatif, kelompok data dikatakan berbeda bermakna jika nilai p0,05. Tahap akhir yang dilakukan adalah uji korelasi menggunakan uji Pearson. Analisis korelasi dilakukan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pada uji korelasi menggunakan uji Pearson dikarenakan data antara BMI dan HbA1c terdistribusi normal. Analisis deskriptif akan dilakukan untuk menentukan prevalensi overweight dan obesity. Tabel V. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan korelasi, nilai p, dan Arah Korelasi Dahlan, 2014 Parameter Nilai Interpretasi Kekuatan korelasi statistik 0,0 - 0,2 0,2 - 0,4 0,4 - 0,6 0,6 - 0,8 0,8 - 1,00 Sangat Lemah Lemah Sedang Kuat Sangat Kuat Arah Korelasi Positif + Negatif - Searah. Semakin tinggi variabel A, semakin tinggi variabel B. Berlawanan arah. Semakin tinggi variabel A, semakin rendah variabel B Nilai p Nilai p0,05 Nilai p0,05 Korelasi tidak bermakna Korelasi bermakna Kemaknaan klinis r yang diperoleh r minimal r yang diperoleh r minimal Korelasi tidak bermakna Korelasi bermakna

K. Keterbatasan Penelitian